Bintang yang mengalami kebangkrutan terpaksa harus menjual semua asetnya dan juga pindah dari kota tempat dia tinggal
beruntung dia masih punya warisan sebuah rumah dari sang Kakek Bagaskara
Tapi rumah itu tidak berani di dekati penduduk karena terkenal Angker dan tidak bisa di masuki siapapun kecuali oleh sang pemilik
mampukah Bintang dan keluarganya bertahan disana? dengan banyak gangguan dan juga musuh sang kakek yang mengincarnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ridwan01, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
datangnya teluh
Sore harinya, keluarga Bintang sedang berkumpul untuk membicarakan tentang tanah milik Herman yang akan di bangun rumah kembali oleh Herman, dia berencana ingin meminjam uang pada Bintang agar rumah itu bisa segera di perbaiki setelah hangus di bakar warga
"Kenapa kang Herman harus pindah, kami senang kalau kang Herman tinggal disini bersama bi Sumi" ucap Bintang
"Saya ingin memperbaiki rumah itu den, tapi bukan untuk pindah, tapi hanya tempat singgah saudara jauh saya kalau mereka berkunjung ke kampung Curug, kasihan mereka soalnya tidak ada tempat tinggal kalau ingin silaturahmi ke tempat saya" jawab Herman
"Oh.... Kalau begitu, akan saya pesankan segera bahan bahan bangunannya, kang Herman cari tukangnya saja, tidak perlu pinjam uang dari saya, Anggap itu hadiah pernikahan dari saya untuk bi Sumi dan kang Herman" ungkap Bintang
"Masya Allah den, saya tidak mengharapkan hadiah atau apapun, saya benar benar ingin pinjam uang" ucap Herman merasa tak enak
"Tidak apa apa kang Herman, ini adalah bentuk kasih sayang kami pada bi Sumi, karena bi Sumi hanya punya kami sekarang, setelah semua hartanya di kampung di jual akibat perselingkuhan mantan suaminya dulu" ucap Silvia
"Tapi den.. saya jadi merasa tidak enak" ucap Herman
"Kang Herman ini keluarga kami juga sekarang, jadi sudah seharusnya kami menjaga kang Herman juga kan" ungkap Bintang
"Iya Om, Dimas juga sayang dengan bi Sumi, karena bi Sumi adalah pengasuh Dimas juga" ungkap Dimas
"Kalau begitu, terima kasih sekali den, saya tidak tahu harus berkata apa pagi, saya dan Sumi sudah banyak berhutang budi pada den Bintang sekeluarga" ungkap Herman
"Tidak perlu merasa seperti itu kang, saya malah jadi tidak enak nanti, kalau kang Herman terlalu sungkan, kami terbiasa saling terbuka Dalam keluarga ini, termasuk bi Sumi juga, dia tidak sungkan kalau menegur Dimas, lakukan itu juga karena itu artinya kang Herman juga menerima kami sebagai keluarga" ungkap Bintang
"Insya Allah den" jawab Herman dan Sumi
Brak.
"Astagfirullah"
"Cah Bagus, Sahara di kejar di Gandra" adu Sahara saat dia membuka pintu dengan cukup keras
"Kenapa dia mengejar mu? Terus dimana nenek?" Tanya Bintang
"Kami jalan jalan ke pasar gaib, tapi si genderuwo itu, malah ajak Sahara ke tempat pernikahan para jin, Sahara tidak mau jadi Sahara kabur" jawab Sahara bergelendot manja di lengan Bintang
"Kenapa kamu kabur, harusnya kamu menikah saja dengan dia, dia jin Islam juga kan?" Tanya Bintang meledek
"Ish.. Sahara nggak mau, Dimas tolongin Sahara" rengek Sahara membuat semuanya tertawa
"Kenapa tidak mau? Apa Gandra kurang tampan?" Tanya Dimas
"Emhh..." Sahara hanya mengernyitkan alisnya tanda kalau dia juga merasa bingung, Gandra bukan tidak tampan, meski sosok aslinya adalah berupa makhluk tinggi berbulu di sekujur tubuhnya, tapi sosok samarannya adalah seorang pria kekar dan juga tampan, itu adalah wajah yang dia hasilkan setelah bertapa selama ratusan tahun, dan wajah itu telah memikat banyak wanita sejak dulu
"Kamu sepertinya juga tertarik padanya Sahara" ucap Dimas
"Tidak" jawab Sahara memalingkan wajahnya
Gandra memang sangat rajin mendekati Sahara selama berminggu-minggu sejak dia menyatakan kalau dia menyukai Sahara, dia bahkan sudah membuang bayangan Pipit di kepalanya dan hanya memperhatikan Sahara saja
"Bohong" ledek smuanya
"Sahara tidak bohong" jawab Sahara memegang hidungnya
"Nah kan bohong, hidung kamu jadi panjang" ledek Bintang
"Aahhh... Tidak mau, Sahara tidak mau hidungnya panjang, Sahara memang suka Gandra tapi Sahara juga suka Dimas dan cah Bagus" kesal Sahara
"Kami tidak akan kemana mana Sahara, kami masih tetap bersama kamu disini, kami ini manusia, dan kamu bisa bersama Gandra juga jika kamu mau, kami ikhlas" ungkap Bintang karena mereka tahu, Sahara dan Dimas tidak akan mungkin bersatu
"Tapi nanti si Genderuwo itu malah minta Sahara tinggal disana, Sahara tidak mau" ucap Sahara
"Kamu lupa, kalua kita ini terikat, bahkan Genderuwo itu tidak bisa memakaikan kamu cincin seperti aku mengikat kamu Sahara" ungkap Dimas
"Iya juga ya, kita kan sudah terikat, Dimas dan Sahara akan selalu sama sama, iya deh akan Sahara terima si Gandra, lumayan itung itung camilan buat di ajak jalan ke pasar gaib lagi" ucap Sahara memeluk Dimas
"Gandra bisa di makan memangnya?" Tanya Silvia terkekeh
"Bisa kalau Sahara sedang jadi jahat" jawab Sahara
"Jangan pernah jadi jahat Sahara, apapun yang terjadi jangan pernah jadi jahat, tetaplah jadi Saharanya Dimas yang polos dan penuh semangat kebaikan" pinta Dimas
"Asal Dimas tidak tinggalkan Sahara, Sahara akan selalu baik, dan hanya akan menjaga Dimas juga cah Bagus" jawab Sahara dengan tatapan serius
"Hhkkkkkk" Dimas tiba tiba merasakan sesuatu turun dari hidungnya, ternyata dia mengalami mimisan, dan itu adalah akibat dari teluh yang dikirimkan Galuh padanya
"Dimas! Jangan ganggu Dimas! Pergi sana!" Teriak Sahara memeluk Dimas yang terus mengeluarkan darah dari hidungnya
Bintang yang panik lalu berlari ke arah kamarnya untuk mengambil garam yang selalu ada di dalam lemari miliknya, dia bisa melihat ada beberapa sosok yang mencoba masuk ke dalam tubuh Dimas yang terlindung oleh cincin Sahara, tapi tetap saja mahkluk mahkluk itu memaksa masuk hingga Dimas terkena efek dari benturan energi dari cincin Sahara dan juga energi para makhluk itu
Kreetak. Brak. Brak.
Para makhluk itu di hempaskan oleh Rukmini yang langsung datang setelah ada panggilan dari Bintang
"Non Silvia, sebaiknya kita menjauh" bujuk Sumi
"Tapi Dimas"
"Dimas tidak apa-apa ma" jawab Dimas yang masih di peluk Sahara
Srak.
Aakkkhhhh
"Bakar mereka nek, mereka membuat Dimas berdarah!" Teriak Sahara
"Kalian Berani sekali padahal tuan kalian hanya bertambah kuat sedikit, punya keberanian dari mana kalian!" Bentak Rukmini
"Sepertinya mereka ingin mengetes sesuatu Rukmini, mungkin hanya mengetes kekuatan Hala saja sudah sampai mana" ungkap Gandra
"Kamu benar Gandra, bantu aku mengirim kembali teluh ini pada Galuh" jawab Rukmini
"Dengan senang hati Rukmini" jawab Gandra yang sudah bisa masuk ke rumah itu
"A'udzubiilaahiminassyaitoonirrojiim bismillahirrahmanirrahim"
Srak. Srak. Srak.
Bintang melempar garam itu pada kepala Dimas dan darah mulai berhenti keluar dari hidungnya
"Mundur!" Teriak anak buah Hala
"Jangan harap kalian bisa kabur!" Bentak Rukmini menghadang mereka bahkan membuat pagar di dalam rumah itu agar sosok sosok itu tidak bisa keluar
"Saatnya bersenang senang" ucap Gandra menyeringai
Bersambung
padahal ceritanya bagus.
gw demen.
lancar ampe tamat ye