Insha dan Hanafi akhirnya melangsungkan pernikahan. Pernikahan mereka sangat bahagia, tentu saja karena Insha sangat mencintai suaminya begitu pula dengan Hanafi. Hari-hari mereka isi dengan canda tawa, cinta dan kasih sayang yang tulus dari kedua nya. Sampai pada suatu hari Insha sangat menyesal telah mencintai seorang laki-laki yang salah dan telah ingkar janji terhadapnya. Ya,..Hanafi menikah lagi dengan seorang perempuan yang tidak lain adalah kakaknya sendiri Salma. Hidupnya bagai neraka dengan derita dan luka yang tiada habisnya. Akankah Insha sanggup menjalani kehidupan berdampingan dengan Salma yang berstatus sebagai istri muda sekaligus kakaknya. yuk..ikuti kelanjutan kisah hidup Insha,jangan lupa vote dan tinggalkan komennya ya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon cawica, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Makanan kesukaan
Di dalam sebuah ruangan yang sangat besar, ya ruangan VVIP yang di pesan Han khusus untuk hari ini.Udaranya nyaman tidak dingin dan tidak panas menyesuaikan keadaan ayah yang sedang kurang sehat.Sebelum datang han sudah bicara pada penata ruang untuk menyesuaikan suhu ruangan yang sedang dan nyaman,Ia tak mau malah membuat sesak ayahnya kambuh atau merasa tidak nyaman disana.
Lantai dan dekorasi ruangan senada berwarna putih dengan ornamen berwarna merah di beberapa sudut ruangan. Lukisan Indah bertema klasik,pemandangan dan banyak lagi yang mempunyai sebuah arti tersendiri setiap orang yang memandangnya, serta lampu-lampu kristal kecil dan berbagai ornamen dinding lainnya semakin membuat kesan mewah disana.Tertata rapi pula bunga warna-warni yang segar di tengah meja juga beberapa lilin yang menyala disana.
Mejanya pun terbuat dari marmer berwarna putih di lapisi dengan kaca di atasnya yang membuatnya semakin berkilau an.Di samping kanan dan kiri terdapat 4 buah kursi kayu dengan ukiran yang rumit serta busa empuk di lapisi dengan kain merah berbulu lembut di bagian dudukan dan sandarannya.
Saat mereka memasuki ruangan,para pelayan dengan sigap menarik kursi dan mempersilahkan untuk duduk.Tidak lama setelahnya disusul dengan kedatangan Han dalam ruangan dia tersenyum ramah.Para pelayan yang ada disana pun menganggukkan kepala penuh hormat pada han.
Yang di balas dengan anggukan kepala serta sorot mata yang memberi perintah pada para pelayan. Dalam sekejab semua pelayan menghilang dari ruangan.
"Maaf telah lama menunggu.."
"Tidak apa-apa han.." Salma menjawab sapaan dengan senyuman hangat.
"Nak..apa semua ini tidak berlebihan..aku tlah sangat berterimakasih karna di bawa ke rumah sakit hari ini..sekarang kau membawa kami kesini..maaf tlah merepotkanmu.." matanya berkaca-kaca mengucap rasa syukur dengan tulus.
Hanafi berjalan menghampiri ayah yang sudah duduk di kursinya.Dia memeluk ayah dari belakang.
"Bukankah aku ini anak ayah juga sekarang"
Sekarang dia sudah berpindah berlutut di samping ayah.
"Tentu saja nak kau juga anakku" meletakkan tangan pada kepala Hanafi dan membelainya lembut.
Hanafi yang merindukan hangatnya kasih sayang orang tua, ia merasakan lagi belaian lembut itu. Seakan ia merasakan kembali tangan ayahnya yang senantiasa membelainya lembut saat dia tertidur di pangkuannya.
Perlahan ia memejamkan mata ingatan tentang orang tuanya berparade di otaknya. Tanpa sadar setitik air mengalir di pelupuk matanya.
Dia mendongak menatap lekat ayah dengan mata berkaca-kaca.
"Ayah..."
Ayah yang mengetahui latar belakang Hanafi dan cerita tentang orang tuanya pun seakan merasakan betapa ia merindukan kedua orang tuanya.
"Sini nak.."
tangannya merentang hendak memeluk Hanafi.
Dengan perasaan bahagia Hanafi menyambutkan dan mereka pun berpelukan.Tapi tiba- tiba ingatan tentang keadaan ayahnya kini teringat kembali,membuatnya semakin larut dalam kesedihan,ia membayangkan hangatnya kasih sayang orang tua yang baru ia dapatkan akan sirna kembali.
Tapi Hanafi menahan air matanya,ia tak ingin istrinya melihatnya sedih,ia tak mau istrinya tau keadaan ayahnya yang sebenarnya.
"Jaga Insha dengan baik nak,ayah percaya padamu.." menepuk bahu Hanafi lembut.
"Tentu ayah,saya akan menjaga Insha saya mencintainya.."
Pelukan mereka merenggang dan terlepas begitu saja saat suara banyak sepatu dari para pelayan memasuki ruangan membawa banyak nampan yang berisi berbagai macam makanan.
Bau lezat menyeruak ke hidung membuat perut semakin lapar,uap makanan yang masih mengepul di setiap hidangan, dan dalam sekejab meja marmer berkilau itu tertutup oleh banyaknya makanan.
kukira kehidupan seperti ini hanya ada di dalam film, makanan mewah dengan segala rasa, ruangan yang super elith, sekarang aku bahkan mengalaminya sendiri, ini semua seperti mimpi..Salma
Waahh melihat makanan ini perutku semakin lapar saja..baunya sungguh lezat..dan apa itu ayam goreng kering..sungguh aku sangat ingin melahapnya habis..Insha
Hanafi pun duduk di kursi dekat istrinya, ia mempersilahkan semua untuk makan.Hanafi sendiri sudah lapar sedari tadi, ia mengambil lauk yang ada d depan Insha sambil berbisik lirih.
"Ayam goreng kering..." di bumbui dengan seringai tipis milirik Insha.
Insha yang terkejut mendengarnya,
hahh..apa mas han tau itu kesukaanku..
"Makanlah selagi hangat atau akan terasa keras nanti.."
"emmmh..iya mas" ragu untuk bertanya tapi beberapa detik kemudian akhirnya terlontar juga.
"Apa mas han tau aku menyukainya.." sambil mengambil satu paha ayam yang masih mengepul asapnya.
"Tentu saja" menjawab sambil menyuapkan makanan dalam mulutnya.
"Darimana mas tau"
"Karna sedari tadi kau hanya melihat ayam goreng itu,bahkan kau tak mamandangku.."
menjawab acuh meneruskan suapan di mulutnya.
"Maafkan aku mas,aku tak bermaksud begitu.."
apa benar begitu,padahal makanan ini baru saja datang..
Yang di ajak bicara telah terkikik sambil melirik sekilas,lalu meneruskan makan dengan lahap.
Dasar...senang sekali sih menggodaku..
Insha pun makan dengan lahapnya ayam goreng yang di goreng hingga kering,nasi yang hangat dan sambal adalah makanan favorit Insha dari dulu.
sungguh aku pun lupa,kapan terakhir kali aku memakannya...ayam ini kenapa enak sekali..aku ingin memakan semuanya..
Seakan tau apa yang di fikirkan Insha lewat sorot matanya Hanafi berbisik lagi,
"Habiskan semua..nanti aku juga akan memesan untuk di bawa pulang, kau akan puas memakannya mulai hari ini dan seterusnya.."
Mata Insha berbinar menatap han"Benarkah.."
"Tentu saja...apapun yang kau mau"
Sementara Salma dan ayah juga makan dengan lahap, mereka sudah lama tidak merasakan empuknya daging.Hanya sayuran yang biasa dimasak di rumahnya, karna keterbatasan uang tentunya.
Hanafi menatap seorang pelayan yang ada di samping pintu,ia mengangguk pelan.Seakan tau yang di maksud Hanafi dia pun pergi dan kembali dengan para pelayan yang membawa makanan penutup berupa es cream,buah-buahkan yang sudah terpotong rapi dan beberapa kue dengan berbagai rasa.
Mereka semua berbincang hangat sambil menyantap makanan penutup,tak lupa di selingi candaan-candaan kecil.
Di tengah perbincangan tersebut Hanafi terasa senang, akhirnya ruangan yang dari dulu ia desain sendiri untuk makan bersama keluarganya kini tlah terisi untuk pertama kalinya,bersama keluarga barunya.
Ia sangat bahagia apa lagi ia bisa menempati ruangan ini bersama istrinya.
setelah ini ruangan ini akan terus terisi oleh keluarga ku..terutama kau Insha dan anak-anak kita nantinya..
Bersambung..
😡😡😡
Dari omongan Salma, apakah mungkin Pras cinta sama Insha???
Terus kenapa bisa mencintai Salma juga?!
MEMBINGUNGKAN!!!
😡😡😡
Hanafi dengan dalih demi kebaikan insha, menuruti hawa nafsu menikah dengan salma, berhubungan dengan Salma
sayang banget ya, karma buat Salma langsung dibuat meninggal, harusnya sengsara dulu di dunia.