NovelToon NovelToon
Happy Story

Happy Story

Status: tamat
Genre:Tamat / Cinta Murni
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: Riska Darmelia

Karya ini berisi kumpulan cerpenku yang bertema dewasa, tapi bukan tentang konten sensitif. Hanya temanya yang dewasa. Kata 'Happy' pada judul bisa berarti beragam dalam pengartian. Bisa satir, ironis mau pun benar-benar happy ending. Yah, aku hanya berharap kalian akan menikmatinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Riska Darmelia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Langit Cerah dan Pelangi part 2 End.

“Pergi aja,”kata Arka.

“Nggak. Aku nggak mau ngeliat wajah adik tiriku. Mending aku diam di kos-kosan. Ngerjain tugas contohnya, bersih-bersih mungkin, atau cari pacar baru bisa juga,”kataku setengah bercanda.

“Wah, yang terakhir nggak bisa dibiarin tuh,”canda Arka balik. “Kalo kejadian bis terjadi pertumpahan darah.”

“Darah siapa yang bakalan tumpah?”tantangku setengah bercanda.

“Darah aku aja, deh. Kasian kalo kamu yang berdarah. Padahal tiap bulan udah.”

Aku pura-pura cemberut. “Kamu becandanya jorok.” Aku mendesah. “Kalo kamu yang punya adik tiri kamu nggak akan bisa ketawa kayak aku.”

“Bukan adik tiri kali Nana sayang. Dia masih ada hubungan darah sama kamu. Kan Mama kalian sama.”

“Aku nggak suka dia ada,”kataku sebelum meneguk air putih dari gelasku. “Ibuku nikah sama Ayah dia aja aku nggak setuju. Kalo bisa mending bayi itu mati aja. Semuanya bakalan lebih baik kalo dia nggak ada.”

Arka diam saja. Saat aku menoleh kepadanya aku melihat seulas senyuman di bibirnya.

“Apa?”tanyaku.

“Gimana perasaan kamu sebagai seorang ibu kalo ada orang yang berharap anakmu mati?”tanya Arka.

Aku tidak bisa menjawab. “Aku keterlaluan, ya?”

“Nggak sih. Alasanmu manusiawi, tapi tetap aja rasanya nggak berperasaan kalo kamu berharap seseorang mati hanya karena kamu benci dia.”

Aku mendesah lalu minum lagi. “Itulah yang aku rasain.”

Arka menggenggam tanganku. “Kalo kamu nggak mau pergi sendiri, aku bisa, kok nemenin.”

Aku mengelus tangannnya yang menggenggam tanganku. “Aku beneran nggak mau pergi, Arka.”

“Kamu harus pergi,”kata Arka dengan nada membujuk.

Aku mengatupkan bibir, berharap sekali Arka akan berhenti membahas hal ini.

“Dengerin aku, deh. Bayi itu adik kamu. Bagaimana pun kamu masih saudaraan sama dia. Kamu harus kenal dia. Kamu nggak mau, ka nada hal buruk yang terjadi kalo kamu nggak kenal dia?”

“Hal buruk kayak apa?”

“Contohnya anak kamu pacaran sama dia.”

Aku tertawa kecil. “Nikah aja belum.”

Arka mengeluarkan sesuatu dari saku kemejanya. Sebuah cincin bertahtakan berlian yang terlihat indah. “Kalo gitu ayo nikah dan pikirin akibat buruk yang kukatakan tadi. Ibumu tetap harus datang waktu kita nikah, kan?”

Aku tersipu. Aku tidak bisa bersikap biasa-biasa saja menerima kejutan dari Arka. Rasanya hubungan kami masih akan berjalan lebih lama lagi sebelum menikah. Tapi tahu-tahu hari ini Arka melamarku. Setelah kami membicarakan hal tidak mengenakkan pula.

Arka meraih tangan kiriku lalu memasang cincin itu di jari manisku. “Please, jangan tolak.”

Aku bingung sekali. “Aku dan kamu masih kuliah. Aku rasa aku belum bisa bertanggung jawab dalam pernikahan,”kataku berterus terang.

“Aku nggak buru-buru, kok. Kita bisa nikah setelah kamu dan aku lulus kuliah. Setuju?”

Itu rasanya ide yang bagus. Aku tidak mungkin menolak lamaran Arka. Kami mungkin akan putus kalau aku menolak lamarannya. “Oke,”jawabku akhirnya.

“Jadi, malam besok kita ke rumah Ibumu?”

“Ya. Rasanya aku nggak mungkin nikah tanpa restu Ibuku.”

Arka mengecup tanganku. “Makasih saying. Rasanya aku nggak bisa hidup tanpa kamu.”

Aku merasakan hal yang sama.

“Gugup?”tanya Arka.

Aku mengangguk sambil memandangi rumah mewah berlantai tiga yang ada di depan kami. Aku tahu suami Ibuku kaya, tapi aku tidak pernah berpikir kalau dia sekaya ini. Ayahku sama sekali bukan apa-apa. Rasanya seperti membandingkan kerikil dan berlian saja.

“Apa yang kamu pikirin sekarang?”tanya Arka lagi.

“Kenapa emangnya?”

“Nggak sih. Aku Cuma ngerasa kamu keliatan gugup banget.”

Aku tertawa, merasa Arka konyol sekali. “Siapa yang nggak akan gugup kalo ngebandingin hidup sendiri sama kemewahan kayak gini? Yah, kamu kan terbiasa sama yangkayak gini, jadi pasti nggak masalah buatmu.”

“Jangan ngomong gitu. Apa yang aku punya akan jadi milik kamu juga. Jangan ngerasa rendah.”

Aku tersenyum lalu merapikan gaun pemberian Ibuku yang melekat di badanku. Menakjubkan sekali saat tahu ukuran gaun ini pas dengan tubuhku. Entah bagaimana Ibuku bisa tahu ukuran tubuhku. “Yuk,”ajakku pada Arka.

Arka balas tersenyum. Ia menggandeng tanganku lalu kami berjalan ke dalam rumah mewah tempat Ibuku tinggal bersama keluarga barunya.

“Nana!”teriak Ibuku antusias saat melihat kedatangganku dan Arka.

Wanita yang ada di depanku sudah melepas pakaian yang kukenali dari dirinya. Sekarang dia adalah nyonya rumah mewah ini yang terlihat cantik dan berkilau dengan gaun mewahnya. Wanita ini bukan Ibu yang kukenal lagi. Aku Cuma bisa berusaha tersenyum untuk menanggapi sapaannya.

“Ini siapa, Na? Pacar kamu?”Tanya Ibuku.

“Saya Arka tante,”kata Arka.

“Dia calon suami Nana, Bu.”

Ibuku terdiam. Dia memperhatikan Arka dari atas ke bawah, terlihat jelas sedang menilai kualitas dan kelayakan Arka dari pakaian yang Arka pakai. Aku bersyukur Arka memakai setelan formal yang sesuai dengan kelas keluarganya, jadi Ibuku mungkin puas dengan apa yang dia lihat.

Setelah puas memperhatikan Arka, Ibuku mengalihkan tatapannya padaku. “Kamu mau lihat adik kamu?”tanyanya.

Aku menelan ludah. Akhirnya aku akan melihat bayi itu. Bayi yang rasanya akan membuatku iri dengan kehidupannya bersama Ibuku. Bayi yang akan memanggilku kakak tapi akan menjalani hidup yang berbeda dengan hidupku.

Aku menabahkan hati. “Aku mau liat dia, Bu. Namanya siapa?”

Senyum Ibuku semakin lebar. “Namanya Tara. Dia cowok,”kata Ibuku dengan nada yang terdengar lembut sekali.

Aku balas tersenyum. Sekarang aku punya adik laki-laki bernama Tara. Rasanya aku tidak punya alasan untuk tidak senang.

Hujan turun dari tadi pagi, membuatku malas pergi makan walau perutku lapar. Hampir seminggu sejak aku datang ke rumah Ibuku untuk melihat seorang bayi bernama Tara dan mengakuinya setulus hati sebagai adikku. Rasanya tidak ada beban lagi setelah aku berhasil menyingkirkan dendam dalam hatiku yang pernah kupelihara untuk orang yang melahirkanku itu. Aku merasa benar-benar lega.

Suara pintu diketuk membuyarkan lamunanku tentang pesta itu dan juga hujan ini.Aku membuka pintu. Aku melihat wajah Ibu kosku yang ramah seperti biasa.

“Aka yang nyariin kamu,”katanya.

“Siapa, Bu?”

“Pacarmu. Katanya mau ngajak kamu pergi.”

“Makasih, Bu,”kataku sebelum berjalan ke luar dari kamarku menuju ruang tamu.

Arka sedang duduk di sofa ruang tamu. Saat melihatku masuk ke ruang tamu ia segera bangun dari sofa. “Pergi sekarang?”tanyanya.

“Iya.”

“Yuk.”

“Kalian mau ke mana?”tanya Ibu kosku.

“Minta restu ke orang tuanya Arka, Bu,”kataku. “Mungkin nanti malam aku pulangnya agak telat, Bu. Orang tua Arka tinggalnya di Bukittinggi. Tapi aku usahain nanti malam udah pulang ke Padang.”

“Selamat, ya,”kata Ibu kosku. “Jangan lupa ngundang, ya, kalo jadi.”

“Pasti,”jawab Arka.

Kami berdua lalu masuk ke mobil. Aku merapikan gaunku, was-was dengan hal yang akan kami temui di rumah Arka.

“Kamu kenapa?”tanya Arka.

“Aku gugup.”

“Nggak ada yang perlu kamu takutin. Aku bakalan tetap milih kamu apa pun resikonya,”kata Arka. Ia tersenyum padaku. “Aku cinta kamu. Kamu tau, kan?”

Aku cuma bisa mengangguk. Aku harus yakin pada Arka.

“Kamu mau nikah?”tanya Mama Arka, terlihat tidak mempercayai apa yang baru saja putra tunggalnya katakan.

“Iya,”jawab Arka mantap.

“Dengan gadis ini?”tanyanya lagi.

“Iya. Aku nggak mau nikah sama gadis lain selain Nana.”

Aku tidak berani menatap wajah siapa pun di ruangan ini. Sepertinya orang tua Arka tidak menyukai rencana Arka. Aku tidak perlu melihat wajah mereka untuk tau kalau aku di tolak.

Ditambah lagi keberadaan Yuni diantara mereka semakin membuatku merasa rendah. Yuni dengan bajunya yang mewah duduk anggun di samping Mama Arka. Aku membenci caranya menatapku. Seolah-olah aku lebih rendah dari pada dia.

“Namamu Nana?”tanya Papa Arka.

“Iya, Om,”jawabku.

“Kami sudah punya calon menantu. Kami rasa keberadaan kamu tidak di butuhkan lagi,”katanya.

Aku tertunduk. Aku merasa dadaku baru saja di remuk kata-katanya. Padahal Papa Arka bahkan tidak berbicara dengan nada kasar.

“Kalo begitu jawabannya, berarti Papa dan Mama nggak usah hadir di pernikahanku,”kata Arka tegas. Ia lalu berdiri dan menarik tanganku. “Ayo pergi, Na. Mereka nggak butuh kita, jadi kita juga harus bisa hidup tanpa mereka.”

,

Aku bangga mendengar Arka berkata begitu. Aku senang Arka lebih memilihku.

“Sekali kamu niggalin rumah untuk gadis itu, kamu nggak akan dapat apa-apa lagi dari Papa,”kata Papa Arka tegas.

“Iya,”kata Arka santai. “Aku nggak butuh juga, kok.”

Aku hanya bisa tersenyum. Kami keluar dari rumah Arka yang besar dan mewah. Walau merasa sedikit bersalah karena membuat Arka terpisah dari orang tuanya, aku bahagia karena Arka lebih memilih aku dari pada kehidupan mewahnya.

“Kenapa kamu milih aku?”tanyaku pada Arka yang sedang mengemudikan mobil.

“Karena pelangi setelah hujan lebih indah di lihat di langit cerah. Itulah Arti kamu buatku,”jawabnya.

“Lalu apa Arti Yuni buatmu?”

“Badai di musim panas. Cuma bisa bikin mood rusak.”

Aku tertawa. Aku lebih menyukai pelangi setelah hujan dari pada badai kapan pu waktunya. Kalau memang seperti itu, jika aku jadi Arka aku juga akan memilih seseorang sepertiku. “Kalo gitu kamu pasti seneng banget bisa pelangi buat kamu sendiri,”kataku.

Arka tersenyum lebar. Aku belum pernah melihat senyum selebar itu.

~Selesai~

1
𝕻𝖔𝖈𝖎𝕻𝖆𝖓
Hai ka.....
gabung di cmb yu....
untuk belajar menulis bareng...
caranya mudah cukup kaka follow akun ak ini
maka br bs ak undang kaka di gc Cbm ku thank you ka
Riska Darmelia
〤twinkle゛
Terima kasih sudah menghibur! 😊
Riska Darmelia: sama-sama/Smile/
total 1 replies
Tiểu long nữ
Suka dengan gaya penulisnya
Riska Darmelia: makasih.
total 1 replies
🍧·🍨Kem tình yêu
Nggak kebayang akhirnya. 🤔
Riska Darmelia: terima kasih karena sudah membaca.😊
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!