Romance modern.
Kisah cinta Anne Halinger dengan Robert Anderson yang bertemu lewat perjodohan.
Anne yang berasal dari keluarga yang tidak menyayanginya. Dia dijodohkan dengan Robert yang hampir bangkrut dan tidak punya penghasilan tetap.
Namun, tiada yang tahu jadi diri Robert yang sebenarnya adalah pewaris dan CEO Black Diamond Group. Bagaimana kisah cinta dua insan ini? Akankah Anne dan Robert berbahagia?
Ikuti terus kisah mereka ya.
IG @cindy.winarto
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cindy Winarto, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 13
Anne masih bingung apa yang dibisikkan Robert ke telinga Gerry. Dia mau bertanya pada Robert, tapi diurungkannya. Tatapan Anne beralih ke indahnya kelap-kelip lampu gedung-gedung di malam hari.
Robert memandang jalanan dan ingatan Robert masih kepada kejadian di pesta tadi, kata-kata yang dibisikkannya ke Gerry.
Flash back on.
Gerry membalas ucapan Robert sambil menarik kerah tuxedo Robert, “Hei, jangan berani-berani mengejekku ya. Tempat yang pantas untukmu adalah di kakiku tahu! Dasar menantu tidak berguna, hanya menumpang hidup saja. Cih.”
Ekspresi wajah Robert tetap dingin dan datar, lalu dia maju dan berbisik pelan di telinga Gerry.
“Aku mengetahui sesuatu yang menarik tentang kecuranganmu saat memenangkan tender proyek jalan tol di Sumatera Selatan. Akan sangat menarik kalau bukti-buktinya aku serahkan ke polisi.”
Sepersekian detik kemudian, air muka Gerry tampak berubah pucat dan panik. Keringat dingin mulai bercucuran di dahinya. Gerry segera melepaskan tangannya dari kerah tuxedo Robert.
Flash back off.
Robert sudah memutuskan apa yang akan dilakukannya terhadap Gerry. Dia mengambil ponselnya dan mengirim pesan kepada Matt untuk segera melaporkan bukti kejahatan Gerry itu kepada polisi.
Robert tidak mau repot-repot meninju wajah Gerry di pesta tadi. Bila dia melakukan itu, mungkin rasa kesalnya tersalurkan segera, tapi mungkin saja habis itu dia malah ditangkap polisi dan jadi bulan-bulanan di media sosial. Biar bermain cantik sajalah, laporkan si Gerry kepada pihak yang berwajib. Perbuatan Gerry melanggar hukum dan merugikan negara ‘kan, jadi pantas bila dilaporkan ke polisi.
Selain itu, Robert juga gerah dengan tingkah laku Gerry di pesta tadi yang mencium tangan Anne. Bila pengganggu itu dipenjara, tentu tidak akan mengusik rumah tangganya lagi.
Tak sampai setengah jam, mobil Rolls Royce sudah tiba di depan rumah Anne. Setelah mengucapkan terima kasih kepada sopir, keduanya segera masuk ke dalam rumah.
Anne ingin segera mandi dan tidur saja, lelah sekali walau tadi mereka langsung pulang begitu saja. Mendadak dia ingat, kalau malam ini Robert akan tidur di kamarnya, sontak saja pipi Anne bersemu merah.
“Ah, semoga saja Robert lupa, ha-ha,” batin Anne.
Robert dan Anne segera masuk untuk membersihkan diri. Anne menyimpan gaun dan aksesorisnya yang amat mahal dan indah itu. Dia akan memakainya lagi bila ada acara pesta berikutnya. Dibuang sayang, ‘kan?
Karena mereka tadi tidak makan di pesta Gerry, maka mereka mau makan malam di rumah saja. Robert mengeluarkan tumis capcay seafood dan ayam goreng tepung dari kulkas untuk makan malam.
“Rob, tadi kamu bilang apa sih ke si Gerry, kok dia tiba-tiba langsung pucat dan diam begitu sih?” tanya Anne sambil makan.
“Tidak apa-apa, aku hanya bilang, kalau aku akan makan semua makanan pestanya bila dia masih menggodamu. Sudah, tidak usah ditanya lagi, yang penting dia tidak mengganggumu lagi,” canda Robert. Anne langsung menggeleng tidak percaya dan tidak bertanya lagi.
Selesai makan, Anne mencuci piring dan merapikan meja makan. Robert langsung pergi ke kamarnya dan mengambil bantal dan gulingnya.
Menyadari Anne yang sedang melihatnya dengan bingung, Robert segera menyahut, “Malam ini kita tidur sekamar, jangan lupa ajakanmu tadi,” kata Robert lugas. Anne masih tidak percaya akan apa yang dilihatnya dan jadi berdebar-debar sendiri.
***
Kamar Anne.
Robert tahu kebiasaan Anne yang tidur tanpa banyak sinar lampu, jadi dia menyalakan lampu kuning kecil di sudut kamar. Keduanya masih belum bisa tidur. Anne sebetulnya sudah mengantuk, tetapi dia tidak bisu tidur nyenyak karena mulai membayangkan yang tidak-tidak, seperti Robert yang akan memeluknya, menciumnya, dan …. Anne langsung menepuk kepalanya dan menggeleng-geleng berkali-kali.
Robert mengerucutkan bibirnya dan berkata, “Hei, aku tidak akan macam-macam, aku sudah mengantuk, aku tidur dulu ya.” Robert segera memeluk gulingnya dan memejamkan matanya.
Anne yang hampir tertidur, mendadak dia berkata, “Rob, apa menurutmu aku harus berhenti bekerja atau terus bekerja bila sudah punya bayi nanti?”
Robert yang sebetulnya masih tersadar penuh, menjawab, “Aku tidak memaksamu. Tapi, baiknya kamu fokus mengurus anak sambil berbisnis sendiri, kamu bisa membantu usahaku nanti.”
“Kamu mau punya berapa anak? Laki-laki atau perempuan?” ujar Anne sambil menguap.
“Dua saja cukup, laki-laki dan perempuan sepertinya bagus juga, tapi semua tergantung Tuhan yang memberikannya pada kita, aku terima saja,” jawab Robert lagi.
Robert duduk di ranjang dan mulai memijit kaki Anne pelan-pelan. Anne makin mengantuk dan tak lama kemudian dia tertidur. Robert menatap Anne dengan penuh kasih dan mengecup keningnya.
“Sabarlah, Anne. Tiba waktunya nanti, aku akan menunjukkan jati diriku kepadamu. Kamu tidak perlu capek bekerja lagi, kamu bisa melakukan hobimu, kamu bisa membantuku di Black Diamond Group nanti. Aku yakin dengan pengalaman kerjamu yang segudang itu bisa menjadi bekal yang bagus untuk bisnis kita nanti. Aku ingin kamu bahagia selalu. Hiduplah yang baik dan sehat, lahirkanlah anak-anak untukku,” batin Robert sambil mengelus rambut Anne.
Robert pun ikut tertidur. Dia belum ingin menyentuh Anne sekarang, hingga dia yakin perasaan cintanya berbalas.
***
Keesokan paginya.
Anne terbangun saat melihat sinar mentari pagi menembus jendela kamarnya. Kenapa rasanya sempit? Oh, ternyata ada tangan Robert yang memeluk pinggangnya. Anne memandang wajah Robert yang masih tidur. Wajahnya amat tampan dan manis.
Anne mengelus pelan pipi Robert seraya berkata, “Rob, suamiku yang baik. Kalau bukan karena kamu yang mengambilku dari lumpur dan menikahiku, aku tidak akan keluar dari keluarga Halinger dan tidak akan sebahagia ini sekarang. Walau hidup kita sederhana, kita bahagia. Kamu tidak pernah memaksaku melayanimu. Ini sudah saatnya aku menjadi istrimu yang seutuhnya.”
“Benarkah? Aku mau, aku mau,” kata Robert tiba-tiba sehingga mengangetkan Anne.
“Hei, ternyata sudah bangun. Kamu mau apa?” tanya Anne tertawa.
“Aku mau kamu, he-he-he,” ujar Robert malu-malu.
“Sudah ayo bangun, kita mesti belanja ke pasar,” sahut Anne seraya bangun dari ranjang.
Tiba-tiba saja, Robert menarik tangan Anne dan menariknya ke pelukannya dan berujar, “Pagi, istriku. I love you. Mulai sekarang, katakan kalau kamu mencintaiku juga, supaya bayinya cepat dikasih Tuhan.” Robert mengecup bibir Anne sekilas.
Anne yang terkejut mendapat perlakuan romantis dari suaminya, hanya bisa diam dan segera kabur dari kamar. Robert pun tidak memaksanya. Sebuah pengakuan cinta yang sederhana dan meluncur dengan ringannya dari Robert. Yah, mulai sekarang Robert akan membiasakan mengucapkan kata-kata cinta itu. Kalau soal perbuatan, tidak perlu diragukan lagi karena Robert selalu menemani Anne dan membantunya dalam kesulitan, entah Anne sadar atau tidak sadar. Bahkan PO Polaris Diamond USA adalah salah satu bentuk bantuan Robert untuk pekerjaan Anne, ‘kan.
***
Happy reading and please click like and favorit ya. Thanks all.
IG @cindy.winarto