Reyhan tidak pernah menyangka bahwa hidupnya akan terperangkap oleh permainan yang di ciptakan boss tempat dirinya bekerja, berawal dari ia mengantarkan dokumen penting pada bossnya tersebut, namun berakhir dirinyaenjalani hubungan yang tidak masuk akal,, wanita itu bernama Sabrina tiba tiba meminta dirinya untuk menjadi kekasih wanita itu
sementara itu Sabrina tidak punya jalan lain untuk menyelamatkan harta peninggalan ibunya, terpaksa ia melakukan cara licik untuk membuat Reyhan mau menerima permintaanya.
tanpa Sabrina sadari ternyata Reyhan adalah pria berbahaya dengan begitu banyak pesona, pria itu mengajak Sabrina ke banyak hal yang tidak pernah sabrina lakukan, Sabrina tenggelam dalam gelora panas yang Reyhan berikan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon umnai, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 12
Mereka tiba di perusahaan dan melanjutkan berjalan ke dalam kantor. Sabrina terus berusaha menutupi lehernya agar tidak ada yang melihat. Begitu sampai di kantor, Sabrina segera mencari Amanda dan meminta bantuannya.
"Amanda, tolong bantu aku menutupi tanda ini di leherku. Aku ada meeting penting hari ini," pinta Sabrina dengan wajah memelas.
Amanda sangat terkejut melihat leher Sabrina, ia mengamati tanda itu, bahkan masih ada bekas gigi yang masih terlihat jelas.
"jangan diam saja Amanda" kesal Sabrina.
"Emm ah iya" ucap Amanda
Amanda segera membantu Sabrina menutupi bekas merah di lehernya dengan menggunakan bedak dan syal. Selama proses itu, Reyhan terlihat duduk menyender di meja ruang kerja Sabrina sambil menatap Sabrina dengan senyum menggoda.
"Semoga saja ini bisa tertutup dengan baik," gumam Sabrina sambil menghela napas panjang.
"Reyhan apa itu semua ulahmu??, apa yang telah kau lakuakn pada sahabatku" Tanya Amanda dengan galak.
"Kami hanya bersenang senang" jawab Reyhan dengan enteng.
"Bukan!!!, tidak seperti yang kau pikirkan Amanda" ucap Sabrina dengan panik, takut Amanda salah paham.
"Awas saja sampai kau menidurinya, ingat Reyhan, Sabrina masih tersegel, jika kau ingin berbuat lebih, tunggu sampai kalian menikah" ucap Amanda dengan tegas.
"Aku mengerti" ucap Reyhan.
"namun jika Sabrina yang meminta, aku tak bisa janji" lanjut Reyhan lagi membuat kedua wanita itu melotot kesal ke arah Reyhan.
"Aku pria normal girls" ucap Reyhan dengan senyumnya.
"Reyhan.,.,!!!" Kesal Sabrina.
"baiklah bye, sampai bertemu nanti" ucap Reyhan pamit keluar dari ruangan Sabrina.
Reyhan hanya tertawa dalam hati, merasa hidupnya semakin menyenangkan dengan menggoda Sabrina dan membuat wanita itu marah. Di mata Reyhan, Sabrina tampak menggemaskan saat marah dan malu, membuatnya semakin ingin menggoda wanita itu lebih jauh.
Setelah kepergian Reyhan, Amanda menatap Sabrina dengan penuh selidik.
"Buas sekali Reyhan" komentar Amanda yang juga menggoda Sabrina semakin membuat pipi Sabrina memerah padam.
"Diamlah" sinis Sabrina berjalan menuju kursi kerjanya.
"Jadi sudah seberapa jauh hubungan kalian?? Tanya Amanda.
"Jika yang ada di otakmu adalah hal kotor, aku berani bersumpah, tidak terjadi hal yang seperti yang ada di otakmu" jawab Sabrina.
"Baiklah aku percaya, lalu hubunganmu dengan Reyhan??
"Sejak awal Reyhan yang kebih berusaha untuk lebih aktif berbicara padaku, meski awalnya canggung namun sekarang aku sudah mulai terbiasa dengan tingkahnya" ucap Sabrina.
"Termasuk membuat kissmark??? Goda Amanda membuat Sabrina mendengus kesal.
"Pergilah keruanganmu, siapkan materi meeting sekarang" ucap Sabrina gantian membuat Amanda mendengus kesal.
Dimas datang menghampiri Reyhan yang tengah bersiap siap untuk pulang.
"Bro ikut gabung nanti malam?" Tanya Dimas
"Gabung apa?
"Ada pembukaan Club dekat sini dan ada diskon khusus untuk karyawan sini, kau mau ikut??
"Ayolah banyak yang akan datang, waktunya bersenang senang, sekalian besok weekend" rayu Dimas terhadap Reyhan.
"Boleh, jam berapa??
"Habis makan malam aku menjemputmu" ucap Dimas.
"Baiklah aku akan mengantar Sabrina pulang dahulu" ucap Reyhan.
"Reyhan sebenarnya apa yang terjadi pada miss Sabrina hari ini? Tanya Dimas.
"Memangnya ada apa dengan Sabrina??" Tanya Reyhan dengan bingung.
"Apa dia sedang sakit, tadi saat kami rapat ibu boss memakai Syal dan saat kami kunjungan outdoor dia memakai hoodie, padahal hari ini sangat panas"
Reyhan tampak termenung sebelum senyumnya mengembang, ia terkekeh geli dengan tingkah Sabrina.
"Mengapa kau tertawa??
"Tidak ada, sudahlah aku mau menunggu Sabrina" ucap Reyhan berlalu pergi meninggalkan Dimas yang mendengus kesal.
Reyhan menunggu Sabrina seperti bisa di lobi, benar apa yang di katakan Dimas, wanita itu saat ini memakai hoddie, Sabrina datang menghampiri Reyhan dengan wajah cemberutnya.
"Gara gara kau, aku harus memakai ini untuk menutupi leherku" omel Sabrina.
"Kau tahu bedak dan syal tak mampu menutupinya" lanjut Sabrina dengan kesal.
Reyhan terkekeh geli melihat Sabrina tang tengah mengomelinya.
"Sudah jangan marah marah terus, nanti juga terbiasa, jangan kapok karna aku akan membuatkannya lagi saat itu sudah hilang"
"Reyhan.,,." Kesal Sabrina melototkan matanya, sungguh Reyhan sangat gemas melihatnya.
"Iya bercanda" ucap Reyhan memeluk Sabrina membuat Sabrina diam, saat ini mereka masih di lobi dan Sabrina tak ingin menjadi pusat perhatian, namun sayangnya Reyhan tak perduli itu, laki laki itu kemudian menggandeng tangan Sabrina untuk berjalan keluar.
"Mobilmu sudah jadi??
"Ya, tadi siang orang bengkel mengantarkan kesini" jawab Reyhan.
"Nanti malam ada pembukaan Club dekat sini, apa kau mau ikut?" Tanya Reyhan.
"Tidak aku tidak pernah ke acara seperti itu" jawab Sabrina.
"Sudah ku duga"
"apanya??
"Kau bukan tipe wanita yang suka bersenang senang di luar, di banding bertemu banyak orang mungkin kau lebih suka berdiam diri di kamar melakukan apa yang membuatmu nyaman"
"Sekali kali pergilah, keluar, melihat dunia luar tentang gemerlapnya dunia malam, bukan untuk merusak diri namun untuk membuang stress dan jenuh" ucap Reyhan.
"Akan ku coba nanti" ucap Sabrina, sejujurnya ia tidak tertarik dengan hal seperti itu.
***
Sabrina tengah asyik menatap ikan-ikan berwarna-warni yang berenang di dalam akuarium besar di ruang tengah rumahnya. Ia merasa tenang dan bahagia melihat kehidupan bawah air yang damai.
Namun, tiba-tiba suasana damai itu terkoyak saat Clara muncul dan langsung menjambak rambut Sabrina dengan keras. Clara sangat marah mengetahui bahwa Brian, kekasihnya, datang ke kantor menemui Sabrina.
"Jadi kamu yang merayu Brian, ya?!" teriak Clara penuh emosi sambil terus menjambak rambut Sabrina. Wajah Clara memerah dan matanya menunjukkan rasa cemburu yang mendalam.
"Jangan asal bicara Clara, dia datang sendiri tanpa aku meminta tanyakan saja pada kelasihmu itu!!!" Ucap Sabrina mencoba melepas rambutnya dari jambakan Clara.
"Alu tahu kau merubah gaya dan tampilanmu itu untuk menggoda kekasih bukan???, sialan!!!
"kau dan kekasihmu itu yang sialan, aku tak pernah berniat untuk menggodanya!!!
Sabrina merasa tak berdaya dan kesakitan. Ia mencoba melepaskan diri dari cengkeraman Clara, "Aku tidak punya hubungan apa-apa dengan Brian! Kami bahkan tidak saling kenal!" ujarnya dengan suara kerasnya
Namun, Clara tak percaya. Dia terus saja menjambak dan mencakar wajah serta tubuh Sabrina.
"Lepaskan!!!!,sialan!!!" Jerit Sabrina.
Tak ada pelayan yang berani memisakan, terakhir mereka melakukanya, mereka mendapat tendangan dari Clara.
Luka-luka mulai terbentuk di kulit Sabrina yang halus. Sabrina merasa lemas dan tak sanggup melawan Clara yang terus menghujani dirinya dengan hujatan dan pukulan. Seberapapun Sabrina melawan Ia pasti akan kalah tenaga, karna Clara menguasai ilmu beladiri.
Di tengah perjuangannya untuk melepaskan diri, Sabrina menahan air mata yang menggenang di matanya. Ia merasa tak berdaya dan terluka, bukan hanya secara fisik, namun juga emosional.
"Ada apa ini, Clara??" Ucap Seseorang datang membuat Clara melepas cengkeramanya.
"Om Reno!!!" Pekik Clara memeluk pria tersebut.
Melihat siapa yang datang membuat tubuh Sabrina menjadi kaku, bahkan ia melupakan rasa sakit di wajah dan tubuhnya.
"Ada apa mengapa kalian berkelahi?" Tanya Reno.
"Sabrina ini kamu?" Lanjut Reno menghampiri Sabrina, ia terkejut melihat tampilan baru Sabrina yang cantik.
"Om ada apa kemari, mommy dan daddy sedang di luar kota" ucap Clara. Namun Reno mengambaikan nya ia lebih tertarik pada Sabrina yang berdiri kaku di hadapanya.
"Wajahmu terluka Sabrina, biar om yang obati, dan Clara berhenti melukai ponakan om" ucap Reno mengusap wajah Sabrina.
"Dia hanya ponakan tiri, akulah ponakan om yang sesungguhnya" ucap Clara tak terima.
"Ayo om bantu obati" ucap reno dengan senyumnya.
Sabrina tersentak saat tangan Reno mengusap wajahnya, ia langsung melangkah mundur, raut ketakutan terpancar dari wajah Sabrina, dengan cepat ia berlari menuju kamar dan langsung menguncinya.