NovelToon NovelToon
Dosen Ngilang, Skripsi Terbengkalai

Dosen Ngilang, Skripsi Terbengkalai

Status: sedang berlangsung
Genre:Dosen / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Persahabatan / Slice of Life
Popularitas:2.8k
Nilai: 5
Nama Author: Atikany

Realita skripsi ini adalah perjuangan melawan diri sendiri, rasa malas, dan ekspektasi yang semakin hari semakin meragukan. Teman seperjuangan pun tak jauh beda, sama-sama berusaha merangkai kata dengan mata panda karena begadang. Ada kalanya, kita saling curhat tentang dosen yang suka ngilang atau revisi yang rasanya nggak ada habisnya, seolah-olah skripsi ini proyek abadi.
Rasa mager pun semakin menggoda, ibarat bisikan setan yang bilang, "Cuma lima menit lagi rebahan, terus lanjut nulis," tapi nyatanya, lima menit itu berubah jadi lima jam.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Atikany, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 12

Hipotesis penelitian—terkadang, istilah ini seperti kata magis yang terasa sangat asing dan menakutkan bagi banyak mahasiswa, termasuk aku.

Hipotesis adalah bagian penting dari penelitian yang sering kali membuat kita merasa bingung dan frustrasi, terutama jika kita belum benar-benar memahami konsep ini.

When I first learned about hypotheses, I felt like I was stepping out of my comfort zone.

Saat pertama kali belajar tentang hipotesis, aku merasa seolah berada di luar zona nyaman.

Hipotesis adalah sebuah dugaan atau pernyataan yang bisa diuji dalam penelitian. Ia berfungsi sebagai titik awal dari penelitian yang membantu kita untuk fokus dan menetapkan arah penelitian.

However, despite its basic understanding, merumuskan hipotesis yang tepat dan relevan ternyata adalah tantangan yang nyata.

Initially, aku menganggap hipotesis hanya sebagai bagian kecil dari proses penelitian. Aku sering berpikir, "Oh, it's just an assumption; it can be confirmed or refuted later. Ah, ini kan cuma sekedar asumsi, nanti juga bisa dibenarkan atau dibantah."

Namun, saat aku mulai menyusun proposal penelitian, aku menyadari betapa pentingnya hipotesis dalam membentuk kerangka penelitian yang kuat. Hipotesis membantu kita untuk mengarahkan fokus penelitian dan menetapkan variabel-variabel yang akan diuji.

Proses merumuskan hipotesis itu sendiri adalah hal yang sangat menantang. Aku mulai dengan mencoba memahami variabel-variabel yang ada dalam penelitian—misalnya, variabel harga, kepercayaan, dan minat konsumen dalam konteks penelitianku. Aku bertanya-tanya, bagaimana hubungan antara variabel-variabel ini dapat membentuk hipotesis yang solid?

Aku berusaha untuk membaca banyak literatur, melihat contoh hipotesis dari penelitian-penelitian sebelumnya.

But the more I read, the more confused I felt. How could I formulate a clear and testable hypothesis? I felt trapped in a cycle, spinning around without finding a satisfying answer.

Tapi semakin aku membaca, semakin aku merasa bingung. Bagaimana aku bisa merumuskan hipotesis yang jelas dan dapat diuji? Aku merasa seperti terjebak dalam lingkaran setan, berputar-putar tanpa menemukan jawaban yang memuaskan.

At times, I felt truly frustrated. It felt like a heavy pressure making me want to vent my frustration, even though I’m known for being calm.

Kadang, aku benar-benar merasa frustasi. Rasanya seperti ada sebuah tekanan berat yang membuatku ingin melampiaskan kemarahan, meski aku terkenal sebagai orang yang kalem.

Namun, mengeluarkan kemarahan bukanlah solusi yang efektif. Yang aku butuhkan adalah pemahaman yang lebih baik tentang apa itu hipotesis dan bagaimana cara merumuskannya.

In dealing with my confusion, I tried not to give up. Dalam menghadapi kebingunganku, aku mencoba untuk tidak menyerah.

I began learning with a different approach—trying to understand hypotheses from a simpler and more practical perspective. I started asking myself: “What do I want to prove through this research? What is the relationship between the variables I am studying?”

Aku mulai belajar dengan pendekatan yang berbeda—mencoba memahami hipotesis dari sudut pandang yang lebih sederhana dan praktis.

Aku mulai bertanya pada diri sendiri: "Apa yang ingin aku buktikan melalui penelitian ini? Apa hubungan antara variabel-variabel yang aku teliti?"

***

Hipotsis Penelitian

Hipotesis Pertama Untuk Pengaruh Harga

Hipotesis Nol (H0): Harga (X) tidak memberikan dampak signifikan terhadap Minat Konsumen (Z) dalam menggunakan jasa perjalanan biro haji dan umrah PT. A.

Hipotesis Alternatif (H1): Harga (X) memiliki dampak signifikan terhadap Minat Konsumen (Z). Secara lebih spesifik, penurunan harga akan meningkatkan minat konsumen, sementara kenaikan harga akan menguranginya.

Hipotesis Kedua Untuk Pengaruh Kepercayaan

Hipotesis Nol (H0): Kepercayaan (Y) tidak memiliki dampak signifikan terhadap Minat Konsumen (Z) dalam menggunakan jasa perjalanan biro haji dan umrah PT. A.

Hipotesis Alternatif (H1): Kepercayaan (Y) memiliki dampak signifikan terhadap Minat Konsumen (Z). Tingkat kepercayaan yang lebih tinggi akan meningkatkan minat konsumen.

Hipotesis Ketiga Untuk Interaksi Harga dan Kepercayaan

Hipotesis Nol (H0): Tidak ada dampak signifikan dari interaksi antara Harga (X) dan Kepercayaan (Y) terhadap Minat Konsumen (Z) dalam menggunakan jasa perjalanan biro haji dan umrah PT. A.

Hipotesis Alternatif (H1): Terdapat dampak signifikan dari interaksi antara Harga (X) dan Kepercayaan (Y) terhadap Minat Konsumen (Z), yang menghasilkan efek yang lebih kompleks terhadap minat konsumen.

***

Akhirnya, setelah  penuh perjuangan, bab 2 proposalku selesai juga. Rasa lega dan kepuasan yang kutunggu-tunggu akhirnya datang, tapi entah kenapa ada perasaan ragu yang terus menggelayuti pikiranku.

Honestly, I'm not entirely sure about what I've accomplished. It feels like something is missing, even though the pages are filled with the words I've written.

Ya, jujur aja, aku sendiri enggak yakin dengan apa yang aku kerjakan. Seperti ada sesuatu yang kurang, meskipun halaman-halaman itu sudah terisi dengan kata-kata yang kubuat.

I often find myself questioning, "What exactly am I doing?"

Aku sering bertanya-tanya, "Sebenarnya apa yang aku kerjakan ini?"

Rasanya seperti aku melakukannya tanpa tujuan yang jelas.

There are moments when I'm completely focused and putting in a lot of effort, and other times, I'm just relaxing and spending time in unproductive ways.

Ada saat-saat ketika aku benar-benar fokus dan berusaha keras, dan di lain waktu, aku cuma santai, menghabiskan waktu dengan cara yang enggak produktif.

Sometimes, I feel like I'm living in two different worlds—busy yet stuck in a comfort zone. All of this makes me wonder about the final outcome.

Kadang aku merasa seperti di dua dunia yang berbeda—sibuk tapi juga terjebak dalam zona nyaman. Semua itu membuatku bertanya-tanya tentang hasil akhirnya.

Selama proses ini, aku mengandalkan metode yang mungkin kurang tepat—menyalin dan menempel informasi dari berbagai sumber, hanya untuk menambah kalimat-kalimat agar tampak sesuai dengan tema yang kuinginkan.

Ya, aku tahu, ini bukan metode terbaik, tapi kadang rasanya itu adalah cara tercepat untuk mencapai hasil yang "cukup baik." Namun, apakah hasil ini benar-benar "baik"? Itulah yang sering membuatku ragu.

I feel like I'm in a situation where I'm just "doing" the task without truly understanding and processing it deeply.

Aku merasa seperti berada dalam situasi di mana aku hanya sekadar "mengerjakan" tugas tanpa benar-benar memahami dan memprosesnya secara mendalam.

Seringkali, aku cuma mengambil jalan pintas, mencoba menghindari kerumitan, padahal aku tahu seharusnya aku lebih berinvestasi dalam pekerjaan ini. Dan akhirnya, aku merasa seperti manusia yang enggak tahu apa yang dia lakukan.

Kadang, aku bertanya-tanya apakah aku ini memang manusia seperti ini—yang terjebak dalam rutinitas, mengandalkan cara instan, dan sering kali merasa kurang puas dengan hasil kerjanya. Rasa cemas dan frustasi datang ketika aku melihat hasil kerja dan membandingkannya dengan ekspektasiku sendiri.

For some reason, everything feels unsatisfactory, despite my efforts.

Entah kenapa, semuanya terasa tidak memuaskan, meskipun aku sudah berusaha.

To me, this process feels like a joke that's not funny.

Bayangkan saja, aku sudah mengikuti berbagai tutorial, mencoba mengerjakan dengan sepenuh hati, tapi hasilnya masih saja terasa kurang. Rasanya seperti sedang menjalani komedi stand-up yang tidak pernah berakhir, di mana aku menjadi tokoh utamanya yang terus-terusan membuat lelucon gagal.

Every time I feel like I'm almost succeeding, something seems to make me start all over again.

Setiap kali aku merasa hampir berhasil, entah kenapa selalu ada hal yang membuatku harus memulai dari awal lagi.

1
anggita
like👍☝tonton iklan. moga lancar berkarya tulis.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!