Kisah ini menceritakan tentang Sagara dan Allana yang dipersatukan karena adanya perjodohan yang dilakukan oleh kedua orang tua mereka.
Perjodohan yang awalnya ditolak keras oleh Allana, tetapi pada akhirny...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Adtnaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pelukan pertama
Sore ini Sagara tidak langsung mengajak Allana pulang kerumah,,
Sagara mengajak Allana pergi melihat lihat apartemen tanpa memberi tahu Allana terlebih dahulu.
Allana merasa kebingungan ketika motor yang dikendarai oleh Sagara tiba tiba berjalan menyusuri jalan yang tentu itu bukan jalan menuju ke rumahnya ataupun rumah Sagara.
“Kita mau kemanaa?? Kenapa ga lewat jalan biasa?” tanya Allana dengan sedikit berteriak,
“Ada urusan bentar” jawab Sagara dengan singkat tanpa menjelaskan kemana mereka akan pergi,
Setelah dua puluh menit perjalanan dari sekolah, mereka pun tiba di sebuah apartemen yang terlihat cukup mewah.
“Apartemen?? Ngapain kita kesini??” tanya Allana kepada Sagara,
“Gua udah mutusin kalo kita bakal tinggal berdua di apartemen” jawab Sagara yang membuat Allana tercengang,
“Maksutluu kita bakal pindah dari rumah gua ke apartemen??” tanya Allana, Sagara mengangguk pelan
“Kenapa kita ngga tinggal di rumah gua aja siii?? Kenapa harus pindahh???”
“Gua gamau ngerepotin keluargaluuu,, disini gua kepala keluarganya jadi gua berhak ngambil keputusan lagi pula gua semalem juga udah ngomong sama Bunda sama papa juga” ungkap Sagara,
Saat itu, Allana hanya bisa pasrah dan menyetujui keputusan yang telah di pilih oleh Sagara.
Entah kenapa setelah melihat Sagara yang benar benar tidur di sofa tadi malam, Allana jadi mulai berfikir jik tidak ada salahnya Allana mulai menerima semua perjodohan ini.
Setelah memarkirkan sepeda motornya, Sagara mengajak Allana memasuki lobby apartemen tersebut.
Untung saja tadi Allana sempat membawa jaket jadii setidaknya logo sekolah mereka tidak bisa di lihat oleh orang orang yang ada di sana walaupun menggunakan rok sekolah hahaha.
Kedatangan mereka disambut oleh security dan juga resepsionis yang menyambut mereka berdua dengan sangat ramah.
“Selamat sore tuan,, ada yang bisa saya bantu??” tanya resepsionis tersebut,
“Saya ingin bertemu dengan pak Hendru tadi sudah buat janji sebelumnya” jawab Sagara,
“Atas nama tuan Sagara yaa??”
“Betull”
“Baik tuann Sagara,, mari saya antar ke ruangan pak Hendru”
Sagara dan Allana berjalan menuju ke ruangan pak Hendru diantar oleh resepsionis tersebut.
Setibanya di ruangan pak Hendru, Sagara memperkenalkan Allana kepada pak Hendru lalu mereka juga sempat sedikit berbincang bincang.
Setelah berbincang bincang cukup lama, pak Hendru mengajak Sagara untuk melihat lihat beberapa type kamar apartemen yang ada di sana.
Kamar pertama yang pak Hendru perlihatkan kepada Sagara dan juga Allana adalah sebuah ruangan yang memiliki dua kamar utama, satu ruang tamu dan satu kitchen set yang cukup luas dan kamar ini memiliki dua lantai dalam satu unit apartemen.
Berbeda dengan kamar pertama, kamar kedua yang ditunjukan oleh pak Hendru adalah type kamar yang hanya memiliki satu kamar utama yang juga memiliki kitchen set dan satu ruang tamu yang cukup luas.
Berbeda dengan kamar pertama dan kamar kedua, kamar ketiga yang pak Hendru perlihatkan kepada Allana dan Sagara kali ini sama sama memiliki satu kamar utama seperti kamar kedua tetapi ruang tamunya terasa sangat sempit.
Setelah melihat tiga type kamar tersebut,
“Gimana?? Luu suka kamar yang manaa??” tanya Sagara kepada Allana,
“Guaa sih terserah luu aja” jawab Allana,
“Gimana kalo kita ambil kamar yang pertamaa??” pendapat Sagara yang sepertinya merasaa cocok dengan kamar pertaman yang mereka lihat,
“Menurut guaa kalo kamar pertama kebesaran, kita kan Cuma berdua jadi ngapain ngambil apartemen yang terlalu luas” pendapat Allana yang berbeda dengan pendapat Sagara,
“Yudah kalo gitu kita ambil kamar yang kedua,, setuju??”
“Setuju”
Setelah memutuskan untuk memilih kamar apartemen yang kedua, Sagara langsung mengurus pembelian apartemen pada hari itu juga.
Sembari menunggu proses pembelian kamar apartemen tersebut Allana menanyakan suatu hal yang sejak tadi ia ingin tanyakan kepada Sagara.
“Luuu yakin mau beli kamar apartemen ini kakk??” tanya Allana kepada Sagara,
“Yakin lahh kenapa nggaa, lagi pula luu juga udah suka kan sama kamarnya” jawab Sagara,
“Luu udah bilang mami sama papa kalo luu beli apartemen??” pertanyaan kedua yang Allana berikan kepada Sagara,
“Kenapa harus bilang merekaa?? Lagian gua beli apartemen ini pake uang gua sendiri” ungkap Sagara,
“Uang sendirii?? Dari mana luu bisa punya uang sebanyak ini??” pertanyaan ketiga Allana kepada Sagara,
“Kerjalahhh luuu kira selama ini guaa enak enakan pake harta kekayaan orang tua gua gitu??”
“Kerjaa?? Kerja apaa luu?? Kok gua ngga tau”
“Nanti lama lama juga tauu,, lagi pula kita baru nikah kemarin jadi ga mungkin kalo luu langsung tau semua tentang gua”
Setelah menyelesaikan semua administrasi, Sagara mengajak Allana untuk pulang kerumah karena waktu juga sudah mulai larut malam.
Sebelum pulang, Sagara sempat mampir membeli beberapa makanan untuk Allana yang sejak tadi belum makan, tidak hanya untuk Allana tetapi Sagara juga membeli beberapa makanan untuk Baskara dan juga Michel.
Sesampainya dirumah, ternyata Michel dan juga Baskaran sedang bersantai sembari meneonton salah satu acara televise di ruang keluarga.
Melihat kedatangan Sagara dan juga Allana, Michel menyambut kepulangan mereka dengan sangat hangat.
Sagara dan Allana berjalan mendekati Michel dan Baskara lalu mencium punggung tangan mereka berdua.
Sagara dan Allana menyempatkan waktu untuk memberitahukan Baskara dan Michel jika mereka berdua sudah membeli satu unit apartemen untuk tempat tinggal mereka.
“Jadi kalian rencana mau pindah kapan??” tanya Baskara setelah Sagara mengatakan jika dirinya sudah membeli satu unit apartemen untuk tempat tinggal Sagara dan juga Allana,
“Sepertinya lusa pahhh,, kebetulan kan besok hari sabtu jadi kita bisa prepare dan pindah hari minggu” jawab Sagara,
Setelah berbincang bincang selama beberapa saat sembari memakan makanan yang sempat Sagara dan Allana beli, mereka berpamitan kembali ke kamar untuk membersihkan diri.
Ketika Allana dan juga Sagara tiba di kamar mereka, tiba tiba nada dering handphone milik Sagara berbunyi.
Beberapa saat setelah menerima telfon, Sagara langsung mengambil macbook miliknya yang ia letakkan diatas meja belajar Allana.
Setelah Allana selesai membersihkan diri dan juga berganti pakaian, Allana melihat Sagara yang terlihat sangat serius memandangi layar macbook nya seperti sedang mengerjakan sesuatu.
“Ngerjain apaa?? Serius banget” tanya Allana yang ikut duduk di sofa bersama dengan Sagara,
“Ada kerjaan dikit” jawab Sagara tanpa mengalihkan pandangannya dari layar macbooknya,
“Sebenernya luu kerja apa sihh??” tanya Allana kepada Sagara yang sedang sibuk,
“Nanti kalo udah waktunyaa luu bakal tau sendiri” jawab Sagara,
“Ckkkk ga asiikkkk!!” decak Allana dengan kesal karena Sagara yang tidak memberitahu kan tentang pekerjaannya kepada Allana,
Sembari menunggu Sagara yang masih menyelesaikan pekerjaannya, Allana berjalan menuju meja riasnya untuk memakai skincare sebelum tidur.
Allana selesai memakai skincare bersamaan dengan selesainya Sagara mengerjakan pekerjaannya.
Sagara mematikan macbook miliknya lalu manaruhnya diatas meja yang berada tepat di depan sofa tersebut.
“Capek yaaa?” tanya Allana ketika melihat Sagara menyandarkan tubuhnya sembari memejamkan kedua matanya,
“Allana,,,,,”
“Kenapa kakk??”
“Gua mau pelukkk,, sebentar ajaaa” pinta Sagara dengan wajah yang terlihat begitu lelah,
Allana sempat terdiam setelah mendengar permintaan tersebut keluar dari mulut Sagara.
“Gamau yaaa??” tanya Sagara dengan bibirnya yang mulai mengerucut sembari menatap Allana yang masih berada di meja riasnya,
Secara perlahan Allana mulai bangkit dari tempat duduknya lalu berjalan menghampiri Sagara yang kembali memejamkan kedua matanya.
“Sini katanya mau pelukk” ucap Allana yang kini sudah berada di samping Sagara,
Sagara kembali membuka kedua matanya, manatap Allana yang ternyata sudah duduk di sampingnya.
Tanpa aba aba, Sagara langsung memeluk tubuh mungil Allana dengan cukup erat.
Sagara merasa sangat nyaman ketika berada di dalam pelukan Allana, tetapi Allana masih merasa biasa saja ketika Sagara memeluknya dengan erat.
Setelah beberapa menit memeluk tubuh Allana,
“Udahhh sana mandiii, bauuu” ucap Allana yang membuat Sagara spontan melepaskan pelukannya,
“Ckkkk,,, iyaa dehhh,, mentang mentang udah mandiiiii” decak Sagara dengan kesal karena merasa belum puas memeluk tubuh istri kecilnya tersebut,
***