Hallo guyss ini novel aku tulis dari 2021 hehe tapi baru lanjut sekarang, yuks ikutin terus hehe.
Bagaimana jadinya jika seorang pria mengajak wanita tak dikenal membuat kesepakatan untuk menikah dengannya secara tiba tiba? ya itu terjadi dengan Laura dan Alva yang membuat kesepakatan agar keduanya menjadi suami istri kontrak, dalam pernikahan mereka banyak rintangan yang tak mudah mereka lewati namun dalam rintangan itulah keduanya dapat saling mengenal satu sama lain sehingga menimbulkan perasaan pada keduanya.
apakah pernikahan mereka akan berakhir setelah kontrak selesai atau mereka memilih mempertahankan pernikahan? yuk ikuti terus kisah Alva dan Laura
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rosma Yulianti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 12
Dari dalam kamar mandi Laura mendengar jelas suara pintu terkunci, dia sengaja menyalakan air walau sudah tidak terpakai karena tangannya sangat dingin, Laura berusaha menyembunyikan itu sebaik mungkin agar tidak dianggap wanita polos.
"Laura ini hanya berhubungan satu malam jangan gugup, semua orang juga melakukannya jadi anggap semua ini baik baik saja," gumam Laura menenangkan dirinya.
Tok.. tok.. tok
Alva mengetuk pintu dari luar karena merasa Laura sudah cukup lama didalam.
"Keluar atau aku yang masuk," ucap Alva.
"Dua menit lagi selesai," kata Laura.
Alva mengangguk dengan sabarnya lalu duduk diujung ranjang sembari menyilangkan kedua tangannya di dada menunggu dua menit selesai.
Ceklek
Laura melangkahkan ujung kakinya keluar terlebih dahulu dengan mantel yang membalut tubuhnya, tidak bisa dipungkiri jika Alva sedikit kagum dengan tubuh indah Laura karena gadis itu memiliki postur tinggi dan ramping.
"Akan ku beritahu peraturan yang harus kau lakukan selama hubungan itu berlangsung, pertama aku tidak ingin kau melihatku karena hanya aku yang bisa melihat tubuhmu sedangkan kau tidak berhak melihat tubuhku, kedua hanya aku yang bisa menyentuhmu dan kau tidak boleh menyentuh sedikitpun tubuhku karena hanya Tania yang bisa melakukan itu," tutur Alva dengan wajah datar.
Laura menanggapi perkataan Alva dengan anggukan pelan.
"Kemari," Alva memberikan kode dengan telunjuknya untuk mendekat.
Walau ragu Laura melangkah mendekati ranjang, tidak peduli dengan apa yang akan terjadi kedepan tapi Laura sudah pasrah dengan jalan hidupnya, tidak ada keadilan didunia adalah salah satu catatan paling menyakitkan dalam hidup Laura.
"Apa yang kau tunggu, buka penghalang ini," ucap Alva sembari menunjuk mantel.
Laura mengangguk pelan dan mulai membuka ikatan mantelnya dengan sangat hati hati seakan barang berharga akan ia serahkan untuk menjadi milik orang lain.
Saat Laura mulai memperlihatkan sisi indah ditubuhnya Alva sempat terdiam, gadis itu benar benar sempurna dimata Alva apalagi dimata orang lain yang benar-benar menyukainya.
Alva membiarkan Laura duduk di ranjang sendangkan ia menutup mata gadis itu agar tidak melihat tubuhnya seperti perjanjian awal.
"Ingat jangan sentuh aku sedikitpun," ucap Alva.
"Mm" Laura kembali mengangguk.
Setelah memastikan Laura tidak melihatnya Alva ikut melepas pakaian untuk kerjasama yang akan mereka lakukan sebentar lagi.
Tubuh Laura sedikit tersentak setelah mendapat sentuhan dari Alva, gadis itu tidak bergerak sama sekali kecuali sesuatu yang ia rasakan menempel dilehernya.
Tubuh Laura memberikan reaksi tak terduga setelah Alva memberikan tiupan halus ditelinganya.
"A-apa kita bisa istirahat sebentar," ucap Laura gelagapan.
Alva menutup mulut Laura dengan satu tangannya.
Sial kenapa aku kehilangan kontrol, aku hanya perlu memberikan tetesan kedalam rahimnya tapi tubuh gadis ini... arrgghh!!
Alva mulai kehilangan jati dirinya padahal dia sendiri yang memancing Laura untuk terlihat lebih bernafsu namun gadis itu tetap terlihat tenang walau Alva menyentuh beberapa bagian sensitif tubuhnya.
"Aku akan memulainya," ucap Alva.
Getaran ujung jari jari Laura tidak bisa ia sembunyikan karena gugup.
Saat Alva mulai menerobos benteng pertahanan Laura, pria itu langsung menatap Laura.
Rian sialan kenapa kau mencari gadis yang masih mempertahankan mahkotanya bodoh!
Kali ini Laura menggeliat sedikit keras dengan meremas seprei hingga kusut. Alva tidak menanyakan status Laura namun ketika penutup mata gadis itu basah karena air matanya Alva yakin Laura baru pertama kali melakukannya.
Karena merasa kasihan Alva memegang kedua tangan Laura dan dengan cepat gadis itu mengeratkan pegangannya. Laura tidak bersuara sama sekali meskipun ia kesakitan luar biasa dengan gerakan Alva.
Dan begitulah seterusnya, Laura tetap dalam diam dalam hubungan pertama kali yang ia rasakan sedangkan Alva benar benar lost control bahkan ia melupakan sosok Tania untuk sementara.