Proses revisi. Harap maklum
Sebuah kisah yang menceritakan keponakan angkat dan om angkatnya. Semua berjalan normal pada awalnya. Namun, karna kecelakaan yang menewaskan keluarganya membuat Om angkat sangat membenci keponakan angkatnya. Tapi, tak di sangka benih-benih cinta tumbuh di hati mereka.
Kebahagian itu tidak bertahan lama. Karna suatu hari kesalah pahaman mendera hubungan mereka.
Penasaran kam? Yuks baca.
Plak, satu tamparan melayang di pipi mulus Bella hingga dia tersungkur. Bella yang bingung apa kesalahannya hanya bisa beringsut mundur.
"Ma-mas, anak kita!" Bella terisak, saat merasakan ada darah mengalir diantara kedua pahanya.
Aska menjambak rambut Bella dengan kasar, "Kau, masih berani menyebut itu anaku!" teriak Aska. Lalu dia melepaskan jambakannya dengan kasar.
Bella berjalan terseok-seok, dia takut suaminya kembali menyiksanya.
6 Tahun berlalu, mereka dipertemukan kembali dan setelah mereka bertemu kembali, Aska baru mengetahui bahwa selama ini dia telah salah paham terhadap istrinya.
Semua cara telah dia lakukan untuk mendapatkan maaf dari Bella. Namun, Bella yang sekarang bukan Bella yang dulu. Sehingga Aska harus berjuang untuk mendapatkan maaf dari Bella.
Diawal banyak bawang
Di tengah-tengah kebucinan bertebaran
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dewi kim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
eps13
🌷Aku memutuskan mengejarmu dengan cara ku. Aku tau cara ku salah, tapi aku tidak punya pilihan selain melakukannya dengan cara ku n🌷
Raditia Aska Abraham 🌹🐝
Setelah menghela napas kasar beberapa kali, dan melihat jam Bella pun mau tidak mau keluar kamarnya. Bukan kamar sih tepatnya gudang yang bahkan kamar pembantu pun lebih bagus dari pada gudang yang Bella tempati.
Ceklek.
Bella pun keluar dari kamarnya dan benar saja sumber badmood Bella sedang ada di depannya.
"Hai, apa kabar?" tanya orang itu yang tak lain adalah Anyeulir. Dia berbicara mengejek pada Bella, lalu matanya memindai penampilan Bella dengan tatapan mencela. "Lu mau kemana? mau kerja sampingan ya buat bayar kuliah?" ucap Anyeulir.
Seperti biasa, Bella pun hanya tersenyum.
"Apa kabar anyeu! gmna kuliah kamu lancar? selamat datang ya di Indonesia. Bagaimana kuliahmu mu di Korea? apa kamu mengerti yang dosen ajarkan?" Bella bicara tak kalah dengan nada mencela seperti Anyeulir "Ups aku lupa, kamu kuliah di Korea bukan karna prestasi tapi karna Koneksi. Semoga kamu sungguh-sungguh ya dengan kuliah mu." Bella tersenyum puas melihat muka Anyeulit merah padam. "Maaf ya aku pergi dulu.jika kau mau disini silahkan saja." Bella pun pergi tanpa mendengar lagi ucapan Anyeulir. Namun baru saja beberapa langkah, perkataan Anyeulir sukses membuat Bella kembali terdiam.
"Kau tidak rindu kamar mu? aku bisa membujuk ka Aska agar memperbolehkan mu masuk." Anyeulir masih mencoba memancing emosi Bella.
"Tidak. Terimakasih." Bella segera ke dapur untuk sarapan. Makanan yang Andra beri sudah ada di depan Bella. Bella pun segera memakannya. Namun lagi-lagi Anyelir datang menghampiri Bella.
Anyeulir pun menarik piring dari hadapan Bella. Bella memejamkan matanya karna merasa geram dengan tingkah Anyeulir. Namun lagi-lagi dia harus menahan diru untuk tak terpancing dengan apa yang Anyeulir lakukan.
"Wah, setaun gue ga balik ke Indo, lu udh berani ya makan enak disini. Lu ga takut ka Aska marah dan maki-maki lu kaya waktu itu?"
Bella hanya mengucapkan istighfar sebanyak- banyaknya dalam hati. Berharap mahluk astral ini hilang dari pandangannya.
Lagi-lagi, Bella pun hanya tersenyum. Dia bangkit dari kursi dan berjalan ke dapur untuk mengambil minum. Dan lagi-lagi tingkah Bella yang acuh membuat Anyeulir kesal, hingga Anyeulir meninggalkan Bella.
Melihat kondisi dapur yang sepi, Bella pun diam-diam meminum obat yang dia taruh disaku jaketnya.
"Non!" panggil bibi.
Panggilan bibi membuat Bella terkejut, dan membuat botol obat yang d tangan Bella jatuh ke wastafel.
"Non maafin bibi, gara-gara bibi obat non jatuh."
"Tidak apa-apa bi, Bella bisa beli lagi di apotek lagi." Bella memangdang botol obat yang terjatuh dengan tatapan sendu.
sebenarnya Bella sangat sedih. Obat itu adalah obat yang seharusnya Bella minum sejak awal. Baru saja Bella memakannya dua kali dan merasa baikan setelah meminum obat tersebut, tapi sekarang Bella harus rela merasakan lagi sakit, karna Bella tidak mungkin mampu membeli obat itu.
"Non. Bibi cuman mau bilang, ada taxi online yang nunggu non didepan,."
Ucapan Bibi membuat Bella terkejut, karna dia sama sekali tak memesan taxi online "Hah! siapa yang pesen bi?" tanya Bella mengernyit heran.
"katanya mau menjemput nona Bella."
Bella bertanya-tanya dalam hatinya, siapa yang memesan taxi online. Sebenarnya Bella ketakutan jika memakai taxi online, karna jarak rumah dan rumah sakit sangatlah jauh. Bella takut uangnya akan habis hanya untuk membayar taxi online. Tapi dia tak punya pilihan lain karna taxi onlinenya sudah ada depan rumah.
"Bi, Bella pergi dulu ya. Asallamualikum." Pamit Bella.
"Waaalaikum salam."
Semua kejadian didapur tak lepas dari pandengaran Aska. Aska yang baru saja akan mengambil air dari kulkas. Tapi langkahnya terhenti saat mendengar perdebatan Anyeulir dan Bella.
Saat berjalan keluar dari gerbang rumahnya, mata Bella melihat mobil yang sedang terparkir didepan gerbang.
Bella pun mengetuk kaca jendela dan supir pun langsung membukanya.
"Maaf pak. Saya tidak memesan taxi online
Jadi mungkin bapak salah alamat. mungkin yang di maksud adalah Bella yang lain," ucap Bella.
"Tidak neng. ini alamatnya. Apa neng yang bernama Isabella Zachary?" tanya supir tersebut. "Ongkosnya juga sudah di bayar neng," ucap supir lagi.
Bella pun bisa bernapas lega dan dia segera masuk ke dalam mobil.
"Ah mungkin ka Andra yang memesan," ucap Bella dalam hatinya.
Bella pun mengirimkan chat kepada Andram
Bella: "Asalamualikum ka Andra. Terimakasih sudah memesankan taxi online untuk bella," tulis Bella dalam pesannya.
Andra yang mendapat chat dari Bella tersenyum. Karna Andra bukanlah orang yang memesan taxi untuk Bella, dan Andra tau siapa yang memesankannya. Siapa lagi kalau bukan Aska.
Sebenarnya ketika Aska menanyakan pada Angga tentang kondisi Bella. Angga langsung menelpon Andra. Angga mengatakan bahwa Aska sudah tau tentang Bella yang mendonorkan ginjalnya. Dan Andra yakin jika sahabat sekaligus bosnya sedang memulai Pendekatan lagi dengan Bella.
Sedangkan Aska, sewaktu Bella meminta Andra memajukan jadwal cuci darahnya, Andra menelpon Angga dengan suara keras hingga aska mendengarnya. Dan memang betul Aska yang memesan taxi online untuk Bella. Karna Aska tidak tau kapan Bella berangkat jadi Aska menyuruh supir untuk siaga menunggu didepan rumah. Dan tentu Aska membayarnya berkali-kali lipat.