Kisah cinta gadis sederhana Malika Jennaira dengan seorang pria kaya raya Dewangga Mahendra.mereka terpaksa menikah secara diam-diam tanpa melibatkan keluarga Dewangga karena hubungan tersebut tidak mendapatkan restu dari pihak keluarga Dewangga.belum genap sehari setelah ijab kabul di ucap kan, rumah tangga yang baru menuai bahagia langsung di hadapkan pada sebuah ujian besar.cukup lama bagi Malika akhirnya mengetahui rahasia besar yang di simpan rapi oleh suami nya.hingga suatu ketika membuat dada nya terasa sesak sekali.akan kah cinta tulus mereka bertahan setelah di hadapkan pada cobaan yang teramat besar ini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon oland sariyy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Jangan Benci...
Keesokan pagi nya, sebenarnya Malika sudah di perbolehkan untuk pulang ke rumah tetapi harus menunggu sebentar lagi sampai cairan itu habis terlebih dahulu .Dewangga sudah menyelesaikan semua administrasi nya.
Yang menjadi permasalahan nya sekarang, Dewangga tetap ingin berada di sini mengantar istri nya pulang dan menemani Malika beristirahat,namun ada pekerjaan mendadak yang tidak bisa Dewangga tinggal kan lagi.
Bi Inah beserta Roni sopir pribadi Dewangga sudah sampai di rumah sakit atas perintah langsung dari Dewangga, Bi Inah membawa baju ganti untuk majikan nya.
Malika yang masih marah kepada Dewangga, lagi-lagi meminta bantuan Bibi untuk berganti pakaian,bahkan suami nya malah di usir keluar dari ruangan perawatan ini.
" Terimakasih ya Bi." ucap Malika yang tidak tahu lagi harus berbuat apa jika tanpa bantuan dari Bibi.untuk memanggil perawat lagi rasa nya tidak mungkin karena semua perawat pasti sedang sibuk mengurus pekerjaan masing-masing sedang kan tadi pagi Malika sudah mendapatkan kunjungan dari dokter dan juga perawat.
" Sama-sama Nyonya." balas Bibi merapikan kembali pakaian kotor yang akan mereka bawa pulang,rambut Malika juga ikut di sisir Oleh Bibi layak nya seorang ibu yang sedang mengurus buah hati nya.Dewangga hanya bisa menghela nafas panjang melihat perubahan demi perubahan dari sang istri.
Bi Inah memilih duduk menjauh dari pasangan itu,mata nya menatap sekeliling ruangan ini mencari sesuatu yang bisa di kerjakan nya.
" Aku pamit ke kantor dulu ya sayang,ada meeting penting yang harus Aku urus." ucap Dewangga kepada Malika yang sedang bersandar di ranjang rumah sakit.
Malika memalingkan wajah nya ke samping demi menghindari sentuhan tangan dari Dewangga,jantung nya kembali terasa seperti di remas teringat bagaimana selama ini Dewangga selalu menggunakan alasan pekerjaan demi bisa berkumpul dengan istri kedua nya.
Dewangga ingin marah ,ingin teriak ,ingin mengamuk karena sulit sekali menggapai hati istri nya lagi,tapi ia tidak punya nyali untuk melakukan nya di hadapan Malika.gara-gara dia juga lah Malika sampai seperti ini.Dewangga tidak berniat untuk membela diri.ia hanya bisa memegang kepala yang terasa sangat berat sekali.
" Aku langsung berangkat sekarang ya." ucap nya lagi meskipun tidak mendapatkan balasan apapun dari sang istri.
Malika diam dengan mata yang memerah,karena rasa sedih,menyesal dan marah kepada keadaan.
Dewangga sudah keluar dari ruangan ini dengan wajah lesu,tanpa bisa mengecup kening istri nya dia pergi ke kantor karena Malika yang tidak ingin di sentuh oleh nya.Bi Inah gatal sekali ingin bertanya kepada majikan nya apa yang sudah terjadi sampai membuat majikan nya seperti ini, padahal selama ini Malika selalu baik-baik saja.Bi Inah cukup sadar diri untuk tidak terlalu mencampuri urusan majikan.
" Ini minum dulu susu nya Nyonya." Bibi mendekat ke arah Malika .wanita paruh baya ini baru teringat kalau dari rumah tadi dia sudah menyiapkan segelas susu hangat untuk sang majikan.susu ini harus segera di minum sampai habis.
Malika tersenyum haru menatap Bi Inah yang selalu perhatian kepada nya,selama ini wanita paruh baya ini lah yang menemani hari-hari nya setelah menikah dengan Dewangga.kepada wanita ini juga Malika sering bertukar pikiran tentang kewajiban seorang istri demi bisa membuat suami nya bangga menikah dengan dia.
" Ini Nyonya." Bibi langsung menyerahkan gelas berisi susu kepada Malika.
" Nanti saja Bi,Aku masih belum haus dan perut ku masih terasa kenyang." karena memang sebelum Bibi datang ke sini,Malika sudah menghabiskan beberapa sendok sarapan yang di sediakan oleh pihak rumah sakit lengkap dengan buah nya juga.
" Kalau di minum nanti,yang ada susu nya jadi dingin Nyonya,rasa nya nanti tidak enak lagi,Nyonya kan suka susu yang hangat."gelagat aneh muncul pada diri Bi Inah,Roni yang masih berada di sana hanya diam sambil memperhatikan saja apa yang sedang di perdebatkan oleh kedua wanita berbeda usia ini.
" Jangan lupa kasih wanita itu obat yang biasa dia minum, bagaimana pun cara nya obat itu harus masuk ke dalam tubuh nya.awas kalau sampai gagal maka keluarga mu menjadi taruhan nya." ancaman itu masih terngiang-ngiang di kepala Bi Inah.
Semua yang Bi Inah lakukan hari ini dan sebelum nya semata demi melindungi keluarga besar nya.orang yang berada di belakang layar ini sangat kejam sekali bahkan tidak segan menghancurkan hidup anak dan juga wanita yang di cintai oleh anak nya, apalagi untuk menghancurkan hidup keluarga besar nya sangat lah mudah bagi orang tersebut karena mereka punya segala nya dan tidak memiliki hubungan apapun sesuai dengan apa yang pernah Malika katakan
Tak hanya sampai di situ saja,dari awal bekerja di rumah Dewangga,Bi Inah sudah menjadi cctv hidup yang harus selalu melaporkan setiap apapun yang terjadi dalam rumah tangga Dewangga dan Malika kepada orang tersebut.obat yang di campur ke dalam susu Malika juga pemberian dari orang kejam itu.
" Baiklah,sini biar Aku minum dulu Bi,Aku selalu suka dengan susu buatan Bibi." buatan tangan sendiri memang berbeda dengan buatan tangan orang lain.Malika tidak tahu saja jika susu yang di minum nya setiap hari sudah tercampur sesuatu yang akan membuat nya terlihat tidak sempurna di mata orang lain.
Susu itu habis dalam beberapa kali tegukan,Malika kembali menyerahkan gelas kosong kepada Bi Inah di sertai dengan senyuman manis nya,senyuman yang sudah tidak pernah lagi diberikan kepada Dewangga.
Bi Inah menerima gelas tersebut dengan tangan bergetar.Bi Inah sangat menyayangi Malika tetapi ada perintah dari nyonya besar yang tidak bisa di tolak oleh Bibi.setiap kali melihat Malika meminum susu buatan nya,Bibi merasa iba dan tidak tega.mau bagaimana pun juga Bibi adalah seorang perempuan yang memiliki anak perempuan.balik lagi Bibi hanya menjalankan tugas nya yang sama sekali tidak bisa di tolak setelah mendapat ancaman keras dari Nyonya besar yang paling berkuasa.
" Maaf kan Bibi,Nyonya! Bibi sama sekali tidak bisa menolak perintah wanita kejam itu." batin Bibi sengaja membelakangi Malika untuk menyusut air mata penyesalan nya.
Semua ini berawal dari kesalahan yang tidak Bibi sengaja beberapa tahun yang lalu, sehingga membuat dia harus patuh kepada nyonya besar.karena tidak memiliki uang untuk mengganti barang mahal yang tidak sengaja pecah,Bibi sampai harus tega mengkhianati Malika yang begitu tulus memperlakukan nya bahkan Malika selalu berbuat baik kepada Bibi.
Pernah satu kali Bibi lupa mencampur kan obat ke dalam susu Malika,nyonya kejam itu langsung menyiram wajah nya dengan air cabe,anak Bibi yang berada di kampung halaman juga ikut di intimidasi sampai membuat anak-anak nya trauma dan harus mendapatkan bantuan dari psikiater.beruntung anak-anak nya tidak mengalami trauma berkepanjangan.Bibi tidak ingin lagi-lagi anak nya di perlakukan seperti itu,demi melindungi keluarga dia harus tega menyakiti Malika yang baik hati.
" Bi,tolong bantu Saya ke kamar mandi lagi." pinta Malika yang masih belum bisa berjalan tanpa bantuan orang lain karena tubuh nya masih sangat lemah.
" Siap Nyonya." Bibi membantu Malika masuk ke kamar mandi,Roni yang ada di ruangan itu hanya bertugas untuk menjaga nyonya mereka tapi tidak untuk urusan yang satu ini,bisa tamat riwayatnya jika menyentuh istri dari bos galak nya itu.
" Terimakasih ya Bi,sudah selalu baik sama Aku." kata Malika penuh sindiran sambil menatap Roni yang salah tingkah karena mendapatkan pandangan mata berbeda dari Malika.
Rahasia pernikahan kedua Dewangga yang terungkap ikut menyeret Roni di dalam tabu pernikahan kedua itu,Roni ikut melindungi kebohongan Dewangga selama ini seolah-olah Bos nya benar-benar pergi bekerja padahal sedang mengerjai istri kedua nya.
Malika tersenyum kecut ke arah Roni, sementara pria yang berusia 40 an ini hanya bisa garuk-garuk kepala yang tidak terasa gatal.
" I- iya Nyonya, sama-sama karena memang sudah menjadi kewajiban Bibi." jawab Bibi gugup.
Niat hati ingin menyindir satu orang,tapi malah kedua orang itu yang merasa.Malika tidak memiliki pendukung dalam rumah yang di tempati nya.Roni bekerja untuk bos nya sedang kan Bibi bekerja untuk Nyonya besar.Malika kembali tertipu untuk yang ke sekian kali.entah akan seperti apa reaksi Malika nanti jika sampai mengetahui kelakuan Bi Inah di belakang nya.
" Semoga saja suatu hari nanti Nyonya besar mendapatkan karma nya dan mau menerima kehadiran Nyonya Malika." batin Bibi yang sudah lelah jika harus selalu berbuat jahat di belakang Malika.jika sampai Malika hamil anak Dewangga maka Bibi harus kembali mempertaruhkan nyawanya atau di paksa membayar denda 500 juta sesuai perjanjian yang sudah di tanda tangani sendiri oleh Bibi dalam keadaan sadar dan penuh tekanan.
Dari mana coba Bibi mendapatkan uang sebanyak itu,kerja bertahun-tahun juga tidak bisa mengumpulkan uang untuk membayar denda,terpaksa Bibi harus selalu memastikan Malika meminum obat pencegah kehamilan agar Malika tidak bisa hamil karena nyonya besar tidak suka dengan Malika dan tidak pernah Sudi memiliki cucu yang lahir dari rahim Malika.menurut Bibi apa yang dia lakukan sekarang demi kebaikan Malika juga.
Bibi tahu kalau Nyonya besar nya itu sudah punya cucu dari menantu pilihan nya sendiri,menantu mahal yang di nilai dari harta kekayaan dan kekuasaan yang di miliki keluarga mereka.
" Jangan benci Bibi, Nyonya..."
Bersambung.
Please bantu Like bab yang sudah kalian baca ya, tinggal kan jejak di kolom komentar dan baru rate ⭐ ⭐ ⭐ ⭐ ⭐ juga guys..
untuk dewangga sendiri ati" bisa impoten loh