Allea Laticia Braine, siapa yang tidak mengenal gadis cantik, pintar dan seksi dengan sejuta pesona itu. Terlebih semuanya ditunjang oleh statusnya yang sudah menjabat sebagai Presdir Muda.
Semua pria tentu sangat mengincar gadis itu. Mereka selalu berlomba-lomba untuk mendapatkan hati seorang Allea. Tapi tidak satupun yang berhasil.
Hingga suatu hari, dengan bodohnya Lea terjebak oleh permainan seorang pria yang notabenenya adalah rekan kerjanya.
Lalu apa yang terjadi?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MeNickname, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
ONWMR-29
Hari-hari yang melelahkan akan segera berakhir. Malam ini adalah malam perpisahan untuk semua kalangan pebisnis di Eropa, acaranya adalah sebuah night party yang diadakan besar-besaran di salah satu ballroom hotel ternama di Negara bermenara Eiffel ini.
Semua orang tengah sibuk mempersiapkan penampilan terbaiknya, karena malam ini adalah malam yang sangat penting.
"Tolong bantu aku untuk menaikan resletingnya" titahnya pada sang sekretaris.
"Sudah Nona"
"Oke. Lalu kenapa kau masih ada disini? Cepatlah bersiap!"
Fanny mengeluarkan senyuman terpaksa. Bagaimana tidak, padahal Lea sendiri yang memintanya datang untuk membantu. Tapi sekarang, Lea juga yang mengusirnya keluar.
"Ya sudah saya pamit bersiap-siap dulu Nona"
"Eits, tunggu dulu"
"Ada yang perlu saya bantu lagi Nona?"
"Pakai dress yang aku belikan waktu itu!"
Fanny menelan ludahnya kasar saat mengingat dress yang dipilihkan Lea waktu itu "Ba-baik Nona"
Sementara di salah satu hotel yang lain..
"Rells dimana dasinya?"
"Ck, kau cari saja disana!" tunjuk Rells pada tumpukan paperbag berisi banyaknya koleksi dasi dan sabuk.
"Kurasa ini bagus" gumam Sam seraya memasang dasinya sendiri.
"Oke Perfect" cetus Rells setelah melihat pantulan dirinya di dalam cermin.
"Mari kita lihat, ada berapa wanita yang terjatuh pada pesona seorang Rellys Scouth malam ini" tantang Sam. Rells hanya tertawa mendengarnya "Sebanyak apapun. Aku hanya tertarik pada satu wanita"
"Monica?"
"Lebih dari Monica. Ayo cepat. Aku tidak ingin terlambat!"
Saat sampai di tempat acara, Rells langsung disambut oleh petugas keamanan dan penerima tamu. Disana semua orang diberikan sebuah topeng.
"Ini sungguh menggelikan" komentar Rells.
"Acara ini memang sengaja di setting seperti ini. Karena anggota tahun ini kebanyakan adalah Presdir dan CEO muda"
"Terserah saja. Yang jelas topeng ini membuat wajahku menjadi gatal"
Tamu undangan mulai berdatangan sampai semua mata mulai tertuju pada seorang Allea yang baru saja datang, penampilan wanita itu benar-benar lain daripada yang lain. Dia datang dengan penampilan yang begitu seksi. Seperti seorang j*lang yang akan mencari pelanggan.
"Jadi wanita itu yang selalu menjadi perbincangan banyak orang?" gumam seorang wanita muda yang juga tak kalah seksi dari Lea, tapi bedanya dia tetap menggunakan pakaian yang terlihat lebih sopan.
Lea terlihat disambut hangat oleh beberapa CEO dan Presdir muda pria yang memang selama ini mengincar gadis cantik dan seksi pemimpin dari perusahaan Braine Cosmetic asal Belanda ini.
"Selamat datang Nona Braine"
"Hei, nice to meet you Nona Lea"
"Nice to meet you too, Mister" balas Lea tak kalah sopan. Beberapa diantaranya adalah rekan bisnisnya yang baru, maka tak ada salahnya jika dia ramah seperti ini bukan?
Tak menunggu waktu lama lagi, saat tamu dinyatakan sudah lengkap. Panitia langsung memulai acaranya. Dari mulai ucapan selamat datang di pesta, untaian kata-kata penutupan acara tahunan dan sampai ke acara pemberian penghargaan pada setiap orang yang telah berusaha dengan baik.
Tibalah saat dimana Lea yang kembali dipanggil, gadis cantik nan seksi itu menyabet penghargaan yang sama selama tiga tahun berturut-turut . Sorak gembira mengiringi langkahnya menuju ke atas panggung yang memang acara ini di dominasi oleh para pria. Tak sedikit juga dari mereka yang merasa iri dan tak suka melihatnya.
"Aku tidak menyangka ternyata dia secerdas itu" komentar Rells.
"Kau berbicara Rells?" tanya Sam yang memang kurang jelas mendengarnya.
"Tidak, aku bernyanyi!"
