Datang ke Jakarta sebagai saudara tiri baru yang dikenal sebagai ketua OSIS sekolah.
Ini kisah Venera yang mempunyai saudara kembar bernama Venela.
Venera menikmati kehidupan di sekolah nya sebagai murid pindahan, sekaligus ingin membantu percintaan segitiga dari saudara tirinya di sekolah.
Apakah peran Venera sebagai pemain latar akan berubah menjadi sebuah kebencian atau jadi pemenang dihati Aldi? mengingat saudara kembarnya sekarang sudah menjadi pacar dari saudara tirinya.
Ikuti kisahnya Venera.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon QUEENS RIA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
15. Drama Pagi Hari.
Pagi-pagi di hari minggu, kebanyakan anak sekolah mengisi waktu libur untuk liburan bersama teman, kadang juga bersama pacar, dan ada juga yang ingin mengunjungi rumah sakit
Ya, dia adalah Venela bersama Aldi, awal nya mereka diam-diaman, kali ini mereka mulai akur dengan saling mengobrol santai.
Sambil menunggu ayah dan ibunya bersiap diri, mereka mengobrol basa-basi.
Tapi tidak untuk Venera, disaat Aldi dan Kakak kembar nya ingin pergi ke rumah sakit, dia malah ingin pergi bersama sahabat barunya.
"Mau kemana? katanya jaga rumah!" Kata Aldi dengan nada ngegas.
"Main sama Andara, kenapa?" Jawab Venera berwajah datar, pandangan nya fokus ke arah tali sepatu yang lagi dia ikat.
Aldi mengerut kening, sampai dia bangkit dari duduk untuk menghampiri Venera. "Ngapain?"
Venera memberhentikan ikatan tali sepatu nya, menegakan tubuh dan menatap Rezaldi dengan senyuman datar "Lu budek?, apa perlu gue eja kata main?" Kata Venera dengan aura dingin.
"Gue tanya lu baik-baik kampret" Jawab Aldi, yang menatap nya lebih dingin dari Venera.
"Kalau baik-baik gak usah di samperin segala bodoh!" Kata Venera mulai kesal.
"Gue perjelas, lu mau main sama Andara ngapain?" Kata Aldi yang masih pertahankan ekspresi dingin nya ke arah Venera.
Venera yang semula tenang, kali ini dia benar-benar termakan emosi di buat Aldi.
"Gue perjelas, gue main sama Andara gak ngapa-ngapain, dan itu urusan cewek, lu sebagai cowok gak perlu tau!" Kata Venera dengan nada sewot, ingin sekali rasanya jambak rambut Aldi, hanya saja dia lagi berada di rumah dan ada kakak nya juga yang sedang memperhatikan mereka.
"Hehhh kok ribut?" Kata Venela menghampiri.
Venera sekilas menoleh ke Venela sampai akhirnya dia buru-buru untuk mengikat tali sepatunya.
"Kak El sorry ya Era tinggal dulu, udah gedek lihat muka cowok gila satu ini" Kata Venera sembari menunjuk terang-terangan ke depan wajah Aldi.
Aldi berdecak lalu balik badan kembali duduk dengan tenang di sofa.
"Iya hati-hati Ra, nanti saya pulang ke Bogor sore, kamu jangan telat pulang ya" Kata Venela dengan nada lembut.
Venera bangkit dan menenteng tas kecil di pundak nya, sambil berjalan menuju pintu rumah "Ok kak, tolong nanti sampaikan ke mamah sama papah ya, kalau Era main"
"Iya Era" Jawab Venela dengan senyuman semringah.
"Makasih kak" Kata Venera, kali ini dia lagi berlari kecil menuju Andara yang sudah menunggu nya di Indomaret dekat rumah.
Venela berbalik badan, setelah tubuh Venera yang sudah menghilang dari pandangan mata nya. Menghampiri Aldi yang sudah pulih dari emosi nya.
Aldi yang sibuk mengunyah cemilan di mulut nya, tiba-tiba terhentak bangun, saat Venela tersandung dan terjatuh di teras dekat sofa.
Aldi langsung membantu membangunkan Venela saat itu juga "Lu kenapa bisa jatuh sih La?" Tanya Aldi dengan nada lembut.
"Maaf-maaf, aku kayak nya masih ngantuk semalam gak bisa tidur" Keluh Venela, dia langsung mengambil freshcare di saku baju nya, lalu mengoleskan nya di bagian pelipis.
"Lah kenapa?" Jawab Aldi dengan penasaran.
"Gue sebenernya.." Kata Venela menggantung, lalu menatap ibu dan ayah nya tiba-tiba.
"Apa kalian sudah siap?" Tukas Bu Anita.
"Sudah mah" Jawab Venela dengan santai tanpa beban lagi, namun Aldi masih mengerut kening karena perkataan yang Ela barusan ucap tidak sepenuhnya terucap.
"Aldi sudah siap?" Kata Bu Anita.
"..." Aldi tidak mendengarkan sekaligus tidak menjawab.
Venela menepuk pipi Aldi dengan lembut.
Deg.
Aldi sadar dari lamunan nya. Menatap Venela yang sedang menunjuk ke arah ibunya.
"Sudah siap Al?" Tanya Bu Anita kembali. Dan Aldi mengangguk kepala dengan ritme lambat
Sebelum Ibunya berteriak memanggil nama Venera, Venela lebih dulu bilang kalau Venera sudah pergi main.
"Lah? bukan nya tadi waktu pagi-pagi banget, dia bilang mau jaga rumah ya?" Kata Bu Anita.
"Yaa, mamah kaya gak tau era aja di bandung kaya gimana?" Suara bicara Venela emang tidak tinggi, tapi nada suara nya terbilang kesal terhadap adik kembar nya.
Rezaldi yang terus menerus menatap dengan keterkejutan langsung melengos ke arah ayah nya yang baru selesai memanaskan mesin mobil nya. "Ayo kita ke rumah sakit" Kata Pak Vino dengan senyuman bibir yang merapat tipis.
Rezaldi Venela bersama Bu Anita langsung pergi keluar rumah, dan mengunci pintu rumah nya dari luar.
"Loh kok dikunci? kan ada Venera di dalam mah" Kata Pak Vino sambil mengerut kening.
"Era pergi main pah" Langsung dijawab oleh Rezaldi dengan nada ketus.
Pak Vino menoleh sejenak, lalu berbalik badan menuju mobil nya.
"Ayo" Kata Pak Vino memberi komando untuk anak dan istri nya segera naik ke dalam mobil.
Setengah jam perjalanan, mereka akhirnya sampai di rumah sakit.
Pak Vino dan Bu Anita langsung menuju ruangan rawat inap kakek nya, karena hari ini beliau akan segera pulang.
Sedangkan Venela dan Rezaldi tertahan di area parkiran, sambil berjalan berdampingan dengan sangat santai, menatap lalu lintas yang terlihat sangat macet.
Aldi masih penasaran dengan perkataan yang menggantung dari Venela saat dirumah, dia lekas bertanya kepada Venela yang sibuk jalan menunduk— mengikuti ritme berjalan nya Aldi.
"Lu kayak nya lagi banyak masalah ya La di bogor?" Tanya Aldi dengan nada lembut.
Venela mendongak kepala, lalu menatap wajah Aldi "Kalau bisa di bilang lagi banyak masalah, iya gue lagi ada masalah, tapi gak banyak" Jawab Venela sambil tersenyum.
"Kenapa?" Tanya Aldi kembali.
"Gue dari lubuk hati yang paling dalam, ingin sekali sekolah di jakarta Al" Jawab Venela.
"Kenapa? Apa sekolah di Bogor lu di bully?" Tanya Aldi kembali.
Venela menggeleng "Enggak, teman-teman di Bogor sangat welcome ke gue, bahkan gue baru pertama masuk udah jadi idola sekolah" Katanya yang sedikit sombong.
Tak heran menjadi idola, karena wajah Venela emang terbilang sangat cantik seperti artis model papan atas. Bahkan sampai saat ini Rezaldi terus mengunci pandangan nya ke wajah Venela karena saking imut nya.
"Terus masalah nya apa?" Tanya Aldi kembali.
"Gue gak bisa jauh dari Venera sebenarnya, karena wasiat dari papah kandung gue sebelum meninggal, gue disuruh merubah sifat Venera yang terbilang susah diatur, suka banget melawan orang tua kalau tidak dituruti permintaan nya" Jawab Venela, menoleh ke samping dan menatap Rezaldi yang terlihat sedang membuka bibir.
"Eh, maaf ya tiba-tiba curcol" Sambung Venela langsung, dia mempercepat langkah kaki nya meninggalkan Rezaldi yang lagi membeku.
Aldi mengejar dan menahan pergelangan tangan nya "Tenang aja, lu serahin itu semua ke gue" Kata Aldi menenangkan Venela.
Venela menoleh ke arah Aldi dengan kerutan kening pada umumnya "Tapi tadi lu gak akur sama adik gue Al?" Katanya.
Aldi tersenyum, lagi-lagi dia terus memberi semangat dan kepercayaan untuk Venela.
Setelah Venela percaya, dia reflek memeluk erat tubuh Rezaldi "Makasih ya sudah mau bantu gue, gue awalnya khawatir banget tadi." Pelik dalam peluknya. Rezaldi membalas pelukan nya.
Deg.
Kedua hati insan yang berbeda itu tiba-tiba ada sesuatu yang sudah saling menyangkut.
membawa 1mawar dan iklan biar tmbh semangat
membawa 1 iklan biar tmbh semangat
mampir yuk ke tempat aku. bebas yg mana aja 🙏🏿😘😁
salam dari
"aku dan teman kamarku"