Ho Chen ditakdirkan memiliki kekuatan di atas alam Dewa, dia berguru kepada Feng Ying yang menjadi legenda di masa lalu.
Namun untuk mencapai kekuatan tersebut tidaklah mudah.
Dengan berlatih di bawah bimbingan Feng Ying, Ho Chen telah berhasil menjadi pendekar hebat di usia yang masih muda.
Pada saat itulah gurunya memberi ujian untuk pergi berpetualang, petualangan yang akan memulai semuanya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon adicipto, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tehnik pedang bulan
Seminggu sudah berlalu semenjak pertemuan Ho Chen dengan ketua dan petinggi sakte Bukit Halilintar.
Selain orang orang yang hadir, tidak ada yang mengetahui tentang identitas Ho Chen. Mereka beranggapan Ho Chen adalah murid Ketua sakte Kang Jian.
Ho Chen sedang menikmati pemandangan di atas bukit, di sampingnya Liu Wei dan Jie Rui juga ikut menemani.
“ Wei'er aku akan pulang, sekarang guru memintaku berlatih, apa kamu mau ikut?"
Liu Wei melirik Ho Chen yang sedang menikmati pemandangan. Liu Wei lalu menggelengkan kepala pelan. “Aku akan menemani saudara Chen. Tidak enak kalau meninggalkannya sendirian disini,"
Jie Rui tersenyum, dia mengerti apa yang dipikirkan Liu Wei. “Baiklah aku pamit dulu! Adik Chen aku pulang duluan, guru menyuruhku berlatih sekarang,"
Tampa menunggu respon dari Ho Chen, Jie Rui berlari dengan cepat meninggalkan mereka berdua. Ho Chen hanya membuka mulutnya ingin mengatakan sesuatu, namun Jie Rui sudah jauh.
“Kenapa saudari Wei tidak pulang dan ikut latihan?" Ho Chen bertanya setelah melihat Jie Rui menghilang.
“Tidak, guru sudah berpesan kalau saudara Chen pergi, maka salah satu dari kami harus menemani supaya tidak nyasar,"
Ho Chen merasa kepalanya sakit setelah mendengar jawaban Liu Wei. Dia menyesal telah menceritakan tentang gurunya kepada orang yang hadir dipertemuan saat itu.
“Baiklah saudari Wei, aku akan mengajakmu berlatih juga," Ho Chen merasa karena dirinya, Liu Wei tidak bisa berlatih.
Liu Wei mengangguk, dalam hati dia merasa senang karena Ho Chen akan melatihnya. Walau dia tidak tau seberapa tinggi ilmu Ho Chen saat ini.
“Aku lihat kamu sudah mencapai Tingkat Jiwa puncak 1. Pencapaian mu lebih tinggi dari pada kakak Rui,"
Saat ini Liu Wei memang sudah mencapai energi Jiwa puncak 1. Namun hanya dia yang mencapainya untuk anak seusianya. Bahkan Liu Wei di anggap murid Paling berbakat saat, itu selama Ho Chen tidak ikut bergabung dengan sakte.
“bisakah kamu tunjukkan ilmu atau beladiri yang sudah kamu pelajari?"
Liu Rui mengangguk. Liu Wei mulai memperagakan ilmu pedang, dengan lembut dan gesit, Liu Wei bermain pedang seakan akan menari.
“Bukankah itu ilmu Teknik pedang Bulan?" Ho Chen mengenali ilmu pedang tersebut, itu karena Ho Chen memiliki banyak kitab di gelangnya.
Tehnik pedang bulan memang cocok dikuasai oleh perempuan. Pedang bulan sendiri memiliki 15 teknik yang berbeda. Saat ini yang dimainkan Liu Wei adalah Teknik pertama, yaitu Teknik pedang bulan - Tarian pedang Malam.
“Saudari, tekuk sedikit sikumu seperti ini, dan ayunkan pedang kanan berputar ke kanan 90 derajat," Ho Chen memegang tangan Liu Wei dari belakang dan membantu memperagakan gerakannya.
Wajah Liu Wei memerah, dia tidak menyangka bahwa Ho Chen mengajari dengan cara seperti itu.
“ Saudari Wei, apa kamu kelelahan? Kenapa wajahmu memerah seperti itu?"
Liu Wei semakin memerah dia menggeleng kepala, dan membalikan muka membelakanginya.
Saat Ho Chen ingin kembali bicara, tiba-tiba ada 5 orang anak mendekatinya. Mereka terlihat berumur 13 sampai 14 tahun.
“ Hei bocah! Berani-beraninya kau mengganggu adik Wei," Seorang anak berumur 14 tahun membentak Ho Chen sambil melotot.
Ho Chen mengerutkan dahinya, dia tidak tau kalau Liu Wei punya kakak.
“Maaf senior saya hanya mengajarinya berlatih tidak lebih dari itu," Ho Chen berusaha sopan kepadanya.
“Apa...! Kamu mengajari nya berlatih? Apa tidak salah? Hahahaha..!" mereka semua tertawa terbahak-bahak.
“Yang dikatakan saudara Chen Benar senior Dunrui. Dia hanya melatihku," Liu membenarkan.
“Senior, sepertinya senior memiliki saingan. Lihat Liu Wei saja membelanya," Salah satu pemuda disamping memprovokasi.
Wang Dunrui adalah anak satu-satunya Wang Chunying. Saat ini Wang Chunying sendiri adalah salah satu petinggi dari sekte Bukit Halilintar. Dia termasuk yang terkuat setelah Kang Jian.
Liu Wei menjelaskan kepada Ho Chen dengan suara pelan. Ho Chen mengerutkan dahi, itu karena dia menganggap Wang Dunrui adalah kakak Liu Wei, dan ternyata dia keliru.
“Cepat berlutut sekarang, maka aku akan mengampunimu," Perintah Wang Dunrui tersenyum lebar.
Ho Chen tersenyum. Dia menoleh ke arah Liu Wei yang menggelengkan kepala dengan cepat menandakan tidak setuju terhadap ucapan Wang Dunrui.
“Hei bocah kamu, apa kamu tuli? Cepat berlutut di depan senior," seru salah seorang dengan mata melotot.
“Asal kalian tahu, aku hanya akan berlutut di depan kedua orang tuaku, dan di depan guruku. Kalau kalian berharap aku berlutut di hadapan kalian? maka itu tidak akan pernah terjadi," Ho Chen menatap mereka semua dengan tatapan dingin.
Mereka semua kaget mendengar jawaban Ho Chen. Selama ini tidak ada pemuda yang berani melawan Wang Dunrui. Namun sekarang seorang anak kecil berani melawan.
“Heh bocah sombong, kamu tau siapa aku? Kalau gurumu mendengar dia pun akan berlutut di hadapanku. Dan ka..!"
“Cukup!" Ho Chen langsung memotong pembicaraan Wang Dunrui.
“Kalau kamu mau meledekku silahkan, tapi kalau kalian berani merendahkan guruku, maka kalian akan menerima akibatnya,"
Tatapan Ho Chen semakin dingin. Mereka semua menganga. Sebelum tertawa terbahak bahak.
“Hahahaha...! Kamu mau apa heh, kamu berani melawan tuan muda Dunrui? Gurumu benar benar tidak mengajarimu sopa..!"
“ Buukkkh.....!"
"Arghh..!"
Belum selesai pemuda itu berbicara, sebuah pukulan telak mengenai perutnya. Pemuda itu langsung terlempar lima meter dan terguling-guling di tanah. Pemuda tersebut tidak sadarkan diri.
“Apa ada lagi yang mau menghina guruku?" Ho Chen berbicara dengan wajah murka.
Semua menelan ludah melihat teman mereka tumbang hanya dengan satu pukulan. Liu Wei juga Lebih kaget.
“Dia hanya sendiri serang bersamaan dan patahkan semua tulang-tulangnya." seru Dunrui.
Dunrui merasakan kalau Ho Chen berada di tingkat energi Jiwa puncak 2. Dunrui pun juga berada di tingkat yang sama. Sedang teman-teman nya berada di Tingkat Jiwa awal 1.
Secara bersamaan mereka maju menyerang Ho Chen.
Ho Chen hanya menggelengkan kepala. Sebelum maju menghadapi semuanya.
“Tehnik Angin - Pukulan Badai,"
Ho Chen maju dengan mengepal tangannya. Setiap pukulannya mengandung energi yang besar, sehingga membuat seperti berbentuk angin.
Masing-masing mendapatkan satu pukulan dan terpental mundur. Mereka semua terluka namun hanya luka ringan.
“Perubahan energi? bagaimana bisa,"
Semua saling berpandangan, mereka ingin maju sekali lagi, namun Wang Dunrui menghentikannya. Dia bisa merasakan energi Ho Chen meningkat. Bahkan sampai Tingkat Jiwa puncak 4.
Perubahan energi hanya bisa di gunakan ketika kekuatannya sudah di Tingkat energi Bumi.
****
Pendekar Dewa Abadi akan rilis setiap hari
jam 20:00
mohon dukungannya Like dan vote nya.
terima kasih.