Ini bukanlah tentang idol Kpop yang memerankan sebuah cerita. Bukan juga cerita fiksi yang berakhir dengan idola. Namun cerita ini terus mengalir bak realita. "Kalian yakin kita bisa nonton konser NCT dan ngelanjutin kuliah di Korea?" "Gue yakin kita bisa! Lagipula kita punya banyak waktu. Kita bisa nabung buat nonton konser. Dan belajar buat ajuin beasiswa ke Korea! Gak ada yang gak mungkin kalau kita mau berusaha!" ucap Yerika yang terus yakin akan mimpi mereka. Elina mengangguk. "Lagipula, kita juga gak bego-bego amat." Yerika tersenyum. "Mulai besok, kita harus giat belajar! Dan kita manfaatin untuk nabung dari sekarang!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Prepti ayu maharani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 9 [1]
9 : 한국어, 간다! [Korea, I am Coming!]
^^^"Kalimat yang kami anggap kalimat penenang kini menjadi kalimat yang menemani perjuangan!"^^^
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Tujuh bulan berlalu, telah banyak yang mereka lewati. Les Bahasa Inggris setiap hari libur, les bahasa Korea sepulang dari sekolah, hingga bertanya sana sini mengenai info beasiswa.
Tak hanya itu, banyak sudah kegagalan yang telah mereka lewati. Mulai dari gagal SNMPTN, gagal SBMPTN, bahkan salah mengisi berkas saat mendaftar jalur Mandiri.
Tak sampai disitu saja, mereka pun sempat gagal saat mengikuti tes beasiswa yang di selenggarakan pemerintahan Korea Selatan.
Namun keempatnya tak henti di sana. Mereka percaya jika peluang untuk mendapatkan beasiswa di Korea Selatan masih besar. Dan mereka percaya jika mereka bisa mendapatkannya.
Mereka selalu yakin.
Dan kini adalah detik-detik berharga bagi keempat sahabat tersebut. Mereka akan mendapatkan jawaban dari usaha yang telah mereka lakukan.
Ya! hari ini adalah pengumuman hasil untuk beasiswa yang mereka daftarkan.
Tepat saat bulan September lalu mereka mendaftar salah satu beasiswa untuk kuliah di Korea Selatan.
Besar harapan yang mereka taruh untuk beasiswa ini, namun jika memang bukan rezeki mereka, mereka tak apa. Mereka tak akan menyerah, itulah yang keempatnya tanamkan dalam diri masing-masing.
Dan hari ini, jam ini. Tepat pada awal Januari, mereka akan menerima kabar yang entah pahit atau manis. Mereka akan menerimanya dengan senyuman.
"Siap?" tanya Yerika memberi aba-aba pada ketiga sahabatnya.
Ketiga sahabatnya mengangguk dan mereka pun bersiap pada laptop masing-masing untuk melihat hasil yang ada.
"Bismillah,"
Mata mereka fokus pada layar besar yang berada di hadapan masing-masing. Tulisan 'loading' membuat mereka takut dan juga tak sabar.
Rasa itu bercampur menjadi satu membuat keringat dingin bercucuran di wajah mereka. Rasa berdebar juga mereka rasakan.
Namun dengan sekali putaran, keluarlah hasil dan juga jawaban dari semua usaha mereka . Keempatnya memejamkan mata. Tak berani melihat.
Ada rasa penasaran dan juga takut.
Mereka takut jika salah satu di terima dan ketiganya tidak. Mereka takut ketiganya di terima dan salah satu tidak. Mereka takut sebagian di terima dan sebagian tidak.
Meskipun nasib orang berbeda-beda. Namun mereka berharap besar untuk tetap bisa bersama dan menghabiskan waktu bersama, berempat, seperti yang mereka lakukan hampir 15 tahun ini.
Berbagi canda, tawa, keluh dan juga kesah. Tak peduli dengan ucapan orang, asalkan keempatnya bisa tertawa bersama.
"Gimana?" tanya Yerika yang belum melihat hasil miliknya.
"Takut," ucap Ayana.
Elina yang masih memejamkan pun mengangguk. "Gue juga takut," ucapnya.
"Gue juga," timpa Vania dengan nada sedih. "Gue takut kalau harus pisah sama kalian. Gue gak bisa bayangin kalau itu terjadi. Tuh 'kan, gue jadi mellow gini."
Elina menghela napas, "Ay, Yer, Van, kalau nanti kalian keterima dan gue enggak, jangan lupain gue ya. Ingat gue disini," ucap Elina dengan nada tak kalah sedih.
Ayana menunduk sedih. "Gue juga ya? Kalau kalian bertiga keterima dan gue enggak, kalian jangan lupain gue. Ingat gue dan temuin gue kalau kalian kangen."
"Jangan ngomong gitu geh. Gue nggak mau dengernya. Gue nggak mau pisah sama kalian. Pokoknya kita harus bareng-bareng. Sampai kita kuliah, kita nikah, kita punya anak, kita tua, kita harus tetep bareng-bareng."
Mendengar ucapan Yerika, ketiga sahabatnya pun sedih. Mereka juga tak ingin kehilangan satu sama lain. Mereka berharap masih tetap bersama sampai kapan pun.
Mereka yang sejak tadi membentuk lingkaran pun saling memegang tangan satu sama lain dan bergenggaman.
"Kita hitung bareng-bareng, hitungan ketiga kita buka mata. Oke?" titah Yerika.
"Oke!" jawab ketiganya.
Keempatnya menghela napas sebelum menghitung. "Satu—Dua— Tiga!"
Keempatnya membuka mata dan tatapan mereka tertuju pada layar monitor masing-masing. Ada senyuman, air mata dan juga tatapan penuh arti yang mereka berikan satu sama lain.
Ayana menyeka air matanya, dadanya terasa sesak, terlebih setelah menatap ketiga wajah sahabatnya. Begitu pun dengan Yerika, Vania dan juga Elina. Mereka tak dapat lagi membendung air mata.
Dengan dada yang terasa sesak, Ayana memberi tahu, "Gue di terima di Korea University!"
"Gue juga!" ucap Elina.
"Gue juga!" timpa Yerika.
Ketiga sahabat itu tersenyum bahagia. Hingga tinggal satu jawaban yang mereka tunggu.
Ya, jawaban dari Vania.
Semuanya menatap Vania dengan tatapan penuh harap. Mereka berharap Vania di terima seperti ketiga sahabatnya yang lain. Namun mereka juga takut jika harapan mereka tak sesuai dengan hasil yang ada.
Vania menunduk menutupi air matanya yang jatuh. Ia tak percaya dengan apa yang ia lihat di layar monitornya. Wajahnya memerah, dadanya ikut terasa sesak.
Ia memberanikan diri menatap ketiga sahabatnya dan mencoba tersenyum, "Gue—"
Senyum ketiga sahabatnya perlahan memudar. Mereka merasa ini bukan jawaban yang menyenangkan.
Ayana menggenggam tangan Vania rapat-rapat, mencoba menenangkan jika apa yang ia pikirkan adalah benar.
"Gue di terima juga!" teriak Vania membuat senyum yang memudar kembali tercipta.
Mereka bangkit dan berpelukan satu sama lain. Senyum bahagia, tawa bahagia, tangis bahagia, tercipta di ruangan tersebut. Penantian yang mereka tunggu-tunggu, akhirnya membuahkan hasil. Harapan yang sempat membuat mereka menyerah, akhirnya berbuah.
"'Kan, apa gue bilang, kita tuh gak bego-bego amat! Buktinya Korea University mau nerima kita!" ucap Elina.
Dengan senyuman yang terukir di wajah, mereka akhirnya percaya, bahwa usaha akan mengantarkan mereka ke sebuah mimpi.
Ya! Kalimat yang mereka anggap hanya sebagai kalimat penenang kini telah berubah menjadi kalimat yang menemani perjuangan mereka.
Setelah puas berpelukan, keempatnya saling menatap dan mengatakan, "KOREA, I AM COMING!!!"
"Kim Doyoung, I am Coming!" teriak Ayana.
"Lee Taeyong, I am Coming!" timpa Yerika.
Tak ingin tinggal diam, Elina pun ikut berteriak, "Jung Jaehyun, I am Coming!"
"Na Jaemin, I am Coming!"
"Lah, lo suka NCT juga sekarang?" tanya Elina dengan senyuman di wajahnya.
Vania tersenyum malu. "Tadi gue searching di Google dulu nama member NCT yang sering lo orang sebut Nana. Ternyata dia yang main di The Way I Hate. Gue jadi suka deh," jawab Vania membuat ketiga sahabatnya tertawa.
"Pokoknya, KOREA?" jeda Yerika memberi aba-aba ketiga sahabatnya.
"I AM COMING!" teriak semuanya.
"Siapin kata-kata dulu geh," ujar Elina membuat ketiga sahabatnya mengerti dan mempersiapkan kalimat masing-masing.
Ayana berdeham sebentar sebelum melanjutkan ucapannya, "Annyeong haseyo. Je ireumeun Ayana imnida."
Ketiga sahabatnya mengangguk dan mengacungkan jempolnya.
Elina pun ikut berdeham. "Gue ya? Gue ya?" tanyanya dan dijawab anggukan oleh yang lain. "Annyeong haseyo. Je ireumeun Elina imnida."
"Annyeong haseyo. Je ireumeun Yerika imnida," lanjut Yerika dan mendapat tepuk tangan dari ketiga sahabatnya.
Ketiganya pun beralih pada Vania, "Ayo Van, lo Van," ucap Ayana.
Vania tertawa dan akhirnya menuruti para sahabatnya, "Annyeong haseyo. Je ireumeun Vania imnida."
Melihat hal tersebut mereka pun tertawa bahagia bersama-sama.
"Eh bentar," ucap Ayana membuat teman-temannya terdiam. "Ada satu kalimat yang nggak boleh lewat," lanjutnya.
"Apa?"
Ayana tersenyum dan menghela napas terlebih dahulu, "Oppa! saranghae!"
"Udah gue duga. Otak lo itu udah kebaca Ay," tutur Yerika.
"'Kan motivasi Ayana ke Korea buat ngebucin," tutur Elina membuat mereka semua tertawa.
"Pokoknya Korea?" seru Yerika lagi.
"I am Coming!" jawab ketiga sahabatnya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...