Dia yang memberiku kehidupan.. tapi justru dia sendiri yang menghancurkan hidupku.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nofi Aprinsa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps. 12
Pagi ini di kediaman keluarga Basuki begitu ramai. Dengan adanya anggota keluarga yang berbumpul bersama setelah perayaan pesta ulang tahun semalam.
Sinta tampak asyik di halaman bersama kakak ipar guna mengawasi anak dan para keponakan yang sedang berenang. Sementara Pak Basuki bersama sang istri dan anak pertamanya Arya duduk di teras menikmati secangkir kopi seraya memperhatikan sinta dan juga anak-anak dari kejauhan.
“Suamiku, sudah 30 tahun Sinta bersama dengan kita. Lihatlah.. dulu dia sangat kecil dan rapuh, tapi sekarang dia tumbuh menjadi wanita yang cantik dan sukses. Ibu sangat menyayanginya. Meskipun ibu tidak melahirkannya, tapi bagi ibu dia sudah seperti anak kandung ibu. Ibu takut dan tidak siap jika harus kehilangan Sinta pak.”
Ucapan ibu basuki sontak mengingatkan kembali peristiwa dimana pertama kali Sinta datang kedalam kehidupan keluarga basuki. Saat itu keluarga basuki tidak sengaja menemukan seorang lekaki yang terapung di tengah laut saat keluarganya sedang menikmati perjalanan dengan kapal pesiar mereka. Keadaan nya sangat mengenaskan. Dengan luka di sekujur tubuhnya dan keadaan yang sangat kritis, mereka berhasil membawanya kerumah sakit untuk mendapatkan perawatan yang tepat. Orang itu adalah Satrio, seorang kelaki yang mengaku di jebak oleh teman nya sendiri dan berakhir di aniaya oleh beberapa komplotan mafia judi hingga mayatnya di buang ke laut.
—————Flasback————
Saat itu lelaki yang bernama Satrio itu bersujut di lantai rumah sakit tempat ia dirawat. Meminta pertolongan kepada keluarga basuki agar bisa menyelamatkan bayinya yang kini berada di tangan para mafia judi.
“Tuan, sungguh saya berterima kasih karena Tuan sudah menolong saya. Tapi sekali lagi saya mohon.. tolong selamatkan anak saya. Mereka merampas anak saya dan berniat menjualnya guna melunasi hutang yang tidak pernah saya lakukan. Tuan, saya mohon.”
“Bangunlah! Duduk dulu dan ceritakan perlahan-lahan. Apa yang sebenarnya terjadi?”
“Nama saya Satrio tuan, saya berasal dari kampung. Saya ke Jakarta untuk bekerja sebagai buruh proyek. Sebulan yang lalu teman saya bernama Joko yang juga sama-sama bekerja sebagai buruh membujukku untuk mengikuti bisnis. Saya kurang paham bisnis apa tapi dia menjanjikan kepada saya keuntungan dua kali lipat. Saya tidak punya uang saat itu, jadi dia menyarankan saya untuk meminjam modal pada orang yang dia bilang saudaranya.
Dia berkata pada saya untuk meminjam 50 juta, sebagai modal bisnis. Kebetulan saat itu istriku juga sedang hamil besar dan sebentar lagi melahirkan. Tapi yang aneh saat dirinya juga meminjam 50 juta namun menggunakan nama saya sebagai penjaminnya. Jadi total yang saya pinjam 100 juta dari saudaranya. Dia beralasan bahwa namanya sudah terdaftar sebelumnya, jadi dia tidak bisa menggunakannya kembali. Saya sempat berubah pikiran karena takut tidak bisa membayar, tapi Joko terus menekanku agar aku menandatangani pinjaman itu. Hiks, saat itu saya juga butuh untuk biaya lahiran istriku. Akhirnya saya pun bersedia dan menandatanganinya.
Setelah kami berdua menerima uangnya, masing-masing 50 juta. Joko meminta separuh dari uang saya untuk keperluan modal bisnis. Dan sisanya saya gunakan untuk biaya istri melahirkan. Satu minggu kemudian, Joko tidak pernah terlihat lagi di proyek. Pembagian hasil yang ia janjikan kepada saya tidak pernah di tepati. Nomornya juga tidak aktiv. Saya benar-benar kehilangan dia beserta uang modal saya 25juta.
Saat itu, tujuh hari kelahiran putri saya. Tiba-tiba ada beberapa orang yang datang kerumah saya di dekat pelabuhan. Mereka mencoba merebut putri saya. Saya mencoba mempertahankannya namun mereka membawa senjata. Yang bikin saya kaget adalah, salah satu orang yang datang adalah saudara Joko. Orang yang meminjami saya uang. Saya berfikir mereka mencoba menagih hutang saya, akan tetapi ternyata.. dia memberikan sebuah surat perjanjian yang telah saya tanda tangani sebelumnya. Isi surat perjanjian itu adalah saya bersedia menjual bayi saya kepada mereka dengan harga 100 juta. Mereka juga mengatakan bahwa Joko menggunakan uang itu untuk membayar judi bukan bisnis seperti yang Joko bilang. Saya mencoba melawan mereka namun saya tidak berdaya. Mereka menganiaya saya di hadapan istri saya hingga tak sadarkan diri. Mereka pikir saya sudah meninggal dan akhirnya mereka membuang jasad saya ke laut. Begitulah ceritanya tuan.”
“Satrio, nama saya Basuki. Panggil saya Pak Basuki saja. Saya akan membantu kamu mendapatkan anak kamu kembali.”
“Terima kasih Pak Basuki. Terima kasih banyak. Saya berhutang nyawa kepada anda.”
Satrio terus bersujud sembari mengucapkan rasa terima kasihnya yang mendalam.
Setelah kejadian itu, Pak Basuki berhasil menyelamatkan bayi Satrio dengan selamat. Ia berhasil mendapatkan bayi itu meskipun harus menebusnya dengan nominal uang yang cukup besar yaitu sebesar 1milyar rupiah.
Semuanya pun sudah kembali seperti semula. Satrio sudah mendapatkan bayinya kembali dan Pak Basuki juga memberikan beberapa uang untuk kebutuhan hidup mereka.
Sebulan berlalu setelah tidak ada kabar lagi tentang mereka. Tiba-tiba Satrio datang dan menyerahkan bayinya kepada keluarga basuki.
“Pak, saya kembali untuk memberikan putri saya kepada keluarga bapak. Saya mohon, rawatlah putri saya seperti putri kandung kalian sendiri. Saya berjanji saya tidak akan pernah mengambilnya kembali. Saya ingin dia mendapatkan kehidupan yang bahagia. “
“Kau yakin satrio?! Lalu bagaimana dengan istrimu? ibu dari anak ini?”
“Dia sudah mati!” Jawab satrio penuh dendam.
“Jika kau memberikan anak ini kepada keluarga kami, kau harus siap untuk kehilangan dia selamanya. Sampai kapanpun, anak ini akan menjadi anak kandung kami. anak ini akan di kenal sebagai putri dari keluarga Basuki. Dan jangan pernah sekalipun kau coba mengatakan kebenaran nya pada siapapun termasuk anak ini.”
“Saya berjanji pak. Setelah ini saya tidak akan pernah menampakan diri lagi di depan keluarga bapak dan juga anak ini.”
Setelah pernyataan itu, Satrio mengeluarkan sebuah pistol yang entah ia dapat dari mana. Dan mengarahkannya ke kepalanya sendiri. Berniat untuk bunuh diri hingga sukses membuat keluarga basuki tercengang.
“Selamat tinggal anakku! Maafkan bapakmu ini nak. Tapi ketahuilah, bapak sangat mencintaimu nak. Selamat tinggal.”
“DOR!!!”
Seketika hening melanda. Setelah Pak Basuki berhasil merebut pistol dari tangan satrio dan mengarahkan nya ke arah lain.
“Kau gila! Beraninya kau melakukan itu di depan anakmu sendiri dan di depan kami!”
“Sudah tidak ada alasan untuk saya hidup pak, untuk apalagi saya hidup di dunia ini. Hiks,” tangis Satrio pecah di depan keluarga pak Basuki.
“Kalau begitu hiduplah untukku! Untuk anakmu! Ganti identitas dirimu menjadi Teguh dan jadilah orang kepercayaanku!”
Dan akhirnya keluarga basuki benar-benar mengumumkan bahwa mereka memiliki seorang putri yang sekaligus adik dari putra sulungnya Arya, yang di beri nama Sinta Basuki.
————Flashback off————
“Tenanglah, tidak akan ada yang bisa mengambil putri kita dari keluarga ini. Dan Teguh, dia hanya akan menjadi paman untuk putri kita Sinta sampai kapanpun,” jawab Pak Basuki mencoba menenangkan sang istri.
——————
Satu Sisi, Bibi Salamah terlihat berdiam diri di kamar rumah fasilitas kantor tempat sebelumnya ia tinggal.
Setelah acara pesta semalam, ia memutuskan untuk pulang kerumah itu guna menyusul sang anak yang sedang emosi karena perlakuan keluarga Basuki.
Ia sedang menyusun rencana bagaimana cara untuk membalas perlakuan buruk keluarga Basuki terhadapnya. Terlebih anak semata wayangnya.
“Aku akan menghancurkan orang-orang yang berani menyakiti keluargaku. Tidak peduli meskipun aku harus menjadi penjahat sekalipun. Aku sudah membunuh adik beserta adik ipar mas Joko. Itulah balasan karena mereka telah menyakitiku dan anak dalam kandunganku saat itu. Selanjutnya, Bagas dan Sinta. Mereka harus hancur agar keluarga Basuki bisa merasakan bagaimana rasanya melihat orang terkasih menderita.
Secepatnya juga aku harus menemukan dimana putriku berada. Dan juga membalaskan dendam kematian suamiku Satrio kepada para mafia judi yang juga adalah keluarga anton mantan suami Sofi.
Ahahahaha…….
Hiks… hiks… dimana kamu sekarang putriku… hiks.”
Si shinta bloon, si bagas pilnplan
jangan lupa mampir juga di novel aku
" bertahan luka"
Terima kasih