Kejadian tidak di inginkan terjadi, membuat Gus Ikram terpaksa harus menikahi seorang gadis yang sama sekali tidak di kenal olehnya. "Kita menikah, jadi istri rahasia saya " Deg ... Ramiah sungguh terkejut mendengar perkataan pria itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Julia And'Marian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 31
Satu bulan berlalu...
"Mas, nanti beneran ya kamu nemenin aku ke mall? " Via menatapi ceria pada suaminya yang baru saja mengangguk singkat itu.
Hari ini, Gus Ikram terpaksa mengiyakan perkataan Via, karena rasa bersalah dalam dirinya juga yang sudah terlalu mengabaikan istri pertamanya itu. Dan berharap setelah ini, Via akan berubah dan menjadi seperti sediakala... Beruntung juga, hari ini pekerjaan di kantornya sedikit dan Gus Ikram telah menyelesaikannya pagi-pagi sekali tadi.
"Yey!! Aku seneng banget." Via memeluki lengan suaminya itu di sepanjang perjalanannya menuju ke meja makan.
Gus Ikram sungguh tampak risih di perlakukan seperti itu, apa lagi kalau nanti sampai di lihat adik, Abi serta Bu Ratna yang baru sebulan masuk bekerja di ndalem...
"Bisa lepas? Kamu enggak malu kalau di lihat sama orang?" Kata Gus Ikram pelan.
Via mengerucutkan ujung bibirnya, kesal mendengar perkataan suaminya itu. "Kenapa sih? Mas malu kalau romantisan sama aku iya?! Mas itu selalu seperti itu"
Gus Ikram mengusap wajahnya kasar, badannya berbalik menatap lekat wajah Via yang sudah tampak marah.
Sungguh, entah kenapa Gus Ikram terlalu muak menghadapi sikap Via yang seperti ini. Via yang terlalu banyak menuntut, dan banyak lagi. Apa lagi kata-kata nya yang selalu kasar.
Ya Gus Ikram akui perubahan Via, mungkin karena dirinya juga yang abai dengan istri pertamanya itu. Gus Ikram terlalu mementingkan istri rahasianya ketimbang Via, namun bagaimana lagi, Gus Ikram terlalu mencintai istri rahasianya. Rasa di dalam dadanya sana tidak pernah bisa berbohong, dan Gus Ikram bahkan hanya ingin menjadi kan Ramiah istri satu-satunya. Rasanya tak kuat hati membuat istri rahasianya menjadi yang kedua..
Tapi, kembali lagi, dirinya harus mengingat, bahwa Abinya sudah menitipkan Via dan memintanya untuk menjaga dan selalu menyayangi wanita itu.
Sulit, mereka lebih tepatnya Gus Ikram menikah tanpa ada rasanya cinta sama sekali. Namun, Gus Ikram terpaksa menerima permintaan dari Abi dan umminya. Dirinya tidak mau membuat kedua orang tuanya kecewa.
Dan beberapa tahun menjalani kehidupan rumah tangga, rasa debar dan cinta itu tak pernah Gus Ikram rasakan sama sekali. Hanya rasa tanggung jawab yang Gus Ikram emban selama ini.
Hanya pada Ramiah lah, Gus Ikram merasakannya. Baru pertama sekali Gus Ikram merasakan debar dan yang namanya cinta..
Tak dapat di pungkiri, ia bahkan takut kehilangan akan wanita rahasianya itu selalu ada.. Dan cemburu, setiap kali Ramiah bersama dengan pria manapun... Gus Ikram tidak pernah merasakan akan hal itu pada Via....
Memang terdengar terlalu jahat dan kejam untuk Via, namun hati tidak bisa berbohong. Hati yang memilih pada siapa tempat dirinya berlabuh..
"Via, jangan seperti itu, kamu selalu seperti ini. Mas selalu menasehati kamu. Kita sebagai anak dari pemilik pondok pesantren ini, kita juga harus menjadi contoh bagi mereka Via. Ya memang tidak ada salahnya dan hukumnya makruh, tapi setidaknya kamu mengerti, bahwa kita tidak mungkin bermesraan di depan para santri dan ustadz, maupun ustadzah. Hal itu karena bermesraan di tempat umum dapat menimbulkan fitnah dan mengganggu kenyamanan orang lain." Kata Gus Ikram menasehati.
"Ya kalau ada yang suka dengan kemesraan kita, tapi kalau tidak bagaimana? Nanti timbul penyakit ain bagaimana ? Astaghfirullah . " Gus Ikram mengucapkan istighfar berulangkali agar terhindar dari penyakit tersebut, penyakit yang paling berbahaya menurutnya.
Penyakit yang diyakini berasal dari pandangan mata orang yang iri, dengki, atau takjub terhadap orang lain.
Via memutar bola mata nya malas, telinganya bahkan berdengung karena sering sekali mendengar ceramah dari suaminya itu . "Ya ya, aku tau, tapi kenapa sih! Kita juga masih di ndalem, bukan di luar ndalem. Enggak ada salahnya kalau mesraan. Bukannya yang ciuman juga." Kata Via yang masih ngotot.
Gus Ikram pusing sendiri kalau sudah seperti ini. Via terlalu keras kepala sekali menurutnya, karena kesal, dirinya langsung berlalu pergi dari sana meninggalkan Via yang masih ngomel-ngomel tidak jelas..
Di meja makan, di sana sudah ada kyai Arham,, dan juga Zahra... Gus Ikram yang baru saja tiba, langsung mengambil duduk di samping sang Abi.
Lalu tidak lama datang Via yang menampilkan wajah cemberut nya sambil menghentak-hentakan kakinya di lantai sana, dan itu membuat kyai Arham, serta Zahra menghela nafasnya kasar, berbeda dengan Gus Ikram yang malu melihat tingkah istrinya itu..
"Via!!" Tegur Gus Ikram
Namun Via tidak peduli, Via malah mengambil piring serta sendok sampai berdenting, dan hal itu semakin membuat Gus Ikram malu pada Abi dan adiknya.
Zahra sudah muak sekali dengan sikap Kakak iparnya itu yang menurutnya tidak ada sopan- sopannya sama sekali itu. Ingin menegurnya, tapi Zahra segan dengan sang Abang...
"Ekhm, Ara udah siap, Ara mau langsung berangkat ke kampus ya. Ara pamit ya Abi, bang Ikram " Zahra menyalami keduanya dan setelah mengucapkan salam Zahra langsung pergi dari sana.
Via melotot melihat itu, dirinya tidak di salami oleh Zahra, dan kehadirannya tidak di anggap sama sekali ada di sana.
"Kok Ara enggak ada sopan- sopannya sih, mas, kamu harus tegur itu adik kamu. Masa sama aku enggak pamit." Protes Via pada sang suami.
Gus Ikram menatap tajam ke arah Via, mengkode Via agar diam, namun Via tetap lah Via mana mau diam..
"Kenapa? Kamu mau belain adik kamu, kamu selalu seperti itu, selalu saja--"
"Via diam!!" kata Gus Ikram tegas matanya menyorot tajam ke arah Via. Tidak taukah Via, jika di sana ada kyai Arham.
Via mendengus mendengar bentakan itu, dirinya malah semakin menggerutu di sana.
Nasi yang masih ada setengah di piring itu terasa hambar di mulut kyai Arham, selera makan nya mendadak lenyap ,karena pertengkaran itu.
"Abi sudah selesai, kalian lanjutkan makannya, Abi mau ke kantor pondok dulu" kata kyai Arham, dan berlalu pergi dari sana, meninggalkan Gus Ikram dan Via.
Gus Ikram yang sudah tak berselera makan itu langsung beranjak dari duduknya, dirinya pergi dari sana.
Via menjerit-jerit memanggil suaminya namun di abaikan oleh Gus Ikram yang sudah telanjur kesal.
*
Ceklek
Gus Ikram mengulum senyum saat melihat istri rahasianya itu sedang mengajak sang ummi berbicara, bahkan sesekali Gus Ikram bisa melihat umminya seperti bahagia walaupun hanya menanggapi dengan kedipan mata saja.
Pandai sekali istri rahasianya itu, membuat interaksi yang memudahkan ummi Sekar dengan orang lain..
Emosi yang tinggi tadi karena Via, kini perlahan menguap tiba-tiba, bahkan Gus Ikram tidak memikirkan masalahnya tadi...
"Ibu udah cantik, udah makan juga, Mia berdoa kepada Allah, semoga ibu segera cepat sembuh." Kata Ramiah pada ummi Sekar.
Ummi Sekar bahagia sekali rasanya di jaga oleh wanita seperti Ramiah ini. Andai menantunya seperti Ramiah, entah bagaimana rasa syukurnya...
Tapi, Via, bahkan tidak merasa sedikit pun bersalah atas apa yang di perbuat, bahkan Via datang malah menyakitinya. Kadang kaki ummi Sekar serta tangannya di tekuk sampai ummi Sekar menjerit-jerit tertahan karena sakit.. Bahkan tak jarang sumpah serapah pun di ucapkan oleh Via...
Jahat sekali rupanya Via, sungguh ummi Sekar baru tau kalau menantu yang di sayanginya selama ini seperti itu
"Ekhm"
Ramiah menoleh, dan saat itu juga matanya bertemu tatap dengan suaminya. Ramiah langsung tergeragap, menundukkan kepalanya, takut ummi Sekar mengetahui rahasianya dengan Gus Ikram.
"Ummi bagaimana? Ada yang sakit?" Tanya Gus Ikram sambil mendekat ke arah sang ummi, bahkan duduk tepat di samping Ramiah yang sedikit meringsut kan duduknya.
Gus Ikram menahan tangan istri rahasianya itu di belakang, dan ummi Sekar tak melihatnya sama sekali karena tangan Gus Ikram di belakang tubuhnya.
Ummi Sekar mengedipkan matanya dua kali, yang berarti tidak.
Gus Ikram tersenyum, terus menggenggam tangan mungil istri rahasianya itu, walaupun Ramiah sudah berulangkali berusaha melepaskan genggaman itu, sungguh dirinya takut kalau ada yang melihat. Tapi kenapa suami nya ngeyel sekali seperti ini.
"Ummi mau makan apa? Mumpung Ikram di rumah enggak ke kantor, nanti Ikram masakin deh." Kata Gus Ikram.
Ummi Sekar lagi mengedipkan kedua bola matanya dua kali, tanda tidak. Karena perutnya sudah terlalu kenyang, tadi suaminya sudah menyuapi nya makan banyak..
"Oh yasudah, ummi tidur saja, Ikram tunggu di sini." Kata Gus Ikram sambil mengelus tangan sang ummi dengan sebelah tangannya.
Ummi Sekar mengedipkan kedua bola mata nya satu kali, karena habis minum obat tadi, rasa kantuk terus menyerangnya, tapi karena Ramiah masih mengajaknya berbicara, ummi merasa tak enak hati untuk tidur..
Setelah beberapa menit kemudian, ummi Sekar sudah terlelap, dan hal itu membuat Gus Ikram menyunggingkan senyumnya, lantas menoleh menatap istri rahasianya yang tampak sangat gelisah.
"Mas" cicit Ramiah dengan suara pelan.
Gus Ikram semakin berani, bahkan sudah menarik tubuh mungil itu, lalu memeluknya dengan sangat erat.
Ramiah bahkan meronta memohon agar suaminya itu melepaskan pelukannya. "Mas, jangan kayak gini, nanti ada yang lihat." Bisik Ramiah.
Gus Ikram semakin mengeratkan pelukannya, malah memejamkan mata nya sejenak . "Biarin sayang, mas pengen kayak begini."
"Tapi nanti kalau ada yang lihat."
"Biarin aja, mas enggak peduli, mas udah capek sembunyi-sembunyi terus, mas mau nya--"
Keiza langsung membekap mulut suaminya itu, karena Gus Ikram berbicara terlalu keras, takut membangun kan ummi Sekar, apa lagi kalau sampai terdengar oleh yang lainnya
"Jangan bicara kayak begitu,. Mas mau penyakit ibu semakin parah?" Kata Ramiah pelan sambil melepaskan tangannya. "Maaf ya mas, udah lancang." Cicit Ramiah sambil menundukkan kepalanya.
Gus Ikram menghela nafasnya kasar. "Iya sayang, enggak apa-apa. Tapi mas pengennya enggak sembunyi-sembunyi lagi, udah capek sembunyi-sembunyi terus, mas maunya semua orang tau kalau kamu itu istrinya mas." Kata Gus Ikram, hal itu selalu menghantui dirinya, takut kehilangan Ramiah. Apa lagi mengingat banyaknya pria yang selalu memuja bahkan dengan terang-terangan ingin memiliki sang istri, walaupun Gus Ikram sudah bilang kalau Ramiah sudah menikah, tapi mereka seakan tak peduli, bahkan ada yang bilang kalau mereka siap menunggu jandanya Ramiah.
Gus Ikram mana rela dan tak akan ikhlas melepaskan istri rahasianya itu.
Dirinya terlalu cinta dan terlalu sayang dengan Ramiah...
Ramiah tersenyum kecut, andai bisa, dirinya juga menginginkan hal yang sama, tapi apa boleh buat, semuanya harus seperti ini. Mereka tetap akan merahasiakan pernikahan mereka..
"Maaf ya sayang, maafin mas" kata Gus Ikram lalu mengecup pipi sang istri rahasia itu.
Dan tanpa mereka berdua sadari, Via melihat suaminya yang tengah mencium pipi Ramiah. Marah, jelas, ingin sekali menghampiri keduanya, tapi Via tahan, karena dirinya punya rencana lain yang lebih bagus dan akan membuat Ramiah memohon ampunannya nanti.
'dasar perempuan murahan.'
*
Byur
Byur
Byur
"Hahaha rasain, mangkanya jadi cewek itu jangan terlalu ganjen, jijik banget saya lihat kamu itu. Kamu itu pembantu berkedok ular tau enggak?" Via tidak ada hentinya mengguyur tubuh Ramiah di kamar mandi setelah kepergian Gus Ikram yang baru saja di panggil oleh kyai Arham untuk rapat bersama ustadz di pondok pesantren...
"Ya ampun nyonya, tolong, jangan siksa mbak Ramiah nya, mbak Ramiah nya lagi hamil mbak... Nanti kenapa-kenapa sama kandungannya." Bu Ratna yang memang sudah akrab dengan Ramiah langsung memohon dan meminta kepada Via untuk berhenti menghukum Ramiah. Sungguh satu bulan mengenal Ramiah Bu Ratna sangat tau bagaimana sifat dan kebaikan wanita yang sedang hamil dua bulan lebih itu, bahkan Bu Ratna sangat senang bertemu dengan perempuan sebaik Ramiah.
Via mendorong tubuh Bu Ratna dengan kasar, sampai membuat Bu Ratna jatuh di lantai sana. "Pergi! Pembantu tidak ada gunanya, kalian sama saja. Masuk ke sini, ingin menghancurkan rumah tanggaku." Lalu Via kembali menatap Ramiah. "Dan kau perempuan tak tahu diri. Perempuan murahan! Sudah punya suami tapi tetap masih mengincar suami orang dasar!"
Byur
Byur
Byur
Tak tahan melihat hal itu semuanya, Bu Ratna langsung bangun sebisa mungkin, menahan rasa sakit di pinggangnya, Bu Ratna langsung berlari mencari keberadaan Gus Ikram.
Brugggh
Via mendorong tubuh Ramiah sampai Ramiah terjerembab dan jatuh di lantai sana. Ramiah bahkan meringis merasakan sakit mendera perutnya.
"Rasain tuh, mangkanya jangan godain suamiku, aku enggak akan biarin siapapun yang merusak rumah tanggaku, kamu bahkan--"
"Ramiah!!" Teriakan itu membuat Via spontan melotot, bahkan Via memundurkan tubuhnya saat sang suami menghampiri Ramiah.
"Astaghfirullah, kamu?!" lalu mata Gus Ikram menoleh dan menatap ke arah Via yang berdiri mematung, sungguh Via sedang ketakutan, takut kalau suaminya marah dengannya .
"Mas --"
"Kamu?! "Pekik Gus Ikram, bahkan Gus Ikram sudah bangkit dan ingin menghampiri Via, marah sekali dirinya dengan Via.
Namun, Bu Ratna menghentikannya, dan meminta Gus Ikram untuk segera membawa Ramiah ke rumah sakit, apa lagi saat Ramiah sudah tak sadarkan diri...
*
Gus Ikram akan langsung membawa tubuh mungil istri rahasianya itu menuju ke klinik terdekat pondok pesantren. Rasa takut langsung menyelingkupi dirinya. Bagaimana melihat istri jatuh tak sadarkan diri tadi membuat dirinya syok bukan main, apa lagi saat melihat darah keluar dari sela kaki istri rahasianya itu. Sungguh pikiran buruk langsung memenuhi kepalanya.
Zahra yang baru saja kembali dari kampus karena ada barang yang ketinggalan, langsung terkejut saat melihat Abangnya tiba-tiba berjalan sambil menggendong Ramiah.
"Bang"
"Sa--sayang sebentar ya, kamu harus bertahan." Kata Gus Ikram.
Deg
Tubuh Zahra menegang mendengar perkataan yang keluar dari mulut Abangnya itu. Apa lagi, saat dirinya melihat bagaimana khawatirnya Abangnya dengan perawat sang ummi membuatnya semakin merasa aneh.
Ada hubungan apa Abangnya dengan Ramiah??
**
Gimana sama episode ini??? Kasih komentar ya??
klo di depan....mendaftar....
itu yg saat ini dirasakan oleh kyai Arham dan gus e... 😏
tiap bab aq tambahin deh sesajinya...wkwkwk
tapi jangan cuma 1 episode 3 apa 2 biar gak nanggung bacanya