Akira Yamaguchi, cucu perempuan satu-satunya di keluarga Yamaguchi. Keluarganya merupakan klan Yakuza terkuat di Jepang. Dibalik, semua orang yang melihatnya sebagai gadis tak berperasaan dan dingin, ada rahasia mengapa Akira selalu menampilkan sifat dinginnya.
Kenta Ishikawa atau biasanya dipanggil, Ken. Merupakan seorang Yakuza yang dijuluki Iblis Klan Yamaguchi. Berhati dingin, tanpa ampun, dan merupakan orang kepercayaan dari pemimpin Klan Yamaguchi. Dia jatuh hati pada cucu bosnya sejak mereka pertama kali bertemu.
Namun, Kenta tahu cintanya itu terlarang, dia hanya diam memendamnya dan terus berusaha menjaganya dan mengawasinya.
Kisah cinta terlarang anggota Yakuza dan cucu bosnya, juga konflik antar Klan Yakuza, akankan membawa pelabuhan pada hubungan mereka berdua yang hanya sekedar Nona dan Penjaganya?.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KimiHaruka, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TroubelMaker (1)
Pagi hari di musim gugur, Akira sudah sembuh dari demamnya. Dia memulai aktifitas sekolahnya, seperti biasa Kenta sudah menyiapkan apa yang dibutuhkan.
Perasaannya sedikit aneh saat melihat Kenta menyiapkan segalanya untuknya, padahal selama ini dia biasa-biasa saja. Akira jadi sering memperhatikan Kenta, desiran aneh melanda hatinya.
"*apa aku terlalu cuek ya? Ke*n memang sangat tampan pantas saja Yui selalu mengatakan itu"
Akira sepertinya tak fokus dengan makanan di depannya. Dia sedari tadi memperhatikan Kenta yang sedang makan.
Kenta tahu jika Akita sedang memperhatikan dirinya. Namun, dia berusaha tenang, tak ingin mengejutkan Akira. Kenta terlihat senang akhir-akhir ini Akira lebih banyak memperhatikannya.
Dia selalu berharap Akira juga perlahan menyukainya. Jika tidak dia tak berharap lebih, dia tahu posisinya. Tetapi untuk melepas Akira dengan lelaki lain Kenta tak ingin. Memikirkannya saja sudah mampu membuatnya geram dan marah.
Ken melirik sekilas makanan Akira, "apa tidak enak ?"
Akira yang di tanya gelagapan sedari tadi dia hanya memperhatikan Ken, tanpa menyentuh makanannya.
"a-aa enak kok maaf, ini aku makan" jawabnya canggung dan dia segera menghabiskan sarapannya.
...----------------...
Akira adalah princess di keluarga Yamaguchi. Dirumah ini tak hanya kakeknya dan dirinya, tetapi para anggota Yakuza lainnya, mereka seperti keluarga, meskipun Akira sangat canggung dengan mereka karena jarang berinteraksi.
Akira lebih sering berinteraksi dengan Kenta, Aoi, dan Sora. Mereka memang lebih sering bersama Akira, dengan mereka Akira tak merasa canggung, apalagi dengan Kenta yang selalu disisinya.
Seperti saat ini, Akira akan di antar Kenta dan Aoi. Entah mengapa Akira merasa gugup berada di dekat Kenta, jantungnya berpacu lebih cepat dari biasanya.
"kenapa aku jadi gugup gini sih, Ken kan dari dulu juga penampilannya formal, tapi dia sangat tampan dan gagah, aaarrrkkkhh bisa gila lama-lama" inner Akira frustasi dengan perubahan suasana hatinya saat melihat Kenta sekarang.
Akira meremat jarinya, berusaha menenangkan dirinya. Dia mengalihkan pandangannya keluar jendela dan sembari bermain ponsel.
Kenta sedari tadi memang menelisik sikap Akira yang terlihat gugup berada di sebelahnya.
Dia berusaha memecah keheningan yang membuat Akira canggung tidak seperti biasanya, "nanti aku jemput" ucapnya.
Bariton berat suara Kenta menelisik telinga Akira, dia sedikit tersentak.
"a-aa iya nanti aku kirim pesan kalau udah jam pulang" ucapnya sedikit gugup.
Perjalanan 20 menit itu terasa sangat lama dari biasanya. Sampailah dia di dekat sekolahnya, Akira memang selalu turun jauh dari gerbang sekolahnya.
Meskipun begitu, ada saja beberapa siswa yang melihatnya, apalagi beberapa hari lalu, musuh bebuyutannya melihat itu dan mengejeknya.
"aku berangkat dulu Ken, Aoi " ucap Akira.
"ya hati-hati Nona" balas Aoi.
Kenta hanya tersenyum manis dan mengacak rambut Akira pelan. Tindakan yang biasa dia dapatkan, entah mengapa kini membuat raut wajah Akira memerah malu dan jantungnya berpacu lebih cepat lagi.
Akira buru-buru keluar mobil dan segera menuju kelasnya, dia akan bertanya pada Yui, apa yang terjadi pada dirinya ini.
Ken menyadari raut wajah Akira berubah, biasanya dia akan kesal dan cemberut,"haa mungkinkah dia malu".
...----------------...
Akira duduk di tempatnya, dia sudah lebih tenang. Mungkin nanti saat jam istirahat dia akan bercerita pada Yui.
Sedangkan Yui sibuk dengan bukunya karena tugas dari guru mata pelajaran pertama belum dia selesaikan.
"Akiraaa " rengeknya. Akira yang mendengar itu, hanya menatap malas pada sahabatnya ini. Dia kemudian menyodorkan bukunya pada Yui.
"makasih Akiraa " wajahnya berbinar mengambil buku yang di sodorkan Akira.
Jam pelajaran terasa sangat lama, bahkan Yui sudah tertidur. Akira benar-benar bosan, pelajaran yang kurang diminati semua orang mungkin, matematika.
Akhirnya, bel pergantian pelajaran pun berbunyi. Seperti biasa gurunya satu ini selalu memberi PR tentang materi hari ini yang bahkan mungkin siswa lain banyak yang tak mengerti karena penjelasan yang berbelit dan sulit dimengerti.
Yui merenggangkan otot-otot tubuhnya, "haaa dia tuh bisa nggak sih jadi guru, heran deh berbelit mulu perasaan jelasinnya tau-tau udah ada PR lagi" kesalnya.
Mei terlihat masuk kelas setelah tadi dia di panggil Ruto sensei keruangannya.
"guys segera ganti ke pakaian olahraga kalian ya, hari ini ada tes dadakan" ucapnya.
"yaaahhh, dadakan banget sih" seruan itu dari siswa-siswi di kelas.
Yui sudah kesal sendiri, dan sangat malas, "arkhh males banget dah".
Akira memang cuek sekali dengan sekitarnya, namun dia bukan tak peka, setelah Kazuki membantunya mencari bolpoinnya yang jatuh dan menyerahkan ke Akira, tatapan tidak suka dari Mei nampak sekilas dari pandangannya.
Sedangkan, Akira tak peduli dia hanya menatap Mei dengan tatapan dinginnya, dan segera berlalu ke ruang ganti bersama Yui.
"si pick me kenapa tuh kepanasan lagi? " bisik Yui. Akira hanya menjawab dengan mengedikkan bahunya acuh.
...----------------...
Ruang ganti terlihat sepi hanya ada beberapa siswa perempuan. Akira menaruh setelan olahraganya di kursi panjang, beberapa siswi lain sudah keluar dan tersisa Yui dan dirinya.
Terdengar suara tawa cekikikan dari luar, mereka sudah bisa menebak siapa, dan benar tebakan mereka, Mahira dan gengnya.
Yui muak dia menatap malas pada Mahira dan gengnya. Akira seperti biasa tidak peduli sama sekali. Dia melanjutkan berganti pakaiannya.
Mahira yang melihat Yui dan Akira tersenyum licik, dia seperti merencanakan seseuatu.
"wow ada duo troubelmaker nih" celetuk Ichi, salah satu teman Mahira. Mahira hanya tertawa mengejek.
Yui gerah sendiri dia mensedekapkan tangannya di dada, dan berkata "haaa nggak salah nih? eeh tapi aku kemarin kayak ngeliat seseorang disiram air di cafe deh siapa ya?"
Mahira terkejut dengan sindirian Yui padanya, dia mengepalkan tangannya erat.
Yui menyeringai dalam senyumannya. Mahira nampak ge
"cih ketahuan sama istri tua nih" sindir Akira sambil tersenyum jahat pada Mahira.
Yui puas sekali rasanya, dia melanjutkan berganti pakaiannya. Mahira nampak marah, dia meremat cup minuman yang di pegangnya.
Akira yang masih sibuk merapikan seragamnya tak menyadari jika Mahira akan menyiramnya dengan isi cup minuman yang dipegang Mahira.
Splashhhh.....
"hahahaha" suara tawa menggelegar dari mulut Mahira dan gengnya.
Yui yang sedari tadi fokus merapikan seragamnya juga, menatap Akira yang berada di depannya. Atasan olahraganya basah, dia menoleh pada Mahira yang masih asyik tertawa mengejek pada Akira. Yui memelototkan matanya tajam pada Mahira.
Kemarahannya sudah di ubun-ubun, saat dia akan membalas Mahira, Akira malah mencegahnya. Akira hanya diam, mencegah tangan Yui yang akan memukul Mahira.
Akira hanya menatap Mahira dengan senyuman kejam itu yang terbit dibibirnya. Mahira nampak gelagapan saat Akira tersenyum seperti itu padanya. Senyuman jahat yang terasa menusuknya.
"udah biarin aja ayo Yui" ajak Akira, dia mengambil seragamnya dan menarik Yui keluar dari ruang ganti.
Yui sepanjang jalan sudah menggerutu marah pada Mahira, "gila emang si Mahira, pingin ku tonjok aja tuh mukanya".
"kamu juga kenapa diam sih ?" omel Yui. Akira tak menjawabnya, dia mengambil ponselnya dan menelfon seseorang.
Yui merasakan badannya terasa merinding, dia melihat Akira yang masih fokus pada ponselnya, "senyum itu! Tatapan mata Akira! Pantas saja badanku merinding gini"
"hanya dengan senyuman dan tatapan menusuk itu mampu membuat siapa saja terintimidasi"
"sepupu kamu ?" tanya Yui.
"iya, aku mau ganti di ruangan dia" jawabnya, mereka berjalan menuju ruangan sepupu Akira.
...----------------...
Dia adalah Izana Harui, sepupu Akira. Dia bekerja disini sebagai kepala TU dan keuangan. Semua anggaran sekolah di pegang oleh Sakira.
Izana memang terlihat imut, karena tinggi badannya yang hanya 150cm saja. Namun, itulah yang membuatnya nampak awet muda di dukung dengan wajah baby facenya.
Dia menatap Akira yang terlihat berantakan dengan seragam basah yang dia gunakan. Kepalanya terasa berdenyut nyeri jika sepupunya ini sudah menghubunginya.
Izana menghela nafasnya pelan, sedangkan Akira sudah masuk ke area yang lebih tertutup di dalam ruangan Izana.
"haaa apalagi kali ini Akira" tanyanya sedikit meninggikan nada bicaranya.
Akira tak bergeming dia masih mengganti atasan olahraganya dengan seragam putihnya tanpa mengganti celana olahraganya.
"makasih kak" ucap Akira setelah selesai berganti pakaian dan berjalan keluar tanpa basa basi.
"hey jangan bolos kamu Akiraa" teriak Izana pada Akira yang hanya di balas lambaian tangan oleh Akira.
Izana kembali ke kursinya dia memijit pelipisnya nyeri, "haaa anak itu benar-benar".
Meskipun Izana nampak keras terhadap Akira, namun dia sangat menyayangi Akira. Apalagi dia tahu luka yang di sembunyikan Akira yang membuatnya bersikap dingin dan acuh.
...----------------...
Sesuai dugaan, Akira dan Yui bolos tak mengikuti pelajaran olahraga. Ide gila itu terlintas di kepala cerdas seorang Akira.
Bukan hal langka juga, mereka berdua sudah langganan bolos. Istilah troubelmaker yang orang-orang sematkan pada mereka memang bukan tanpa alasan.
Namun, dua orang itu seakan tak peduli dijuluki seperti itu, kecuali yang mengatakan itu adalah Mahira dan gengnya, sudah pasti menyulut amarah mereka. Karena mereka sama saja seperti tidak mengaca pada kelakuan sendiri.
Mereka sedang berada di halaman belakang, tempat ini biasanya sering di pakai siswa laki-laki merokok ataupun penjaga Akira biasanya di sekitar sini.
Ya, tempat yang sepi, cctv tak menjangkau daerah ini. Biasanya ada beberapa siswa disini, namun tampaknya tak ada siapapun disini.
"weh mantap sepi banget" ucap Yui dengan riang.
Mereka duduk di tanah tak memperdulikan kotor. Yui sibuk dengan jajanan yang dia beli di kantin tadi. Onigiri, snack, dan juga minuman bersoda kesukaan Akira.
Akira nampak termenung, hatinya mulai gelisah kala mengingat semua tindakan perhatian Kenta padanya. Tindakan yang setiap hari menurutnya biasa saja kini mulai membuatnya terasa aneh.
Apalagi jika Akira memandang lama pada Kenta, jantungnya berpacu lebih cepat dari biasanya. Kejadian itu bermula saat Kenta mencium keningnya lembut saat dia deman beberapa hari lalu dan setelahnya Akira merasa aneh setiap bersama Kenta.
Yui menyadari jika sahabatnya ini tengah melamun, "hey, kenapa ?" ucapnya sambil menyenggol lengan Akira.
Akira nampak sadar dari lamunannya.
"nggak tau Yui" ucapnya.
"kenapa sih cerita aja", Yui menyodorkan soda pada Akira.
"aku ngerasa aneh sekarang saat Ken memperlakukan aku seperti biasanya"
Yui sedikit bingung dengan ucapan Akira, "aneh gimana ? Bukannya kamu udah biasa ya kalau Ken selalu perhatian ke kamu?"
Akira menghela nafasnya pelan, "haaa, iya biasa kan Yui, tapi kenapa saat aku perhatiin dia intens tuh, aku jadi degdegan, terus kadang aku jadi malu sekarang aneh kan" jelasnya.
Yui yang mendengar penjelasan Akira akhirnya paham, memang wajar Akira tak pernah dekat dengan lelaki jadi dia merasa bingung dengan perasaannya.
"huhu kamu suka ya sama Ken" goda Yui tiba-tiba. Akira nampak panik saat Yui menggodanya.
"eeee udah kelihatan tuh dari ekspresi kamu Akira" kekehnya pelan.
Akira menatap tajam pada Yui, yang membuat Yui ngeri sendiri dan diam menahan tawanya.
"oke, biar Yui yang centil ini menjelaskan", Yui mode centil On.
"mungkin kamu nggak sadar sih, itu salah satu tanda kamu suka sama seseorang, degdegan, malu salting sama semua tindakan dia ke kamu" jelasnya.
"aaa kalau aku jadi kamu sih udah mode cegil ugal-ugalan, siapa juga yang nggak suka sama Ken, udah ganteng, baik, treat like a princess, duh apalagi postur tubuhnya real gapura kabupaten, huwaaa mauuu". Yui terkekeh geli saat membayangkan wajah tampan bodyguard Akira itu.
Akira yang mendengar ucapan drama Yui merasa geli sendiri. Dia menampol kepala sahabatnya itu, yang semakin membuat Yui tertawa.
Akira menengguk minuman bersoda yang dia pegang dari tadi. Dia bingung dengan perasaanya.
"aku nggak tau perasaan ini, apa benar aku suka dia?"
...----------------...
Visual Mahira Rui
Cr. Pinterest
...----------------...
Cerita ini hanya fiksi belaka, tidak ada hubungan dengan tokoh atau organisasi manapun. Mohon bijak dalam membaca dan berikan komentar, saran, atau kritik yang sopan dan membangun. Arigatou Gozaimasu.