pendaki yang sudah pensiun (gantung carrier) harus kembali dikarenakan adik kandung dari seangkatan komunitasnya tersesat di gunung ketika melakukan pendakian.
Dia harus kembali ikut pencarian demi sesuatu yang satu orang pun tidak tahu, di dalam pencarian dia menemukan arti dari sebuah kehidupan dan cinta yang selama ini dia cari.
Pencarian dihentikan karena sudah melewati ambang batas yang ditentukan. Tetapi demi orang yang dia sayangi balon dan beberapa temannya melanggar peraturan yang sudah ditentukan, karena adik sahabatnya belum juga ketemu, sedangkan rekan-rekan sudah ditemukan.
Pertukaran terjadi antara yang dicari dengan yang mencari. Akhirnya pencarian di tambah waktu nya dengan pergantian foto di papan pencarian. “Foto balon di letak di papan pencarian” sampai ambang batas yang ditentukan untuk pencarian balon juga belum ditemukan, dia kekal hidup di alam lain.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon hambali balon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 12 : Bermalam Di Hutan Lumut
Seluruh tenda sudah berdiri, team logistik mulai bergerak untuk mengolah logistik untuk makan malam, sedangkan team lainnya berdiskusi kecil melaporkan hasil pencarian hari ini
bang soram mengambil alih “team dua bagaimana laporan pencarian hari ini, adakah petunjuk-petunjuk dari korban?” tanya bang soram
bang bolang melapor “untuk pencarian hari ini dari team dua belum ada menemukan petunjuk-petunjuk dari korban” jawab bang bolang
“oke terima kasih, atas laporan dari team dua, sedangkan team satu juga belum ada petunjuk yang signifikan dari para korban”
bang soram melempar saran kepada forum “bagaimana teman-teman ada saran untuk pencarian besok” tanya bang soram
balon memberi saran “permisi, maaf bang soram, dan teman-teman semua, saya sedikit memberi saran, bisakah kalau besok kita sampai setengah hari masih mencari di radius 100 m dari sini, lalu kita setelah setengah hari baru kita kembali ke strategi awal”
“bisa lebih spesifik Lon” ucap bang soram
“oke bang, jadi team logistik tetap di sini, lalu kita bentuk satu team lagi khusus untuk peralatan dari setiap team, yang tugasnya membereskan alat-alat kita agar team logistik tidak lelah, karena kita harus naik ke puncak lagi sambil mencari”
“dan sisanya kita mencari di radius 100 m dari sini” ucap balon
“bagaimana teman-teman, masukkan dari Balon?” ucap bang soram ke forum itu
“ide kamu bagus Lon, sedikit tambahan kalau bisa beberapa team logistik dan team peralatan berangkat duluan naik ke puncak untuk lebih keamanan kita saat kita di puncak, jadi kita setelah sampai sudah ada tempat istirahat dan makanan kita, gimana teman-teman” ucap bang bolang
“bagus juga itu Lang”
“ada saran lagi dari teman-teman?” tanya bang soram
seluruhnya yang ada di forum menjawab “tidak ada bang”
“oke kita pilih saja siapa yang menjadi team peralatan” ucap bang soram
bang soram dan bang bolang mulai memilih beberapa dari team nya untuk menjadi team peralatan, setelah selesai pemilihan siapa-siapa saja yang menjadi team peralatan lalu bang soram langsung kontak ke bang misbah yang berada di pos registrasi melalui ht.
“Bang misbah, team satu melapor”
“masuk, ada apa Ram?” tanya bang misbah
“lapor bang, kamu sedang diskusi, kami sedikit merubah strategi awal bang”
“sampaikan” ucap bang misbah
bang soram langsung menjelaskan strategi tambahan untuk pencarian besok kepada bang misbah
“makanan sudah siap” sahutan dari salah satu team logistik
“oke” jawab bang soram
“mumpung makanan kita sudah siap maka briefing malam ini kita sudahi, selamat malam” ucap bang soran sambil menyudahi briefing kecil malam ini
seluruh team mengambil makanan yang sudah di siap oleh team logistik, lalu mereka makan bersama-sama di tempat masing-masing, ada yang di depan tenda, adaya di dalam tenda bahkan ada yang sedikit menjauh dari tempat rapat tadi termasuk ticong yang sedikit jauh, tetapi masih jangkauan area yang aman.
Balon membawa dua piring makanan “Cong, boleh aku duduk disini?” tanya balon
ticong hanya menjawab “hmmm”
balon yang duduk sambil menawar makanan “makan dulu cong dari siang kamu cuma makan roti” ucap balon
“letak saja disitu aja”
“nanti kotor Cong kalau letak di bawah, ayo makanlah?” bujuk balon
“ayolah Cong makan, nanti sakit kamu kambuh” ucap balon sambil menyodorkan makanan yang di bawa balon
“ayo lah”
ticong mengambil makanan yang dibawa balon
sambil tersenyum “gini kan enak hehehe”
“Lon, maafin aku ya” ucap ticong
“maaf kenapa Cong”
“beberapa hari ini aku diamin kamu, aku sedikit kesal kenapa kamu baru kembali lagi, hampir lima tahun kamu tidak gabung sama kita lagi, kamu tidak ada kabar sama sekali” ucap ticong dengan nada lirih
“seharusnya aku yang minta maaf Cong, aku pergi ninggali kalian dan kamu tanpa kabar, semua ini aku lakukan demi semuanya Cong,”
“maksud kamu?” tanya ticong
“saat ini aku tidak bisa bicara Cong, nanti kamu bakalan tahu semuanya, maafkan aku saat ini aku tidak bisa bicara, tapi kamu jangan marah lagi sama aku ya” jawab balon
“sebenarnya kau tidak marah Lon tapi masih sebel saja kenapa baru sekarang kamu muncul”
sambil menelan nafas “hmmm, iya maaf kan aku ya, ya sudah kita makan dulu nanti gak enak makanannya kalau dingin”
“hmmm iya-iya,”
‘entah kenapa kamu selalu membuat aku nyaman Lon, semoga kenyamanan ini tetap berlanjut seperti dulu’ ucap ticong dalam hati
‘maafkan aku Cong, aku merasa ini pertemuan kita yang terakhir kalinya,’ ucap balon dalam hati.
akhirnya mereka berdua makan bersama duduk di atas batang kayu besar yang patah dengan di temani cahaya lampu emergency, setelah selesai balon mengeluarkan sesuatu dari kantong jaketnya
“ini habis makan lebih enek?” ucap balon sambil menawarkan rokok kesukaan ticong
“hmmm kamu masih saja tahu kesukaan ku, tapi aku sudah mulai kurang Lom”
“kalau gak mau biar aku tarik lagi ini hehehe,” ucap balon sambil bercanda
“ini mau ngasi atau tidak?”
“iya-iya jangan ngambek lagi lah, nanti manisnya hilang,” ucap balon memberikan rokok kesukaan ticong
“iya Lon” ucap ticong sambil tersenyum
“kalau senyum kan enak lihatnya”
“emangnya aku makanan enak? Hehehe”
“hehehe”
Mereka berdua bercerita tentang masa mereka dulu berdua, mereka tertawa mengingat dimana masa-masa mereka dulu yang masih menjalin sebuah hubungan, dan sebenarnya mereka berdua belum ada kata mengakhiri hubungan mereka.
“Sudah kamu tidur ya, besok kita mulai lagi pencarian kita”
“iya Lon, tapi kamu harus istirahat juga”
“iya, aku istirahat”
tidak berselang lama mereka mengakhiri pembicaraan, bang soram datang menegur mereka
“bang lihat mulai akur ya” ucap bang soram
“hmmm, biasa aja bang. Kata siapa kami berantam” ucap ticong
“iya-iya, Cong bang bisa bicara sebentar sama Balon”
“iya kok bisa pulak permisi sama aku bang?”
“semestinya sama Balon lah bang?”
“yah bang permisi lah sama kau Cong, kalau sama balon, pasti di kasih mana mungkin gak, hehehe”
“bisa gitu ya bang, permisi sama ticong” ucap ticong pura-pura bingung
bang soram hanya tersenyum
“ya sudah aku ke tenda dulu ya Lon,”
“iya Cong”
“bang, ticong ke tenda dulu ya”
“iya, adek bang yang manja” ucap bang soram sambil memegang kepala ticong
“ih bang soram, kayak anak kecil aja ticong di buat” ucap ticong sambil bergerak menuju tendanya
“Lon, bang mau cerita sebentar aja?”
“lama juga gak apa-apa Bang, emang mau cerita apa bang?” ucap balon
“gini Lon, bang tahu pencarian kali ini seperti pencarian kamu saat itu, kali ini pencarian kita cukup sulit, abang sangat berharap dengan kamu, karena bang tahu kuncinya ada pada kamu” ucap banh soram dengan serius
balon hanya diam
“ingat Lon, bogel itu adik-adik kita, apa lagi bogel adik kandung ticong, wanita yang kamu sayangi, abang mohon Lon”
“iya bang, Balon tahu. Tapi balon masih belum tahu cara membuka kuncinya” jawab balon
“kalau sudah waktunya kamu pasti tahu caranya Lon, tapi ketika kamu buka kuncinya, kamu akan menerima resikonya Lon, emang kamu sudah siap Lon?”
“kalau masalah itu bang, aku sudah siap bang” ucap balon
“iya sudah kalau begitu, yang penting kamu siap dan orang terdekat kamu juga harus siap Lon”
“kalau masalh orang terdekat, itu yang Balon tidak tahu bang”
“kalau itu gak usah kamu pikirkan Lon, kita fokus dulu dengan pencarian”
“siap bang”
“iya sudah bang tinggal ya, bang mau masuk ke tanda dulu, kamu juga jangan malam-malam istirahatnya, besok kita butuh tenaga yang lebih ekstra” ucap bang soram
“siap bang.”
Bang soram beranjak pergi menuju tendanya, sedangkan balon masih duduk di atas batang kayu besar yang sudah patah, sambil menulis sebuah puisi.
Hutan Lumut
Di hening sunyi, tempat hijau bertutur,
Hutan lumut menyelimuti jiwa yang kabur,
Setiap daun adalah aksara rimba,
Bisikan angin, nyanyian tanpa nada.
Lantai dedaunan berbalut lembut,
Menjaga jejak yang enggan direnggut,
Aroma tanah, basah oleh waktu,
Menyimpan cerita yang tak pernah layu.
Lumut menyulam dingin di atas batu,
Menarik mimpi yang sunyi dari waktu,
Mereka bicara dalam bahasa samar,
Tentang perjalanan, tentang yang benar.
Di celah sinar rembulan yang jatuh tersesat,
Hidup berdenyut, kecil namun erat,
Jamur yang tumbuh bagai bintang di tanah,
Saksi abadi kerlip semesta megah.
Oh, hutan lumut, tak tersentuh surut,
Benteng abadi dari angkuh dan keruh,
Peluklah aku dalam hijau pesonamu,
Biarkan damai bersandar di bahumu.