Keyra Onellia, seorang putri angkat keluarga Arlott yang kini sudah tak dianggap akibat keluarganya kembali menemukan sang anak kandung. Dari umur 13 tahun, Keyra mulai tersisihkan. Kembalinya Dasya, membuat dirinya tak mendapatkan kasih sayang lagi. Di hancurkan, di kucilkan, di buang dan di rendahkan sudah ia rasakan. Bahkan diakhir hidupnya yang belum mendapatkan kebahagiaan, ia harus dibunuh dengan kejam.
Keyra mengira jika hidupnya telah berakhir. Namun siapa sangka, bukannya ke alam baka, jiwanya malah bertransmigrasi ke tubuh bibinya—adik dari daddy angkatnya.
•••
"Savierra, kau hanya alat yang akan dikorbankan untuk kekasihku. Ku harap kau jaga sikap dan sadar diri akan posisimu!"
Mampukah Savierra yang berjiwa Keyra itu menghadapi tiran kejam, yang sial nya adalah suaminya itu? Takdir benar benar suka bercanda! Apakah Savierra harus mengalami kemarian tragis untuk kedua kalinya? Tidak! Savierra akan berusaha mengubah takdir hidupnya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sweetstory_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 12
Seorang lelaki yang kini sudah terlihat rapi dengan setelan hitamnya, persis seperti penampilannya ketika akan menjalankan misi. Dengan kemeja hitam dengan dua kancing atas dibiarkan terbuka, bawahan hitam, tak lupa dengan jas hitamnya yang dipakai, membuat penampilannya terlihat menawan.
Lelaki itu memiliki garis wajah tegas dan tajam, wajahnya tampan, hidungnya mancung, memiliki mata setajam elang berwarna cokelat muda, menambahkan kadar ketampanan yang patut mendapat nilai plus.
Dia, Leonardo Ryden Hander.
Lelaki itu melirik kearah jam tangan yang di pakainya. Pukul 6 lewat 15 menit, yang berarti masih ada waktu untuk berangkat ke sana. Ia berjalan keluar dari kamar yang sudah di sambut oleh Samuel.
"Mobil, sudah siap tuan." ucap Samuel tegas.
Ryden mengangguk samar. Sebelum berangkat, ia berjalan menuju ruang rawat Caroline. Langkah kaki yang tegap dan tegas, membuat lelaki itu tampak sangat gagah.
Ia berjalan mendekati bangkar Caroline, mengenggam tangan hangat perempuan itu. Tak lupa ia mengecup pelan tangan itu. "Maaf babe, seharusnya kamu bisa ikut acara ulang tahun putri seperti tahun sebelumnya. Tapi.."
Menghela nafas lirih, Ryden mengelus rambut Caroline pelan, dan langsung beranjak. "Hari disaat kamu membuka mata adalah hari yang paling aku tunggu selama hidupku Carol.. Jadi kumohon, jangan terlalu lama ya.." Ryden tersenyum lembut seakan menunjukkan perhatiannya kepada perempuan yang masih terbujur lemah tak berdaya itu.
Lelaki itu kembali menjauh dan keluar dari ruang Caroline. Lalu segera melangkah menuju halaman karena sang ajudan sudah menunggu.
Ryden memasuki mobil dengan tenang. Netranya menatap ponsel yang menyala, memperhatikan pesan yang Zyonel kirimkan padanya.
"Sam, apakah perempuan itu jadi pergi?" tanya Ryden.
Samuel yang tengah menyetir pun mengernyit, "Perempuan yang mana tuan? Perempuan yang ada dalam misi anda ya? Dia-"
"Savierra," potong Ryden sembari menahan geram.
Mendengar itu, Samuel panik. "Ohh maaf tuan, itu.. sepertinya nyonya tidak mengikuti acara ini tuan. Nyonya sedang sakit."
Ryden terdiam, ia acuh. Lelaki itu memilih untuk memejamkan mata saja.
•••
Hotel Patrice Luxury Golden, pukul 18.45.
Hotel mewah milik keluarga ternama itu kini di sulap menjadi tempat yang indah. Dekorasi dekorasi yang menawan dengan tema warna 'golden and red rose' membuat tempat itu terlihat elegan dan karismatik. Lilin temaram menghiasi setiap sudut menambah kesan hangat. Di sisi lain, terdapat sebuah meja yang panjang, berisi tumpukan makanan makanan dan minuman untuk para tamu.
Tak.. Tak.. Tak..
Suara langkah high heels itu memecah keramaian yang mengisi suasana sedari tadi. Terlihat seorang gadis dengan balutan gaun putih bertabur mutiara dan ada aksen renda di bagian lengan nya. Belahan gaun bagian bawah sebatas paha, membuatnya terlihat cantik, sexy dan menawan disaat bersamaan. Kaki jenjangnya melangkah tegas ke arah podium.
Rambut berwarna putih perak yang digerai, dengan jepitan berbentuk kupu kupu dan mawar, menambah kesan idealisnya. Wajahnya cantik, riasan tipis bertema merah, melekat indah di wajah cantiknya. Tuturnya lembut dan bergaya anggun, dialah putri kerajaan Leoborne—Agamystha Alleana Soivell, sang pemeran utama hari ini.
Gadis cantik itu, menjentikkan jari. Dan tiba tiba, muncullah bunga mawar yang beterbangan dari awang awang, sebagai tanda sambutan dan terima kasih untuk para hadirin yang sudah berada di tempat.
"Lihat! Putri Allea cantik sekalii..."
"Indah dan cantik, sangat sesuai dengan rumor yang beredar."
"Lihat! Raja dan Ratu datang!!"
Kedua pasangan paruh baya, menatap tegas para hadirin di bawah sana. Lalu diikuti oleh 2 wanita yang diketahui adalah kedua selir raja.
Raja Mikhael dan ratu Silvanna duduk di kursi yang sudah disediakan. Kemudian ada nyonya Elesia dan nyonya Kathrine di sebelah raja dan ratu.
Putri Allea mendekati raja dan ratu, kemudian menunduk sedikit hormat. "Terima kasih sudah meluangkan waktunya, yang mulia raja, yang mulia ratu," sapa nya hormat. Ia kemudian menganggukkan kepalanya samar pada nyonya Elesia yang dibalas dengusan sombong. Putri Allea menggelengkan kepalanya, sudah tak ambil hati dengan perangai nyonya Elesia.
Gadis cantik itu kemudian mendekati sang ibu yang tengah tersenyum manis padanya. Wanita itu merentangkan tangannya, mengode sang putri untuk segera memeluknya.
Brukk!
"Ibundaa, terima kasih!" lirih Allea sembari memeluk erat tubuh Kathrine.
Sang ibu tersenyum tipis, "Of course honey. Selamat ulang tahun princess," kata nya hangat.
Cklek!
Pintu aula terbuka lebar, masuknya ke-empat lelaki tampan menarik perhatian semua orang. Visual mereka yang tampan, dan gagah membuat beberapa orang tak kuasa untuk mengalihkan mata barang sejenak pun.
Terlihat seorang lelaki yang memiliki aura dewasa dan kalem. Dia adalah pangeran mahkota Leoborn—Thomas Alvares Soivell. Memiliki garis wajah lembut, dewasa, dan bijaksana. Rambut berwarna kuning, mengikuti gen sang ratu.
Selanjutnya ada seorang lelaki tampan dengan garis wajah tegas dan memiliki aura berbahaya. Dia, Zyonel Arron Soivell. Merupakan kakak kandung putri Allea. Dia satu satunya pangeran yang memiliki rambut merah seperti raja. Putra nyonya Kathrine.
Ada juga lelaki muda, berwajah babyface yang menampilkan senyum mautnya, wajahnya terkesan polos, namun memiliki aura mematikan. Wajahnya terkesan ramah namun menyimpan kepalsuan. Dia pangeran ketiga Leoborn—Azegeron Auva Soivell, putra dari nyonya Elesia
Yah dan satunya lagi adalah penasihat belajar para pangeran, siapa lagi kalau bukan Leonardo Ryden Hander.
Masuknya keempat lelaki tampan itu membuat suasana menjadi hening. Apalagi tatapan tajam kedua lelaki disana membuat banyak orang merinding.
"Ah, seperti biasa, tuan Hander dan kakak kedua selalu mendominasi," ucap pangeran Auva ia menarik sudut bibirnya keatas, membentuk senyuman licik.
Keempatnya berjajar di depan putri Allea dan memberikan ucapan selamat ulang tahun.
"Selamat ulang tahun, putri Allea.." ucap pangeran Thomas dengan senyum menawannya.
"Selamat ulang tahun adikku yang sangat cantik," sahut pangeran Zyonel sembari mencium tangan kanan adiknya.
"Hay, selamat ulang tahun, adik manis, putri Allea" Auva menundukkan wajahnya sekilas dan memberikan senyum nya pada Allea.
"Selamat ulang tahun, putri." Kata tegas itu membuat sang putri tersentak.
'Ohh god! Aura seramnya kenapa selalu mendominasi, selalu membuatku ketakutan hanya mendengar nada bicaranya saja!' batin Allea lalu melirik kecil ke arah Ryden.
"Terima kasih ucapannya kakak kakak dan tuan Hander, silahkan dan semoga kalian menikmati pestanya." ucap putri Allea mempersilahkan.
"TERIMA KASIH UNTUK PARA HADIRIN YANG SUDAH MELUANGKAN WAKTU UNTUK DATANG! SAYA, ALLEA MENGUCAPKAN, SELAMAT MENIKMATI PESTA INI!"
Setelah pembukaan itu, banyak orang yang mulai menikmati pesta. Mulai dari acara doa dan potong kue, dilanjut acara dansa dan lain lain. Acara berlangsung hingga tengah malam, pukul 12 malam.
•••
Ryden memasuki toilet dengan tergesa. Ia membasuh wajahnya agar tetap segar. Terlihat wajahnya yang memerah. Bukan, bukan mabuk. Sebanyak apapun Ryden minum, ia tak pernah mabuk. Apalagi tadi hanya minum dua gelas saja.
"Shitt! Ada yang berusaha menjebakku," maki nya merasa gelisah. Ia merasa ada sesuatu yang mulai menguasai dirinya.
Ia segera merogoh saku nya, mencari ponsel.
"Halo, Sam! Cepat jemput aku di toilet hotel yang tak jauh dari tempat acara! Sekarang juga, jika terlambat akan ku potong kepalamu!"
Ryden memegang kepalanya, yang terasa pusing. Ia mencoba tetap mempertahankan kewarasannya sampai ajudannya datang. Hasrat nya tiba tiba naik, membuat Ryden kuwalahan.
Brakk!!
"Tuan! Anda tidak apa apa?" tanya Samuel khawatir. Ia segera mendekati Ryden dan memapah sang tuan.
"Ada yang berusaha menjebakku. Kau cari tahu nanti saja! Bawa aku pulang dulu." titah Ryden kesal.
Samuel segera memapah tubuh Ryden hingga tempat parkir. Ia segera membawa Ryden pulang ke mansion.
"Tuan, apakah anda masih bisa bertahan?" tanya Samuel panik. Kini mereka tinggal 10 menit lagi sampai di mansion. Bahkan Samuel mengemudi diatas rata rata.
"Hah.. bisa.." balas Ryden terengah. Ia memijit pelipisnya dan membuka kancing bajunya, merasa gerah.
"Apa perlu saya carikan wanita saja tuan? Di depan sana ada hotel."
"Tidak perlu, pulang saja dan segera panggil Alvaro untuk ke mansion,"
"Baik tuan," tegas Samuel. Berpikir, untuk apa menyuruh Dr. Alvaro ke mansion?
•••
Savierra, menatap layar ponsel yang baru di belinya secara diam diam itu. Ponsel baru yang ia beli waktu di mart kemarin. Ia menonton siaran langsung pesta ulang tahun sang putri. Ia juga menonton waktu munculnya empat pria yang terkenal tampan di kerajaan.
"Wah, putri Allea sangat cantik.." gumamnya sembari menatap kagum pada sang putri.
Savierra berdecak pelan, merasa kagum dengan interior nuansa dekorasi pesta. "Dekorasinya saja semengagumkan ini. Dan.. wah ketiga pangeran memang benar benar tampan!"
Savierra tersenyum simpul, ia menyayangkan undangan itu. Seharusnya ia bisa saja datang. Namun kini dirinya hanya bisa berbaring sembari menonton.
"Andai aku tidak sakit, huh.."
Klekk!
"Nyonya, kenapa anda belum istirahat? Ini sudah hampir tengah malam," seru Karin merasa terkejut melihat Savierra yang ternyata belum tidur.
Savierra manyun, "Aku sudah lelah istirahat terus Karin. Sedari sore aku sudah berbaring terus menerus membuat bosan saja!" katanya merajuk.
Karin menggaruk rambutnya, "Lalu apa yang nyonya inginkan?"
Perempuan itu tampak berfikir, "Aku ingin berjalan jalan ke taman sebentar saja. Aku sangat bosan jika di dalam kamar terus menerus."
Mau tak mau Karin menuruti permintaan Savierra. Ia menggandeng tangan Savierra berjalan menuju taman bunga dekat mansion.
Savierra menghirup udara malam yang segar. Lampion berkerlap kerlip, menegaskan aura taman yang indah di malam ini.
Namun, tiba tiba ada seseorang yang berlari kencang sembari memanggil Savierra.
"NYONYA! NYONYA! TOLONG TUAN, NYONYA!" teriak pria itu yang ternyata adalah ajudan Ryden.
•••
Hay all. Maaf telat update. Author kemarin sakit guys. Dan seperti biasa, besok hari jumat aku akan double up. Doakan saja semoga bisa double up, okey?
See you in next chapter all, bye!
Salam hangat, penulis.