NovelToon NovelToon
FIGHT Or FLIGHT

FIGHT Or FLIGHT

Status: sedang berlangsung
Genre:Romansa Fantasi / Crazy Rich/Konglomerat / Cinta Seiring Waktu / Keluarga / Romansa
Popularitas:648
Nilai: 5
Nama Author: Jmath

Bisakah aku memilih antara Pertarungan atau pelarian?ataukah jalan takdirku sudah harus memilih pelarian?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jmath, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

CHAPTER 32 CAUGHT

Hubunganku dan Anya sudah menginjak dua tahun, dan selama itu pula keluarga besar kami belum ada yang mengetahui nya. Meskipun aku yakin bahwa Paman Jeano pasti sudah mengetahui hubungan kami dari Awal. Aku tidak pernah sekalipun tidak menyadari bahwa Setiap aku berdua dengan Anya akan ada seseorang yang mengamati kami. Tapi tidak mungkin aku memberitahukan ini pada Anya. Pasti dia akan khawatir.

Seperti biasanya, dua tahun ini kami habiskan dengan bersama. Dengan jadwal perkuliahan kami yang kami buat agar berbarengan satu sama lain. Banyak pertandingan yang kami ikuti di dua tahun ini, meskipun tidak banyak pertandingan yang Anya ikuti karena aku melarang nya untuk ikut serta. Aku tidak ingin ia membahayakan diri nya sendiri.

Selama itu pula teman-teman ku tau hubungan ku dengan Anya. Vemas dan Ardhen tidak begitu mempersalahkan nya, Karena mereka lebih mengenal Anya terlebih dahulu. Sedangkan Todh tidak banyak berkomentar soal itu, Ia sedari dulu sudah tau jika lambat Laun aku dan Anya pasti akan saling jatuh cinta. Todh hanya menyuruhku bersabar akan Sifat Anya, tak lupa juga ia menyuruh kami untuk memberitahukan hubungan kami pada paman Jeano.

Sesuai Janjiku pada mereka, saat mereka memergoki kami berpegangan tangan saat dikampus, mereka langsung menebak bahwa ada sesuatu yang kami sembunyikan.

Kami mentraktir mereka dengan uang yang didapat dari hasil pertandingan. Aku sangat senang ketika teman-temanku mendukung hubunganku dengan Anya.

Liburan kemarin Anya sudah kuperkenalkan dengan Ayah angkatku, aku juga sudah mengajak nya berlibur di pulau Valentia. Mengenalkan keseharian ku disana dan mengenalkan nya pada Tomy, sahabat ku.

Anya sangat senang ketika aku mengenalkan nya kepada beberapa nelayan yang sering menyewa perahu Ayah angkatku.

Belum ada seminggu berlibur dipulau Valentia, hampir seluruh penduduk sekitar sudah mengenal nya. Sifatnya yang humble dan cepat akrab dengan orang lain membuat nya disayang oleh warga sekitar. Bahkan ada yang meminta nomor ponselnya untuk bertukar kabar.

Tahun ini tidak ada perkuliahan yang kami jalani, tetapi diisi dengan kegiatan magang yang akan kami jalani sekitar tiga bulan ke depan. Kami melaksanakan magang ini ditempat yang berbeda.

Aku mendaftar di perusahaan Kakek bersama Anya, sedangkan Todh, Vemas dan Ardhen masing-masing magang di perusahaan keluarga mereka.

Meskipun kami sedang melakukan magang, tiap satu Minggu sekali kami agendakan untuk berkumpul.

Aku dan Anya ditempatkan di bagian berbeda di perusahaan Kakek. Aku dibagian departemen pengembang bisnis sedangkan Anya pada Departemen bagian Akuntansi.

Departemen kami ada 17 Lantai. Aku bekerja satu departemen dengan paman Jeano yaitu di lantai 14 sedangkan departemen Anya berada di Lantai 21.

Kami selalu berangkat dan pulang bersama, bahkan istirahat pun kami habiskan bersama.

Seperti hari ini, aku mendapatkan tugas tambahan dari paman Jeano dan akan terlambat pulang. Tidak lupa aku menghubungi Anya terlebih dahulu agar tidak menunggu ku.

Drrrt...bunyi ponselku. Panjang sekali umur Anya. Dia sudah menelepon ku terlebih dahulu.

"Liam,,,Aku sudah siap nih". Anya mengabariku sambil membereskan sesuatu di mejanya. Aku mendengar bunyi grasak-grusuk di telepon nya.

"Maafkan aku Nya, Paman Jeano memberikan tugas tambahan dan aku belum menyelesaikan nya. Bisakah kau pulang dengan Todh saja, nanti akan ku hubungi Todh setelah ini". Ujarku pada Anya.

"Aku mau bareng km aja, nanti kalo sudah sepi di departemen mu aku temani kau lembur yah". Pinta Anya.

"Siap.. sayang. Aku tunggu kau disini. Nanti aku kirim pesan yah nanti". Ucapku. Aku mematikan sambungan telepon dari Anya dan melanjutkan pekerjaan ku yang belum selesai.

Para pegawai di departemen ku satu persatu mulai berpamitan padaku. Butuh sekitar sepuluh menit mereka mengosongkan ruangan ini. Tinggal satu yang tersisa, yaitu Paman Jeano, Aku melihat dia masih sibuk menandatangani beberapa berkas.

Aku masih berkutat membuat grafik pemasaran yang akan kami presentasikan dua hari lagi, aku membuat cukup serius karena kali ini Paman Jeano ingin mengetahui seberapa besar kinerja ku untuk perusahaan.

Tuk tuk tuk...bunyi sepatu Paman Jeano. Dia menghampiri mejaku secara membawa satu buah map digenggaman nya.

"Liam, Aku akan pulang sekarang, Lanjutkan besok saja. Ini sudah pukul tujuh. Aku tidak mau Ayah Memarahi ku karena membuat kau pulang larut". Usai mengatakan hal tersebut paman menuju lift.

"Baik paman". Jawabku. Aku mengirimkan Anya pesan dan memberikan tahukan bahwa aku telah sendirian di ruangan ku.

Tidak ada satu menit Anya membalas pesanku. Dia Mengatakan akan segera menemuiku. Aku berinisiatif menunggu nya di depan Lift. Waktu terlama kami tidak bertemu selama pacaran.

Anya muncul dua menit kemudian saat lift terbuka. Aku merentangkan tanganku untuk memeluknya. Tak lupa aku bubuhkan kecupan singkat di keningnya. Anya bergelenyot manja di samping ku. Kami pun berjalan menuju meja tempat ku Bekerja.

Saat kami baru melangkah, ternyata didepan kami sudah ada Paman Jeano yang melihat kami. Dia berdiri mematung dan matanya tidak lepas menatap Anya yang merangkul tanganku.

"Bisakah kalian menjelaskan padaku apa yang sedang terjadi". Anya langsung melepaskan rangkulannya padaku. Ia langsung bersujud didepan Kaki Ayahnya itu.

"Aku.. aku bisa menjelaskannya Ayah, tolong jangan marahi Liam, aku mohon Ayah". Aku melihat mata Paman Jeano yang semakin merah, tangannya terkepal kuat.

"Aku tidak bertanya padamu Anya". Ucap paman Todh marah. Anya menatap ku sendu.

"Aku bisa menjelaskan nya paman, tolong jangan marah pada Anya". Pintaku pada Paman.

"Aku tunggu kau dirumahku pukul sembilan malam ini". Paman Jeano berjalan melewati ku. Ada amarah yang terpancar dari matanya. Aku yakin setelah ini akan ada beribu pertanyaan yang disampaikan nya padaku.

Aku merangkul Anya, Ia menangis tersedu-sedu dibahu ku. Aku juga merasa sama takutnya dengan Anya.

Aku membujuk Anya agar ia menghentikan tangisannya itu.

"Sudah Anya, kita harus sama-sama kuat. Mungkin sudah waktunya kita berterus terang pada Keluarga kita. Jangan terus menangis ya sayang". Ucapku pada Anya.

1
Mewawa
♥️♥️
Lia Lia
kurang tanda seruu🤗
🐌KANG MAGERAN🐌
semangat
🐌KANG MAGERAN🐌
aku bantu koreksi atas permintaan si penulis ya🙏
🐌KANG MAGERAN🐌
semangat
🐌KANG MAGERAN🐌
itu habis titik lupa di spasi say
🐌KANG MAGERAN🐌
ratu r nya besar nggak sih?
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!