Cinta Sejati

Pagi harinya, dengan penuh semangat Raja bersiap memakai pakaian yang rapi untuk berangkat kuliah. Raja dan Laila sudah bertukar nomer ponsel. Raja sudah janjian akan berangkat bersama pagi ini, Raja akan menjemput Laila menggunakan motor sportnya.

Raja sangat ceria hari ini. Sejak kemarin wajahnya terlihat murung, namun kini berbeda. Hubungannya dengan Laila sudah membaik, bahkan lebih baik dari sebelumnya.

Raja menuruni tangga dengan setengah berlari menuju meja makan, bibrinya selalu tersenyum lebar. Raja memakai kemeja dan celana levis seperti biasanya di tambah jaket kulit berwarna hitam membuatnya semakin tampan dari biasanya.

"Morning Princess... Selamat pagi Kak.."

Raja menyapa keponakannya, dan menyapa kedua kakaknya di sana. Melisa melihat Raja sebahagia itu membuatnya ikut senang.

"Bahagia sekali ? Habis dapet apa kamu ?" tanya Tiger dengan wajah ketusnya.

"Habis dapet Bidadari dari Syurga.." sahut Raja yang mengoles selai diatas roti tanpa menatap Tiger.

"Maksudnya ?"

"Sudahlah Mas.. Kau selalu saja mempermasalahkan jika dia sedang bahagia.." sambung Melisa memotong ucapan Tiger yang selalu mencari masalah dengan Raja.

Tak lama Raja berdiri dari meja makan, dia meminum susu dan memakan rotinya dengan lahap. Dia kemudian berpamitan dengan kedua kakak nya untuk berangkat kuliah.

"Aku pergi dulu Kak.. Bay.."

Raja menyambar jaketnya dan memakai nya sambil berjalan menuju motor nya yang sudah di siapkan di halaman. Raja memakai helm dan menyalakan motornya kemudian jalan.

Sepanjang jalan Raja melajukan motornya dengan kecepatan tinggi, dia sudah tidak sabar ingin bertemu dengan sang pujaan hati. Tak berselang lama, Raja sudah hampir sampai ditempat yang Laila tunjukan padanya. Benar saja, Laila sudah menunggu di ujung gang sambil memeluk bukunya.

"Hay sayang, sudah nunggu lama ya ?"

Raja melepas helm nya menjahili Laila yang berdiri menunggunya. Laila tersenyum malu mendengar Raja memanggilnya sayang. Laila menoleh menatap Bunga di sampingnya dan bicara padanya.

"Aku berangkat dengan Raja ya, kamu nggak pa pa kan ?" tanya Laila tidak enak dengan sahabatnya itu.

"Aku nggak pa pa La, nanti kalau pulang aku tunggu kamu disini.." sahut Bunga tersenyum.

"Makasih ya Nga.."

Bunga menyahut ucapan Laila dengan anggukan kepala. Laila melambaikan tangannya meninggalkan Bunga. Raja kemudian melajukan motornya setelah Laila menaiki nya. Laila membonceng sambil memegang kedua bahu Raja agar tidak jatuh.

Raja yang melihat itu, menarik tangan Laila dari bahu ke pinggangnya. Laila yang diperlakukan seperti itu kembali tersipu.

*

Di gerbang kampus, semua mata tertuju pada sebuah motor Sport yang di tumpangi oleh Raja dan Laila. Keduanya kini sudah sepakat untuk terang-terangan menjalin kasih di depan umum.

"Viola... Vi lihat Vi.. Raja.."

Viola sang Ratu kampus, sangat menyukai Raja. Tak ada yang bisa memiliki Raja selain dirinya. Viola yang sedang fokus membaca buku di taman kampus, mendengar kata Raja langsung mencari sosoknya.

Viola meletakkan bukunya dan melihat Raja dan Laila baru saja turun dari motor, wajahnya meradang. Dia tak terima, jika ada wanita lain yang berada di samping Raja selain dirinya.

"Siapa dia ?" tanya Viola pada ke empat temannya yang duduk bersama nya di taman.

"Dia Laila, mahasiswi baru bulan kemarin." sahut teman Viola yang bernama Citra.

"Jurusan apa dia ?" tanya Viola lagi masih fokus menatap Laila tanpa kedip.

"Entahlah, yang pasti dia sahabatnya Bunga. Si hitam itu.." balas Citra.

Viola bersedekap dada terus menatap Raja yang menggandeng tangan Laila berjalan mengantarnya sampai ke kelasnya. Viola yang penasaran lalu berdiri melangkah mengikuti langkah Raja yang mengantar Laila.

"Ini kan kelas mu ?" ucap Raja setelah sampai di depan kelas Laila.

"Iyaa.. Makasih yaa.." sahut Laila tersipu.

"Eits.. Tidak ada kata terimakasih untuk sepasang kekasih. Nanti selesai kelas, kita makan di kantin ya ?" kata Raja.

"Baiklah..."

"Oke, kalau gitu aku pergi ke kelas ku dulu.. Bay.."

Raja meninggalkan Laila di depan kelasnya. Laila lalu berbalik dan masuk ke dalam kelas masih dengan senyum malunya mengingat tingkah Raja yang selalu membuatnya tersenyum.

Saat baru akan duduk, Viola datang bersama empat temannya melabrak Laila dan mendorong bahu Laila dengan kuat.

"Heh ! Kau siapa nya Raja !" ketus Viola menatap tajam Laila.

"Kenapa ? Apa ada masalah ?" balas Laila balik bertanya berusaha bersikap tenang.

"Ya masalah bagiku ! Aku kekasihnya ! Bahkan sejak kau belum ada di kampus ini ! Paham !" tambah lagi Viola menceritakan sesuatu yang tidak nyata.

"Oh iya kah ? Aku tidak akan percaya jika bukan Raja yang mengakuinya bahwa kau adalah kekasihnya dihadapanku.."

"KAU !!"

Tangan Viola di tahan oleh Laila yang akan menamparnya dan menghempaskannya kasar. Viola yang mendapat perlakuan kasar dari Laila meringis kesakitan karena pergelangan tangan nya merasa nyeri.

"Heh ! Beraninya kau dengan Viola ! Kau tidak tahu siapa dia ? Hah ?" Citra kesal, karena Laila sudah berani dengan ketua geng nya itu.

"Aku tidak tahu ! Dan aku tidak mau tahu ! Pergilah, aku disini mau belajar. Bukan mau berantem." sahut Laila meletakkan bukunya di meja nya.

Viola yang diremehkan tak terima, dia akan kembali menampar Laila. Namun lagi-lagi dia gagal, Laila dengan cepat menahan tangan Viola dan melintirnya ke belakang sampai membuat Viola kesakitan.

"Aaww, Ah.. Aduuhh.. Cit tolongin aku.."

Laila tak menggubris rengekan Viola, Laila yang jago bela diri tak menyia-nyia kan keahliannya. Dia mendekatkan wajahnya di telinga Viola, dan bicara dengan nya setengah berbisik.

"Sekali lagi kau berani menyentuhku dengan tangan kotormu itu ? Maka aku pastikan tanganmu tidak lagi bisa bergerak.. Mengerti !"

Laila melepas cengkraman itu dan mendorongnya lalu menatap Viola dengan tajam. Viola yang lengannya merasakan sakit terus meringis memijat lengannya dengan pelan.

Viola tak menyangka, bahwa Laila tidak selemah yang di pikirkan. Viola menatap tajam Laila dan memberinya ancaman.

"Ingat ya ! Aku tidak akan diam saja ! Semua perlakuanmu akan aku laporkan pada Raja ! Dia itu hanya milikku ! Ingat itu !"

Viola berbalik melangkah pergi meninggalkan Laila disana. Pertengkaran Laila dengan Viola menjadi pusat perhatian mahasiswa/i disana. Bahkan ada yang membela Laila, dan ada yang membela Viola.

Hal itu tak membuat Laila goyah, dia yakin. Raja tidak seperti yang Viola katakan, dia akan percaya jika Raja yang mengatakannya pada dirinya tentang Viola.

...----------------...

Bersambung...