Amara harus iklas di nikahi seorang CEO berhati dingin yang tak pernah dia cintai. dua ke pribadian yang berbeda harus tinggal seatap dan berperan sebagai suami istri. Masa lalu yang telah lama terlupakan kini datang kembali ke tengah tengah mereka.
Apakah akan ada cinta di antara mereka dan bagaimana mereka mengatasi masa lalu yang belum usai.
Ayo ikuti kelanjutan ceritannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ndo'Uus, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 12
Di dalam kamar Amara duduk di atas sofa. Dia meletakan semua barang belanjaannya. Amara masih tak habis fikir dengan perlakuan Radit yang begitu marah padanya. Padahal Amara hanya berjalan jalan Karena merasa bosan dan kebetulan ponselnya kehabisan daya .
"Ada apa dengannya? memangnya aku anak kecil yang harus 24 jam melapor padanya . Padahal dia tak perduli padaku kenapa sikapnya berlebihan. Kadang baik, perhatian kadang juga sangat cuek dan ngeselin,"Gumam Amara.
Amara melangkah ke kamar mandi. Dia membersihkan diri dan berganti baju tidur. Di rebahkan badannya di atas kasur Karena lelah berjalan jalan seharian Amara langsung tertidur.
Sementara Radit setelah mendengarkan perkataan Kevin dia menyadari sikapnya sudah berlebihan.Radit menyusul Amara ke dalam kamar. Dia menaiki satu persatu anak tangga dan di bukanya knop pintu kamar. Dia melihat Amara sudah tertidur pulas. Radit berjalan mendekat dia duduk di tepi ranjang di pandangnya wajah ayu Amara.
Dia menyesali perbuatannya Radit tak bisa mengontrol emosinya jika sedang Khawatir.sebenarnya Dia sangat menghawatirkan Amara namun tak tau harus bersikap seperti apa.
Radit ragu ragu hendak membelai rambut indah Amara. Dia menarik selimut menutupi tubuh Amara dan pergi meninggalkan Amara di kamar Radit memilih tidur di ruang kerjanya.
********
Amara membuka perlahan matanya, di lihatnya sekeliling kamar dia tak melihat keberadaan Radit. Dia turun dari ranjang menuju kamar mandi. Selesai mandi Amara turun kebawah perutnya sudah keroncongan dari semalam dia belum makan karena bertengkar dengan Radit.
Aroma wangi masakan mendominasi seluruh ruangan.Amara segera berjalan menuju dapur.
"Wah pasti bi Mira masak enak, "Gumam Amara.
Amara terkejut melihat Radit yang berada di dapur. Amara hendak berbalik dan pergi.
"Kamu gak mau makan?" Tanya Radit.
"Aku gak lapar, "
"Sini duduk, kamu yakin gak mau makan? " Radit meletakkan makanan di atas meja.
Radit sengaja memasak untuk Amara, dia tau Amara masih marah padanya. Tapi dia tau cara meluluhkan hati Amara dengan menyiapkan makanan enak pasti Amara tak akan bisa menolak masakannya.
Amara melihat makanan yang di buat Radit .Radit memasak spageti makanan kesukaan Amara. Amara membuang rasa gengsinya karena rasa laparnya lebih mendominasi.
"Kalo kamu memang gak mau, nanti biar aku bawa ke kantor buat Kevin, " Ucap Radit.
Amara langsung berlari dan duduk " Jangan, ini untuk ku,"
Radit tersenyum smirk "Tadi kamu bilang gak lapar,"
"Itu karena aku masih kesal sama mas, " Tutur Amara. " Mas Radit selalu marah duluan sebelum mendengar penjelasanku, " Ucap Amara sambil menyantap makanan.
"Mas minta maaf, mas hanya khawatir takut kamu nyasar dan gak tau jalan pulang. Nanti kalo mama nyariin kan mas bisa kena marah."
"Mana mungkin aku nyasar dan gak tau jalan pulang. Tinggal bilang ke pak sopir taxi suruh antar ke rumah yang paling mewah di daerah sini ," Amara tersenyum ke arah Radit.
Radit duduk di kepala meja " Jangan bilang seperti itu, itu berbahaya. Kalo dia punya niatan jahat bagaimana apa lagi dia tau kamu tinggal di sini nanti bisa jadi target kejahatan," Jelas Radit.
Amara mengangguk " Mas Radit tenang aja Amara udah gede bisa jaga diri. "
"Mulai sekarang biar di sopirin pak Amir ,"Perintah Radit.
Amara mengangguk "Iya mas terserah mas Radit saja. "
Akhirnya gunung es perlahan mulai meleleh. Radit dikit demi sedikit mulai mencoba memahami Amara.
Amara berdiri membawa piring kotor miliknya dan Radit. Dia menuju wastafel dapur dan mencuci piring .Radit berdiri di sebelah Amara memperhatikan Amara mencuci piring.
"Bukankah ini hari pertama kamu masuk kuliah lagi?" Tanya Radit.
Amara berhenti dan menengok "Iya nanti jam 9 aku pergi ke kampus. "
"Mau mas antar? "
"Bukannya mas Radit harus ke kantor ?" Ucap Amara sambil kembali mencuci piring.
"Mas kan bisa bilang ke Kevin kalo masuk kantornya agak siangan, "
"Terserah mas Radit kalo itu gak ngerepotin," Amara berjalan ke meja makan.
"Gak kok, lagian mas ingin melihat suasana kampus lagi. "
Entah dari kapan Amara terbiasa memanggil Radit dengan sebutan mas. Sedang Radit juga merasa nyaman Amara memanggilnya dengan sebutan itu.Berlahan hubungan mereka menjadi lebih dekat.
Dukung Author dengan Like, Koment dan Vote.
mampir dikaryaku jugaa yaa