Lanjutan My Undercover Prince dan spin off The Rocker and The Princess
Kaysan Al Jordan Khalid paling sebal jika ada pria yang body shamming gadis yang bertubuh gemuk. Hingga akhirnya dirinya bertaruh dengan para teman-temannya untuk menikahi gadis gemuk bernama Yasmin Raihana Samreen. Yasmin yang berprofesi sebagai desainer baju pengantin muslim, tidak menyangka jika Emir Khalid akan menikahi nya karena Yasmin tidak percaya pernikahan karena pasti pria melihat bentuk tubuhnya. Disaat Yasmin tahu mereka menikah karena taruhan, wanita itu sedang mengandung buah cinta mereka. Bagaimana keputusan Yasmin?
Generasi ketujuh Klan Pratomo
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hana Reeves, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kaysan Ngamuk
RR's Meal Doha Qatar
Kaysan menatap Yasmin dengan perasaan campur aduk karena Yasmin cantik sekali malam ini. Kaysan tidak habis pikir bagaimana dia bisa secantik ini padahal kemarin dandannya cuek bahkan hanya make up tipis.
"Ada apa tuanku Emir?" tanya Yasmin membuat lamunan Kaysan buyar.
"Ehem. Bagaimana harimu?" tanya Kaysan.
"Kenapa tuanku ingin tahu?"
"Bukankah adikmu ditangkap polisi karena zinah dan selingkuh? Asisten menteri Harun Al Yusuf bersama adikmu kan di restauran Golden Dragon tadi siang?" ucap Kaysan. Dirinya tidak mau keceplosan tahu bahwa Yasmin juga ada disana.
"Benar tuanku Emir. Shantal ditangkap polisi karena aku juga ada disana." Yasmin menghentikan ucapannya saat dua orang pelayan datang membawakan makanan dan minuman yang lezat - lezat. Mata Yasmin terbelalak saat melihat cake imut-imut juga ada disana.
Sikap Yasmin itu tidak lepas dari pengamatan Kaysan yang tahu bahwa gadis itu suka dengan camilan berbentuk imut. Benar-benar khas cewek suka yang imut.
"Terimakasih Aziz ... Makanannya tampak lezat," senyum Kaysan saat kepala dapur datang menemui dirinya guna menanyakan apakah ada yang kurang.
"Terima kasih tuanku Emir. Bon appetit." Aziz membungkuk hormat lalu keluar dari ruang VIP.
Setelah pintu ditutup, Kaysan menatap Yasmin. "Kamu berada disana?"
Yasmin mengangguk. "Bolehkah aku mengambil kue kue ini?"
"Silahkan Yasmin. Aku tahu kamu suka dengan kue imut."
Yasmin tersenyum. "Bagaimana anda tahu?" tanya gadis itu sambil memindahkan kue-kue itu di piring kecilnya.
"Kamu sendiri yang bilang lemah jika melihat kue imut."
Yasmin tertegun karena Kaysan sangat ingat detail omongannya. Apa karena dia seorang Emir yang selalu memperhatikan segala sesuatunya?
"Bagaimana perasaan kamu saat melihat adikmu ditangkap?" tanya Kaysan sambil makan supnya.
"Tidak merasa apa-apa karena itu adalah ulahnya sendiri. Aku tidak membantunya sama sekali karena aku juga tidak mau mempertaruhkan nama baik aku bukan ?" jawab Yasmin tegas.
"Memang sudah waktunya kamu egois, Yasmin."
Yasmin tersenyum tipis. "Anda benar tuanku Emir. Aku membuat nama butik yang dibangun Bu Dariah susah payah untuk tidak turun kwalitasnya dan jika aku membantu adikku itu ... Hancur nama baik As Salam."
Kaysan mengangguk. "Aku dukung sikap kamu, Yasmin."
"Terima kasih. Sudah waktunya Shantal tahu diri."
Kaysan dan Yasmin lalu mengobrol banyak halnya tapi lebih banyak didominasi keinginan Tahuan si Emir muda tentang kegiatan gadis tersebut. Yasmin selalu tampak berbinar jika membicarakan pekerjaan dan kecintaanya mendesain gaun pengantin.
"Tapi kamu tidak mau menikah?" tanya Kaysan.
"Tidak tuanku Emir. Siapa pun tahu Emir ataupun penguasa menginginkan kesempurnaan pasangannya. Aku? Badan macam kuda nil ini siapa yang mau ?" jawab Yasmin getir.
"Siapa yang bilang badan kamu macam itu ? Adik kamu? Orang tua kamu ?" Kaysan menatap tajam ke Yasmin.
"Aku ... tidak mau membicarakannya." Yasmin tampak menunduk.
"Yasmin ... Angkat wajah kamu," perintah Kaysan.
Yasmin mengangkat wajahnya dan menatap wajah tampan Kaysan. "Ya tuanku Emir."
"Dengar, kamu tidak salah. Mereka saja yang toxic sama kamu dan harusnya kamu bisa mengangkat wajah kamu di depan mereka karena kamu bisa lebih dari mereka! Percaya padaku ! Mereka akan merangkak padamu untuk meminta tolong agar Shantal bisa dibebaskan. Tapi aku minta padamu, apapun yang terjadi, jangan sekali-kali kamu membantu mereka ! Ingat atas semua yang sudah mereka lakukan padamu ! Ingat bagaimana Shantal hendak mempermalukan kamu di pesta saudaraku putri Hasha ! Orang lain bisa menilai kamu memiliki kelebihan! Kamu tidak perlu menunggu validasi dari orang tua kamu karena sampai kapan pun, mereka tidak akan menerima kamu mampu. Asal kamu tahu, orang tua kamu adalah tipe-tipe NPD ( Narcissistic Personality Disorders ). Camkan kata-kata aku ini !" ucap Kaysan panjang lebar membuat Yasmin teringat bagaimana sama gayanya dengan Kalila.
"Iya tuanku Emir," jawab Yasmin pelan. Entah mengapa dia merasa mendapatkan support yang begitu nyata dari Kaysan hingga memiliki tambahan keberanian jika suatu saat kedua orangtuanya datang. "Terima kasih tuanku Emir."
"Kamu kuat Yasmin. Jangan mau dibully oleh orang tuamu! Oke ? Tidak usah mikir kamu durhaka saat ini karena kita melihat diri kita sebagai seorang manusia ! Mana ada manusia yang waras ikhlas dibully ? Seperti kata Opaku dulu. Ada orang yang pantas menjadi orang tua dan ada yang tidak pantas jadi orang tua. Orang tua kamu yang kedua !" lanjut Kaysan lagi.
Yasmin tersenyum sambil mengangguk. "Anda jangan khawatir tuanku Emir. Saya sudah tidak mau dimanfaatkan dan direndahkan!"
"Bagus ! Aku suka itu !" Kaysan tertegun. Tunggu, bagaimana taruhan aku? Kupikir belakangan saja !
***
Namun tidak perlu pakai waktu lama, apa yang diucapkan Kaysan pun terjadi. Dua hari usai makan malam bersama Kaysan, Yasmin kedatangan kedua orang tuanya, Ali dan Taslima. Yasmin sudah menduga mereka meminta koneksinya untuk bisa membebaskan Shantal karena adiknya harus pergi fashion week di Paris bulan depan.
"Apa yang harus aku lakukan, Umi?" tanya Yasmin sebal karena kedua orangtuanya tampak grasak-grusuk.
"Kamu kan kenal Princess Aghnia, princess Hasha, tolong lah gunakan kekuasaan mereka," pinta Taslima.
"Tidak bisa Umi. Hukum Qatar yang mengesahkan adalah Emir As'ad Khalid. Princess Aghnia tidak punya kuasa menentang pamannya," jawab Yasmin datar.
"Kamu itu bagaimana! Adik kamu dipenjara!" bentak Ali.
"Yang karena ulahnya sendiri ! Abi tahu kan siapa istri Harun Al Yusuf ? Anggota keluarga kerajaan lama Qatar sebelum keluarga Khalid berkuasa! Tidak semudah itu ...."
PLAK !
Yasmin memegang pipinya yang ditampar Taslima. Sabila sudah hampir maju namun ditahan Fatima karena Yasmin sudah berpesan, jangan ada yang maju urusan keluarganya.
"Anak tidak tahu diuntung! Hubungi princess Aghnia sekarang juga !" bentak Taslima.
"Tidak mau ! Shantal harus mempertanggung jawabkan perbuatannya! Kalian sudah terlalu lama memanjakan anak itu !" balas Yasmin galak.
PLAK !
Kali ini Ali lah yang menampar wajah Yasmin hingga gadis itu sedikit terhuyung. Sabila sudah tidak tahan dan hendak maju saat tangan Ali terangkat untuk memukul Yasmin, namun sebuah tangan kekar menahan tangan Ali.
"Beraninya memukul perempuan? Kalau berani, pukul sesama laki-laki!"
Ali menoleh dan terkejut saat melihat siapa yang menahan tangannya. Begitu juga dengan Taslima.
"E. ... Emir Kaysan Khalid?" bisik Ali dan Taslima.
Kaysan menyentak tangan Ali dan tanpa basa basi, pria bertinggi 190cm itu meninju wajah Ali hingga terjatuh diatas meja kaca hingga pecah. Taslima sudah menjerit ketakutan karena suaminya pingsan.
"Panggil polisi Ahmed ! Sabila, panggil dokter !" perintah Kaysan.
Sabila dan Fatima yang sedang memeriksa Yasmin, langsung mengambil ponselnya dan menghubungi rumah sakit kerajaan. Yasmin sendiri tidak tahan menahan sakit di kedua pipinya, langsung pingsan apalagi sakit hatinya lebih dalam.
Kaysan menatap tajam ke Taslima. "Sampai kapan pun, Shantal tidak akan dibebaskan sebelum mendapatkan hukum sesuai dengan hukum Qatar ! Tahu sendiri kan apa? Rajam!"
Semua pegawai Yasmin bergidik mendengar hukumannya dan seram melihat wajah garang Kaysan.
***
Yuhuuuu up Siang Yaaaaaaaa
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote and gift
Tararengkyu ❤️ 🙂 ❤️
semoga Yasmin tahu lebih awal tentang taruhan itu😔
jadilah Yasmin yang baru, Yasmin yang pemberani