Larisa gadis yang sederhana,diam-diam mencintai sahabatnya sendiri,Larisa bersahabat dengan 2 lelaki sejak mereka duduk di bangku SMP.Keluarga mereka sudah saling mengenal baik satu sama lain,kedua sahabat larisa berasal dari keluarga yang cukup kaya dan juga terpandang.Sementara Larisa hanya anak dari seorang karyawan yang bekerja di perusahaan salah satu sahabatnya.
Sampai akhirnya ada satu peristiwa yang membuat Larisa menjadi pengantin dari sahabat yang ia cintai,diam-diam.
Larisa pikir,ia akan bahagia,karena menikah dengan orang yang ia cintai,tapi ternyata tidak..
penasaran dengan kisah Larisa???
Baca selengkapnya di novel ini yaa...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nadhira ohyver, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 12
"Ayah...bangun,udah jam 9 nih."Ucap bunda Davin membangunkan suaminya.
"Ayo kita pulang kerumah yuk,bunda bosen di hotel yah...kasian bunga-bunga bunda dirumah."Ucap bunda Davin lagi.
Ayah Davin pun bangun dari tidurnya,dan menyandarkan dirinya di sandaran kasur,sambil mengucek kedua matanya.
"Bunda bangunin ayah,ayah pikir bunda udah siap,padahal bunda juga belum siap."Jawab ayah Davin.
"Bunda siap-siap dulu gih,ayah tidur lagi bentar."Ucap Ayah Davin dan bersiap untuk merebahkan tubuhnya lagi.
"Stooop...gak boleh,pokoknya ayah gak boleh tidur lagi".
"Ayah duluan aja yang siap-siap,setelah itu bunda."Jawab bunda Davin.
Ayah Davin pun mengalah,ia berdiri dan berjalan perlahan menuju ke kamar mandi,sementara istrinya sedang merapihkan pakaian mereka.
Beberapa menit kemudian,kini ayah dan juga bunda Davin sudah selesai bersiap-siap.
"Kita pamitan dulu sama Davin dan Larisa yaa."Ucap bunda Davin.
"Gak usah lah bund...nanti kita ganggu mereka,mungkin aja mereka masih tidur bund."Jawab Ayah Davin.
"Gak papa ayah...bentar doang kok,cuma pamitan doang."Ucap bunda Davin lagi.
Kedua nya pun berjalan keluar dari kamar hotel mereka dan menuju ke kamar hotel milik Davin dan juga Larisa.
Bunda Davin mengetuk-ngetuk pintu kamar Davin,di ketukan ke 5 barulah seseorang dari dalam membukakan pintu.
Davin menyambut kedua orang tuanya dengan muka bantalnya,karena ia baru bangun,ia terkejut karena mendengar suara ketukan yang keras.
Bunda Davin langsung menerobos masuk ke kamar Davin,sementara sang suami hanya menggeleng-gelengkan kepalanya,melihat tingkah istrinya tersebut.
"Loohh Vin...kamu tidur di sofa semalam?"Tanya Bunda Davin.
Seketika Davin langsung tersadar,dan menepuk dahi nya sendiri.
Bunda Davin pun langsung berjalan ke arah kasur,dan ternyata kasurnya kosong,tidak ada sang menantu di atas kasur tersebut.
"Larisa juga gak ada,Larisa kemana vin?"Tanya bunda Davin lagi.
Ayah Davin hanya duduk saja di sofa tempat Davin tidur,ia membiarkan istrinya hebohh sendiri.
Sementara itu,Davin pun bingung Larisa tidak ada di kamar mereka,karena Davin juga baru saja terbangun.
Bunda Davin langsung mengecek di kamar mandi,ternyata kosong,tidak ada juga Larisa disana.
Davin langsung berjalan ke arah meja disamping kasur,karena melihat sebuah catatan diatas meja tersebut.
Davin membaca nya dan langsung meremasnya serta membuangnya ke sembarang arah sebelum sang bunda melihatnya.
"Yaa ampunnn...aku lupa Bund."Ucap Davin.
Bunda Davin langsung berbalik dan menatap Davin dengan tatapan penuh selidik.
"Emang kamu lupa apaan?"Tanya bunda Davin.
"Aku lupa...tadi pagi-pagi banget itu,Larisa izin mau pulang kerumah bundanya".
"Dia mau ambil pakaian kerjanya dan juga berangkat kerja dari sana,dia bilang dia bisa sendiri,soalnya dia kasian sama aku."Jawab Davin mengarang.
"Terus kenapa kamu tidur di sofa?,kenapa kalian gak tidur seranjang?"Tanya bunda Davin,sambil menatap Davin,dengan tatapan penuh selidik.
"Ituuu-...karena-....".
"Karena apa Davin?!"Ucap bunda Davin.
"Udahlah,bunda mau pulang aja,emang tadi juga bunda cuma mau pamitan doang sama kalian".
"Eh tau nya pagi-pagi bunda di bikin badmood sama kamu".
"Bunda tunggu dirumah,kita harus bicara!"Ucap bunda Davin,setelah itu,ia mengajak suaminya untuk keluar dari kamar Davin.
Davin menutup pintu kamarnya,setelah itu ia menghembuskan nafasnya,merasa lega karena kedua orang tuanya sudah pergi.
Bukannya menghubungi Larisa,sang istri.
Davin justru langsung mengambil ponselnya dan menghubungi Bella,tapi Bella tidak mengangkat telponnya,puluhan kali Davin menelpon.
Tidak ada satu pun panggilannya yang di jawab oleh Bella.
Davin merasa stress,karena Bella susah di hubungi.
Davin duduk di sofa dan mencengkram kedua rambutnya dengan emosi.
...****************...
Larisa sudah sampai di rumah sakit,ia langsung disambut hangat oleh teman-teman kerjanya.
"Pagi dokter Larisa..."Sapa salah satu suster yang berjaga di bagian administrasi rumah sakit.
"Pagi sus...hari ini ada pasien khusus untuk saya?"Tanya Larisa,kepada suster tersebut.
"Ada dok...".
"Tolong bawain resume pasien nya ke ruangan saya yaa".
"Terimakasih..."Ucap Larisa.
Setelah itu,Larisa kembali berjalan ke arah ruangannya.
Saat sudah sampai di dalam ruangannya,Larisa meletakan tas kerjanya,mengambil ponselnya dari dalam tas,dan kemudian duduk di atas kursi kerjanya.
Larisa mengecek ponselnya,berharap ada kabar dari Davin,suaminya.
Tapi ternyata Davin sama sekali tidak menghubungi Larisa,entah Davin masih tidur atau sudah bangun.
Larisa tidak tau sama sekali,Larisa juga enggan untuk menghubungi Davin duluan.
Karena tidak ada yang menarik dari ponselnya,Larisa pun meletakkan ponselnya ke dalam saku jas dokternya.
Beberapa saat kemudian,suster mengantarkan beberapa berkas resume medis milik pasien yang akan di tangani oleh dokter Larisa.
Larisa menerima berkas tersebut,dan membaca nya satu persatu dengan teliti.
...****************...
"Halo bund...bund,aku minta maaf yaa,sepertinya aku belum bisa balik ke luar negeri dalam waktu dekat ini."Ucap Liam,Liam sedang menelpon sang bunda yang berada di luar negeri.
"Iya gak papa,Nak.Perusahaan disini juga udah stabil,berkat kamu sayang...".
"Udah lama juga kan,kamu belum pulang ke indonesia.Nikmatin aja dulu waktu kamu di indonesia sayang."Jawab bunda Liam.
"Aku handle perusahaan ayah yang disini aja yaa bund..."Ucap Liam lagi.
"Bolehh...ide bagus,nanti bunda bicara sama ayah,selama ini perusahaan ayah yang di indonesia,cuma diurus sama orang kepercayaan ayah".
"Tapi beberapa tahun ini,kata ayah,seperti ada yang gak beres sama laporan keuangan perusahaan yang di indonesia,Liam".
"Kamu bisa periksa semuanya."Ucap bunda Liam.
"Iyaa,nanti Liam akan periksa laporan keuangan di kantor ayah bund."Jawab Liam.
"Kamu hati-hati yaa disana sayang,salam buat Davin dan juga Larisa".
"Bunda gak nyangka mereka berdua berjodoh,anak bunda juga cepetan cari jodoh,jangan lama-lama yaa."Ucap bunda Liam disertai tawa.
"Iyaa bunda..nanti Liam sampaikan sama Davin dan juga Larisa".
"Yaudah...Liam matiin dulu yaa,Liam mau siap-siap juga ke perusahaan ayah yang disini."Ucap Liam.
"Byeee sayang..."Jawab bunda Liam.
Setelah itu keduanya bersama-sama mengakhiri panggilan telpon mereka.
Liam langsung bersiap-siap,akan pergi ke salah satu perusahaan ayahnya yang ada di indonesia.
Liam akan memeriksa semua hal yang ada di kantor ayahnya,apakah ada kecurangan atau tidak
Setelah itu,Liam akan ke rumah sakit,untuk makan siang bersama Larisa.
Hanya dengan membayangkan wajah Larisa saja,Liam langsung tersenyum...
Entah hal apa yang sebenarnya Liam rasakan terhadap Larisa,ia sangat nyaman berada di dekat Larisa,oleh karena itu,sejak dulu,Liam pun sangat dekat dengan Larisa...
itu juga yg dirasain oleh Larisa selama ini...
nggak lagi pencitraan...🤣🤣🤣🤣 suudzon terus sama Davin jadinya...
ada ya persahabatan antara cewek dan cowok yg tulus tanpa melibatkan perasaan..
novelnya bagus kk...🥰🥰🥰 semangat...