NovelToon NovelToon
Transmigrasi Ilona

Transmigrasi Ilona

Status: tamat
Genre:Teen / Romantis / Tamat / Balas Dendam / Peningkatan diri-peningkatan identitas/sifat protagonis / Teen Angst / Transmigrasi
Popularitas:933.2k
Nilai: 4.9
Nama Author: Aquilaliza

Ilona, gadis jalanan yang tidak pernah merasakan kasih sayang orang tua. Kehidupan jalanan memaksanya menjadi gadis kuat dan pemberani. Berbeda dengan Ayyara, seorang gadis culun yang selalu menjadi sasaran bully di sekolahnya. Selain penampilannya yang culun dan dianggap jelek, dia sedikit gagap saat berbicara. Bahkan kakak dan sepupunya tidak suka padanya.

Hingga suatu hari, terjadi kecelakaan yang membawa perubahan dalam hidup keduanya. Ilona terbangun dalam raga Ayyara. Kecelakaan itu mengubah semua jalan hidup keduanya. Ilona yang tidak memiliki orang tua dan kehidupannya yang susah, berubah mendapatkan kasih sayang orang tua dan kehidupan layak. Dan Ayyara, dia berubah menjadi gadis yang tak mudah ditindas.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aquilaliza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ayyara Dijebak

Kenzo baru saja tiba di sekolah. Vanya yang melihat Kenzo memarkirkan motor segera menghampirinya. Gara-gara Ayyara, terjadi perang dingin antara dirinya dan Kenzo beberapa hari ini. Sekarang, dia harus memperbaiki semuanya.

"Kak! Aku bawain sarapan. Yuk, sarapan sama-sama." Ujar Vanya sambil menarik tangan Kenzo.

Cowok itu menatapnya. Wajahnya terlihat datar tanpa ekspresi. Akan tetapi, dia juga tidak ingin perang dingin antara mereka berlangsung lama.

"Ayo!" Ujarnya, berjalan menuju kelas dan membiarkan Vanya ikut bersamanya.

Vanya tersenyum senang. Saat tak sengaja bertemu Ayyara yang baru keluar kelas, Vanya menyunggingkan senyum mengejeknya. Dia juga semakin mengeratkan pelukannya di lengan Kenzo.

"Dih, gila tu orang! Dia pikir gue cemburu apa?" Gumam Ayyara, menunjukkan ekspresi jijiknya.

Sementara Vanya, dalam hatinya begitu bahagia karena dirinya dan Kenzo sekarang baikan. Tapi, dia masih belum membalas Ayyara mengenai masalah di kantin. Dia akan pastikan cewek itu menerima akibatnya karena menyebabkan ia dan Kenzo perang dingin.

Jam-jam pelajaran berlalu dengan cepat. Tak terasa, bel pulang sudah berbunyi. Ayyara segera menuju belakang sekolah, tepatnya di sebuah gudang. Entah apa yang Vanya dan Elen rencanakan, dia tidak tahu. Yang jelas ia tidak akan tinggal diam jika mereka berulah.

Huufth... Gudang lagi gudang lagi. Suka banget tu orang-orang jail ngajak gue ke gudang.

Ayyara berdiri menatap pintu gudang. Gudang ini benar-benar tertutup. Jendelanya di letakkan cukup tinggi. Mungkin pihak sekolah tidak ingin siswa-siswa nakal merusaknya.

"Vanya! Dimana lo?" Ayyara menatap sekeliling. Namun tak menemukan Vanya maupun Elen.

"Gue sama Elen di dalam, masuk aja."

Segera Ayyara mendorong pintu dan masuk. Tidak ada siapa-siapa di dalam. Tiba-tiba saja ada yang mendorongnya, dan pintu ditutup.

Brakkk...

Ayyara segera menuju pintu. Ia menggedor-gedor pintu tersebut dan berusaha membukanya. Namun, pintu tersebut terkunci.

"Anjir! Gue di jebak. Dikunci lagi." Umpat Ayyara.

"Woy, Vanya! Elen! Buka pintunya! Awas aja lo berdua. Keluar dari sini, gue balas lo!" Teriak Ayyara.

"Coba aja!" Balas Vanya.

"Gue kasi tau sama lo. Disini jarang ada yang lewat. Penjaga sekolah juga jarang kesini. Ini tempat kurungan buat anak-anak bandel! Berdoa aja semoga ada yang kemari, terus tolongin lo." Ujar Elen.

"Kita pergi dulu. Bye, Ayya." Ujar Vanya dan Elen, lalu bergegas pergi dari tempat itu.

"Silan lo berdua!" Gumam Ayyara.

Ayyara mendesah lelah. Ia berharap ada kursi atau meja yang membuatnya bisa memanjat dan keluar lewat jendela. Tapi, itu tidak mungkin. Ruangan tersebut terlihat begitu luas tanpa benda apapun selain lemari kayu tua yang sudah rapuh.

"Bagaiamana caranya gue bisa keluar? Benar-benar membosankan ada disini. Selain sangat kotor, disini juga pengap. Jendala setinggi itu, bagaimana cara membukanya?" Ujar Alula.

"Benar-benar tempat kurungan." Gumam Ayyara.

Ayyara terus memikirkan caranya untuk keluar. Seulas senyum muncul saat sebuah ide terlintas di otaknya. Ayyara mendekat ke lemari. Ia membukanya dan menemukan speaker bluetooth mini.

"Jadi, mereka ngejebak gue pake benda ini? Merekam suara dan menyambungkan ke speaker ini? Benar-benar gila! Gue beri pelajaran sama lo berdua nanti!" Gumam Ayyara.

"Tapi, bagus juga ada benda ini. Gue bisa pake ini buat mecahin kaca jendela. Ga usah repot-repot ngerusak lemari ini." Lanjutnya.

Ayyara berdiri menatap lurus ke arah jendela. Ia lalu mengarahkan speaker tersebut ke arah jendela dan melemparnya.

Prakk... Lemparan pertama, masih gagal. Kaca jendela hanya retak. Ayyara memungut speaker tersebut lalu melemparnya lagi.

Praakkk... Kaca jendela pecah, terjatuh dan berhamburan di tanah. Sebagian kecil di lantai ruangan.

Akhirnya berhasil juga.

Ayyara menarik nafasnya. Ia akan berusaha melompat setinggi mungkin agar bisa meraih jendela tersebut. Ayyara memundurkan langkahnya, kemudian berlari dan melompat dengan tangan yang terangkat agar bisa meraih kusen jendela. Ia tidak peduli tangannya yang tergores oleh beling yang tertahan di kusen tersebut. Dia terus berusaha dan mencobanya beberapa kali.

Sementara di gedung sekolah, Deon, Gian dan Kenzo terus mencari Ayyara. Mereka keluar masuk seluruh kelas dan juga toilet. Tapi, tetap saja tidak menemukan Ayyara. Bahkan, pak Tanto pun ikut mencarinya.

"Gimana Den? Udah ketemu neng Ayya nya?" Tanya Pak Tanto.

"Belum pak." Balas Deon.

"Aduh, gimana ini Den? Saya takut tuan ngamuk lagi, Den."

Gue juga takut, Pak! Batin Deon Gian bersamaan.

Pak penjaga gerbang yang baru saja dari toilet dan tak sengaja mendengarnya pun menghampiri mereka. "Maaf ya saya ikut campur. Tadi, saya liat neng Ayya ke arah sana."

"Ke arah sana, pak? Ke arah ruang hukuman?" Penjaga gerbang itu mengangguk, mengiyakan perkataan Kenzo.

"Ngapain si Ayya ke sana? Ck. Ngerepotin aja tu anak." Ujar Gian.

"Ayo, kesana! Pak Tanto disini aja. Biar kami bertiga yang kesana. Ayo!" Ucap Deon.

Ketiga cowok itu segera berlari ke arah tempat hukuman. Jaraknya cukup jauh dari gedung sekolah. Ruangan itu terpisah sendiri dari gedung sekolah.

Ketiga cowok itu mengedarkan pandangan saat sampai. Mata mereka terbelalak saat melihat pecahan kaca yang berserakan di tanah. Tak lama sebuah tas terlempar dari dalam. Mata mereka semakin terbelalak saat mengenali tas tersebut.

"Tasnya Ayya." Gumam ketiga cowok itu bersamaan.

Mereka sama-sama menatap ke arah jendela. Disana, mereka melihat kepala Ayyara mulai terlihat. Gadis itu terus berusaha, menekan tangannya pada kusen jendela dan memanjat tembok. Hingga akhirnya ia berhasil menaikkan seluruh badannya, lalu melompat dari jendela. Beruntung, sepatunya cukup kuat dan tak bisa ditembus pecahan kaca.

"Gila!!" Ketiga cowok itu kembali bergumam. Mereka tidak menyangka, Ayyara bisa melakukan hal itu.

Ayyara meraih tasnya, lalu menggendongnya di bahu sebelah kiri. Mengabaikan tangannya yang mulai berdarah. Ia berjalan mendekati ketiga cowok itu.

"Lo ga papa?" Kenzo terlihat khawatir pada Ayyara.

"Ini semua karena cewek lo!" Jawab Ayyara. Ia menatap kedua saudaranya. Dia tersenyum getir dalam hati. Keduanya seperti orang asing, diam seolah dia bukan siapa-siapa mereka.

"Tangan lo terluka. Biar gue obatin." Kenzo meraih tangannya namun di tepis oleh Ayyara.

"Ga usah. Gue bisa sendiri." Ayyara langsung pergi meninggalkan ketiga orang tersebut.

"Gila! Ayya sekarang beda." Gumam Gian. Sementara Kenzo, dia segera berlari mengejar Ayyara.

"Masih mau bengong lo? Ayo!" Ujar Deon, langsung menarik seragam Gian.

Ayyara menghampiri Pak Tanto yang terduduk di pos penjaga bersama penjaga gerbang.

"Neng," Pak Tanto menyapanya. Ayyara membalasnya dengan tersenyum, lalu ikut duduk bersama Pak Tanto dan Pak penjaga. Tak lama, Kenzo muncul, lalu Deon bersama Gian.

"Tangan lo harus diobatin." Ujar Kenzo, masih berusaha membujuk Ayyara.

"Pak, bawa kotak p3k kan?"

"Iya, neng."

"Tolong ambilin, pak." Pak Tanto segera mengambil kotak p3k dan memberikannya pada Ayyara. Namun, Kenzo merebutnya dan duduk di sebelah Ayyara.

"Gue yang obatin." Ujar Kenzo.

"Gue bisa sendiri!" Ayyara merebutnya kembali. Akan tetapi, kotak tersebut tak bertahan lama di tangan Ayyara. Deon yang merebutnya.

"Gue yang obatin!" Putus Deon dengan suara dinginnya. Cowok itu langsung menarik tangan Ayyara dan mengobati goresan-goresan di tangan Ayyara. Setelah selesai, Ayyara segera menarik tangannya kembali dan bangun.

"Makasih. Gue ga akan ngomong apa-apa ke Papa. Ini bukan salah lo berdua!" Ujar Ayyara, lalu berlalu dari pos penjaga. Deon dan Gian tidak membantah perkataan Ayyara. Gadis otu benar, mereka melakukan ini untuk melindungi diri mereka dari hukuman Abima.

"Bapak ke neng Ayya dulu. Mari, pak!" Pamit pak Tanto pada semua yang ada di pos penjaga.

1
Siti solikah
ntar Alden cemburu loh ayyara kamu nolongin kenzo
Mamik Widowati
Luar biasa
Siti solikah
bener tuh ayyara
Siti solikah
kayaknya seru
arniya
luar biasa kak
Tia Na
ayyara yang asli kemana tor?
/Rose//Rose//Rose/
Helen Nirawan
deon ,gian : gw benci ama lu ,ayyara , trus jwb : EGP ,sapa lu ,gk penting
Helen Nirawan
ilona di tubuh ayyara , kurang kejam
Helen Nirawan
isshh , sodara sinting
Adhie
mampues... lu...
Erna Fkpg
Lumayan
Khoerun Nisa
aku bingung asli di BCA Gian atu jayen
Puch🍒❄
fak kata gw teh anyingg siaaaa!!!, anying eta sia si ayya aja baru mau di apa2in dh end aja sih, belom tau dia hamidun apa kagak anying lah🗿kecepetan endnya thor😤
Puch🍒❄
iri dengki aja lu monyet🐷
Anonymous
keren
Armyati
happy ending 😍😍 mkcieh byk kak🙏 n semangat terus untuk karya" s lanjutannya 💪💪🤗
Aquilaliza: Makasih Kak/Pray/. Mampir juga di Novel ku yang lain ya....
total 1 replies
Armyati
uuhhhh cuwit bangettt mereka😍😍😍🤩
Armyati
wkwk mereka berdua dijadiin kacang sama ayya🤭
Armyati
aahh ini pasti Alden jodohnya ayyana🥰
Disha♡💕
padahal yg aib si Gian🥴
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!