Setelah ibunya meninggal sejak usianya tujuh tahun, kini Naira terpaksa tinggal dengan ibu serta kakak tirinya, pilihan ayahnya kali ini cukup membuat kehidupan Naira serasa di neraka.
Penyiksaan yang selalu Naira dapatkan selama ini, pada akhirnya telah membuat nya mulai berani melakukan perlawanan, dirinya sudah sangat lelah karena selalu mengalah dan terus-terusan ditindas oleh ibu serta kakak tirinya.
Suatu ketika, telah terjadi peristiwa memalukan dalam hidupnya, hingga membuat dirinya terpaksa di nikahkan dengan seorang pria misterius oleh warga satu kampung,nah loh! Kira-kira apa yang membuat mereka sampai di paksa harus menikah? Serta telah membuat warga satu kampung menjadi murka ? Mengapa pria misterius tersebut bisa datang secara tiba-tiba dalam kehidupan Naira dan malah menjadi suami dadakannya.
Lantas siapakah pria misterius tersebut?
Jangan lupa ikuti kisahnya hanya di Noveltoon
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eli Priwanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Naira Hamil
Dengan gerakan refleks, Nathan langsung menggendong tubuh Naira yang sudah tidak sadarkan diri, wajahnya terlihat begitu pucat, entah kenapa Nathan merasa sangat khawatir.
Luna yang menyaksikan sikap khawatir serta peduli Nathan terhadap Naira, ia malah tersenyum tipis.
Kali ini Tony berusaha mengemudikan mobil Tuanya dengan kecepatan penuh, Luna yang duduk di jok depan bersebelahan dengan Tony, menjerit histeris bahkan sesekali memukul tangan Tony agar tidak ugal-ugalan saat menyetir mobil.
"Woy, gue gak mau mati konyol!" teriak Luna dengan mata terpejam, sedangkan Tony malah tertawa terbahak-bahak melihat ekspresi Luna yang begitu ketakutan, namun lain hal nya dengan Nathan, ia malah tidak bergeming, malah terus saja memeluk tubuh Naira, terbesit rasa cemas yang mulai muncul pada dirinya.
'Ada apa dengan diriku ini? Kenapa hatiku sangat sedih melihat kondisi wanita ini!" Nathan terus saja menatap nanar wajah Naira.
Setibanya di rumah sakit, Naira bergegas di bawa ke ruang IGD, dan mereka pun terlihat begitu khawatir. Sekitar hampir tiga puluh menit, akhirnya Dokter selesai memeriksa kondisi pasien.
Saat Dokter keluar dari tuang IGD, Ia pun menanyakan siapa suami dari pasien atas nama Naira.
Sontak Nathan langsung menjawab jika iya adalah suaminya, kemudian iya menanyakan kembali bagaimana kondisi Istrinya saat ini.
"Selamat ya Tuan, istri anda telah Hamil dengan usia janin sekitar empat minggu!" jawab Dokter IGD.
Seketika Nathan langsung diam mematung begitu pun dengan Luna dan juga Toni.
"T tuan, wanita itu telah hamil!" ucap Toni masih tidak percaya.
"Ini tidaklah mungkin Ton, kalau wanita itu beneran hamil, berarti yang ada di dalam rahimnya adalah anakku?" tanya Nathan masih terkesima atas kejadian yang cukup menggemparkan nya.
Kini dirinya bergegas segera menemui Naira, iya ingin menanyakan masalah ini sebelumnya, kali ini Nathan sudah tidak memiliki rasa malu lagi.
Naira yang sedang terbaring lemah di atas tempat tidur pasien, sangat terkejut saat mendapati suaminya datang menghampiri dirinya.
"Untuk apa Tuan datang kesini?" tanya Naira yang kemudian langsung membuang pandangannya.
"aku hanya ingin menanyakan satu hal padamu untuk meyakinkanku!" jawab Nathan dengan tatapan matanya yang tajam.
di tatap seperti itu, Naira menjadi salah tingkah.
"Memangnya bukti yang kemarin aku berikan untuk anda tidaklah cukup meyakinkan?" tanya Naira dengan mata mendelik dan bibir kerucut.
"Aku percaya kok dengan bukti yang telah kau tunjukan padaku kemarin, namun ada satu hal yang masih mengganjal di dalam hatiku, emmhhh...apakah aku..emh...emh...pernah!" pertanyaan dari Nathan seolah terhenti begitu saja, lidahnya terasa kelu untuk menanyakan pertanyaan yang sangat memalukan.
"Tuan mau tanya apa?" tanya Naira menatap serius Nathan yang terlihat gugup.
Lalu Nathan menghela nafasnya sejenak, kemudian membuangnya perlahan.
"Baiklah Naira, ada yang ingin aku tanyakan padamu, selama kita menikah apa yang telah aku lakukan padamu?" kali ini Nathan merasa lega atas pertanyaan yang telah iya lontarkan.
Naira sendiri malah mengerutkan dahinya."Maksudnya bagaimana Tuan, aku tidak mengerti arah pembicaraan dari Tuan!"
Mendengar hal itu, Nathan pun menjadi kesal, sampai akhirnya iya mengulang kembali pertanyaannya, baru lah Naira mengerti.
"Oh itu, emh...Tuan adalah pria yang telah merenggut kesucianku, dan aku pun bahagia karena telah memberikannya kepada pria yang aku cintai, dan tentunya seorang pria yang telah memiliki hak untuk aku layani layaknya seorang istri terhadap suaminya.
Penjelasan dari Naira membuat Nathan langsung terdiam, akhirnya terbitlah senyum di bibirnya.
"Itu artinya, janin yang ada di dalam rahimmu adalah anakku!" jawab Nathan memberanikan diri menatap wajah Naira lebih lekat, iya terus menatapnya tanpa berkedip.
Mendengar perkataan dari Nathan, Naira tiba-tiba diam mematung seolah terkesima atas perkataan dari Suaminya.
"Maksud Tuan, a aku hamil?" tanya Naira terbata, iya benar-benar tidak percaya
Nathan pun mengangguk lalu menggenggam kedua tangan Naira.
"Iya Naira, saat ini kau sedang hamil, dan usia kandunganmu sudah empat minggu." jawaban dari Nathan telah membuat Naira menangis haru.
"Alhamdulillah yaa Rabb, akhirnya engkau telah mempercayai ku untuk menjaga titipan darimu!" kata Naira mengucap rasa syukur.
Entah kenapa Nathan pun merasa bahagia atas pemberitaan ini.
'Pantas saja kemarin-kemarin aku sering mual-mual dan merasa pusing, mungkin memang benar jika janin yang ada di dalam rahim Naira adalah darah dagingku, sedangkan Monic, aku sangat yakin jika yang iya kandung bukanlah benih dariku!' ucap Nathan dalam hati.
Tiba-tiba saja Nathan merasa terkejut ketika Naira memeluknya, tangannya iya sengaja lingkaran di sekitar pinggangnya kemudian, wajah nya iya miringkan hingga tersandar di area dada suaminya yang bidang, seketika jantungnya berdegup cukup kencang.
"Ku mohon, biarkanlah aku memelukmu, aku sangat merindukan momen seperti ini, Tuan! Meskipun anda masih belum mengingatku, tapi anda adalah pria yang sama yang sangat aku cintai." perkataan dari Naira malah membuat Nathan terbawa suasana, Ia pun membalas pelukan dari Naira dengan eratnya.
'Kenapa hatiku merasa damai saat di dekatnya seperti ini? Meskipun aku lupa akan kenangan kita, tapi sepertinya hati ini masih tetap sama, hanya saja aku terlalu egois untuk mengakuinya, maafkan aku Naira, aku akan berusaha untuk terus mengingat mu, mengingat kebersamaan kita dulu!' batinnya yang bersungguh-sungguh
Naira hanya bisa menangis bahagia karena akhirnya iya mendapatkan kebahagiaan sekaligus.
Sedangkan Tony dan juga Luna, keduanya malah menunggu di ruang tunggu IGD, Luna sempat melirik ke arah Tony, begitu pun dengan Tony, kini keduanya saling lirik.
Hingga pada akhirnya Luna memberanikan diri untuk menanyakan sesuatu kepada Tony.
"Emhhh, apakah Tuanmu itu adalah pewaris tunggal keluarga Rahadian? Aku melihat beritanya berseliweran di beranda media sosial!"
"Betul sekali Nona, Tuan Iskandar Rahadian memiliki dua orang putra, hanya saja putra pertama nya adalah anak hasil adopsi dari panti asuhan milik Nyonya Iskandar, dan beliau juga pemilik Paradise Club."
Jawaban dari Tony telah membuat Luna kaget tidak percaya, iya pun sampai menelan saliva nya, " anda sedang tidak bercanda kan?"
Mendengar Luna berkata seperti itu, Tony malah mengernyitkan dahinya. "Hey Nona, aku itu tidak sedang bercanda, anda lihat sikon dong! Tuan Marcelino adalah kakak angkat nya Tuan Nathan.
Luna pun langsung menutup mulutnya dengan kedua tangannya, iya benar-benar syok dengan kenyataan ini.
'Tidak ku sangka jika Tuan Marcel ada kaitannya dengan suaminya Naira, kenapa dunia ini begitu sempit dan seperti nya tidak seluas daun kelor? Aish...sungguh kebetulan yang sangat mengejutkan!' ucap Luna dalam hati.
"Lantas apakah anda juga sudah lama kenal dengan Nyonya Naira?" tanya Toni dengan serius menatap ke arah Luna.
"Aku belum lama mengenalnya, Naira adalah wanita baik-baik, iya rela datang jauh-jauh dari kampung halamannya hanya untuk mencari keberadaan suaminya yang katanya telah di bawa oleh Keluarganya ke Jakarta!" tegas Luna.
"Saya dan Detektif Jonathan yang telah membawa Tuan Muda Nathan ke Jakarta atas perintah dari Tuan Iskandar, saya juga tidak tahu kalau Tuan Muda rupanya sudah menikah dan memiliki seorang istri, kalaupun sedari awal saya tahu, mungkin akan saya ajak juga Nyonya Naira ke Jakarta." Terlihat jelas rasa penyesalan Tony atas kejadian ini.
Sedangkan dari arah lain, terlihat seseorang mengenakan masker sedang mengintai." lapor Tuan, saat ini saya berada di rumah sakit, dan saya telah mendapatkan informasi yang sangat bagus intuk anda, dan pastinya anda akan sangat menyukainya!" ucap si pengintai lewat sambungan teleponnya sambil tengok ke kanan dan ke kiri, sungguh mencurigakan.
"Baiklah, aku tinggu kabar baik darimu, jangan sampai kau mengecewakan aku, kau akan tanggung sendiri konsekuensinya!" ancam pria dari balik sambungan telepon, kemudian sambungan telepon pun terputus
Bersambung...
🌻🌻🌻🌻🌻🌻
tentang naira
abang tiri serakah