bagaimana jadinya jika tidak ada lagi keadilan di dunia ini,bagaimana lagi kita yang tidak bersalah jadi bersalah dan yang bersalah jadi tidak bersalah.
bagaimanakah seorang Ananda yang berprofesi sebagai jaksa bisa menuntaskan kematian orang tuanya.
hukum hanya berpihak pada yang kaya dan berkuasa,jadi bijaklah dalam berhukum
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maya LGa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bagian 12
Setelah flashdisk itu di tangan Ananda,Ananda buru-buru ingin pergi,tapi tiba-tiba tangannya di cekal oleh detektif.
"Kudengar si pelaku selalu menghabisi orang-orang yang menyelidiki kasus ini,jadi diam-diam lah,kalau boleh jangan ada orang yang tau tentang rekaman ini,ini akan membuat heboh media dan si pelaku akan semakin sulit di tangkap" kata si detektif tersebut.
"Tenang saja" kata Ananda dan langsung buru-buru keluar dari kantor polisi.
Di kantor kejaksaan,Ananda mencari Jeremy.
"Dimana pak Jeremy" tanya ananda pada staf yang ada di sana.
"Kata nya pak Jeremy keluar mencari anda Bu" kata staff tersebut.
"Baiklah" kata Ananda.
"Halo,kamu dimana" tanya Ananda setelah Jeremy mengangkat ponselnya.
"Seharusnya aku yang bertanya begitu,dimana kau sekarang" kata Jeremy dengan nada kesal.
"Aku di kantor,cepat kemari ada hal penting yang ingin aku tunjukkan padamu" kata Ananda.
"Baiklah" jawab Jeremy dan langsung mematikan sambungan telponnya.
Tak butuh waktu lama,akhirnya Jeremy sampai di kantor,dan buru-buru menemui Ananda di ruangannya.
"Kau dari mana tadi,aku cemas mencari mu kemana-mana" kata Jeremy kesal pada Ananda.
"Itu tidak penting sekarang,lihat rekaman ini" kata Ananda dan langsung memperlihatkan layar laptop nya.
Jeremy memperhatikan rekaman tersebut dengan seksama,sama halnya dengan Ananda,Jeremy juga sangat terkejut melihat rekaman CCTV tersebut.
"Dari mana kamu mendapat rekaman ini" tanya Jeremy.
"Ada seorang detektif kepolisian memberikan rekaman ini padaku" kata Ananda.
"Baguslah kalau begitu,dengan ini kita bisa menangkap si pelaku" kata Jeremy senang.
"Benar,dan jangan beritahukan pada siapa pun tentang hal ini pada siapa pun" kata Ananda pada Jeremy.
"Emang kenapa" tanya Jeremy bingung.
"Takutnya ada yang menyiarkan ini di media,bisa-bisa kita kesulitan menangkapnya" kata Ananda.
"Baiklah,jadi bagaimana sekarang,apa yang harus kita lakukan" kata Jeremy.
"Aku tau ini jebakan" kata Ananda.
"Maksudmu,jangan membuatku bingung,kalau bicara jangan setengah-setengah" kata Jeremy yang bingung dengan maksud dari perkataan Ananda.
"Sebelum aku pulang,si detektif mengantisipasi agar aku tidak memberitahukan hal ini pada siapa pun,dengan alasan agar si pelaku tidak mengetahui bahwa dia sedang di selidiki" kata Ananda memberitahukan apa yang di katakan oleh si detektif.
"Jadi maksudmu,rekaman ini ditunjukkan padamu,agar kamu datang ke rumah itu dan si pelaku akan beraksi di situ,begitu maksudmu" kata Jeremy memberitahu apa yang bisa di artikan dari penjelasan Ananda.
"Bisa jadi,coba kamu pikir,apakah sedikit mencurigakan,bagaimana mungkin dia langsung menelpon ku karena dia menemukan rekaman ini,banyaknya orang tapi kenapa harus aku" kata Ananda menjelaskan.
"Yah itu sangat mencurigakan,jadi apa yang kamu rencanakan" tanya Jeremy pada Ananda.
"Lihat saja nanti" kata Ananda.
Keesokan harinya,tepat di sore hari,Ananda datang berkunjung ke sebuah rumah yang di anggap tempat dimana si pelaku pembunuhan berantai tinggal.
Ananda langsung menekan bel,sudah berulang-ulang Ananda menekan bel,tapi tidak ada orang yang membuka pintu.
Saat Ananda mendorong pagar,tiba-tiba pagar tersebut terbuka,pertanda pagar itu tidak di kunci.
Ananda masuk kedalam dengan hati-hati,Ananda memperhatikan sekeliling,tidak ada yang aneh dengan rumah ini,karena Ananda sibuk memperhatikan sekelilingnya.
Tak terasa Ananda sampai di depan pintu rumah tersebut,Ananda mengetuk pintu tapi lagi-lagi tidak ada yang membuka pintu,saat Ananda mendorong pintu,lagi-lagi pintu tersebut terbuka.
Saat Ananda melihat kedalam rumah tersebut,ruangan itu sangat gelap,Ananda berjalan perlahan-lahan,Ananda berjalan sambil memperhatikan semua isi dari ruangan tersebut.
Walaupun situasi ruangan yang gelap,tapi Ananda masih bisa melihat remang-remang ruangan tersebut.
Ananda melihat ada satu pintu di depan sana,Ananda masuk kedalam ruangan tersebut dan mulai menyalakan lampu dari ponselnya,Ananda berjalan perlahan-lahan,sampai pada akhirnya Ananda melihat ada banyak foto terpajang di dinding.
Saat melihat semua foto-foto yang ada dinding tersebut,Ananda fokus pada gambar yang sudah di coret silang oleh si pelaku,dan semua itu adalah daftar korban-korban yang sudah di bunuh oleh si pelaku.
Saat Ananda sedang memperhatikan semua foto-foto tersebut,Ananda terkejut melihat wajahnya ada di antara foto-foto yang berjejer di sana,Ananda langsung gemetar,pikirannya langsung butuh.
Saat Ananda ingin keluar,tiba-tiba ada orang yang membekap mulut Ananda,saat Ananda merasa tidak bisa melawan,akhirnya dia menekan tombol yang ada di jaketnya,dan Ananda pun tak sadarkan diri.
Sedangkan di tempat lain,Jeremy sedang khawatir menunggu kabar dari Ananda,sebenarnya Jeremy tidak setuju dengan ide yang diberikan oleh Ananda,tapi Ananda selalu bersi keras,mau tidak mau Jeremy pun mengiyakan.
Di tengah-tengah kekhawatirannya,tiba-tiba Ananda mengirim sinyal padannya.
Saat mendapat sinyal dari Ananda,Jeremy langsung masuk ke dalam bersama beberapa polisi.
Sedangkan di dalam,Ananda sedang duduk di kursi dengan tangan dan kaki di ikat.
"Apakah kau mengenalku",tanya pria yang ada di depannya.
Ananda memperhatikan pria yang ada di depannya,Ananda mengingat-ingat,tapi tidak ada memori tentang pria ini di ingatannya.
"Pasti kamu tidak mengenalku,karena waktu itu kamu masih sangat kecil,tapi sekarang kamu sudah besar" kata pria tersebut sambil tersenyum jahat.
Saat pria tersebut berbicara,Ananda menatap pria tersebut dengan tajam.
"Jangan menatapku begitu,setidaknya sebelum kau menemui kedua orang tuamu,tinggal kan lah kesan yang baik,seperti senyuman manis seperti kau masih sangat kecil" kata pria tersebut.
Mendengar pria tersebut menyebutkan kedua orang tuannya,Ananda langsung memberontak,karena Ananda yakin bahwa pria yang ada di depannya ini pasti mengetahui tentang kematian kedua orang tuannya.
Saat melihat Ananda memberontak,pria tersebut langsung bangkit dari duduknya dan mendekati Ananda sambil mendekatkan pisau di dekat lehernya.
"Apakah ada kata-kata yang ingin kau sampaikan sebelum kau mati,atau apakah kamu tidak perlu di gantung di atas pohon,agar lain dari pada orang-orang sebelumnya" kata pria tersebut sambil menekan pisau ke leher Ananda.
"Kalau saja kedua orang tuamu tidak susah di atur,mungkin sekarang kalian sedang berkumpul di rumah dengan bahagia,tapi tidak apa-apa,aku akan mengu jutkan mimpi itu" kata pria tersebut sambil menekan pisau tersebut,sampai-sampai leher pisau tersebut perlahan-lahan masuk ke dalam kulit Ananda dan mengeluarkan darah.
"Lepaskan dia".
🌾🌾🌾🌾
Hai guys,jangan bosan-bosan baca karya aku yah,kalau ada kesalahan langsung di komen aja,nanti aku perbaiki,agar kalian nyaman membaca karya aku.
Jangan lupa like,komen dan subscribe yah guys😊
Happy reading All 💜