NovelToon NovelToon
Quadrangle Romance

Quadrangle Romance

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Fantasi Wanita
Popularitas:2.7k
Nilai: 5
Nama Author: lalarahman23

Mandalika, gadis Indonesia dari keluarga berkecukupan, mengalami trauma masa kecil setelah diculik gurunya. Akibat dari penculikan tersebut, Ia dikurung selama bertahun-tahun lamanya. Tepat saat usianya memasuki 23 tahun, Mandalika dibebaskan, namun perilakunya membuat Kedua orangtuanya mengirim paksa putri tunggalnya ke Korea Selatan.

Di sana, Mandalika menjadi bintang kampus dan menarik perhatian Kim Gyumin. Bertemu dengan perundung berhati dingin bernama Park Ji Young, mahasiswi angkuh, mengancam Ia dengan bukti kejam, memaksa Mandalika meninggalkan Korea dengan rasa trauma yang membekas.

Sebelum kepergiannya, Mandalika mendapat dukungan dari Hwang In Yeop, pekerja di Apartemen tempatnya tinggal. Perasaan Kim Gyumin terungkap dan melalui malam terakhir mereka bersama.

Sekembalinya ke Indonesia, Mandalika memulai hubungan dengan Zoo Doohyun setelah tiga tahun berlalu. Dan kembali ke Korea menghadapi cinta segi empat yang rumit dengan Kim Gyumin, Zoo Doohyun, serta Hwang In Yeop

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lalarahman23, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 11: Cemburu.

"Kau istirahatlah." Suaraku terdengar tegas meski lelah. Kututup kedua mataku, merasakan kehangatan yang sekejap menghapus dingin di ruang perawatan.

Gyumin mengangguk patuh, langkahnya pelan meninggalkan Manda menuju sudut ruangan. Meski lelah, kesetiaan tak pernah memudarkan semangatnya. Ia menunggunya, tak sedetik pun meninggalkan Manda, hingga pagi pun tiba.

"Sudah siap?" Gyumin berdiri di depanku, tas berisi barang bawaanku di tangannya.

Aku mengangguk, dan Gyumin mendorong kursi rodaku dengan hati-hati, menuju taksi yang telah dipesannya.

Setibanya di Apartemen, Gyumin mengangkat tubuh Manda yang lemah dengan lembut, membawanya menuju kamar. "Aku akan membuatkanmu sup, istirahatlah." Ia menyelimutiku dengan perhatian yang hangat, lalu pergi ke dapur.

Beberapa saat kemudian, Gyumin kembali, duduk di dekat Manda dengan mangkuk sup di tangan. "Makanlah... Aku akan menyuapimu," ujarnya dengan senyum yang menenangkan.

Tatapanku bertemu dengan matanya. "Kau juga harus istirahat. Jangan sampai kau sakit karena merawatku," tegurku dengan senyum terima kasih.

"Baiklah, tapi kau harus menghabiskan sup ini terlebih dahulu," katanya sembari menyuapiku.

Beberapa menit berlalu, dan Gyumin membereskan mangkuk sup sebelum kembali duduk di dekatnya.

"Gyumin, aku sangat berterima kasih atas semuanya. Kau sangat memperhatikanku. Aku sangat menyadarinya. Hanya kau yang kumiliki saat ini," suaraku penuh dengan kejujuran.

Gyumin menggenggam tangan Manda erat. "Aku pernah mengatakannya, aku akan selalu ada di sisimu. Selamanya!"

"Aku harap, hubungan pertemanan kita ini tidak akan pernah berakhir," kataku pelan, berharap.

'Andai kau mengetahui bagaimana perasaanku padamu. Tetapi, mungkin ini bukan waktu yang tepat untuk mengungkapkannya,' batin Gyumin.

"Aku akan selalu ada untukmu," ujarnya lembut, mengelus pipi Manda dengan penuh kasih.

...***...

Seminggu kemudian, di Universitas Hanguk, aku memasuki gedung kampus. Langkahku terhenti saat melihat Doohyun yang terlihat pucat. Aku mendekatinya, menyamakan langkah.

"Kau baik-baik saja? Kau pucat sekali," tanyaku khawatir.

"Aku baik-baik saja," jawab Doohyun, matanya tak menatapku.

"Tapi kau...," kalimatku terhenti saat Doohyun memegang pundakku, meminta tolong untuk dituntun ke ruang rawat Universitas.

Setibanya di ruang rawat, aku berlari mencari dokter, dan tanpa sengaja menabrak Gyumin dari arah berlawanan. Aku terjatuh, merasakan sakit di kakiku.

"Awh!" rintihku, memegang kaki. Gyumin terkejut, memastikan keadaanku.

"Kenapa terburu-buru?" tanyanya cemas.

Aku menunjuk ke ruang rawat. "Temanmu! Kau harus menemaninya!" Aku mencoba berdiri.

"Aw! Kakiku terkilir!"

"Dan kau?" tanya Gyumin, masih khawatir.

"Aku akan menemui dokternya, temui temanmu!" ujarku tegas.

Gyumin menuntun tangan Manda.

"Aku akan membawa dokternya, kau harus kembali ke ruang rawat!" Ia menggendongku kembali ke ruang rawat, menidurkanku di ranjang.

"Jangan terlalu banyak bergerak!" titahnya sebelum pergi meninggalkan kami.

Setelah kepergian Gyumin, aku melihat ke arah Doohyun yang terhalang tirai.

"Apa yang terjadi?" tanya Doohyun dari balik tirai.

"Aku tidak sengaja menabrak Gyumin, dan kakiku terkilir," jawabku seadanya.

Doohyun terdiam sejenak. "Emm, bagaimana hubunganmu dengannya?"

"Siapa? Gyumin? Kami menjalin hubungan pertemanan dengan baik," jawabku.

"Tanpa hubungan spesial?"

"Tidak, kita hanya teman. Aku dan Gyumin selalu bersama, bukan berarti aku memiliki hubungan spesial dengannya. Mengapa menanyakan hal seperti itu?"

"Tanpa alasan," jawab Doohyun singkat, lalu merintih kesakitan.

"Ada apa?" tanyaku khawatir.

"Kau membutuhkan bantuan?"

"Bisakah kau menuntunku ke toilet?" tanyanya.

Aku bangkit dari ranjang tanpa ragu, menuntunnya ke toilet. Namun, beberapa langkah kemudian, aku terjatuh karena kakiku yang terkilir, membuat kami terjatuh bersama. Dalam keadaan pingsan, Doohyun menindih tubuhku, dan saat itu juga, Gyumin tiba bersama dokter.

Melihat kejadian tersebut, Gyumin seketika terdiam mematung.

"Bantu aku!" teriakku.

Gyumin tersadar, bergegas menghampiri kami, membawa Doohyun kembali ke ranjang. Dokter segera memeriksa Doohyun, sementara Gyumin menuntun Manda kembali ke ranjang.

"Kenapa mengabaikan perkataanku?!" tanya Gyumin sedikit kesal.

"Aku hanya ingin membantunya, tapi kakiku...," jawabku pelan.

"Sekarang kau harus istirahat, kau akan segera diperiksa," tukasnya lalu pergi meninggalkanku.

Beberapa saat kemudian, setelah pemeriksaan selesai, suasana sunyi. Angin berhembus kencang dari jendela yang terbuka, membuat tirai pembatas bergeser. Tanpa sengaja, tatapanku bertemu dengan Doohyun. Kami terpaku, tanpa sepatah kata terucap, hingga Gyumin tiba dengan membawa makanan.

Gyumin berjalan ke arah Manda. "Aku membawakanmu nasi dengan ayam kesukaanmu, apa kau suka?" tanyanya, melihat ke arah Doohyun juga.

"Sedang apa? Kau sudah membaik?" tanyanya sembari meletakkan bawaannya di atas meja.

Doohyun mengangguk, mengalihkan pandangannya.

Gyumin duduk di dekat Manda. "Kubelikan untukmu juga, kau akan makan sendiri?" tanyanya kepada Doohyun.

"Aku tidak ingin makan," sahutku.

"Kau harus makan," ucap Gyumin tegas, dengan perhatian tulus.

Aku mengalihkan pandangan dari Gyumin, mencoba menenangkan diriku. Suasana di ruang rawat terasa tegang.

"Tidak, Gyumin, kau jangan berlebihan. Aku hanya terkilir, harusnya kau lebih memperhatikan temanmu sendiri!" ucap Manda dengan nada yang tegas.

Mendengar itu, Gyumin menundukkan kepalanya, jelas terlihat perasaan kecewa yang menghantuinya.

Aku menguatkan diri untuk bangun, rasa sakit di pergelangan kaki terasa menusuk. "Aku akan memasuki kelas," kataku, berjalan ke arah pintu dengan sedikit pincang. Langkahku terdengar berat dan teratur, menciptakan gema di ruangan yang hening.

Gyumin dan Doohyun saling bertukar pandang. Doohyun mengerutkan kening, mencoba mengerti situasi yang tengah berlangsung. Gyumin mengambil napas dalam-dalam, berusaha menenangkan perasaannya yang kacau.

"Sejak kapan kau bicara dengannya?" tanya Gyumin dengan nada rendah namun penuh kecurigaan.

"Apa maksudmu?" Doohyun membalas, bingung dengan pertanyaan yang tiba-tiba.

Gyumin mengalihkan pandangan, kemudian berdiri tegap. "Jika sudah merasa lebih baik, aku akan memasuki kelas," ujarnya dingin, meninggalkan Doohyun sendiri di ruang rawat.

Saat Gyumin memasuki kelas, aku menatapnya dengan heran. "Kau meninggalkannya?" tanyaku dengan nada tak percaya, namun Gyumin hanya mengabaikan pertanyaan itu dan duduk berjauhan dengan Manda.

"Anak itu kenapa lagi?" gumamku, kebingungan melihat sikap Gyumin yang semakin tidak biasa. Dia tampak terbakar api cemburu, mengingat kejadian antara Manda dan Doohyun yang baru saja ia saksikan.

Sesekali Manda mencuri pandang ke arah Gyumin, namun dia tetap mengabaikannya, berpura-pura fokus pada buku di depannya.

Kelas berakhir dengan lambat, ketegangan masih terasa. Dari arah belakang tembok, Manda mencegat Gyumin saat dia keluar dari pintu kelas. Tangannya meraih lengan Gyumin dengan cepat, membuat Gyumin terkejut.

"Ada apa?" tanya Manda dengan nada lembut namun tegas.

Gyumin mengalihkan pandangannya, mencoba menghindar. "Aku kenapa?" tanyanya balik dengan ketus.

Manda tidak menyerah. Dia mengarahkan wajah Gyumin untuk menatapnya. "Aku tanya ada apa?" suaranya lembut, mencoba meredakan ketegangan.

Gyumin terpesona dengan kecantikan Manda, wajahnya memerah. "Ak-aku, hanya sedang tidak bersemangat," jawabnya gugup.

"Kau yakin hanya itu?" Manda tersenyum, mencoba mencairkan suasana.

Gyumin menghindari pandangannya, berusaha menahan diri untuk tidak terbuai dengan kecantikan Manda.

"Lalu apa lagi alasannya?" tanya Manda dengan nada menggoda. Gyumin terdiam, mencoba menahan senyum yang mulai muncul di wajahnya.

Manda tertawa melihat tingkah laku Gyumin, lalu menepuk lengannya. "Sudahlah! Ayo, temani aku makan. Sekarang aku lapar, kau jangan mengabaikanku lagi ya?" ucapnya, menarik tangan Gyumin dengan ceria.

Gyumin tersenyum, merasa sedikit lebih baik. "Kau memang sangat pandai," ujarnya pelan, melihatnya dengan heran.

Dalam perjalanan menuju restoran kampus, mereka berpapasan dengan Ji Young. Ji Young tersenyum manis ke arah Gyumin, "Gyumin, sampai jumpa nanti malam!" serunya riang. Namun, Gyumin hanya berjalan tanpa menghiraukan sapaan itu.

Di restoran, Manda menggoda Gyumin sembari mengelus rambutnya. "Cie... ada yang ingin berkencan," godanya.

Gyumin mencubit hidung Manda. "Rasakan!"

"Sakit! Kenapa kau marah, bukankah itu hal yang benar? Huh! Untung saja, hidung ini bukan hasil operasi plastik," keluh Manda sembari memegang hidungnya dengan mata juling.

"Malam ini keluargaku dan Ji Young mengadakan pertemuan keluarga... dan aku tidak menyukai acara itu," kata Gyumin dengan nada kesal.

"Ji Young sangat cantik! Malam ini, Ji Young akan berdandan sangat cantik untukmu. Seharusnya kau menikmati acara tersebut dengannya," goda Manda, tersenyum manis.

Gyumin mencubit hidung Manda lagi, membuat Manda tertawa. Dia memegang tangan Gyumin, "Hentikan!" balasnya dengan mencubit pinggang Gyumin. Mereka tertawa bersama, melupakan sejenak kekhawatiran yang ada.

"Malam ini, izinkan aku tinggal di Apartemenmu hingga acara ini selesai. Aku benar-benar tidak ingin menghadiri acaranya," kata Gyumin memelas.

Manda menggelengkan kepala. "Tidak! Tidak! Tidak! Aku tidak ingin sesuatu terjadi pada acaranya. Kau harus menghadirinya!" tegasku.

Gyumin menghela nafas panjang. "Andai kau juga hadir di acaranya, aku pasti akan selalu menantikan acara pertemuan itu," keluhnya sedih.

"Kau gila? Aku bukan keluarga ataupun kerabat dari keluargamu," jawab Manda tegas.

"Dan lagi, adikmu pasti akan menghadiri acara pertemuan tersebut. Kau jangan memikirkan hal yang tidak mungkin terjadi."

Gyumin menatap Manda dengan memelas, namun Manda menghindari tatapannya. "Apa? Berhenti melihatku seperti itu!" ujarku, kesal.

"Ikutlah bersamaku malam ini untuk menghadiri acara tersebut," pinta Gyumin dengan suara lembut.

"Tidak! Tidak akan!" tukas Manda tegas.

Gyumin terdiam sejenak, berpikir keras. "Ji Young akan semakin marah denganmu, karena dia mungkin berpikir bahwa kaulah alasannya. Ayolah...," bujuk Gyumin, tak menyerah.

"Aku tidak melakukan apapun!" bantah Manda, alisnya terangkat.

Gyumin menghela napas panjang. "Ji Young akan mengira bahwa kau yang melarangku untuk menghadiri acara tersebut. Apa kau ingin Ji Young mengganggumu terus-menerus?" tanyanya dengan ekspresi serius.

Manda terdiam, kata-kata Gyumin mulai membuatnya ragu. Dia melihat ke arah Gyumin dan menggelengkan kepala, merasa bimbang.

...To be continued....

1
Iren Nursathi
apa yg terjadi thor jngn sampe ya
Iren Nursathi
jangan sampe foto nya tersebar thor kasihan
lalarahman23
Ingin BAB tambahan? Tolong sukai dan beri komentar kalian, juga penilaian anda. Terimakasih sudah mengikuti kisah Mandalika 📌
Ana@&
lanjut
Iren Nursathi
aku tidak suka tokoh anin jauhkan thor sudah terlalu banyak masalah manda
Sad Grill
asik ceritanya
lalarahman23: Terimakasih, Bab ke atas lebih menarik lagi kak.
total 1 replies
Iren Nursathi
makin seru lanjuuuuut thor
lalarahman23: Terimakasih, Jangan lupa kasi ratingnya ya Kak🙏
total 1 replies
Bintangkehidupan
Semoga Authornya doyan Update!
Bintangkehidupan
Semangat Thor! Yuk updatenya banyakinn
Bintangkehidupan
Cepetan lanjuttt🙀
Bintangkehidupan
/Puke//Puke//Puke/
Bintangkehidupan
GOMBALLL
Bintangkehidupan
Kasian in yeop, manda kamu bener bener yaa🙉
Bintangkehidupan
/Panic//Panic//Panic/
Bintangkehidupan
kok di gigit🙈
Bintangkehidupan
Kasian banget umin, pasti tersiksa banget di tinggalin manda. mana nikah sama sikopet it lagi. ngeri nasipmu
Bintangkehidupan
Padahal si mama itu dah bener, harusnya Manda move on, ini malah nekat balik lagi
Bintangkehidupan
Doohyun itu dari awal emang sebenernya suka sih sama manda, tapi ketutup sama sikapnya yang dingin.
Bintangkehidupan
/Whimper//Whimper//Whimper/
Bintangkehidupan
Ngakak😭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!