pernahkah kau membayangkan terjebak dalam novel favorit, hanya untuk menyadari bahwa kau adalah tokoh antagonis yang paling tidak berguna, tetapi Thanzi bukan tipe yang pasrah pada takdir apalagi dengan takdir yang di tulis oleh manusia, takdir yang di berikan oleh tuhan saja dia tidak pasrah begitu saja. sebuah kecelakaan konyol yang membuatnya terlempar ke dunia fantasi, dan setelah di pikir-pikir, Thanz memiliki kesempatan untuk mengubah plot cerita dimana para tokoh utama yang terlalu operfower sehingga membawa bencana besar. dia akan memastikan semuanya seimbang meskipun dirinya harus jadi penggangu paling menyebalkan. bisakah satu penjahat figuran ini mengubah jalannya takdir dunia fantasi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mr.Xg, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dua jalan kekuatan
Hari demi hari, minggu demi minggu berlalu di Hutan Terlarang. Thanzi telah kehilangan jejak waktu yang akurat; hidupnya kini diatur oleh terbit dan terbenamnya matahari, oleh rasa lapar dan haus, serta oleh ancaman konstan dari monster-monster yang tak henti-hentinya mengintai. Tubuhnya, yang tadinya hanya kuat, kini menjadi mesin bertahan hidup yang sangat efisien. Setiap ototnya terbentuk sempurna, setiap gerakannya presisi. Ia telah menjadi predator di antara para predator.
Luka di bahunya telah sembuh sepenuhnya, meninggalkan bekas luka putih yang tipis sebagai pengingat pahit akan pertarungan pertamanya. Cadangan mana dalam dirinya, berkat kemampuan unik tubuhnya untuk menyerap dan menyamarkan energi, kini jauh lebih besar dan lebih stabil. Ia bisa merasakan aliran mana yang kuat di setiap sudut tubuhnya, menunggu untuk dilepaskan.
Penguasaan Thanzi atas sihir ilusi telah mencapai tingkat yang mencengangkan. Ia tidak hanya bisa membuat ilusi sederhana, tetapi kini mampu menciptakan ilusi yang begitu kompleks dan berlapis, hingga mampu menipu monster-monster yang paling cerdas sekalipun. Ilusi yang bisa menyentuh, yang bisa mengeluarkan bau, yang bisa terasa nyata bagi semua indra lawannya. Ilusi resonansinya yang tidak menggunakan mana pun menjadi lebih halus dan lebih kuat, mampu memanipulasi emosi dan persepsi dasar monster dengan mudah.
"Hutan ini," Thanzi bergumam suatu pagi, menatap kanopi gelap di atasnya, "telah menjadi guruku yang paling brutal."
Ia tidak lagi menghindari pertarungan. Sebaliknya, ia mencari mereka. Setiap monster kuat yang dulu membuatnya lari terbirit-birit, kini menjadi sasaran latihannya. Ogre Lumut, Beruang Tanah Raksasa, Gargoyle Lumut, Serigala Batu, dan Ular Gergasi — ia telah bertarung dengan mereka semua, berulang kali. Pada awalnya, ia selalu kalah, terlempar, tergores, babak belur, dan harus kembali ke guanya dengan susah payah. Namun, setiap kesakitan adalah pelajaran, setiap kekalahan adalah batu loncatan.
"Resonansi: Distraksi!" ia berteriak dalam hati saat menghadapi Beruang Tanah Raksasa, memproyeksikan ilusi kawanan lebah raksasa yang mengerubungi kepala Beruang itu. Beruang itu menggeram, mencoba mengusir lebah yang tak terlihat. Thanzi melesat, pedangnya menusuk celah di antara cakar-cakar besar, kali ini menembus kulit tebalnya. Beruang itu meraung kesakitan. Thanzi tidak membunuh mereka; ia hanya melumpuhkan atau melukai mereka cukup untuk "memenangkan" latihan, lalu kembali ke guanya.
Setiap pertarungan adalah kesakitan yang tak terhindarkan, setiap luka adalah bekas peninggalan. Ia selalu kembali ke gua dengan tubuh yang lelah, memar, dan terkadang berdarah. Namun, setiap hari, ia menjadi lebih kuat, lebih cepat, dan lebih tak terhentikan. Rasa sakit adalah bahan bakar, dan hutan adalah tungku yang menempanya menjadi baja.
"Aku semakin kuat," Thanzi bergumam pada dirinya sendiri suatu malam, menatap tangannya yang kapalan. "Tapi apakah ini cukup?"
Peningkatan Kekuatan yang "Mudah" bagi Para Protagonis
Di sisi lain dunia, jauh dari neraka Hutan Terlarang, para protagonis utama juga semakin kuat. Thanzi tahu betul alur ini dari novel. Mereka tidak perlu menghadapi penderitaan brutal seperti dirinya. Seolah takdir memang berpihak pada mereka, menghadirkan keberuntungan dan kemudahan di setiap langkah.
Michael, sang Pahlawan Pedang, dengan bakatnya yang luar biasa dan Aura Suci yang langka, menemukan Pedang Legendaris di Makam Kuno yang dijaga oleh monster raksasa. Namun, monster itu "terpukau" oleh kemurnian auranya dan membiarkannya lewat dengan mudah, bahkan memberikan petunjuk. Michael tentu menghadapi beberapa kesulitan kecil, tetapi selalu ada "keberuntungan" yang menolongnya, seperti ramuan penyembuh kuno yang ditemukan secara tak sengaja di reruntuhan yang kebetulan ia lewati, atau sekutu kuat yang muncul tepat waktu untuk menyelamatkannya dari situasi sulit. Peningkatannya seolah... alami, dipermudah oleh takdir itu sendiri.
Elara, sang Penyihir Cahaya yang cantik dan berbakat, menemukan gulungan sihir kuno yang sangat langka di sebuah perpustakaan terbengkalai yang tidak sengaja ia kunjungi saat mencari buku biasa. Gulungan itu berisi mantra-mantra cahaya tingkat tinggi yang ia kuasai dalam waktu singkat, seolah sihir itu sendiri mematuhinya. Ia juga memiliki dukungan dari seorang penyihir bijak yang membimbingnya dengan sabar dan memberinya akses ke sumber daya sihir elit, tidak seperti bimbingan misterius dan brutal yang Thanzi terima.
Grace, putri bangsawan dengan bakat penyembuh yang menakjubkan, secara tak sengaja menyembuhkan seorang tokoh berpengaruh yang sakit parah. Sebagai balasannya, ia diberi akses ke sumber daya pengobatan kuno dan pelatihan dari tabib legendaris yang hanya ia temui karena kebetulan. Kemampuannya tumbuh pesat, tidak melalui perjuangan yang melelahkan, melainkan melalui kesempatan emas yang datang padanya.
Pangeran Lyra, pewaris takhta, justru mendapatkan kekuatan melalui warisan. Ia menemukan sebuah artefak kerajaan kuno yang telah lama tersembunyi di dalam brankas istana yang tak sengaja ia buka dengan kunci yang "ditemukan" oleh pelayannya. Artefak itu memberinya peningkatan kekuatan fisik dan sihir yang instan, menjadikannya prajurit yang tangguh tanpa perlu bertarung banyak. Pelatihannya terbatas pada sesi formal di istana, jauh dari medan pertempuran sesungguhnya.
Dan Elian, putra Duke yang karismatik, yang ahli dalam strategi dan manipulasi, mendapatkan kekuatan melalui jaringan dan informasi. Ia memiliki akses tak terbatas ke sumber daya keluarga, intelijen rahasia, dan aliansi politik yang kuat. Ia "menemukan" artefak dan informasi penting yang membantunya meningkatkan kemampuan strategis dan bahkan mempelajari beberapa teknik sihir yang langsih karena informasi yang ia beli dari jaringan rahasia keluarganya. Peningkatannya lebih ke arah kecerdasan dan pengaruh, yang juga datang dengan "kemudahan" sumber daya yang melimpah.
Mereka semua sering menghadapi bahaya, tetapi "keberuntungan" seolah mengikuti mereka seperti bayangan. Mereka menemukan artefak yang meningkatkan kekuatan mereka dengan mudah, atau bertemu dengan individu-individu kuat yang secara sukarela menjadi mentor mereka, atau bahkan monster yang entah bagaimana "bersimpati" pada tujuan mereka. Peningkatan kekuatan mereka terasa seperti sebuah aliran sungai yang tenang dan mengalir lancar, dihiasi dengan keberuntungan yang tak ada habisnya. Mereka berlatih di tempat yang relatif aman, dengan dukungan penuh, dan hasil yang selalu memuaskan.
Sungguh kontras, pikir Thanzi, menyeringai pahit, lumpur dan darah kering masih melekat di wajahnya. Mereka mendapatkan kemudahan, keberuntungan, dan jalan yang mulus. Aku harus berjuang sehidup semati, memanjat setiap inci kemajuan dengan darah dan air mata, tanpa tahu apa yang akan terjadi di detik berikutnya.
Namun, tidak ada rasa iri dalam hatinya. Hanya tekad yang lebih membara.
Biarkan mereka. Biarkan mereka mengikuti alur yang sudah ditulis. Aku akan menulis alurku sendiri. Dan ketika kita bertemu lagi, mereka akan melihat perbedaan antara kekuatan yang diberikan oleh takdir dan kekuatan yang ditempa dari penderitaan.
Thanzi menatap ke kedalaman Hutan Terlarang. Ia masih belum mencapai Reruntuhan Kuil Bulan yang sesungguhnya—tempat di mana ia seharusnya menemukan artefak penting dan meningkatkan kekuatannya. Tapi ia tahu, setiap langkah brutal di hutan ini, setiap tetes keringat dan darah, membuat dirinya jauh lebih kuat, lebih unik, dan lebih berbahaya dari apa pun yang bisa dibayangkan oleh Michael dan yang lainnya. Ia sedang menjadi sang antagonis sejati yang sesungguhnya.