NovelToon NovelToon
Tersandera

Tersandera

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Mafia / Balas Dendam / CEO / Pembantu / Chicklit
Popularitas:3.9k
Nilai: 5
Nama Author: Alensvy

Kisah seorang gadis yang terpaksa menjadi pelayan pebisnis misterius dan kejam agar organ tubuhnya tidak dijual oleh pria itu akibat ulah ibunya sendiri.

Namun, ia tetap berusaha melarikan diri dari sangkar Tuannya.

Sebuah rahasia besar sang CEO terkuak saat pelayan itu hadir dalam kehidupannya yang membuat pria itu marah besar dan berencana membuat hancur kehidupan gadis itu.

Bagaimana kelanjutan cerita mereka?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alensvy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 12

...****************...

Anna melangkah santai setibanya ia dimansion. Ia pun menaruh kantong belanjaannya di dapur berharap bisa langsung mengurus bahan-bahan yang baru saja ia beli.

Namun, langkahnya terhenti ketika Damian muncul dari balik pintu ruang kerja.

Wajahnya gelap, rahangnya tegang dan tatapan matanya menusuk seperti belati.

"Sudah pulang," ucap Damian dingin dengan syaratnya yang berat dan penuh tekanan.

Anna menelan ludahnya susah payah.

"Saya pikir, anda bekerja. Dan saya sudah. Membelikan semua kebutuhan yang ada."

"Kalau aku tidak jadi bekerja, memangnya apa urusannya sama kau?" Jawab Damian sambil berjalan mendekat dengan kedua tangannya dimasukkan ke dalam sakit celananya. Gerakannya lambat tapi setiap langkahnya terasa seperti ancaman.

Damian menatap Anna dengan tajam.

"Kebutuhan dapur, ya? Apa makan siang bersama pria itu termasuk dalam daftar yang kau tulis?"

Jantung Anna berdegup kencang. Ia terkejut tak menyangka Damian mengetahui pertemuannya dengan Dareen.

"Saya.. Saya bertemu dia secara tidak sengaja." jawab Anna gugup. "Dia hanya mengajak makan sebentar."

Damian tertawa kecil namun penuh sarkasme.

"Sebentar? Sampai tertawa lepas seperti itu? Kau bahkan terlihat sangat nyaman, Anna."

Anna mundur berlahan sedikit menjauh dari Damian.

"Saya hanya.."

"Kau hanya apa?" potong Damian dengan nada tajam.

"Hanya ingin melarikan diri dari tanggungjawabmu di sini? Atau hanya ingin bermain-main dengan pria itu?"

Anna yang mendengar tuduhan itu sedikit terguncang.

"Tidak, saya tak seperti itu."

Damian tersenyum tipis dan melangkah mendekat hingga jarak mereka hanya beberapa langkah. Aura panas yang keluar darinya membuat Anna semakin terintimidasi.

Damian semakin mendekat lebih jauh hingga Anna terpojok di dekat meja dapur. Ia menekan ujung meja dengan keras seperti menahan amarah yang hampir meledak.

"Aku tidak suka kebetulan, Anna," bisiknya penuh ancaman.

"Apalagi kebetulan yang melibatkan pria lain."

Setelah menyudutkan Anna, Damian kembali ke ruang kerjanya tanpa sepatah kata pun. Ia menutup pintu dengan keras membuat seluruh mansion bergetar.

Ia duduk dikursinya sambil menenggelamkan wajahnya dikedua tangannya.

Damian benar-benar tak mengerti mengapa ia begitu marah.

"Apa yang terjadi padaku?" Gumam Damian.

Ia mengingat kembali senyum dan tawa Anna saat di restoran tadi. Rasa panas di dadanya kembali membakar. Tapi kali ini bercampur rasa yang lebih lembut--sesuatu yang enggan ia akui.

"Anna adalah barangku. Dia mainanku. Tak ada yang bisa merebutnya, siapapun itu." Desis Damian pelan.

...****************...

Susana ruang makan begitu sunyi. Anna meletakkan sering steak dan salad diatas meja bar itu. Damian yang sudah duduk di Kursinya sejak tadi terus mengamati setiap gerak gerik Anna dengan mata tajam.

" Duduk." perintah Damian singkat dengan suaranya yang tegas.

Anna menurut tanpa berkata-kata. Ia pun mengambil tempat di seberang Damian mencoba menyibukkan diri dengan memotong makanannya.

Damian memutar gelas wine di tangannya sambil terus menatap Anna. Pandangan itu begitu intens hingga membuat Anna merasa tidak nyaman.

"Masakanmu enak." Ucap Damian tiba-tiba.

Anna mendongak kaget.

"Terima kasih."

Damian tak menanggapi lagi. Ia hanya menyadarkan tubuhnya ke kursi dan masih memandang Anna tanpa berkedip. Suasana itu semakin membuat Anna merasa aneh.

"Kenapa kau gugup, Anna?" Damian bertanya dengan suaranya rendah namun jelas.

"Saya tidak gugup," jawabannya buru-buru, meskipun hatinya berdetak kencang.

Damian tertawa kecil mengejek.

"Kau pandai menyembunyikan sesuatu tapi kau buruk dalam berbohong."

Anna hanya menunduk dan fokus pada makanannya. Namun, tiba-tiba Damian meletakkan gelas ya dengan suara pelan tapi tegas lalu menandakan kedua sukunya dimeja, mendekatkan tubuhnya ke arah Anna.

"Anna.." panggilnya membuat Anna kembali mendongak. Mata mereka bertemu dan Anna langsung tahu Damian ingin mengatakan sesuatu yang serius.

"Kau, ku ingatkan satu hal agar kau tidak lupa posisimu," Damian berbicara pelan.

"Kau adalah sandera ku. Kau disini untuk membayar hutang ibumu. Kau.. Di bawah kendaliku. Kau ingat itu, Anna."

Anna merasa darahnya berdesir. Ia menelan ludah dengan sudah payah, tidak tahu harus mengatakan apa. Kata-kata Damian terasa seperti penjara uang membelenggu dirinya sendiri.

Malam ini, Anna menyadari bahwa Damian bukan hanya pria dingin. Ia adalah pria yang penuh kendali, termasuk kendali atas dirinya.

.

.

.

Next 👉🏻

1
insos
bagus ceritanya 🙏🙏
Alen's Vy: Terima kasih dukungannyaaa💕
total 1 replies
insos
ia lah di tampar mana ada orang senang di cium orang asing egee 🤦🏽‍♀️
insos
waowwww
Semangat
deg degan bacanya thor😭
Semangat
kok susu sih thorr,😭
QueenRaa🌺
Keren ceritanya kak✨️ Semangat up!!
Kalo berkenan boleh singgah ke "Pesan Masa Lalu" dan berikan ulasan di sana🤩
Alen's Vy: Terima Kasih.. ☺️otw singgah jugaa🤩
total 1 replies
Semangat
ini typo thorr
Alen's Vy: Iyaaa😭👍🏻
total 1 replies
Semangat
lanjut thorr
Semangat
Bagus banget, feel nya juga nyampe ke pembaca!
Alen's Vy: Makasih😍 Like dan komen ya, kritik saran juga boleh🫶🏻
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!