Saat terbangun, Chu Zhan mendapati dirinya berada di dunia yang berbeda. Identitasnya adalah seorang tukang sapu di keluarga bangsawan. Suatu ketika mendapatkan sebuah pusaka berbentuk sapu yang diberi nama 'Sapu Pembunuh Naga'.
Chu Zhan yang merasa sebagai pemeran figuran itu pun mulai mengikuti dan melayani Zhuo Ming. Seorang tuan muda yang mengalami nasib buruk setelah kehilangan kultivasinya. Lalu Zhuo Ming mendapatkan guru seorang wanita dalam bentuk roh, Xiang Liu.
Merasa dirinya terjebak dalam plot sebuah cerita, Chu Zhan bertindak setelah Zhuo Ming. Mempelajari dan memahami dunia yang telah membawanya ke dunia kultivasi.
Ranah Kultivasi : Ranah Pemula, Ranah Lanjutan, Ranah Ksatria, Ranah Magis, Ranah Misteri, Ranah Legenda, Ranah Kekosongan, Ranah Kebangkitan, Ranah Keabadian, Ranah Penciptaan, Dewa Suci.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wanto Trisno 2, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Penampilan Orang Tua
Pandangan Chu Zhan dialihkannya. Meski hari sudah sore dan hampir malam, ia masih dapat melihat dengan jelas apa yang ada di depannya. Selain itu, ia masih mengingat peristiwa hari itu.
"Aku tahu tentang tanaman obat yang kamu cari," kata Chu Zhan, yang dalam penampilan orang tua. "Tapi aku harus memberitahu kamu bahwa tanaman obat di sini tidak mudah ditemukan."
Orang tua itu mengatakan bahwa dirinya adalah seorang pengembara dan sedang mencari obat untuk menerobos Ranah Legenda. Sehingga ia membutuhkan banyak sumber daya. Ia juga mengatakan bahwa dirinya telah mengambil banyak tanaman obat dan membunuh beberapa binatang buas untuk membuat pil.
"Sayang sekali. Aku membutuhkan obat untuk kakakku. Senior, saya tidak tahu harus bagaimana lagi. Jika aku mendapatkan obat untuk kakakku, aku berjanji akan melakukan apapun untuk senior."
Melihat kesungguhan dari Zhuo Yining, tidak ada alasan untuk menolaknya. Jelas saja, tujuannya datang ke gunung Zheng hanyalah untuk membantu Zhuo Yining.
"Hehh, pertemuan ini adalah jodoh. Nona muda, aku memiliki tanaman obat di sini. Akan tetapi, kamu harus berjanji, tidak mengatakan apapun pada orang luar."
"Sungguh? Senior, aku sangat berterima kasih jika senior mau membantuku. Saat perjalanan kemari, aku tidak melihat binatang buas satupun."
"Beberapa binatang buas telah ku kalahkan. Jadi nona, kamu bisa kembali dengan santai. Namun hari sudah malam, lebih baik menginap saja di sini."
Zhuo Yining tidak tahu harus berbuat apa. Satu sisi ia sangat senang karena ada harapan kakaknya sembuh. Namun ia tidak tahu orang tua itu. Takutnya orang tua itu memiliki niat buruk terhadapnya.
"Nona tenang saja. Orang tua ini tidak memiliki niat buruk padamu. Ketika usia seseorang semakin tua, maka hal keduniawian perlahan menghilang. Usiaku sudah ratusan tahun dan tidak tertarik pada gadis belasan tahun."
"Bukan seperti itu, senior. Aku tidak tahu harus membalas kebaikan senior. Nama saya Zhuo Yining, saya tidak tahu nama senior."
"Nama orang tua ini adalah Chu Yan. Aku tertarik dengan bakatmu, nona. Bagaimana jika kamu membalas kebaikan orang tua ini dengan menjadi muridku? Ayo masuk dan bicarakan di dalam."
Menjadikannya murid adalah langkah selanjutnya untuk membantu Zhuo Yining. Meskipun tidak dapat memberi pengajaran, ia memiliki banyak harta yang didapat dari kamar Zhuo Lao Tai. Pada dasarnya itu adalah milik kakak beradik itu. Sehingga tidak masalah jika ia hanya mengembalikan barang-barang tersebut dengan caranya sendiri.
Meski terlihat ragu, tidak ada cara lain untuk menyelamatkan kakaknya. Zhuo Yining menuruti permintaan pria tua tersebut. Masuk ke dalam gubuk yang berukuran 2×3 meter. Itu memiliki ruangan yang sempit namun bisa digunakan untuk beristirahat.
"Duduklah di sini dan orang tua ini akan memberikan air dan makanan." Chu Zhan dalam wujud orang tua mempersilahkan Zhuo Yining duduk. Ia juga duduk dan mengeluarkan teko yang berisi air.
"Ini adalah air minum biasa. Jika tidak percaya pada orang tua ini, juga tidak apa-apa. Aku taruh di sini jika kamu haus."
Zhuo Yining sudah sangat haus. Sehingga langsung mengambil air dan meminumnya. Ia merasa rasa hausnya perlahan hilang. Setelah itu, ia bersiap untuk memberi penghormatan sebagai murid. Namun Chu Zhan menghentikannya.
"Jangan lakukan itu. Aku tidak bisa mengangkatmu sebagai murid langsung. Ini adalah hadiah untukmu, sebagai seorang murid." Chu Zhan mengeluarkan berbagai buku pelatihan dan pil.
Buku pelatihan dan pil adalah barang umum. Sehingga jika ketahuan oleh tetua keluarga Zhuo, hanya akan dianggap sebagai barang berharga. Berasal dari mana ia mendapat barang itu, tidak akan menimbulkan kecurigaan.
Melihat ada banyak barang, membuat Zhuo Yining ragu. Itu adalah barang-barang yang sangat berharga. Bahkan keluarga Zhuo tidak akan memberikan barang-barang itu dengan mudah.
"Guru, apakah ini tidak terlalu berlebihan? Ini adalah barang-barang yang sangat berharga. Aku tidak bisa menerimanya." Merasa tidak layak mendapatkan barang-barang itu, Zhuo Yining ragu untuk menerimanya.
"Kamu sebagai murid dari Chu Yan, tidak boleh memiliki kemampuan biasa-biasa saja. Kebetulan hanya buku kemampuan tingkat rendah yang kubawa. Gurumu ini masih belum pantas menjadi seorang guru. Bahkan kamu tidak mau menerimanya."
Zhuo Yining tidak habis pikir dengan pemikiran gurunya itu. Buku pelatihan tingkat rendah itu sudah sangat berharga. Malah itu masih kurang dimata orang tua tersebut. Lalu, sebenarnya ia terlalu lemah bagi gurunya.
"Begini saja, kamu buatkan masakan untuk orang tua ini dengan daging harimau. Sisanya dapat kamu bawa pulang." Chu Zhan mengeluarkan harimau yang sudah dia bunuh.
Jika tidak dikeluarkan sekarang, akan sia-sia jika hanya disimpan di cincin ruang. Meski cincin ruang memiliki ruangan yang dapat mencegah pembusukan, ia tidak yakin akan berguna dimasa depan. Lagipula binatang buas bisa ia dapatkan dilain waktu.
"Murid akan melaksanakan perintah guru. Guru bisa beristirahat di dalam. Saya akan memasaknya di luar." Zhuo Yining mengambil barang-barang yang diberikan oleh Chu Zhan. Memasukannya ke dalam kantong ruang.
"Kamu tidak perlu terburu-buru. Cukup masak bagian kecil saja untuk dimakan malam ini. Sisanya kamu bawa pulang saja besok. Gurumu ini masih memiliki banyak binatang buas untuk satu tahun ke depan."
Zhuo Yining mengangguk. Ia merasa gurunya sangat baik hati. Karena sudah memberikan barang-barang berharga, dia tidak boleh mengecewakannya. Ia memotong bagian tubuh bagian kaki belakang. Jadi tidak perlu membersihkan dari kotoran.
Beberapa bahan obat bisa digunakan sebagai penyedap. Sehingga Zhuo Yining membumbuinya dengan itu. Tidak lupa ia memberi garam untuk menyedapkan rasanya. Ia selalu membawa garam di kantong ruangnya.
"Guru, maafkan saya. Hanya masakan seperti ini yang bisa kubuat. Jika saja kita ada di rumah, pasti akan ku masakan lebih baik." Zhuo Yining mempersembahkan daging yang telah dipanggang pada Chu Zhan.
Dengan demikian, tugas yang harus dilakukan telah selesai. Memandang dan mencium aroma daging panggang, membuat Chu Zhan gembira. Ia tidak pernah menyangka, akan memakan masakan dari nonanya sendiri.
"Tidak apa-apa. Ini lebih baik daripada guru yang memasak. Gadis baik, mari kita makan bersama. Jika saja ada nasi, mungkin akan terasa lebih enak."
Zhuo Yining mengeluarkan nasi kepal yang ia bawa dan hanya tinggal satu. "Maafkan saya, guru. Saya masih punya nasi tapi hanya cukup untuk satu orang. Jika tidak keberatan, bagaimana jika ini untukmu?"
Melihat ketulusan dari Zhuo Yining, membuat Chu Zhan terharu. Meski ia juga sangat lapar tapi tidak baik memakan milik orang lain. Apalagi Chu Zhan memiliki buah-buahan yang juga dapat mengganjal perutnya.
"Baiklah ... kita bagi dua saja nasinya. Aku lapar tapi kamu juga lapar. Meski hanya sedikit nasi, ini sudah lebih dari cukup karena sudah malam." Chu Zhan ingin menikmati suasana seperti ini. Namun bingung memilih kata apa yang harus diucapkan.
***