Bao Wei merupakan mafia kejam yang terkenal di dunia bawah. Dalam menjalankan misi nya, ia tak segan dengan musuh nya. Bao Wei mempunyai sepupu yang sangat suka membaca novel. Tak ayal, Bao Wei juga suka membaca novel reinkarnasi, thriller, zaman kuno kultivasi, time travel, maupun novel kiamat.
Di dunia atas, Bao Wei merupakan seorang Dokter Bedah Misterius yang bakatnya luar biasa. Mulai dari usia 10 tahun hingga sekarang umur 25 tahun, ia telah menjadi Dokter Bedah yang hanya diketahui oleh profesor Dokter dengan sebutan Dokter Dewa.
Saat ini Bao Wei sedang cuti dan menikmati waktunya di Villa dekat pegunungan dengan membaca novel berjudul Kiamat Zombie di sertai makanan kacang dan jus kesukaannya.
Bao Wei yang sudah membaca novel hingga tamat mulai mengantuk dan tertidur di sofa dengan buku novel yang jatuh dan terbuka. Hingga sebuah cahaya keluar dalam novel dan membawa Bao Wei ke dalamnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lily Dekranasda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menunggunya
Ketika Bao Wei membuka pintu apartemennya, ia mendapati Li Cheng sedang duduk di sofa sambil menonton berita di televisi. Tubuh pria itu terlihat lebih segar meskipun masih ada perban yang membungkus perutnya. Li Cheng menoleh ketika mendengar pintu terbuka.
"Kau pulang juga akhirnya" ucap Li Cheng dengan nada datar namun matanya penuh perhatian.
Bao Wei meletakkan tasnya di meja "Kau sudah makan?" tanyanya, sedikit khawatir.
Li Cheng menggeleng pelan "Belum. Aku pikir kau akan membawa sesuatu untuk makan malam"
Bao Wei tertawa kecil "Aku bahkan belum sempat makan, jadi aku akan memasak sesuatu sekarang. Tunggu sebentar"
Li Cheng hanya mengangguk, memperhatikan Bao Wei yang melangkah menuju kamar mandi "Dia berbeda" gumamnya pelan, nyaris tidak sadar dirinya sedang berpikir seperti itu.
Setelah membersihkan diri, Bao Wei masuk ke dapur dan mulai mengambil bahan-bahan dari ruang dimensinya. Kali ini, ia ingin memasak hidangan istimewa untuk Li Cheng dan dirinya sendiri.
Lima hidangan yang ia pilih adalah:
🍲Sup Jagung Ayam – Sup hangat dengan daging ayam yang lembut dan jagung segar.
🐟Ikan Bakar Bumbu Rempah – Ikan segar dari kolam ruang giok, dibakar dengan bumbu rempah yang menggugah selera.
🍯Ubi Jalar Panggang dengan Madu – Ubi jalar dari ladang dimensinya, dipanggang dan dioles madu untuk rasa manis alami.
🧄Tumis Sayuran dengan Saus Bawang Putih – Sayuran segar seperti brokoli, wortel, dan kacang panjang, ditumis dengan bawang putih.
🥭Puding Mangga – Mangga manis dari ruang giok yang diolah menjadi puding lembut.
Setelah semua selesai dimasak, Bao Wei menata hidangan di meja makan dan memanggil Li Cheng.
"Makan malam sudah siap" katanya sambil mengetuk pintu kamar tamu.
Li Cheng keluar, mengenakan kaus hitam sederhana yang membuat tubuh atletisnya semakin menonjol. Ia menatap meja makan dengan sedikit takjub.
"Kau memasak semua ini sendiri?" tanyanya.
"Tentu saja" jawab Bao Wei dengan nada bangga. "Ayo duduk dan coba. Kau butuh banyak energi untuk pulih.
Li Cheng mulai mencicipi sup jagung ayam. Raut wajahnya berubah seketika "Ini... sangat enak" pujinya, sesuatu yang jarang ia lakukan.
Bao Wei tersenyum kecil "Aku dulu belajar memasak sendiri. Lagipula, makanan yang baik adalah bagian penting dari penyembuhan"
Li Cheng menatap Bao Wei lebih lama dari seharusnya, membuat gadis itu merasa sedikit canggung "Kenapa menatapku seperti itu?" tanyanya, mencoba mengalihkan perhatian.
"Tidak apa-apa" jawab Li Cheng akhirnya "Aku hanya berpikir, kau berbeda dari orang lain"
Bao Wei tertawa kecil "Tentu saja aku berbeda. Aku adalah aku"
Mereka melanjutkan makan sambil berbincang ringan. Bao Wei menanyakan kesehatan Li Cheng, dan pria itu mengaku merasa lebih baik. Setelah makan malam selesai, Bao Wei membawa peralatan medisnya dan membantu mengganti perban di perut Li Cheng.
"Sakit?" tanya Bao Wei sambil membalut luka dengan hati-hati.
"Tidak" jawab Li Cheng singkat, meskipun matanya terus memperhatikan wajah Bao Wei yang serius. Ia merasa dadanya berdebar lagi, sesuatu yang jarang terjadi pada dirinya.
Tidak lama setelah perban diganti, ponsel Bao Wei berbunyi. Sebuah pesan masuk dari kurir yang membawa barang belanjaannya.
"Kurir sudah datang. Aku harus turun sebentar" kata Bao Wei sambil berdiri.
"Apa yang kau beli sebanyak itu?" tanya Li Cheng, sedikit penasaran.
"Hanya persediaan makanan dan barang-barang lain" jawab Bao Wei sambil tersenyum misterius.
Di bawah, Bao Wei menemui kurir yang membawa bahan makanan dan beberapa barang lain dari swalayan. Ia mengarahkan mereka untuk membawa barang-barang itu ke gudang kosong yang ia sewa di sebelah apartemennya.
Tak lama kemudian, kendaraan besar lainnya datang. Itu adalah kurir yang membawa senjata dan peralatan lain yang dipesan Bao Wei dari pasar gelap. Sama seperti sebelumnya, ia mengarahkan kurir untuk membawa semuanya ke gudang.
Setelah barang-barang tersimpan dengan aman, Bao Wei memberikan uang tip kepada para kurir.
"Terima kasih atas kerja kerasnya" katanya ramah sebelum mereka pergi.
Setelah memastikan gudang kosong, Bao Wei menutup pintu dan menguncinya. Ia mengangkat tangannya, menggunakan kekuatan dimensinya untuk memindahkan semua barang dari gudang itu ke dalam ruang giok. Barang-barang tersebut langsung tersusun rapi di tempat masing-masing.
Bao Wei menghela napas lega "Semuanya sudah siap" gumamnya.
Ia kembali ke apartemen dengan perasaan puas. Kini, ia bisa fokus pada persiapan berikutnya tanpa khawatir kekurangan barang.
Ketika Bao Wei kembali ke ruang tamunya, Li Cheng masih duduk di sofa, menatap layar televisi. Ia menoleh ketika Bao Wei masuk.
"Semua urusan sudah selesai?" tanyanya.
"Sudah" jawab Bao Wei sambil tersenyum kecil "Kau harus banyak beristirahat. Aku akan pergi ke sekolah besok pagi"
Li Cheng mengangguk, tetapi tatapannya tetap tertuju pada Bao Wei. Dalam hati, ia merasakan sesuatu yang baru. Wanita ini benar-benar berbeda dari yang pernah ia temui sebelumnya dan itu membuatnya semakin ingin mengenalnya lebih jauh.