Pertemuan Jingga dengan seorang lelaki bernama Syahrul Ibrahim banyak merubah kehidupannya, yang semula ia pikir akan selama nya MENDUNG ternyata Allah memberikan pelangi yang begitu indah. Tak pernah Jingga merencanakan harus menikah dengan lelaki seperti apa Dan usianya BERAPA, yang ia Tau bahwa jingga membutuhkan seseorang yang dapat melindungi kehormatan dan kesucian dirinya. Kegigihan Arul mengejar Jingga karena ia Tau bahwa jingga layak untuk diperjuangkan, begitu pula dengan Jingga. Ia hanya mau BERJUANG dengan orang yang telah memperjuangkan DIRINYA, Jingga yaqin Arul jodoh yang dipilih untuk dirinya Dari Langit.
Arul sangat BAIK memperlakukan Jingga, walaupun ia seorang Duda. Tidak pernah sekalipun meminta sesuatu yang mengarah pada Hal yang MELECEHKAN Jingga, karena niat Arul adalah membawa Jingga kedalam ikatan suci yang penuh keridhaan-Nya.
Arul Tidak menawarkan CINTA yang sekadar kamuflase atau retorika, setelah mengatakannya selesai tanpa bukti. Arul terus membuktikan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Butiran Debu03, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 22
Ibunya Jiddan sudah ditangani dengan BAIK, Bella akan menjaga tante nita dirumah sakit selama Jiddan ikut dengan Arul dan Jingga. Uang yang dititipkan untuk Uchi sudah Bella berikan, Jingga juga berikan uang CUKUP banyak untuk kebutuhan selama ia berada dirumah sakit.
Dan Helen semakin semangat magangnya. Banyak kasus besar yang ditangani kantornya kecuali kasus korupsi dan narkoba, mereka Tidak mau menerimanya. Bahkan rencananya Om Syarif akan mengangkat Helen sebagai Assistant nya jika Helen sudah lulus kuliah. Ternyata Helen miliki otak yang cerdas, rajin, cepat tanggap dan teliti.
Sebab itulah om Syarif tertarik untuk mengangkat Helen menjadi Assistant nya, sejak ada Helen pekerjaan om Syarif terbantu. Bukan karena om Syarif Tidak punya assistant sebelum kehadiran Helen, tapi Helen LEBIH cekatan dan segala sesuatunya teliti.
Bahkan Helen berani mengungkapkan pendapatnya atas kasus yang dipegangnya, biasanya anak-anak magang lebih banyak diam. Melakukan sesuatu kalau ada perintah, tapi Helen bukan tipe orang yang hanya menerima perintah.
Banyak perubahan yang significant pada diri ketiga shahabat Jingga, Jingga membawa vibes positive terhadap shahabat-shahabatnya. Tentu saja ada kontribusi terbesar dari Arul, Jingga sangat memahami bahwa dirinya tak akan bisa melangkah sejauh ini tanpa support dari sang suami tercinta. Jingga sebenarnya ingin kuliah mengambil fakultas Hukum atau Psikolog, tapi takdir membawanya dicerita yang berbeda.
Keesokan harinya Pak Andi beserta keluarga bersiap untuk berangkat menuju stasiun KA, Arul sang menantu sudah menyewanya. Tadinya Arul mau naik pesawat tetapi sang istri meminta jalur darat, katanya biar nggak cepat sampai. (Istri yang uniq sekali...guys).
Jingga baru mau naik pesawat disaat balik kejakarta, begitu pinta Jingga pada suaminya. Semua keinginan dituruti Arul, karena Masih dalam kewajaran. Mereka sudah berada distasiun, menunggu mama Azizah datang. Pada akhir nya yang ditunggu datang.
"Assalamu'alaikum....maaf maaf mama telat yaa...?" Ujar mama Azizah,
"Wa'alaikumussalam..."Jawab semua
"Santai aja mah, inikan Arul sewa jadi ga sama dengan yang lain...semua lancar mah?",
"Alhamdulillah lancar rul..." Jawab mama Azizah
"Alhamdulillah ...mah, ayo masuk... semua nya" Ajak Arul
Beberapa saat kemudian keretapun mulai melaju perlahan lama kelamaan menjadi cepat, mereka semua suka cita.
"Mas check kerjaan dulu yaa sayang, ga apa-apa kan...?" Tanya Arul pada istrinya, "iyaa ga apa-apa mas, kamu udah terlalu lama juga ninggalin kantor...jangan mentang-mentang kamu CEO nya terus seenaknya...huffzz...maaf SUAMIKU" Jawab Jingga panjang lebar, sampai kelepasan ngomong dan ia Langsung menutup mulutnya "maaf...maaf...mas...duh aku ketularan Helen nich..." Arul tertawa LEPAS melihat ekspresi istrinya,
"Ga apa-apa sayang, semua yang kamu katakan benar...Tapi urusan keluarga LEBIH penting, tapi mas ga LEPAS tanggung Jawab pada tugas mas... sayang, kalau ada apa-apa mas TETAP yang memutuskan juga menandatangani MOU atau SPK dan lain-lainnya... Iyaa kayanya ketularan Helen lambeturah...hahaha" Arul memeluk istrinya, Jingga pun tersenyum, "Yaa udah sana kerja mas..." Jingga melepas pelukan suaminya, "Cup..! Iyaa sayang..." Arul mencium pipi istrinya, Jingga hanya geleng-geleng kepala.
Setelah menempuh perjalanan beberapa jam, perjalanan yang CUKUP melelahkan. Melelahkan karena hanya duduk-duduk berjalan hanya disekitar gerbong saja, bagi yang muda-muda mungkin tak terlalu masalah justru bertambah Bahagia mereka. Tapi bagi yang sudah sepuh perjalanan menggunakan kereta api sangat lah melelahkan, sekalipun kereta api itu mewah bahkan harga sewanya mencapai puluhan juta.
Jingga merasa bersalah karena mengikuti egonya semata, tadinya Jingga berpikir hanya berenam saja. Ternyata kedua orangtua nya dan mama mertuanya turut serta. Sebenarnya mama Riana dan Arul miliki Jet pribadi, tapi mereka belum mau membuka seluruhnya pada Jingga. Arul hanya Tidak mau istrinya merasa semakin minder padanya juga mamanya, Arul sebenarnya ingin sekali membantu ayah mertuanya agar mempertahankan usaha showroom motornya.
Tapi Arul lebih menghargai keinginan dari ayah mertuanya yang menginginkan membuka toko sembako, karena alasan yang diuraikan sangat masuk akal.
"Astaqfirullah...maafin aku yaa mah...pah...kalian jadi kelelahan" Ujar Jingga sangat bersalah terhadap kedua orangtuanya juga mama mertuanya, "Harusnya aku ikut kata suami aku yang menyuruhku menggunakan pesawat" Lanjut Jingga dengan ekspresi sedih,
"Yaa ampun sayang...mama pikir Kenapa...ga apa-apa sayang...udah jangan merasa bersalah" Ujar mama Azizah "Iya sayang... Kami ga apa-apa nak..." Jawab papa dan mama Riana, sedangkan sang suami hanya tersenyum melihat ekspresi istrinya yang buat gemas, ia menghampiri istrinya dan menggenggam bahu nya.
"Alhamdulillah...mobilnya udah datang, ayo pah...mah masuk duluan" Ajak Arul, "Taruh aja tasnya pah, biar nanti mereka yang bawa masuk ke bagasi..." Ujar Arul, pak Andi merasa tak ENAK dan menganggukkan kepala, lalu beliau berkata "Terimakasih nak..", "Sama-sama pah..." Ujar Arul sopan. Semua sudah masuk Mobil, mereka menggunakan Dua Mobil. Karena Arul punya usaha dikota gudeg, lagi-lagi sang istri belum Tau.
Tujuan mereka langsung kerumah eyangnya Jingga, setelah menempuh perjalanan LEBIH kurang 1 jam. Mereka sampai juga, papa dan mama Riana juga mama Azizah turun lebih dulu. Orang-orang suruhan Arul sangat cekatan, menurunkan barang-barang dari Mobil.
Bahkan SIKAP orang-orang suruhan Arul begitu segan pada Arul, Jingga yang kritis dan selalu memperhatikan dengan intens. Arul pun menyadari kalau sang istri smart, tapi ia lebih memilih Jingga yang membuka pembicaraan tentang semua yang ia lihat.
"Assalamu'alaikum..." Jawab nya serempak, PINTU dalam kondisi tertutup, diteras ada kursi jati dua yang single dan panjang satu serta meja jati yang CUKUP lebar. Juga ada bale-bale terbuat dari jati CUKUP besar, menggambarkan selera tinggi pemilik rumah. Mereka merenggangkan otot-otot yang tegang dimanjakan dengan udara yang sangat segar juga dingin. Terdengar suara dari dalam
"Wa'alaikumussalam...." Dibukanya PINTU ....ceklek, mata eyang PUTRI langsung terbelalak terkejut "MASYA ALLAH....cucu cantiqku akhirnya datang juga, apakabar sayang....??" Eyang PUTRI excited, sampai lupa kalau diteras bukan hanya ada Jingga, "Bu...ajak masuk dulu" Kata pak Andi pada ibunya "Astaqfirullah...maaf...maaf masuk...ini cucu KEMBARKU...??"Eyang penglihatan sudah kurang jauh. "Iyaa eyang UTI , kami cucu eyang juga ....masa ingatnya hanya ka ungge aja..."Protes Uzaifa Dan Umar, semua tertawa, "Astaqfirullah maaf yaa cucu nenek yang ganteng- ganteng" menciumi pipi sikembar.
Mereka semua masuk, setelah masuk disebelah kiri ruang tamu dan disebelah kanan ruangannya LEBIH luas Dua kalinya, mirip ruang keluarga. Bahkan dimeja tersedia banyak topless berisi beraneka cemilan. Dan beberapa cemilan khas kota gudeg, rumah eyangnya Jingga Masih Asli khas yogya.
"Sumi...uwin tolong siapkan minuman dan makanan untuk anak-anak dan cucu-cucuku...cepat yaa!" Ujar eyang PUTRI pada Dua orang yang membantunya. "BAIK ndoro..." Jawab mereka,
"Eyang ini suami Ungge, mas Arul..."Ujar Jingga pada eyang PUTRI nya, sang eyang PUTRI langsung berdiri menghampiri Arul, Arul langsung berdiri dan mencium tangan. Tanpa semua duga termasuk Arul, eyang PUTRI nya memegang wajah Arul dengan kedua tangannya "Kamu Asli orang Indonesia nak...??" Arul menjawab dengan mengangguk "kamu sangat tampan nak, jaga cucu eyang baik-baik yaa..." Eyang mencium kening Arul, Arul terkejut dan tersenyum
"udah eyang jangan buat mas Arul risih, eyang udah tua Masih Tau cowo ganteng ...iih" Arul tertawa kecil mendengar celotehan istrinya, "aah kamu sama eyang aja cemburu...kalau suami mu mau sama eyang, eyang juga mau..." Semuanya NGAKAK JAMA'AH dengar wanita beda generasi saling melemparkan kata-kata, Jingga mengerucutkan bibirnya, eyang UTI nya langsung Mencium pipi Jingga berkali-kali
"Jangan ngambek cantiq nya berkurang nanti nduk...lihat eyang kung dulu sana dikamar, ajak suamimu...Eeh tunggu", "Apa lagi UTI...?" Tanya Jingga, "Bukannya kamu punya anak sambung... Ungge?? Mana...?? Kenapa ga diajak...??", "Diajak UTI sayang...itu yang fotocopy mas Arul wajahnya.." Eyang UTI langsung memakai kacamatanya.
"Oooaallaah...ini ganteng sekali....ini berarti cicit ku toh ...yaa ndi...??" Tanya eyang PUTRI pada pak Andi, "iyaa bu...itu cicit ibu", "Siapa namamu nak..?" Tanya eyang pada Yusuf yang Masih dipegang wajahnya sama SEPERTI Arul tadi "Aku Yusuf...embah uyut" Jawabnya, "namamu SESUAI dengan wajahmu, seganteng Nabi Yusuf....apa kamu mau sama uyut...?? Ungge ga akan cemburu...kamu pasti Masih jomblo kan nak..." Yusuf tertawa, Jingga protes
"eyang UTI udah kasian anak aku..."Arul tertawa "Ternyata ada kembarannya Helen disini sayang..."Bisik Arul pada istrinya, Jingga pun tertawa. Eyang UTI akhirnya melepas wajah Yusuf "Iishh.. kamu nich...udh sana bawa suami dan anakmu temui eyang kung...", "Iyaa UTI...hayooo mas, suf...", "iyaa sayang, iyaa kaa..."Jawab mereka. Mereka Masih geleng-geleng, Arul dan Yusuf tertawa kecil. Sungguh ajaib kelakuan eyang UTI.
"Assalamu'alaikum...eyang kung...ini Ungge..."Ujar Jingga
"Wa'alaikumussalam... MASYA ALLAH cucu sayang nya eyang...itu siapa nak..?"Jawab eyang kung
"Ini suami Ungge mas Arul, ini anak Ungge namanya Yusuf...."Jelas Jingga
"Mendekat sini mas Arul dan nak Yusuf..." Arul dan Yusuf pun mendekat. Eyang kakung menatap Arul sangat lekat, lalu berkata "kamu sangat tampan nak, semoga hatimu setampan wajahmu. Tapi eyang sudah Tau banyak tentang mu nak..."Eyang menarik nafas "huh..mungkin eyang nggak lama lagi didunia, eyang titip ungge...sayangi dan jaga dia baik-baik, jangan pernah kau menyakitinya. Satu-satunya cucu eyang perempuan hanya Ungge..."
Lalu mengalihkan pandagan kearah Yusuf "Cicit uyut sangat tampan, terimakasih nak sudah mau menerima ungge sebagai ibu sambung mu. Pesan uyut tolong jangan sakiti ibu sambung mu, lindungi ia seperti kamu melindungi ibu kandungmu..." Yusuf mengangguk "Huh... Eyang menunggu kalian datang dan selalu menanyakan kapan kalian datang...ternyata hari ini kalian datang, sekali lagi eyang mohon jaga ungge dengan sepenuh HATI kalian...waktu eyang Tidak banyak nak...Berikan ini pada istrimu setelah eyang pergi, eyang percaya pada mu..." Arul speechless, begitu juga Yusuf.
Mereka saling pandang, tiba-tiba Jingga keluar dari toilet kamar eyangnya. Arul langsung memasukan kedalam kantung celananya titipan eyangnya, Jingga menghampiri Arul dan Yusuf. "Mas Kenapa...?? Yusuf are u okay...??" Tanya Jingga "Ga apa-apa sayang...."Jawab Arul menetralisirkan ketengangan yang melandanya, begitu juga dengan Yusuf "insya Allah I'm fine ka...". Jawab Yusuf "Eyang ini Ungge...", Jingga mengelus lembut pipi eyangnya "yaa cucu sayangnya eyang, CUKUP sudah bahagianya eyang bisa lihat kalian...Tolong panggil cucu eyang yang lain kesini nak...", Pinta eyangnya, "Biar aku aja yang panggil semua kesini sayang..." Ujar Arul, Jingga mengangguk, Arul langsung keluar kamar dengan perasaan yang nggak karuan.
Setelah menelusuri beberapa kamar dan ruangan-ruangan terdapat benda antik bahkan guci-guci dengan harga ratusan juta, rumah ini sangat besar. Tidak sama SEPERTI diruang tamu yang ada didepan, semakin masuk kedalam rumah ini. Semakin mewah isinya.
Sesampainya diruang tamu, Arul berkata "Eyang meminta semua datang kekamarnya pah..." Ujar Arul pada pak Andi, pak Andi ternyata paham. Beliau ternyata sudah memiliki firasat atas ayahnya, bahkan ibunya juga miliki firasat yang sama dengan sang anak. Karena setiap hari yang ditanyakan kapan ungge dan cucu-cucunya datang, terus menerus itu saja yang ditanyakan. "Yaa mas ayo kita kesana bu...mah..."Jawab pak Andi pada Arul, dan mengajak istri dan ibunya.
"Ayoo mah ikut kedalam..." Arul menggandeng mama Azizah. Jalan menuju kamar eyang kakungnya, mereka menelusuri kamar-kamar dan ruangan yang sangat luas. Mama Azizah takjub melihat rumah ini, bathinnya ini rumah orang yang kaya raya. Disekitar rumah ini, hanya rumah eyangnya Jingga yang besar dan didalamnya banyak barang-barang antik. Mama Azizah menoleh ke arah Arul, Arul tersenyum mengangguk pelan. Arul paham apa yang mama nya pikirkan.
Sesampainya didalam kamar Ungge sudah banjir airmata begitu juga dengan Yusuf, Arul buru-buru menghampiri istrinya "Ada apa sayang...??", Jingga Tidak menjawab, Arul memeluk Jingga membiarkan istrinya menuangkan airmatanya didalam dekapannya.
Lalu pak Andi, eyang UTI juga mama Riana mendekat kearah eyang kakung "pak ini Andi, ada ibu juga Riana..." Ujar pak Andi lembut, "Saya Bahagia Andi, akhirnya kalian semua datang, saya juga Bahagia Riana sudah kembali seperti dulu, Terimakasih Riana, untuk istriku yang Setia menemaniku selama 47tahun dalam semua keadaan, terimakasih banyak semoga surga Allah berikan untukmu sebagai balasannya atas dedikasimu yang luar biasa selama menjadi istriku. Aku nggak bisa hidup tanpamu, makanya aku dipilih pergi LEBIH dulu. Andi anakku sayang tolong jaga ibumu, sayangi dia dan patuhi perkataan ibumu selama yang dikatakannya bukan untuk mendurhakai-Nya ..." eyang UTI, pak Andi Dan mama Riana menangis... "Aidil, Umar dan Uzaifa mana?" Mereka bertiga maju "kami disini eyang...buka matanya eyang ..." Uzaifa, Umar dan Aidil merasakan airmatanya keluar dengan sendirinya.
"Eyang kung sayang kalian semua... terimakasih sudah datang menjenguk Eyang.... tugas Eyang sudah selesai nak...Tolong sampaikan pada Aldi untuk menceraikan istrinya, jangan kalian membenci kakak kalian. Percayalah Aldi akan kembali menjadi anak yang BAIK...Al...di...se...dang...ter...see....saaat" Suaranya tersenggal senggal. Aidil menuntun eyang kung nya "ikuti Ai yaa kung...." Setelah selesai mengucapkan kalimat Tauhid, eyang kakung menghembuskan nafasnya. Innalillah Wa inna illahi roji'un - Selamat jalan eyang - Nasihatmu selalu kami ingat - sebagai seorang mu'min aku akan menjalankan amanahmu eyang dan akan aku sampaikan pada ka Aldi - Bathin Aidil dan juga Arul.
Tiba-tiba Jingga PINGSAN "Astaqfirullah...sayang...!!" Arul panik, "Bawa kekamar ungge aja mas Arul..." Ujar eyang UTI, Arul dan mama Riana terkejut ternyata Jingga punya kamar disini "Dimana kamarnya UTI..?" Arul bertanya, "Sumi Antar den Arul ke kamar non Jingga", "Baik ndoro PUTRI... Mari den" Arul mengangguk, Arul dan mama Azizah mengikuti bi Sumi "ini kamar non ungge...den" Arul dan mama Azizah sangat terkejut, "saya pamit den, ndoro...", "owhh yaa yaa makasih banyak bi" bi Sumi mengangguk, "Siapa sebenarnya dirimu tuan PUTRI...??". Ujar Arul menatap istrinya Masih didalam gendongan tangan nya.
Bersambung