NovelToon NovelToon
Geheugenopname : Memori

Geheugenopname : Memori

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Teen Angst / Teen School/College / Kehidupan di Sekolah/Kampus
Popularitas:6k
Nilai: 5
Nama Author: BellaBiyah

"3 tahun! Aku janji 3 tahun! Aku balik lagi ke sini! Kamu mau kan nunggu aku?" Dia yang pergi di semester pertama SMP.

***

Hari ini adalah tahun ke 3 yang Dani janjikan. Bodohnya aku, malah masih tetap menunggu.

"Dani sekolah di SMK UNIVERSAL."

3 tahun yang Dani janjikan, tidak ditepatinya. Dia memintaku untuk menunggu lagi hingga 8 tahun lamanya. Namun, saat pertemuan itu terjadi.

"Geheugenopname."

"Bahasa apa? Aku ga ngerti," tanyaku.

"Bahasa Belanda." Dia pergi setelah mengucapkan dua kata tersebut.

"Artinya apa?!" tanyaku lagi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon BellaBiyah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

12

Satu bus terparkir di depan sekolah. Hanya ada 29 murid yang masuk hari ini. Arzio membawa tasku ke dalam barisan sesuai absensi. Nama kami yang hampir mirip, membuat kami berada di absensi yang berdekatan.

Padahal aku sudah merencanakan banyak hal bersama Liu Xian Zhing dan Rina. Namun takdir berkata lain. Ternyata kami wajib duduk berdasarkan nomor absen. Dan sialnya, aku malah duduk bersebelahan dengan Arzio.

Aku menoleh pada Rina dan Xia yang duduk di bangku tengah.

"Kenapa?" tanya Arzio.

"Xia sama Rina jauh banget," jawabku.

"Jauh apaan? Masih satu bus!" omelnya.

Perjalanan sangat amat jauh sampai membuatku merasa lelah dan mengantuk. Aku hendak bersandar pada jendela, namun itu membuat kepalaku bergetar. Tiba-tiba Arzio bersandar padaku. Aku langsung mendorongnya agar tetap duduk dengan tegap.

"Lo berat!" omelku.

Setelah itu aku tidak tau apa yang terjadi, sebab aku tertidur.

Saat aku terbangun, aku bersandar pada sesuatu yang empuk dan nyaman. Aku tengah membayangkan tidur di kamarku yang nyaman. Aku juga memeluk guling kesayanganku. Perlahan aku membuka mata, rupanya aku memeluk Arzio dan bersandar di dadanya.

Segera aku memperbaiki posisi. Dia juga tertidur dengan kepala menenggak. Untungnya semua orang di bus ini sedang tidur, kecuali supir bus dan Pak Bondan yang duduk di depan kami.

Arzio membuka matanya perlahan. Masih aku perhatikan wajah pria itu. Ia mengucek mata dan menggerakkan tangan kirinya dengan perlahan.

"Kenapa?" tanyaku.

"Tadi lo tidur, gue ga tega mau bangunin. Tangan gue kesemutan," jawabnya.

Aduh! Aku jadi merasa bersalah. "Jadi gue harus ngapain, biar kesemutannya hilang?" tanyaku.

"Dicium sih kayaknya," bisik pria itu sambil tersenyum.

Aku menatapnya dengan malas.

***

Setelah perjalanan yang super lama, akhirnya kami sampai di kawasan sebuah hutan lindung yang terdapat banyak pohon pinus. Ada begitu banyak bus parkir di sini. Sesuai arahan Pak Bondan dan beberapa guru lainnya, kami berbaris untuk memperkenalkan diri sekolah.

"Giliran kita!" teriak Pak Bondan dan kami biarkan ketua kelas yang memperkenalkan diri.

Tiba-tiba ada dua orang perempuan menghampiriku. "Arlita ya?" tanyanya.

"Iya, siapa ya?" Aku balik bertanya.

Kemudian mereka berlari menjauh kegirangan.

"Siapa?" tanya Rina.

"Ga tau, ga kenal. Orang iseng kayaknya," jawabku.

"Tapi dia kenal lo, Ta," balasnya.

"Nah itu, gue juga ga ngerti. Dia kenal gue, gue ga kenal dia."

"Fans lo," ucap Rina membuatku tersenyum.

Saat aku sedang mengobrol, seseorang menyentuh pundakku. Aku kira itu Arzio yang mengganggu, hampir saja aku memukulnya. Saat aku menoleh ternyata itu adalah ....

"Dani?" ucapku pelan. Kakiku mendadak melemah dan lelah. Jantungku berdegup tak percaya.

Aku ingin menangis melihatnya secara langsung di depan mataku. Namun, aku tidak mungkin menangis di tengah keramaian seperti ini. Hanya akan membuat aku tampak aneh. Dan lebih anehnya lagi, aku menangis karena cinta.

"Apa kabar?" tanyanya dengan senyuman.

Arzio datang dan mendorong Dani menjauh. "Lo siapa?" ketusnya.

"Dani?!" Rina dan Liu Xian Zhing serempak tak percaya. Mereka juga menutup mulutnya dengan kedua tangan secara bersamaan.

"Oh, pacar lo?" ucap Arzio membuatku bertambah ingin menangis.

"Ini siapa?" tunjuk Dani pada Arzio.

"Temen sekelas kita!" jawab Liu Xian Zhing.

"Maksud lo apa dateng lagi, Dan? Lo mau bikin Lita nungguin lo lagi? Berapa lama?" cecar Rina. "Harusnya lo ngilang aja! Jangan muncul lagi! Lita udah nungguin lo 4 tahun! Lo kira 4 tahun itu bentar? Lo sama dia juga udah tau kan arah hubungannya? Nyokap lo ga bakalan suka sama Arlita!" lanjutnya.

"Gue minta maaf," ucap Dani padaku.

Tak bisa aku tahan lagi. Air mataku menetes dan kupeluk dia sekuat tenaga.

"Ta!" panggil Rina. Tak kuhiraukan. Aku terus menangis.

Rasa sakit hati, rasa rindu, rasa cinta, sayang dan semuanya itu aku luapkan melalui air mata.

Aku melihat Arzio berjalan menjauh dari kami semua. Bukan berarti dia cemburu. Mungkin dia tidak ingin termasuk dalam masalah ini.

***

Akibat kejadian menangis itu, aku dan Dani dihukum untuk mendirikan tenda persediaan makan dan obat.

"HP aku disita. Aku ke sini juga ga dikasih HP," ucap Dani sembari memukul pasak agar tertanjap dalam.

"Mama kamu masih ga suka sama aku?" tanyaku.

"Ya gitu lah," jawabnya singkat.

Arzio datang dan ikut membantu mendirikan tenda. Begitu juga Rina dan Liu Xian Zhing.

"Ini semua temen kamu?" tanya Dani.

Aku mengangguk sambil sesekali menoleh pada Arzio.

"Awwww!!" Tanganku terkena serpihan kayu.

Arzio langsung menyalakan flash pada ponselnya dan menerangi tanganku yang terluka, sementara Dani mengobatinya.

Aku menoleh pada Arzio yang berdiri di hadapanku, sedangkan Dani berjongkok memegangi tanganku. Arzio mengalihkan pandangan ke arah lain setiap kali aku menatapnya.

"Udah, kamu duduk aja. Biar kita yang bikin tendanya," ucap Dani.

"Ibu lo nitipin lo ke gue, kalo lo sampai pulang banyak luka, gue yang bakal disalahin!" ketus Arzio.

"Cuma luka dikit," ucapku.

Tapi dia masih tampak tidak suka dan beralih pada tenda. Aku duduk di sebuah kayu tumbang. Dari sini, aku bisa melihat sesuatu yang mengkilap bergerak di dekat kaki Rina. Aku langsung menghampirinya.

"Arzio, minjem HP," ucapku.

"Duduk aja di situ! Mau ngapain juga main HP," omelnya.

"Minjem bentar!" balasku ikut mengomel.

Arzio memberikan ponselnya dan kunyalakan flash untuk memastikan apa benda yang mengkilap tersebut. Rupanya seekor ular piton hampir melingkar di kaki Rina.

"Ulaaarr!" jeritku.

"Aarghhh!" Liu Xian Zhing dan Rina ikut menjerit.

Arzio menarikku untuk menjauh dari Rina. Sementara Dani malah melangkah maju dan menangkap kepala serta ekor dari ular itu. Aku menarik baju Dani.

"Lepasin aja! Nanti dia ngegigit kamu!" teriakku.

1
aca
bodoh lita di kasih spek perhatian keluarga perfect malah milih dani yang keluarganya nya toxic
aca
lanjut baca
aca
masuk ke tubuh lain kah dani
Tara
reinkarnasi Dani kah😱🤔👏🫣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!