Dulu dia dibutakan cinta maka dari itu Douglas setujudengan perjanjian pernikahan mereka. Tapi, setelah hampir 4 tahun menikah Douglas merasa hampa tanpa hadirnya seorang anak dalam pernikahan mereka. Istrinya yang selalu sibuk tidak pernah ada waktu untuknya membuatnya semakin berada di titik jenuh pernikahannya.
"Kenapa kau tidak mencari wanita lain saja yang mau mengandung anakmu," saran sesat dari sahabat Douglas yang sepertinya patut untuk dipertimbangkan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lena linol, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Nenek Lampir
Sudah tiga hari Doug berada di Indonesia tapi istrinya sama sekali tidak meneleponnya atau mengirim pesan untuk sekedar bertanya kabar. Doug galau, ditatapnya ponselnya sembari bergumam. "Pernikahan macam apa ini?" Ia meremas ponselnya dengan kuat, emosi membumbung tinggi seperti ombak yang menghantam. Doug segera mendudukkan diri, kemudian menghubungi pengacaranya.
Sebelum pulang. Sup membeli martabak manis kesukaan keponakannya. Sudah lama dia tidak berkunjung ke sana. Dengan penuh semangat, Sup memacu motornya menuju rumah sang keponakan. Setelah menempuh perjalanan setengah jam. Akhirnya dia sampai di depan rumah bercat biru. Dia segera turun dari motor sambil menenteng plastik berisi martabak manis dan oleh-oleh untuk keponakannya.
Tok ... Tok ...
Sup mengetuk pintu kayu itu beberapa kali sebelum akhirnya pintu tersebut terbuka dari dalam.
"Pak De!" teriak gadis cantik dan manis berusia 21 tahun saat melihat seorang pria yang sangat dia rindukan.
"Walah ... walah. Lama nggak ketemu kamu makin cantik aja, Bin." Sup memberikan beberapa kantong plastik untuk keponakannya. "Oleh-oleh buat kamu. Ada martabak manis juga kesukaanmu."
"Makasih banyak loh, Pak De." Bintang tersenyum senang, lalu mempersilahkan kakak mendiang bapaknya masuk ke dalam rumah.
"Sepi. Biasanya ada nenek lampir." Sup mengamati setiap sudut rumah tersebut.
"Nenek lampir ditangkap polisi," jawaban Bintang membuat Sup terkejut.
"Kok bisa?" Sup menatap keponakannya, menunut penjelasan.
"Nanti aku ceritakan, aku mau bikin kopi dulu buat Pak De." Bintang beranjak berdiri menuju dapur, dan tak berselang lama dia kembali ke ruang tamu membawa secangkir kopi susu lalu diletakkan di atas meja, tepat dihadapan Sup.
"Ceritakan sekarang. Gimana bisa nenek lampir itu ditangkap polisi?" Sup tidak sabaran.
"Oke, jadi gini ..." Bintang mulai menceritakan dari awal sampai akhir, tapi dia tidak menceritakan tentang pertemuannya dengan Doug di hotel.
Sup mengepalkan kedua tangan setelah mendengar cerita dari keponakannya. "Biadap! Kurang ajar sekali nenek lampir itu karena sudah berani menjualmu!" Sup tentu sangat emosi.
"Wanita itu udah dapat balasan setimpal Pak De. Jadi nggak perlu emosi." Bintang menenangkan Pak De nya.
"Rasanya aku ingin menghajar nenek lampir itu!" Sup masih geram.
Obrolan mereka terus berlanjut. Hingga akhirnya Bintang menceritakan tentang hutangnya pada Sup.
"Kamu nggak usah khawatir. Pak De akan melunasi semua hutang-hutang mendiang bapakmu. Bagaimana pun juga kamu sekarang tanggung jawabku. Nggak boleh nolak, Nduk!" tegas Sup saat melihat Bintang akan bersuara.
"Nggih, Pak De." Bintang akhirnya pasrah, menuruti ucapan Pak De nya. Hatinya sedikit lega, karena satu persatu masalah mulai teratasi.
Sup tidak memiliki tempat tinggal tetap. Pekerjaannya menjadi tour guide membuatnya sering bepergian. Pada saat bapak Bintang meninggal dirinya tidak bisa pulang karena saat itu sedang di luar negeri. Usianya sudah kelewat matang untuk menikah, tapi sampai saat ini Sup masih betah sendiri.
"Besok anterin Pak De ke makam bapakmu. Mau ziarah."
"Iya." Bintang mengangguk patuh.
Bintang menatap Pak De nya dengan pandangan berkaca-kaca. Tak menyangka pria itu datang di waktu yang sangat tepat. Bintang tak henti-hentinya mengucapkan syukur kepada Tuhan.
*
Doug menghubungi Sup tapi tidak kunjung angkat. "Ke mana dia?" gumam Doug, berdecak kesal. Dia mencoba menghubungi Sup sekali lagi.
Sementara Sup saat ini sedang mandi. Ponselnya tergeletak di meja ruang tamu.
Bintang menatap ponsel Pak De nya yang sejak tadi berdering, tapi dia tidak berani mengangkat panggilan itu. Akhirnya dia membawa ponselnya itu menuju kamar mandi.
"Pak De. Hpnya dari tadi bunyi," seru Bintang di depan kamar mandi.
"Angkat saja, Bin. Bilang kalau Pak De lagi mandi."
"Iya!"
mas bule adalah duda hot...
makanya freya jgn banyak tingkah sok selingkuh segala rasakan menyesal sudah terlambat....
Bagus dough sangat tegas terhadap freya, perempuan tidak tahu diuntung punya suami tampan dan kaya raya msh kurang aja, freya tidak pernah merasa bersyukur....
hanya dimatanya kesayangan aja tanpa memikirkan kebahagiaan dough, pantas donk bisa berpaling sm bintang aangat tulus dan ikhlas....
Bintang pasti dijadiin istri bisa nurut dan patut sm suaminya, makanya dough jatuh cinta pd pandangan pertama bertemu sm bintang....
Dough kali tepat skl bertemu sm bintang berarti berjodoh....
ya ampun tuan Dough , anda seperti nya berasa umur ABG lg ya 🤣 besama dek bintang semakin berwarna hr hr mu 😅
maka nya jd orang gak usah songong.
ah pak pengacara knp pula Daniel harus turun tangan 🫣
Bintang, kau harus siap-siap mengatakan "iya" jika nanti persyaratan yang kau ajukan untuk mas Bule Edyan sudah siap semuanya dan langsung melamarmu 😁
Istri tidak setia banyak tingkah terlalu meremehkan dan mengabaikan Doug.
Rasain hidup miskin kau Freya - manusia tak ada rasa syukur ya nikmati saja hasilnya kini.
Doug benar-benar menghargai Bintang demi cintanya tidak menodai Bintang.
Ganti nomer Doug biar Freya kelabakan tak bisa hubungi dirimu.