NovelToon NovelToon
Ketika Aku Memilih Pergi, Dia Memilih Menyelamatkan

Ketika Aku Memilih Pergi, Dia Memilih Menyelamatkan

Status: sedang berlangsung
Genre:Beda Usia / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Romansa / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:19.5k
Nilai: 5
Nama Author: linda huang

Flower Florencia hidup dalam tekanan—dari keluarganya yang selalu menuntut kesempurnaan hingga lingkungan universitas yang membuatnya merasa terasing. Di ambang keputusasaan, ia memilih mengakhiri hidupnya, namun takdir berkata lain.

Kim Anderson, seorang dokter tampan dan kaya, menjadi penyelamatnya. Ia bukan hanya menyelamatkan nyawa Flower, tetapi juga perlahan menjadi tempat perlindungannya. Di saat semua orang mengabaikannya, Kim selalu ada—menghibur, mendukung, dan membantunya bangkit dari keterpurukan.

Namun, semakin Flower bergantung padanya, semakin jelas bahwa Kim menyimpan sesuatu. Ada alasan di balik perhatiannya yang begitu besar, sesuatu yang ia sembunyikan rapat-rapat. Apakah itu sekadar belas kasih, atau ada rahasia masa lalu yang mengikat mereka berdua?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon linda huang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 12

"Sudah datang," sapa Kim yang keluar menemui Flower. Pria itu berdiri di ambang pintu, mengenakan kemeja santai berwarna biru muda yang tampak kontras dengan rambut hitamnya yang tertata rapi. Tatapan matanya lembut, namun ada kilatan samar di balik senyum ramahnya.

"Dokter Kim," sahut Flower dengan senyum cerah di wajahnya. Gadis itu tampak bersemangat, matanya berbinar saat menghirup udara segar di sekitar rumah. Rambut panjangnya yang dibiarkan terurai berayun pelan tertiup angin sore.

"Apa kamu menyukai tempat ini?" tanya Kim, melangkah ke sisi teras. Matanya memerhatikan ekspresi Flower dengan seksama, seolah ingin memastikan sesuatu.

"Iya, pemandangan di sini indah, udara segar, dan nyaman. Selain itu, tempat ini juga tenang, jauh dari keramaian," jawab Flower, mengedarkan pandangan ke sekitar. Pepohonan hijau membentang sejauh mata memandang, menyisakan rasa damai di hatinya.

Kim mengangguk pelan, menyelipkan kedua tangannya ke dalam saku celana. "Baguslah kalau kamu menyukainya," ucapnya, suaranya terdengar hangat meski matanya menyimpan sesuatu yang sulit diterka.

Flower menoleh, memandang Kim dengan rasa penasaran. "Apakah ini adalah rumah Anda?" tanyanya polos.

Kim tersenyum tipis sebelum menjawab, "Bukan. Ini adalah rumah temanku. Dia berada di luar negeri dan tidak akan kembali dalam waktu dekat. Aku membantu menjaga rumahnya, jadi kamu bisa belajar dan berlatih di sini." Suaranya terdengar tenang, tetapi ada nada samar di akhir kalimatnya yang sulit diartikan.

Flower tersenyum lebar, hatinya dipenuhi rasa nyaman. "Aku suka tempat ini, Dokter Kim. Aku berjanji akan berusaha dan tidak akan malas-malasan," ucapnya penuh tekad.

"Jangan panggil aku Dokter Kim lagi," kata Kim tiba-tiba.

Flower tertegun sejenak sebelum akhirnya tersenyum kecil. "Usiamu dengan Kakak Alan sepertinya sama, jadi aku akan memanggilmu Kakak Kim saja. Bersamamu, perasaanku seperti bersama kakakku," ujar Flower dengan suara lembut. Ia tidak menyadari bahwa kata-katanya justru memicu sesuatu di dalam hati Kim.

Raut wajah Kim seketika berubah setelah mendengar ucapan gadis itu. Senyumnya yang tadi ramah perlahan memudar, digantikan ekspresi rumit yang sulit dijelaskan.

Flower yang peka menyadari perubahan itu segera bertanya, "Kakak Kim, ada apa?" Suaranya penuh kekhawatiran, sementara matanya memandangi Kim dengan tatapan bingung.

Kim menarik napas panjang, berusaha menguasai emosinya. Senyuman tipis kembali menghiasi wajahnya, meski tampak dipaksakan. "Sepertinya tidak buruk kalau aku memiliki adik sepertimu," jawabnya akhirnya, namun di dalam hatinya, kalimat lain bergema kuat.

"Gadis ini sudah lupa denganku," batin Kim, seolah ia telah mengenal gadis itu sejak dulu.

Hari itu, Flower duduk di ruang belajar yang luas dan terang, dikelilingi rak-rak buku yang berisi berbagai literatur kedokteran. Kim Anderson berdiri di sampingnya dengan sabar, menjelaskan setiap detail penting dari materi yang sedang dipelajari. Suaranya tenang, menciptakan suasana nyaman yang membuat Flower merasa dihargai.

Gadis itu fokus membaca buku kedokteran di tangannya, matanya bergerak cepat menelusuri setiap halaman. Rasa haus akan pengetahuan membuatnya mengabaikan lelah. Setiap penjelasan dari Kim terserap dalam pikirannya, mendorong semangatnya untuk membuktikan bahwa dirinya mampu.

Sementara itu, di sisi lain kota, di sebuah tempat parkir tersembunyi yang jauh dari keramaian, suasana terasa sangat berbeda.

Cici, dengan wajah memerah dan nafas memburu, bersandar di dada pria yang sangat ia cintai—Mike. Di dalam mobil yang berembun akibat gairah di antara mereka, ia menikmati setiap sentuhan hangat pria itu, seolah melupakan segalanya.

Dengan nada manja, Cici berbisik di telinga Mike, "Mike, apakah aku akan hamil? Kita melakukannya setiap hari. Papa akan membunuhku kalau aku benar-benar hamil," keluhnya dengan nada cemas, meskipun jelas ada nada kepuasan dalam suaranya.

Mike tersenyum tipis, jari-jarinya membelai rambut panjang Cici dengan lembut. "Aku akan menikahimu setelah kau hamil. Keluargamu pasti tidak akan membantah jika kau mengandung anakku," jawabnya santai.

Namun, Cici tidak puas dengan jawaban tersebut. Matanya menatap Mike dengan tajam, memancarkan keinginan yang lebih besar. "Kapan kau akan menceraikan istrimu? Aku telah memberimu mahkota yang paling berharga," desaknya dengan suara lembut namun penuh tuntutan.

Mike menarik napas panjang, seakan mengulur waktu. "Aku akan memberimu jawaban, beri aku waktu," jawabnya, meski sorot matanya menyiratkan bahwa ia tidak ingin terburu-buru mengambil keputusan besar itu.

Sementara itu, di Mansion keluarga Florencia, suasana jauh berbeda. Ketegangan menyelimuti ruangan kerja Alan, putra sulung keluarga yang selalu mengendalikan segalanya. Dengan ponsel di tangan, ia berbicara dengan nada tajam dan penuh otoritas.

"Tidak tahu kemana? Kenapa bisa begini? Apakah dia tidak hadir saat pelajaran?" tanyanya tegas, menginterogasi orang di seberang panggilan. Dahinya berkerut dalam, menandakan ketidakpuasannya terhadap laporan yang diterimanya.

Di saat yang sama, Wilson melangkah masuk ke ruangan itu. Gerakannya tenang, tapi tatapannya tajam mengamati kakaknya yang terlihat sibuk.

"Cari tahu di mana Flower tinggal! Setelah kau mendapatkannya, hubungi aku!" perintah Alan dengan suara dingin sebelum memutuskan panggilannya tanpa menunggu balasan.

Wilson bersandar di ambang pintu, kedua tangannya dimasukkan ke dalam saku celana. "Sejak kapan kau datang? Kenapa tidak bersuara?" tanya Alan, mengalihkan perhatian pada adik lelakinya.

"Kakak sedang bicara dengan seseorang. Mana mungkin aku mengeluarkan suara," jawab Wilson ringan, meski ada ketegangan dalam nada suaranya. Ia kemudian melanjutkan, "Apakah kau tidak tahu di mana Flower berada?"

Alan menghela napas dengan kesal, tatapannya mengeras. "Anak itu sengaja berulah agar kita mengkhawatirkannya. Aku hanya takut dia menimbulkan masalah lagi," ucapnya, lalu menambahkan dengan nada tajam, "Cici sudah pulang?"

"Belum," jawab Wilson sambil melangkah lebih dekat. "Belakangan ini dia tampak lebih sibuk, aku tidak tahu apa yang dia sibukkan."

Alan tersenyum sinis, seolah bangga pada saudari tiri mereka. "Dia pulang larut malam karena sedang mempelajari ilmu kedokteran. Dia akan menjadi kebanggaan keluarga kita, sedangkan Flower hanya akan mempermalukan kita," ujarnya tanpa sedikit pun rasa simpati.

Wilson terdiam, tidak langsung membalas. Ada sesuatu di dalam pikirannya yang bergemuruh.

Alan menatapnya curiga. "Kenapa diam saja? Apa yang mengganggu pikiranmu?" tanyanya tajam.

Wilson akhirnya bersuara, suaranya terdengar lebih dalam dan serius. "Kakak, bagaimanapun juga, Cici adalah orang luar. Aku merasa kita sedikit berlebihan. Adik kandung sendiri kita abaikan, bahkan ingin mengirimnya ke tempat yang jauh. Bukankah ini cukup keterlaluan?" Ada ketegasan di balik kalimatnya, sesuatu yang jarang ia tunjukkan.

Alan mengangkat alisnya, tidak menyangka perubahan sikap adiknya. "Wilson, bukankah kau sangat membencinya? Kenapa tiba-tiba berubah?" tanyanya, menyelidik.

Wilson menarik napas panjang, seolah mencoba meredam gejolak di hatinya. "Aku melihat perubahannya setelah sadar dari koma. Dia bukan lagi gadis kecil yang pendiam. Dia berubah, seolah menjadi orang lain. Dan ini membuatku sangat tidak nyaman," jawabnya, tatapannya menunduk, seakan berbicara pada dirinya sendiri.

Kemudian, ia melanjutkan dengan nada yang lebih dingin, "Setelah kupikirkan, sebaik apa pun Cici, dia tidak sedarah dengan kita. Terlalu konyol jika demi orang luar, kita menyisihkan adik sendiri."

"Jangan menganggap Cici orang luar, dia adalah adik kita. Dia besar di keluarga ini. Jadi bagiku dia tidak berbeda dengan Flower. Bahkan adik sendiri yang tidak bisa kita harapkan. Cici sudah menjadi bagian keluarga kita. Jangan pernah menganggapnya sebagai orang luar!" jawab Alan.

🧡🧡🧡🧡🧡🧡

Sambil menunggu up, silakan mampir ke karya terbaru dengan judul Antara Cinta dan Hukuman.

kisah cinta Hakim Leon yang adil dan mantan tunangannya, Jade, yang menjadi tersangka pembunuhan.

1
Akai Kakazain
duhhh ...kepo thooooor
𝐕⃝⃟🏴‍☠️𝐐ᵁᴱᴱᴺ❣️Angela🍁
Aihhh Kimmm.....
terimakasih untuk kejujuran muu 😍😍😍 ..
sally mending mundur saja.. percuma kan memaksakan kehendak...
kim gak mau jadi jangan di paksa
yuning
Kim mencintai flower juga kah?
𝐕⃝⃟🏴‍☠️𝐐ᵁᴱᴱᴺ❣️Angela🍁
aihhhh knp cuma satu bab sih up nya 😌😌😌😌😌😌😌
ka Lin bikin penasaran aja ihhh 😒😒😒
𝐕⃝⃟🏴‍☠️𝐐ᵁᴱᴱᴺ❣️Angela🍁
babb selanjutnya past si sally ngedrama dahhh.... bilang teraniaya padahal dia yg bikin ulah... huh dasar ular kadut!!!!
3sna
lantai 4 aja mati,sehalu2nya lhoo
Pikachu: Ada ditulis kalau Flower jatuh ke muatan mobil orang, bukan ke aspal ya, kak
total 1 replies
yuning
semoga rumah ini ada cctv nya, sehingga Kim tau sifat tunangan nya
hl
makanya Kim jangan jadi pria yg plin plan.ternyata tunanganmu bukan org baik
𝐕⃝⃟🏴‍☠️𝐐ᵁᴱᴱᴺ❣️Angela🍁
up 🤨
wiemay
benar hrs nyari tmpt tinggal sndr.
𝐕⃝⃟🏴‍☠️𝐐ᵁᴱᴱᴺ❣️Angela🍁
up up up up....




penasaran satu hall apakah Flower akan pergi dari Kim atau bertahan sama kim 🤨
𝐕⃝⃟🏴‍☠️𝐐ᵁᴱᴱᴺ❣️Angela🍁
kok gak lanjut sih sherly & kim gak jadi hem hem kah 🤣🤣🤣 kok tiba-tiba kim suda sampai rumah & makan sama flower 🤭🤭🤭
𝐕⃝⃟🏴‍☠️𝐐ᵁᴱᴱᴺ❣️Angela🍁
kasih waktu untuk flower kak wil... biar flower bisa berfikir jernih.. inget semua yg terjadi karena mu juga karena lebih percaya adik angkat dari pada adik kandung
𝐕⃝⃟🏴‍☠️𝐐ᵁᴱᴱᴺ❣️Angela🍁
ikut kim aja ehh.... ikuti kata hati kmu
𝐕⃝⃟🏴‍☠️𝐐ᵁᴱᴱᴺ❣️Angela🍁
mampussssss kauuu cici..... makanya jadiii cewek jgn murahan
𝐕⃝⃟🏴‍☠️𝐐ᵁᴱᴱᴺ❣️Angela🍁
lahh kimmm mo tunangan??? kirain seriuss dengan flower 😭😭😭😭
𝐕⃝⃟🏴‍☠️𝐐ᵁᴱᴱᴺ❣️Angela🍁
auhhh sakitt banget past di tampar berkali-kali... itu belum seberapa sama yang di rasakan oleh flower
𝐕⃝⃟🏴‍☠️𝐐ᵁᴱᴱᴺ❣️Angela🍁
Masih aja nyalahin flower.. woii cici akui aja semuo gak usah drama lagian semua sudah terbongkar
Dini Anggraini
Benar flower sebaiknya kamu berusaha mandiri tidak tergantung dengan kim Anderson maupun keluargamu karena kebaikan seseorang suatu saat nanti pasti akan di ungkit2 lagi. Semangat carilah kerja yang halal sambil selesaikan kuliahmu agar suatu saat nanti kamu bisa bangga sama diri kamu sendiri inilah flower bisa sukses tanpa bantuan orang lain.
Akai Kakazain
hemmm....kyk nya jujur aja la flo, klo km mnyukain kim, krn kyk nya kim sdh suka sejak dl ya thor😁
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!