NovelToon NovelToon
Misteri Kematian Warga Desa

Misteri Kematian Warga Desa

Status: tamat
Genre:Horor / Misteri / Tamat
Popularitas:44.7k
Nilai: 5
Nama Author: Abdul Rizqi

langsung baca saja, di jamin pasti bikin tegang.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Abdul Rizqi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

malam yang hangat

Rizky kembali mengikat ikat bagian bambu, sampai akhirnya selesai juga.

"Sudah, ayo naik. Pelan-pelan saja, yang penting kita lekas pergi dari sini!" Ucap rizky sedikit kencang, karena suara hujan yang kemungkinan bisa membuat dyah tidak mendengar suaranya.

"Baik, mas."

Dyah berjalan mendekati rizky, yang sudah siap menaikan tas ke atas rakit yang sudah dia buat.

Ia memegangi tangan rizky, saat mulai naik ke atas rakit yang mulai terombang ambing terbawa arus air.

Tubuh dyah memang kecil, tetapi tetap saja ia merasa khawatir saat berada di rakit yang juga tidak seberapa besar.

"Mas, ini bisa kita naiki? Kok dyah ngerasa takut, ya!" Tanta dyah yang mulai panik karena rakit bergerak kesana kemari.

"Aman dyah. Emangnya kamu ndak pernah naik rakit, apa?" Jawab rizky setengah tertawa.

"Ndak, mas. Biasanya dyah kalau mau menyebrang sungai pakai tali. Ndak pernah pakai rakit.." jawab dyah dengan wajah yang sangat tegang.

Rizky semakin terkekeh melihat wajah dyah. Meski sedikit tertutup oleh gelapnya malam, tetapi masih bisa terlihat. Apa lagi tanganya yang memegang erat pergelangan tangan rizky.

Rizky segera mendorong rakit itu ke tengah, lalu naik setelah rakit itu mulai menjauh. Menggunakan kayu yang lumayan panjang, rizky mendorong rakit itu menuju dataran seberang sana.

Malam begitu dinginnya. Dyah hanya bisa memeluk tubuhnya sendiri, dengan bibir yang menggigil. Rintikan hujan tak kunjung mereda justru makin deras saja.

Air sudah mulai naik, membuat dyah semakin ketakutan. Mulutnya tak henti henti memohon doa, meminta perlindungan untuk keselamatan mereka berdua.

Sekitar 2 jam akhirnya mereka sampai juga di dataran seberang sana. Dengan tubuh yang sudah sangat kedinginan, mereka berdua gegas meninggalkan rakit dan berlari masuk ke dalam hutan yang jauh lebih lebat dari hutan yang tadi.

"Mas, kita tinggal di mana malam ini?!" Tanya dyah masih dengan raut wajah gelisah.

Ia tahu kalau wilayah ini sangat jauh dari desa. Tak akan ada tempat yang bisa mereka berdua tumpangi malam ini.

"Jalan saja terus, siapa tahu nanti ada pohon rindang atau apa saja yang bisa kita buat untuk berteduh." Jawab rizky.

ia menarik tubuh dyah ke dalam pelukannya. Dengan hati hati dia segera berjalan memasuki hutan yang semakin dalam.

Setelah cukup lama berjalan dan merasa sudah tidak kuat dengan dingin yang tak kunjung mereda, rizky memutuskan untuk membawa dyah berteduh di bawah pohon besar.

Akarnya yang rimbun rizky gunakan sebagai penopang dedaunan yang dia ambil dari beberapa pohon. Setelah itu dia membersihkan bagian bawahnya, dan mengajak dyah untuk berteduh di sana.

"Sementara kita di sini dulu yah. Besok kalau sudah terang kita cari tempat. Setahu mas sejauh tiga kilometer di sana, semua masih hutan. Jadi, kita istirahat saja." Rizky membawa dyah masuk ke gubuk akar pohon yang dia buat.

Meski masih terkena tetesan air hujan, tetapi kondisi saat ini jauh lebih baik daripada tadi.

"Mas, bajunya basah semua. Tadi ikut kecemplung ke dalam air danau. Sekarang bagaimana?" Tanya dyah yabg sedikit sedih melihat baju mereka tak ada yang bisa di gunakan karena basah.

"Sudahlah, besok gampang keringkan. Sekarang istirahat saja." Jawab rizky enteng.

"Tapi mas. Bagaimana caranya kita tidur kalau kondisi basah seperti ini? Lihat bibir mas rizky sudah mulai membiru, dyah takut!"

Rizky tersenyum melihat kepeduliaan dyah terhadap dirinya.

"Setahu mas, kalau kita berpelukan dalam keadaan telanjang, bisa meredakan dingin." Ucap rizky ragu ragu.

Puk!

Sebuah tepukan mendarat di bahu rizky.

"Mas rizky bagaimana toh, kita lagi dalam keadaan seperti ini, bisa bisanya ambil kesempatan!" Ucap dyah sedikit keras.

"Siapa yang ambil kesempatan? Itu menurut yang mas pelajari sewaktu mendaki. Sekarang begini, ini ada satu tersisa kain yang tidak basah, yaitu kain jarik nenekmu yang kamu masukan di dalam plastik. Sekarang ini kita gunakan untuk menutupi tubuh kita berdua, supaya kamu nanti tidak risih saat berpelukan." Ucap rizky memberikan usul yang membuat dyah ternganga.

Dia merenung beberapa saat, namun dirinya juga tidak tega jika harus melihat rizky kedinginan.

"Tapi, mas. Ndak boleh melihat apalagi menyentuh!" Ancam dyah sambil menunjuk wajah rizky.

"Lah? Kalau melihat ndak yah. Tapi kalua gak nyentuh, gimana cara meluknya?" Tanya rizky dengan wajah bingung.

"Okelah, tapi mas rizky janji jangan berpikir macam macam dan jangan bertindak berlebihan!" Ancam dyah lagi.

"Ini sebenarnya istri apa musuh sih?!" Tanya rizky dalam hati, dengan wajah yang sedikit jengkel.

"Iya iya! Tenang saja!"

Dyah mulai melepas pakaiannya satu persatu dengan mata yang terus memandang awas ke arah rizky.

Ia sedikit canggung, tetapi tetap dyah buka juga. Setelah selesai ia segera memalingkan wajah, membiarkan rizky juga melepas pakaiannya.

Melihat dyah yang sudah menutup diri menggunakan kain jarik dan hanya memperlihatkan bahunya, rizky segera melepas pakaiannya.

Sesekali dia menggaruk tengkuk, bingung dan takut menyentuh tubuh dyah.

Bagaimana jika dyah diam diam marah, dan malah kerasukan arwah dayu.

Namun rizky tetap memberanikan diri, saat tangan rizky menyentuh pinggang polos dyah, dyah sedikit terjingkat. Matanya yang sempat membulat langsung tertutup, antara takut dan suka. Eh? Gimana? Gimana?

Rizky merengkuh tubuh dyah kedalam pelukannya. Menyalurkan kehangatan yang membuat keduanya kini mulai merasa tenang.

"Hangat kan?" Suara rizky yang lirih tepat berada di telinga dyah. Membuat bulu kuduk milik wanita itu meremang, merasakan nafas rizky yang begitu dekat dengan dirinya.

Tak bisa menjawab dengan kata kata, yah hanya menganggukan kepalanya lirih. Sembari mencoba terlelap di dalam mimpinya.

"Aku pria normal dyah. Bersentuhan denganmu tanpa sehelai benang pun seperti ini, tentu membuatku gelisah. Tetapi aku tak akan meminta hakku, sebelum kamu sendiri yang menyerahkannya." Ucap rizky dalam hati.

Malam berlalu dengan derasnya hujan yang masih terus mengguyur tanah. Di bawah akar akar pohon, sepasang suami istri larut di dalam kehangatan yang mereka ciptakan dengan berpelukan. Membiarkan rasa panas itu menjalar ke setiap tubuh.

Suasana hutan yang sangat sepi, hanya di huni oleh beberapa hewan yang tak ingin keluar dari sarang mereka, menjadi saksi kedua insan yang sedang berusaha menempatkan kenyamanan atas dasar pernikahan dadakan.

***

hari ini double up nih, jangan lupa kasih bintang lima ya, karena dukungan kalian sangat berarti buat saya.

1
Lim Febri
Bagus banget ceritanya thor 🥰
Yuliana Tunru
ada apalagi sih bikin kawatir x
Tini Nurhenti
sekte sesat tuh
Tini Nurhenti
/Curse//Determined/
Tini Nurhenti
berasa lari marathon ngo ngosan thor /Facepalm/
Tini Nurhenti
rizky gentlemen bgt /Determined/
MiLa Rossa
Luar biasa
Tini Nurhenti
blm dpt kemistri jdi blm komen kk /Shhh/
FiaNasa
apakah Lisa punya kembaran ya
FiaNasa
masak iya itu Dyah yg menggendong nenek Saroh,,la trus yg didapur Dyah yg mana nih
FiaNasa
mungkin emang Dyah pelakunya tapi secara tidak sadar,,mungkin kerasukan dia
FiaNasa
masak iya Dyah pelakunya sih
FiaNasa
lagian Dyah nya sih bego pake senyum segala,,udah tau warga gak suka ngapain juga datang
FiaNasa
pada gak.punya otak mereka main hakim sendiri tanpa.bukti
FiaNasa
apakah pelakunya Dyah ya
FiaNasa
mampir ah kesini ,seru keknya
gaby
Novelnya bagus bgt. Yg komen sdikit mungkin karena ga dpt respon dr othornya makanya pada males komen. Biasamya kalo othor yg followernya bny, rajin bales komen pembaca, atau minimal ngelike komen para pembaca, sehingga pembaca merasa di hargai
bedul: siap, makasih masukannya.
gaby: Oke ka, minimal ngelike balik pembaca yg komen kalo bingung mau bales apa. Soalnya penulis2 yg dah senior aq perhatiin mreka menyempatkan balas komen walau ga smuanya, minimal dia ngelike balik. Padahal yg komen mencapai ratusan, tp dia bales 6 atau 7komen. Sisanya dia like balik doang. Aq sih cm sekedar masukan aja, biar makin bny yg komen di novel kaka, ga cuma pada nge like pembacanya
total 3 replies
Ulfayanty Syamsu Rajalia
ayu jg terlalu cengeng sih mudah banget lulu sama pandega
Yuliana Tunru
tolak z ayu toh klga da pandega yg tak jelas sifat x malah bikin sengsara aplg klo mmg kau disispkan sebagai tumbal klga mrk lbh bsik pulang dan coba cati ortu mu
Akbar Aulia
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!