[𝐄𝐥𝐝𝐡𝐨𝐫𝐚 𝐒𝐞𝐫𝐢𝐞𝐬#𝟏]
ON GOING!!!
Percayakah kalian dengan sesuatu yang berbau sihir?. Di Eldhora itu sudah menjadi hal yang lumrah. Namun tak hanya karena penyihirnya, ada keluarga bangsawan, ksatria, dan roh yang diberi kesempatan kedua menjadi satu dalam tempat ini
Alarice Academy. Sebuah sekolah yang menjadi tempat impian semua warga Eldhora. Cerita ini tentang Esther, seorang bangsawan yang memiliki takdir luar biasa
Bersama dengan anak-anak dari asrama lain, mereka diberi tugas untuk menyelesaikan apa yang belum terselesaikan di masa lalu
Apakah mereka mampu mengalahkan kegelapan yang telah lama terkunci, ataukah nasib Eldhora akan terjebak dalam lingkaran tak berujung?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon FILIA_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
CHAPTER 11
...𝚂𝚃𝙾𝚁𝚈 𝙱𝚈 @𝙴𝙲𝙻𝙸𝙿𝚂𝚅𝙴𝙽𝚄𝙴...
...•...
...*•.¸♡ HAPPY READING ♡¸.•*...
...\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=...
Dikala Esther dan Freya pergi ke asrama Alkemis, Erynn saat ini melamun sambil menggenggam kalungnya
"Tuan Gallagher memilihmu. Aku tak ingin memberikannya karena khawatir, tapi pasti ada alasannya kan?"
"Aku menebak-nebak jawabannya, master. Walau sudah melakukan semuanya sesuai kata ayah, tetap saja … kenapa aku?"
Suara bel berbunyi menandakan seluruh murid diwajibkan untuk tidur. Erynn memakai kalungnya dan hendak tidur, sampai dia merasa ada seseorang dibelakangnya
Erynn dengan refleks melempar bantalnya dan terbelalak
"Wowowo, santai saja tuan putri."
"Aku bukan tuan putri. Dan lagi … makhluk apa kau?"
"Entahlah. Tapi orang-orang memanggilku … Gunther." Erynn menajamkan matanya
'Benar dugaanku. Dia Gunther, si malaikat pemburu!. Kenapa ada disini?'
"Apa yang kau mau?"
"Apa yang ku mau ya?" Gunther tiba-tiba saja muncul di belakang Erynn dan meraba kalungnya
"Jauhkan tanganmu!" Erynn mengeluarkan sebuah pisau kecil dari laci mejanya
Gunther tertawa mengejek
"Kau bodoh ya, aku ini … tidak bisa mati."
"Tapi bisa merasa sakit kan?" Gunther tertegun dan tersenyum tertarik, dia tiba-tiba muncul di depan Erynn
"Aku sangat penasaran kenapa si Santa Klaus itu memberikannya pada anak gadis lemah sepertimu."
"Lemah?!"
Gunther menyeringai saat Erynn melayangkan pisaunya, dia dengan mudah melesat kesana-kemari dan menepis pisau itu hingga jatuh ke dalam tong sampah
"Kau!"
"Cepat … berikan benda berkilau itu."
Erynn terbelalak dan merasa tubuhnya lemas karena ketakutan, tepat ketika Gunther hendak meraih kalungnya sesuatu dengan cepat muncul dan menahan tangannya
"Jangan berani … MELUKAI MURID!!"
Erynn tersadar. Teriakan mematikan itu hanya mengenai si Gunther, dia menutup telinganya dan membuka jendela
"Aku belum selesai!"
Gunther membentangkan sayap hitamnya dan terbang keluar. Erynn menarik nafas cepat-cepat karena mendapat serangan panik kemudian bertatapan dengan mata zamrud pria yang menolongnya
"M-mister Marvel?."
Marvel Stewart, dia adalah guru di asrama Alkemis. Tak banyak orang yang tau karena dia sangat tertutup dan yang paling ikonik adalah jubah dan warna matanya
Marvel melirik gadis itu sebentar dan berjalan menuju pintu keluar tanpa bicara sepatah kata apapun. Erynn tak bergeming karena dia sama sekali tak ada kekuatan untuk menahan pria itu
"Jadi ini … yang dirasakan Esther?"
...Ƹ̵̡Ӝ̵̨̄Ʒ...
Seorang gadis duduk di kursi perpustakaan sambil terus menguap, dia menatap bosan buku sejarah di hadapannya
"Ah sial, anak Roylt yang belajar sejarah pasti hanya aku kan?. Ayolah mata bantu aku sedikit!"
"DISANA JANGAN RIBUT!" teriak guru pengawas seketika membuat Esther ciut
Tak mau ribut dengan diri sendiri, dia memutuskan untuk keluar dari perpustakaan dan pergi ke koperasi untuk sekedar jajan
"Pagi nyonya Thalora!" Penyihir tua itu menjawab dengan deheman
Esther mengambil beberapa cemilan dengan semangat, sampai tangannya bersamaan dengan seseorang yang mau mengambil botol susu
"Oh kau- Esther ya?" Esther memiringkan kepalanya
"Siapa?"
"Aku Benjamin Gallagher. Kau sepertinya tidak mengenalku, tapi aku ini teman dekatnya Alarion." Esther tersentak
"Itu … sama sekali tak ada urusannya denganku kan?" Benjamin diam dan tersenyum
"Hee kukira kalian ada sesuatu. Ya sudah, kau ambil saja susunya aku baru ingat punya alergi gula. Sampai bertemu lagi nanti ya, Yang Mulia." Benjamin meraih tangan kiri Esther dan mengecupnya, membuat gadis itu membeku di tempat
Benjamin melambaikan tangan dengan tersenyum manis dan meninggalkan koperasi
"Kenapa wajahmu?. Bukannya kecupan tangan sudah hal yang biasa untuk bangsawan ha?" sahut Thalora
"I-itu yang pertama kali untukku."
"Ha?!" Thalora menatap aneh Esther yang mengelap tangan kirinya brutal dan kembali mengambil susu tadi
"Padahal ini susu tawar, dia pasti hanya modus kan?!" seru Esther jijik
"Hmm, tampaknya memang begitu. Kau mau bayar memakai koin akademi atau uang sendiri?"
"Koin tolong. Kakakku baru mengirimkan uang akhir pekan nanti."
Di tengah lapangan, Freya kini resmi menjadi anggota Orion Novare dan tengah berlatih dengan teman-temannya
"Oh tuhan, aku dapat!" serunya setelah berhasil mendapat Flux Crystal di latihannya yang ke 27 kali
Anak-anak Novare bersorak dan bertepuk tangan untuknya. Freya yang tadinya berseru senang langsung berhenti saat melihat seorang siswi berjalan di koridor sekolah, tapi anehnya
'Bayangan apa yang menyelimuti tubuhnya?'
Tanpa siapapun sadari, mata kiri Freya berubah menjadi pupil bintang berwarna ungu
"Freya!. Ayo turun dulu dan istirahat!"
"Ah aku datang!" Freya mengedipkan matanya beberapa kali hingga siswi itu menghilang dari penglihatannya, dia kemudian turun dari sapunya dan bergabung dengan yang lain
Matanya juga sudah kembali seperti semula
"Freya!" Anak-anak Novare menengok dan menganga melihat Esther yang datang dengan tangan penuh cemilan
"E-Esther?. Kau membeli ini semua?" Freya membantu membawakan
"Iya!. Karena kakakku mengirim uang akhir pekan nanti, aku mau menghabisi koin akademi minggu ini secepat mungkin. Triton bawa teman-teman mu juga!" seru Esther
Esther dan juga anak-anak Novare itu akhirnya duduk untuk memakan jajan. Walau sedang asyik mengobrol, dalam hati Freya sama sekali tak tenang dengan penglihatan misterius tadi
Di sebuah koridor yang menuju lapangan, Erynn berjalan sambil menunduk. Dia terus memikirkan cara agar bisa menjaga kalungnya, tanpa sadar dia menabrak seseorang yang berlari dengan panik
"Ah kau!. Dimana Esther?!" sentak Atlas mengejutkan Erynn
"A-aku tak tau."
"CK kau kan selalu bersamanya!"
"M-memangnya kenapa?"
Atlas ingin menjawab tapi kemudian dia melihat siluet Freya yang terbang, dengan cepat dia segera berlari ke lapangan
Erynn yang penasaran akhirnya mengikuti dari belakang
"ESTHER!"
"UHUKK UHUKK!" Siswi dari Novare dengan cepat memberikan botol air saat melihat Esther tersedak kacang
"Terimakasih. KAU PIKIR AKU JUGA TIDAK BISA TERIAK HA?!" Semuanya menutup telinga mereka kecuali Erynn yang menatap datar mereka berdua
"Aku sudah selesai menganalisa bongkahan batu yang kau bawa itu. Dan…"
"Apa?"
"…Hexalite, batu sihir paling terkutuk yang digunakan penyihir kegelapan seratus tahun yang lalu. Morrathiel."
...T͇O͇ ͇B͇E͇ ͇C͇O͇N͇T͇I͇N͇U͇E͇>͇>͇>͇...