Anisa dan Yusuf pasangan suami istri yang memiliki kehidupan nyaris sempurna. Ekonomi cukup, tiga orang anak dan mertua yang tidak ikut campur. Namun, ujian datang dari mantan kekasih Anisa dan mantan istri Yusuf. Kehadiran mantan istri Yusuf juga telah membuat ibu mertua Anisa membencinya. Seiring berjalannya waktu, Yusuf tidak bisa menolak kehadiran mantan istrinya untuk kembali. Hingga memutuskan setuju untuk menikah siri, tapi Yusuf merahasiakan pernikahannya dari Anisa. Lalu bagaimana Anisa dengan mantan kekasihnya yang juga ingin bersamanya, akankah berhasil ? Apakah pernikahan Yusuf dan Anisa akan berakhir atau malah akan semakin kuat ? Yuk baca, like, komen dan share ya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon CumaHalu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20
KEESOKAN HARI
DI PABRIK YUSUF
Reza kembali bekerja seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Dia menyelinap masuk ke bagian mesin pengemasan. Lalu Reza mengotak-atik mesinnya, hingga panas dari mesin itu meningkat.
Semua karyawan bekerja seperti biasanya. Reza di perintahkan oleh seniornya ke bagian pemanggangan. Beberapa saat kemudian terdengar suara ledakan. Seluruh karyawan berhamburan keluar, tapi ada beberapa karyawan yang terjebak kebakaran.
Kevin yang saat itu berada dekat dengan lokasi kebakaran segera menelfon pemadam kebakaran. Lalu memerintah seluruh karyawan segera keluar dari pabrik. Dan dia menelfon Yusuf supaya segera sampai di pabrik.
"Halo, ada apa, Vin?"
"Pak, pabrik kita kebakaran hebat. Sebagian sudah hangus, Bapak bisa secepatnya datang ke pabrik?"
Yusuf yang sedang berada di mobilnya berhenti mendadak. Beruntung tidak ada kendaraan berada di belakangnya. Ia segera menepi dan kembali bicara dengan Kevin.
"Lalu gimana kondisinya sekarang?"
"Sudah padam sebagian, Pak. Maaf, saya harus membantu karyawan lain menyelematkan barang atau berkas yang bisa kami selamatkan.
"Baiklah, aku secepatnya ke pabrik sekarang."
"Baik, Pak."
Yusuf langsung tancap gas menuju pabriknya. Perasaannya sangat kacau mendengar kabar buruk dari Kevin pagi ini. Dengan kecepatan penuh Yusuf mampu sampai pabrik hanya beberapa menit saja.
Sampai pabrik Yusuf segera keluar dari mobilnya. Mencari Kevin dan beberapa staff kantornya yang memiliki jabatan penting. Yusuf mengedarkan pandangannya dan melihat Kevin tengah berlari menghampirinya.
"Vin, bagaimana kondisinya?"
"Hampir terbakar semua Pak, bahkan ada 2 pekerja yang tewas karena terjebak kebakaran," ujar Kevin panik.
Yusuf mengusap wajahnya dan menatap kebakaran yang terjadi di pabriknya. "Apalagi ini Ya Allah, ampunilah hamba ya Allah...." Yusuf menunduk memegangi kepalanya dan berjongkok.
Reza tertawa puas melihat kebakaran hebat di pabrik Yusuf. Ia pura-pura ikut memadamkan api dengan pekerja lainnya. Menggunakan ember kecil dan berlari kecil.
"Vin, kita ke ruanganku sekarang."
"Baik, Pak."
Kevin dan Yusuf pergi ke ruangan Yusuf. Mereka melakukan rapat mendadak dengan beberapa orang terkait kebakaran tersebut. Sementara staff dan tim yang lain di perintahkan untuk membantu memadamkan api dan menolong karyawan yang terluka.
"Pak, kabar kebakaran ini sampai ke telinga Pak Dewa," ujar Kevin.
"Apa yang di katakan Pak Dewa?"
"Tadi saya sudah hitung kerugian dari kebakaran ini, dan nilainya tidak sedikit. Kita memiliki kemungkinan besar bangkrut, karena banyak pesanan yang tidak terpenuhi. Belum lagi alat-alat yang tidak bisa digunakan lagi."
"Aku tau Vin, yang aku tanyakan apa yang di katakan Pak Dewa."
"Maaf Pak, tadi pak Dewa menawarkan bantuan berupa mesin-mesin baru dan bangunan baru. Beliau punya bangunan pabrik beserta kantor yang sudah jadi, tapi belum di tempati. Kalau bapak mau bisa menempatinya dengan perjanjian kepemilikan perusahaan jadi 50:50 persen."
"Kita kan juga punya cabang di luar Jawa, kira-kira bisa tertutupi nggak kalau kita tutup cabang saja. Nanti mesin dan bahannya bisa di alihkan kesini dan untuk sementara pesan yang masuk bisa di produksi di pabrik cabang."
"Cabang kita masih baru, Pak. Bangunannya juga masih kecil, tidak sebesar disini. Jadi tidak bisa menutupi kerugian kita yang disini."
Yusuf mengusap wajahnya dan menghela napas panjang. Ia minta Kevin dan beberapa orang yang hadir dalam rapat tersebut ikut mempertimbangkan tawaran dari Dewa. Dan ternyata banyak yang menyetujui usulan Dewa.
DI RUMAH ARKA
Arka duduk di kursi kerjanya dan menopang kaki di meja. Asistennya berada di hadapannya melakukan tugas yang di berikannya. Mendengar pabrik Yusuf kebakaran membuat Arka sangat bahagia.
"Kamu sudah telfon Kevin, asistennya Yusuf?" tanya Arka.
Sudah Pak, dia bilang Pak Yusuf sedang mempertimbangkan tawarannya. Maaf Pak, mungkin besok saya harus ke Jerman. Karena big bos memanggilku kesana untuk tugas penting."
"Terus yang membantuku disini siapa, Wa ? Kamu tau sendiri aku ga mungkin berhubungan langsung dengan Yusuf."
"Saya sudah meminta Candra datang kesini membantu anda."
"Oke, salam buat big bos ya."
"Siap, Pak."
Dewa pergi dari rumah Arka, sebagai ganti dirinya Dewa memerintahkan Candra teman baiknya membantu Arka. Sementara itu Arka sangat bahagia dengan kejadian yang menimpa Yusuf hari ini. Tanpa mengotori tangannya, kemalangan sudah menimpa Yusuf.
DI KANTOR YUSUF
TOK TOK TOK
"Masuk," ucap Yusuf.
Ceklek
"Mas...." Anisa menghampiri Yusuf yang duduk memejamkan mata di sofa.
"Lho sayang, kenapa ga langsung masuk aja?"
"Aku pikir kamu lagi rapat atau sibuk. Jadi hanya buat mastiin aja. Mas, sabar ya. Kamu fokus aja sama perusahaan, untuk urusan anak-anak dan kebutuhan kita sehari-hari, biar aku yang cukupi semuanya."
Yusuf menghela napasnya, "Kamu jangan bicara gitu. Bagaimanapun juga kamu dan anak-anak tanggunganku. Kamu tenang aja ya." Yusuf mengelus kepala istrinya dan memeluknya erat.
"Makasih ya sudah datang kesini dan menghiburku," sambung Yusuf.
"Tadi aku lihat di tv langsung kesini. Aku ga mau kamu melewati ini sendirian, berguna nggak berguna aku pengen disini menemanimu."
Anisa dan Yusuf saling pandang, wajah keduanya makin dekat. Namun sebelum ciuman itu terjadi ada seseorang mengetuk pintu. Yusuf berteriak mempersilakan orang tersebut masuk.
"Maaf Pak, saya sudah mengganggu!!! Saya kesini ingin menanyakan keputusan Bapak soal tawaran pak Dewa. Baru saja beliau mengirim pesan menanyakannya lagi," ujar Kevin.
"Emm,.. oke, aku setuju Vin. Katakan secepatnya ke pak Dewa."
"Baik, Pak."
Kevin meninggalkan ruangan Yusuf, kemudian Yusuf mengajak Anisa makan siang di luar. Kania dan Reza yang melihat kebersamaan Anisa dan Yusuf merasa kesal.
DI RESTORAN
TRING...
Pesan masuk ke hp Anisa, kebetulan Yusuf sedang berada di toilet. Ia segera membuka pesannya sebelum suaminya datang.
"Anisa, nanti sore kamu bisa datang ke toko roti? Sudah waktunya karyawan gajian dan bagi hasil," tulis Arka.
"Oke."
Anisa segera menghapus pesannya dan memasukkan kembali ke dalam tas. Saat makanan datang, Yusuf baru keluar dari toilet. Kemudian mereka makan siang bersama.
"Sayang, setelah makan kita pulang?" tanya Anisa.
"Hem... Kamu pulang saja dulu. Kerjaanku masih banyak, mungkin aku pulang agak malam."
"Apa ada yang bisa aku bantu?"
"Hem,.. kamu cukup doakan aku dan jaga anak-anak di rumah ya," ucap Yusuf menggenggam tangan Anisa.
"Aku pasti selalu mendoakan mu Mas, tapi sebenarnya aku juga ingin membantumu. Tapi aku ga tau apa yang harus aku lakukan." Anisa memanyunkan bibirnya.
"Kamu tenang saja sayang, ada Kevin dan banyak karyawanku yang bisa membantu. Udah, habisin makannya dan aku akan antar kamu pulang dulu."
"Baiklah...."
Selesai menyantap makan siangnya, Anisa di antar pulang oleh Yusuf. Kemudian setelah mencium Hana dan kedua putranya, Yusuf kembali ke kantornya. Dan saat di teras Yusuf mencium Anisa yang sebelumnya tertunda saat di ruangannya.
DI TOKO ROTI
"Ka, kita cuma sebentar kan disini? Aku ga bisa keluar terlalu lama kaya biasanya," ungkap Anisa di dalam ruangannya bersama Arka dan Nayla.
"Tenang saja Anisa, aku dan Pak Arka sudah hitung dulu sebelum kamu datang. Sekarang kamu tinggal baca dan menambah apa ada yang kurang," ucap Nayla.
"Oke." Anisa fokus membaca laporan keuangan yang sudah di buat oleh Arka dan Nayla. Arka terus memandang Anisa tanpa berkedip, Nayla memperhatikan apa yang di lakukan Arka.
"Oke, aku setuju. Oh iya, aku tinggal ke toilet bentar ya." Anisa beranjak dari kursi dan pergi ke belakang.
TRING ...
"Anisa, aku Reza. Bisakah kita ketemuan di bioskop besok pagi? Ada film bagus, kamu juga bisa ajak anak-anakmu. Aku juga ingin memberitahumu tentang rahasia suamimu."
Arka membaca pesan dari Reza lebih dulu lewat notifikasi. Kemudian Arka berniat menghapus pesan Reza, ia mencium ada niat jahat dari Reza.
"Arka, kamu mau ngapain?" tegur Anisa.
"Ah tidak... hehe... aku cuma mau melihat foto anak-anakmu, mereka lucu banget. Lama aku ga ketemu sama mereka," jawab Arka.
"Makanya cepet nikah.. hehe, canda, Ka."
Anisa kembali membaca laporan keuangan dan menyetujuinya. Kemudian semua uangnya di bagi oleh Arka. Tanpa sepengetahuan Anisa, Arka berikan semua bagiannya untuk Anisa.
Anisa mengambil hpnya dan membaca pesan dari Reza. Lalu membalasnya dengan cepat.
"Oke, tapi aku ga mau ngobrol sama kamu lama-lama. Maksimal lima menit, katakan semua secara singkat."
"Oke sayangku, aku tunggu besok di bioskop," balas Reza.