JANGAB LUPA IKUTU AKUN AUTHOR DAN LIKE KOMEN CERITA INI, MAKASIH💙✨
Keyla Azalea Adhitama dan Arka Arion Adhitama. Kedua remaja itu merupakan saudara sepupu, memiliki kemampuan di luar nalar, yaitu bisa melihat sosok tak kasat mata. Tidak jarang sosok-sosok itu akan menampakan wujudnya yang mengerikan di hadapan Arka dan Keyla, bukan tanpa alasan sosok-sosok itu menampakan wujudnya, namun ada tujuan lain kenapa mereka mendatangi Keyla dan Arka.
Yuk, ikuti ceritanya sampai tamat. Bagaimana perjalanan dua remaja yang menghadapi arwah penasaran yang kerap kali mendatangi mereka, untuk minta bantuan menyelesaikan urusannya di dunia. Dan bukan hanya itu, di cerita ini juga ada kisah percintaan anak sekolah yang manis, dan anak geng motor yang di ketua oleh Arka.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tatatu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Benci pengkhianatan
"Huuaa." Keyla menguap lebar gadis itu terlihat masih sangat mengantuk.
Saat ini Keyla dan Arka sedang sarapan, keduanya sudah rapih menggunakan seragam sekolah putih abu. Ya hari Senin ini mereka akan pergi sekolah.
Arka menaikan sudut bibir atasnya sinis saat melihat Keyla menguap lebar tanpa di tutup.
"Kalau nguap itu minimal di tutup Keyla. Gue khawatir angsa masuk ke mulut lo!!" Dengus Arka sambil meraih satu gelas air lalu di teguknya sampai habis.
Keyla hanya memutar bola matanya malas. Bi Keti yang baru saja datang ke meja makan seketika terkekeh geli mendengar ucapan Arka.
Setelah kejadian Keyla pingsan Arka memang tidak kembali ke basecamp, cowok itu memilih tidur di rumah, karena apa? Karena takut Abizar pulang sementara dirinya masih di luar.
Bukan tanpa alasan, Arka takut motor kesayangan-nya yang ia beri nama Tiger sampai di sita.
Jika motornya di sita bagaimana Arka akan pergi kesana kemari? Apa lagi dirinya ketua geng motor, sungguh tidak etis sekali bukan. Seorang ketua geng motor, tapi motornya di sita oleh om sendiri.
"Oh iya bi, kak Abizar belum pulang?" Tanya Keyla sambil melirik Bi Keti yang sedang menuangkan susu kedalam gelasnya.
Arka pun ikut menatap Bi Keti dan berfikir. Jadi Abizar tidak pulang semalam? Lantas sia-sia saja dirinya di rumah.
Jika tau Abizar tidak pulang, mungkin Arka akan tidur di Basecamp.
"Iya non, semalam tuan Abizar nggak pulang." Jawab Bi Keti.
Keyla manggut-manggut. Mungkin pekerjaan kakaknya di rumah sakit sangat padat.
"Kayanya kak Abi sibuk banget di rumah sakit karena semalam ada kecelakaan yang memakan banyak korban." Arka baru mengingat jika semalam ada kecelakaan besar.
Keyla langsung menatap Arka dengan kening mengerut dalam.
"Kecelakaan?"
Arka mengangguk. "Ya, kecelakaan pohon tumbang. Membuat beberapa pengendara yang sedang lewat tertindih oleh dahannya. Gue denger banyak korban, ada yang mati di tempat juga." Jelas Aria.
Ya, Arka tau karena ikut terjebak macet saat ingin pergi ke basecamp.
"Ya ampun, kasihan banget." Lirih Keyla merasa iba kepada korban apa lagi sampai ada yang meninggal di tempat.
"Semalam lu pingsan lama, apa yang sosok itu tunjukan?" Tanya Arka tiba-tiba, kembali mengingat sosok yang mendatangi mereka.
Cowok itu sudah selesai makan, meraih tisu lalu membersihkan sekitar bibirnya sambil menatap Keyla, kira-kira kejadian apa yang sosok itu tunjukan kepada sepupunya.
Sementara Bi keti sudah kembali ke dapur, jadi Arka leluasa mempertanyakan hal itu.
Keyla yang masih terdiam karena memikirkan
kecelakaan itu seketika menghela nafas.
Wajahnya berubah di tekuk, meletakan sendok di atas piring. Mengingat sosok Kala membuat nafsu makan Keyla menghilang. Ya karena Keyla mengingat tubuh mengerikan sosok itu dengan dara yang keluar dari mulutnya, sungguh itu membuat Keyla mual saja.
Arka juga, kenapa bertanya di waktu yang tidak tepat.
Meraih gelas yang berisi susu strawberry di minumnya setengah, setelah itu kembali meletakan gelas di atas meja.
Kini keduanya saling tatap dengan serius.
"Sosok itu bernama Kala." Keyla mulai ingin menceritakan kejadian naas yang menimpa sosok Kala.
Gadis malang hidup bersama seorang ayah yang kejam, tega menjual anak sendiri demi uang 1 Milyar.
Jika mengingat wajah Sutino dan matanya yang berbinar saat melihat satu koper uang membuat Keyla naik darah. Ingin sekali mencungkil matanya itu.
Menghela nafas panjang di hembusannya secara kasar.
"Yang mendatangi kita semalam itu sosok Kala. Gadis itu di jual oleh ayah kandungnya sendiri. Gue---Gue baru kali ini lihat ayah sekejam itu." Ucap Keyla dengan suara lirih. Sungguh malang sekali nasib Kala.
'Sutino lebih kejam dari pada papah' batin Keyla membandingkan antara Sutino dengan ayahnya sendiri.
Arka hanya diam mendengar semua ucapan Keyla.
"Sutino nama ayah Kala. Dia tega menjual anaknya sendiri kepada si tua Bangka bernama Burhan yang sudah memiliki 4 istri dan si tua Bangka itu berniat menjadikan Kala istri ke 5."
Mata Arka langsung terbelalak, terkejut bukan main, cowok itu tersenyum miring. Pikirannya langsung liar kemana-mana. Istri Sebayang itu untuk apa? Koleksi kah?
"Buseet banyak amat, itu istri atau koleksi!!"
Arka tidak habis fikir. Ternyata di dunia ini ada laki-laki yang memiliki istri sebanyak itu, Arka jadi geli sendiri mendengarnya.
Walaupun Arka juga seorang laki-laki tapi untuk memiliki istri banyak tidak pernah terlintas di otak Arka. Karena Arka ini cowok setia.
"Apa yang membuat gadis itu meninggal? Kelihatannya sosok Kala menyimpan dendam yang begitu besar."
Arka bisa merasakan aura hitam sosok Kala, menyimpan dendam begitu besar kepada orang-orang yang sudah membuatnya menderita. Arwah Kala tidak akan tenang jika orang-orang itu tidak mendapatkan balasan yang setimpal.
Keyla menghela nafas berat seketika merasakan sesak di dada, memejamkan matanya. Bayangan Kala yang tertabrak dua kali lalu terseret dan terlindas kakinya kini memenuhi pikiran Keyla.
Kembali membuka matanya yang memerah dan memanas, tangannya terkepal kuat, berusaha menahan air matanya.
"Kala berusaha melepaskan diri dari dua anak buah Burhan. Usahanya tidak mengkhianati hasil. Kala berhasil terlepas dari mereka, setelah itu Kala melarikan diri. Tapi sayangnya---Sutino dan dua anak buah Burhan mengejarnya.
Saat itu hujan deras, Kala kalut tidak tau harus berbuat apa ketika melihat ayah serta dua anak buah si tua Bangka mengejarnya. Tanpa berfikir panjang Kala---".
Rasanya Keyla tidak sanggup menceritakan semuanya, suaranya tercekat di tenggorokan. Beberapa kali Keyla menghela nafas berat.
"Kala tertabrak truk dan mini bus, setelah tertabrak tubuhnya terseret beberapa meter lalu---Kakinya terlindas motor yang melaju kencang." Lanjut Keyla menjelaskan dengan suara pelan dan air mata yang tidak bisa di bendung lagi.
Arka mendengarkan dengan serius, mata cowok itu pun memerah, hatinya juga ikut sakit mendengar penjelasan Keyla tentang sosok Kala.
"A-apa kita akan membantu Kala untuk balas dendam?" Keyla ingin sekali membantu sosok itu untuk menuntaskan masalahnya.
Arka menggeleng. Dan langsung membuat Keyla kesal. "Tapi Ka, kita harus balas dendam"
"Keyla, tidak baik balas dendam." Tegas Arka.
Bibir Keyla mengerucut. Lantas apa yang harus mereka lakukan?
"Tapi sosok Kala menyuruh kita untuk balas dendam."
"Kita akan membantunya tapi tidak untuk menyalurkan dendam sosok itu. Mereka harus bertanggung jawab atas apa yang mereka lakukan, terutama ayahnya Kala"
"Sama aja itu balas dendam Arka!"
Arka menghela nafas kasar, menatap datar sepupunya. Apa Keyla tidak bisa membedakan mana balas dendam dan bentuk tanggung jawab? Berani berbuat, maka harus berani bertanggung jawab.
"Keyla itu bukan balas dendam, tapi membuat mereka bertanggungjawab atas apa yang sudah mereka lakukan. Balas dendam yang sosok Kala maksud itu kita harus membunuh mereka. Apa Lo mau memb*nuh orang, haah?" Jengkel Arka, dimana otak cerdas sepupunya ini masa itu saja tidak mengerti.
Mendengar ucapan Arka membuat Keyla bungkam. Benar, Kala menyuruh mereka untuk memb*nuh, tentu saja Keyla tidak mau mengotori tangannya.
"Apa sosok kala akan tenang kalau kita berhasil membuat mereka bertanggung jawab?"
Jika Kala tetap tidak tenang sebelum dendamnya terbalaskan maka usaha mereka akan sia-sia.
Arka mengedikan bahunya, tidak yakin apa kah Kala akan tenang setelah itu.
"Kita pikirkan nanti"
Arka pusing juga memikirkannya. Ini yang membuat Arka malas berurusan dengan per-mahlukkan.
Dan kenapa Arka selalu memakai kacamata kemanapun ia pergi? Karena tidak mau di datangi sosok seperti Kala. Sosok ngeyel menyuruh mereka untuk balas dendam. Bahkan saat ini Arka sudah memakai kacamatanya.
Cowok itu tambah tampan dengan kaca mata bening yang bertengger di hidung mancungnya.
"Oh iya key, lu bawa mobil sendiri gue mau jemput pacar"
Mendengar ucapan Arka seketika membuat Keyla berdecih, menatap malas sepupunya.
"Gue malas bawa mobil. Gue mau suruh Gio jemput aja!!"
Keyla meraih ponselnya yang tergeletak di atas meja. Sementara Arka melongo mendengar ucapannya.
Apa maksud Keyla? Mau menyuruh Gio menjemputnya? Arka tidak salah mendengar kan? Keyla ingin di jemput oleh Gio setelah apa yang cowok itu lakukan kepadanya?
Apa Keyla masih berniat memaafkan kelakuan Gio dan menerimanya kembali? Arka menggeleng-gelengkan kepalanya tidak habis fikir, kalau begitu usahanya sia-sia saja sudah membuat cowok itu terkapar masuk rumah sakit.
"Serius lu mau di jemput sama si Gio?"
Bisa-bisanya Keyla masih mau berhubungan dengan cowok tukang selingkuh itu.
Keyla mengangguk tanpa ragu. "Iya emang kenapa?"
Gio kan pacarnya, jadi apa salah jika dirinya ingin di jemput oleh pacar sendiri? Arka pun akan menjemput pacarnya kan? Kenapa Gio tidak boleh? Aneh memang sepupunya ini.
Arka menghela nafas kasar. Menatap jengkel Keyla.
"Cek, Keyla. Lu bisa-bisanya masih mau berhubungan sama cowok seperti Gio. Kalau gitu sia-sia perjuangan gue yang udah hajar tuk cowok kalau ujung-ujungnya lu masih mau pacaran sama si tukang selingkuh itu!" Ucap Arka berapi-api.
Merasa jika Keyla tidak menghargainya mati-matian Arka membelanya, tapi Keyla?.
"Haah?" Keyla tidak paham apa maksud Arka kening gadis itu mengerut.
Terdiam mencoba mencerna setiap ucapan Arka.
Seperti Keyla telah melupakan sesuatu.
Mata Keyla tiba-tiba membulat. Kini Gadis itu menyadari sesuatu, menghela nafas kasar.
"Anjirrr, gue lupa kalau si kampret Gio selingkuhi gue"
Keyla berdecak kesal meletakan ponselnya dengan kasar di atas meja. Bisa-bisanya Keyla lupa kejadian semalam.
Arka cengo mendengar ucapan Keyla.
"Haah, jadi lu lupa?" Arka terkejut ternyata Keyla lupa?
Keyla mengangguk. Mengerucutkan bibirnya kesal. Sebenarnya rasa cintanya untuk Gio masih tersisa banyak, tapi karena rasa kecewa dan sakit hati membuat Keyla ingin melupakan cintanya itu
Gio sudah mengkhianatinya. Sementara Keyla benci pengkhianatan.
"Dasar pelupa!! Awas aja kalau lu gak putusin si kampret Gio!!"
Mata Arka memicing menatap Keyla. Apa sepupunya ini tidak berniat memutuskan Gio?.
"Cek. Lu kan tau sendiri kalau gue paling benci pengkhianatan." Ucap Keyla penuh penekanan bahkan tangannya sampai terkepal kuat.
Sungguh Keyla benci pengkhianatan.
Ting nong.
Tiba-tiba bel pintu rumah berbunyi, membuat dua remaja itu terkesiap, Bi Keti langsung muncul dari arah dapur.
"Siapa yang bertamu?" Tanya Keyla kepada Arka.
Cowo itu menatap Keyla malas.
"Gue di sini Keyla ngapain lu nanya gue? Tentu saja gue nggak tau"
Keyla berdengkus. Siapa tau Arka ada janji dengan seseorang.
"Bibi buka pintu dulu ya Den, non." Pamit Bi Keti Arka dan Keyla hanya mengangguk.
Kini Bi Keti berjalan menuju pintu utama rumah.
.....
Bi Keti berdiri di depan pintu dan membukanya.
"Selamat pagi Bi!!" Ucap seseorang setelah pintu terbuka.
Bi Keti tersenyum lebar menatap orang itu.
"Selamat pagi Den Farell. Pasti mau ketemu sama Den Arka kan?!" Tebak Bi Keti.
Ya, orang yang bertamu itu adalah Farell, bukan hanya Farell namun ada Febian dan Gama juga.
Farell tersenyum ramah lalu mengangguk.
Sementara Gama dan Febian saling pandang mereka sedikit terkejut, ternyata pekerja di rumah Keyla mengenal Farell. Bukan hanya itu saja, satpam yang menjaga gerbang pun mengenal Farell.
Entah seberapa sering Farell datang ke rumah Keyla sampai-sampai satpam dan juga art mengenalnya. Febian dan Gama memang baru pertama kali datang ke rumahnya Keyla.
Mereka datang untuk bertemu Arka, karena ada hal yang harus mereka bicarakan.