NovelToon NovelToon
Istri Rahasia Presma (Presiden Mahasiswa)

Istri Rahasia Presma (Presiden Mahasiswa)

Status: sedang berlangsung
Genre:Pengantin Pengganti / Pernikahan Kilat / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Obsesi / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Enemy to Lovers
Popularitas:4.6M
Nilai: 5
Nama Author: Desy Puspita

Maksud hati merayakan bridal shower sebagai pelepasan masa lajang bersama teman-temannya menjelang hari pernikahan, Aruni justru terjebak dalam jurang petaka.

Cita-citanya untuk menjalani mahligai impian bersama pria mapan dan dewasa yang telah dipilihkan kedua orang tuanya musnah pasca melewati malam panjang bersama Rajendra, calon adik ipar sekaligus presiden mahasiswa yang tak lebih dari sampah di matanya.

.

.

"Kamu boleh meminta apapun, kecuali perceraian, Aruni." ~ Rajendra Baihaqi

Follow Ig : desh_puspita

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desy Puspita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 12 - Karma Istri Ngeyel

"Bukan begitu sih, cuma ...." Aruni bingung hendak menjawab, jika ditanya malu atau tidak, sejujurnya memang iya.

Namun, dia juga tidak mungkin sejujur itu dan mengakui bahwa dirinya malu menjadi istri Rajendra.

"Cuma apa?"

"Agak takut sedikit," jawab Aruni cari aman, tapi tidak sepenuhnya bohongan.

Tak munafik memang ada sedikit ketakutan selain alasan malu yang cukup dominan.

Rajendra yang mendengar pengakuan Aruni seketika mengerutkan dahi karena masih belum bisa menerka apa yang ditakutkan Aruni sebenarnya.

"Takut apa?"

"Aduh gimana ya bilangnya?" Aruni menggigit bibir, berusaha berpikir keras tentang apa yang seharusnya dia ucapkan saat ini. "Ah pokoknya takut deh."

"Katakan dengan jelas apa yang kamu takutkan, Aruni," pinta Rajendra dengan sedikit penekanan di sana.

Sejenak, Aruni menghela napas panjang sebelum kemudian kembali lanjut bicara. "Takut nanti di kampus dilabrak pacarmu, puas?"

Selesai mengatakan itu, Aruni melangkah pergi dan meninggalkan Rajendra yang diam membisu di tempatnya berdiri.

Hanya beberapa saat, setelahnya dia kembali mengejar langkah Aruni yang lebih cepat dari seekor kelinci.

"Aruni tunggu."

"Ays ngapain sih? Aku bisa pergi sendiri ... Kakak istirahat saja, kan baru sembuh tuh." Sembari terus melangkah, Aruni tetap berusaha menolak mentah-mentah tawaran Rajendra untuk mengantarnya.

Sementara di sisi lain, Rajendra yang cukup tahu diri posisinya di sini jelas tidak mungkin berdiam diri. Meski benar adanya, menurut pesan Mommy Zavia dia harus istirahat agar kesehatannya cepat pulih, tetap aneh andai dia justru berleha-leha.

Setidaknya, dia berguna untuk mengantarkan Aruni ke tempat yang dia tuju setiap harinya. "Aruni, tolonglah ... jangan membuatku serba salah."

"Ck, serba salah gimana? Aku sudah bilang bisa sendirian ... lagian selama ini aku juga pergi sendiri kok, tidak perlu diantar."

Diam, Rajendra tak mengatakan apa-apa, tapi jemarinya secepat itu mengambil alih kunci mobil di tangan Aruni.

"Heh? Lancang banget!! Balikin!!"

Masih diam seperti biasa, Rajendra kemudian membukakan pintu dan mempersilakan Aruni untuk masuk segera.

"Masuk."

"Nggak mau."

"Satu ...."

"Dih?" Mata Aruni membulat sempurna tatkala Rajendra tiba-tiba menghitung seperti memberikan ultimatum yang memaksa Aruni harus menuruti kemauannya.

"Kamu mau masuk sendiri, atau aku yang masukin?"

"Masukin, kamu pikir aku ayam!!" cerocos Aruni tak terima dengan kata-kata yang digunakan Rajendra ketika memberikan perintah untuknya.

Meski begitu, pada akhirnya Aruni menurut juga lantaran ciut melihat tatapan tak terbaca yang Rajendra layangkan ke arahnya.

"Seat belt jangan lupa."

"Iya, ini juga mau dipasang," balas Aruni cepat, secara tegas dia menolak bahwa sebenarnya memang hampir lupa.

Selesai dengan drama pendek itu, Rajendra melanjutkan perjalanan dan keheningan mulai menyelimuti keduanya.

Tidak ada basa-basi, mereka fokus dengan urusan masing-masing. Rajendra sibuk dengan kemudi, sementara Aruni menatap jauh ke luar demi menjadi sesuatu yang mungkin terlihat menarik.

Selang beberapa waktu, pusat perbelanjaan yang menjadi tempat janji temu Aruni bersama teman-temannya, gadis itu meminta Rajendra berhenti padahal masih cukup jauh.

"Yakin di sini?"

"Hem, yakin sekali!!"

"Tapi masih jauh, Aruni, harus nyebrang lagi," balas Rajendra tengah mempertimbangkan dan sebenarnya dia melarang andai benar Aruni ingin turun di tempat yang telah ditentukan tersebut.

"Aih nyebrang begini doang mah kecil ... aku bisa." Terlihat jelas dia menyepelekan sesuatu, dan Rajendra yang ragu tentang itu masih tak kunjung memberikan reaksi apapun.

Ingin dia melarang sekeras hati, tapi ternyata sang istri sangat keras kepala. Terpaksa, tak punya pilihan Rajendra merelakan kepergian Aruni yang bahkan pamit saja tidak.

Dari dalam, dia terus memantau tanpa berniat melanjutkan perjalanan sebelum Aruni berhasil tiba di tempat tujuannya.

Beberapa saat dia perhatikan, dan di detik ke sembilan sudah terjadi tragedi yang cukup menakutkan hingga membuat Rajendra keluar dengan wajah paniknya.

"Sudah kuduga amatir, masih saja ngeyel."

.

.

"Aduh, Neng, makanya kalau nyebrang tuh lihat-lihat, jangan asal nyelonong."

"Aduh, Pak ... saya mana tahu kalau lampunya tiba-tiba ganti, maaf ya."

Penuh sesal Aruni, dia memang tidak bisa sebenarnya. Ini adalah kali pertama dia menyebrang sendirian, selama ini dia selalu didampingi teman-temannya.

Dan, di percobaan pertama dia sudah mendapati pengalaman buruk.

Sebuah sepeda motor nyaris menabraknya, beruntung saja nasib Aruni masih baik. Namun, sayang sekali nasib sang pemotor tak begitu baik dan berakhir masuk ke semak-semak dengan kerusakan yang cukup parah demi menghindari Aruni.

Sebagai suami, Rajendra jelas bertanggung jawab dan melindungi istrinya karena perbuatan Aruni dikecam beberapa saksi mata di sana.

"Maaf, Pak, saya ganti motornya ya ...."

"Iya-iyalah, Mas harus ganti ... lihat noh, stangnya sampai misah gitu, gimana saya mau ngojek?"

Rajendra mengangguk mantap, dia tampak mengerti keadaan pria paruh baya itu dan segera memintanya untuk bicara lebih dekat.

Beberapa saat setelahnya, Rajendra merogoh dompet dan memberikan sejumlah uang sebagai uang di muka atas perdamaian mereka.

"Tolong sebutkan alamat Bapak ... nanti saya ke sana dan kita beli motornya sama-sama, sementara itu Bapak berobat dulu dengan uang ini."

Pria paruh baya itu tampak ragu, dia menatap Rajendra penuh selidik. "Bisa dipercaya nggak nih?"

"Saya pastikan bisa, Pak, ini KTP saya ... Bapak bisa tuntut saya kalau sampai nipu."

Aruni menganga tatkala melihat tindakan Rajendra yang sampai rela memberikan identitas pribadi untuk pria itu.

Ingin sekali dia larang, tapi kesepakatan itu sudah telanjur terjadi.

Dan, sepeninggal pria itu pergi, Rajendra kemudian mengulurkan tangannya pada Aruni.

"Ayo, aku antar sampai depan Mall-nya."

"Bentar," ucap Aruni terdiam sesaat, dia menolak uluran tangan Rajendra seketika.

"Kenapa?"

"Aku mau mastiin sesuatu."

"Apa itu?"

"Tadi, kamu menawarkan ganti rugi bahkan mau ganti motor Bapak itu dengan yang baru? Benar 'kan?"

Rajendra mengangguk, tanpa ekspresi. "Lalu?"

"Kok lalu, sih? Harusnya diskusikan dulu sama Daddy ... aku nggak punya uang sebanyak itu, Rajendra, pakai apa aku beli motor baru?"

"Aku kira apa." Rajendra tersenyum tipis sebelum kemudian lanjut bicara. "Yang bilang bakal pakai uangmu atau Daddy tu siapa?"

"Lah kalau bukan pakai uang siapa? Kak Bag-"

"Shuuuut." Rajendra menempelkan jemari telunjuknya sebagai cara membuat Aruni diam. "Aku memang sampah, tapi bukan berarti aku menggantungkan hidupku padanya, Aruni."

.

.

- To Be Continued -

1
nuraeinieni
minta maaf adalah solusi yg terbaik rajen,saling mendukung dan menguatkan,semoga pelakunya cepat tertangkap
Sri Prihatinie
apa judulnya ya kak
Sri Prihatinie
bapak tirimu.yang gila itu lah pelakunya jendra. penjarakan aja biar kapok dia
Teh Yen
akhirnya ngaku jg tp kok engg ada merasa bersalah gt yah c Haikal malah nuntut minta uang sisa pembayaran atas pembakaran cafenya yah 🙈 hadeuuh parah nih orang
Teh Yen
smoga segera dapat bukti untuk menjerat pelakunya mendekam.d penjara dengan lama
Teh Yen
Mahendra d Jendra sama terpuruk dari musibah ini yg sabar yah kalian smoga nanti punya usaha lagi yg lebih baik yah aamiin
Puji Hastuti
Haikal kok bisa loe setega itu
🌸 𝑥𝑢𝑎𝑛 🌸
thanks kak Desy 🙏🙏🙏
☠ᵏᵋᶜᶟ🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🐝⃞⃟⃝𝕾𝕳ɳҽˢ⍣⃟ₛ♋
haikal udah ilang 5jt trz dipenjara juga nti
☠ᵏᵋᶜᶟ🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🐝⃞⃟⃝𝕾𝕳ɳҽˢ⍣⃟ₛ♋
semoga cepet ketangkep
Teh Yen
kata kata aruni kadang bikin shock yg denger yah hihii apalg suaminya
🌸 𝑥𝑢𝑎𝑛 🌸
nah kan....
☠ᵏᵋᶜᶟ🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🐝⃞⃟⃝𝕾𝕳ɳҽˢ⍣⃟ₛ♋
ternyata jgn suudzon dlu ya
Ninik Rahayu
Aruni sifatnya seperti Anet... terlalu jujur.. kocak..🤣🤣🤣
Teh Yen
masuk akal jg dugaan Dady renaga ,, sepertinya Dady jg curiga sama seseorang aku yakin Dady renaga jg engg tinggal diam liat usaha menantunya terbakar dia pasti cari tau bukti lebih lanjutnya ya kan 🤔
Teh Yen
ah aku menunggu pembalasan dendam dari orang suruhan ayah tiri Jendra 😏 smoga berbalik padamu lebih menyedihkan 10x lipat
Juwita Maimunah
karna cemburu jadibpikirannya kalut berpikir
Nyaim
bapak tiri sinting, emak kamdung ikut2an sintyinggg
Ninik Rahayu
Aku curiga sama bpk tiri Rajendra & adik tiri nya....
Galih Pratama Zhaqi
tunjukin keJendra nomer tlf dan perintah2 yang dibicarain dengn tua bangka itu biar bisa diselidiki lagi itu nomr siapa ,, semoga cepet tertangkap si iblis tua itu,
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!