NovelToon NovelToon
Lily With The Cruel Husband

Lily With The Cruel Husband

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / CEO / Selingkuh / Mengubah Takdir
Popularitas:11.1k
Nilai: 5
Nama Author: Ncy Jana

Love, Me Please!

Tentang Lily yang berada di antara hubungan Theo dan Shylla.

Tentang Lily yang tidak diinginkan dan dicintai oleh Theo. Hanya Shylla yang diinginkan oleh Theo tapi Lily memisahkan mereka karena suatu malam Lily menjebak Theo karena ingin memiliki Theo agar menjadi suaminya.

Pernikahan tanpa cinta, meski sudah berhasil mendapat Theo Lily tidak merasa bahagia karena dia merasa tertolak dan tidak dicintai oleh suaminya. Lily tentunya iri dan mengharapkan cinta dari suaminya namun Theo lebih mencintai Shylla.

Sakit yang Lily rasakan ketika dia bisa hidup bersama raga Theo tapi hati dan pikiran Theo tertuju pada Shylla. Sakit yang Lily rasakan saat Theo bersikap kejam padanya namun lembut kepada Shylla.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ncy Jana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

23

Hari sudah mau sore, jadi keadaan restoran tidak seramai tadi siang. Meski hari ini hari sabtu, Lily masih tetap bekerja. Lily duduk di kursi yang tidak terpakai, ia merenggangkan tangannya setelah usai membersihkan meja-meja restoran.

Saat sedang asyik duduk sambil memperhatikan keadaan sekitar, mata Lily tidak sengaja melihat sebuah mobil sedang memarkir di area kawasan restoran. Lily tertegun di tempatnya saat baru melihat orang yang keluar dari dalam mobil itu.

“Navarro.” gumam Lily pelan.

Di sana, Navarro langsung menutup mobilnya, dia terlihat rapi dengan pakaian kantornya. Navarro berjalan, pandangan lurus ke depan dengan tangan kirinya yang sengaja ia selipkan di saku celana.

“Ternyata, benar kau.” Kata Navarro saat sudah didekat Lily. Sedari tadi saat keluar dari mobil matanya terus mengarah ke arah Lily dengan beberapa pertanyaan yang muncul dalam benaknya.

“Tidak disangka kita bertemu lagi,” ucap Navarro lagi. Matanya menelusuri restoran, “Kau bekerja di sini?”

“Hah?” Seakan sadar, Lily langsung menggelengkan kepala, “Iya,” jawab Lily seadanya.

“Silahkan duduk dulu, mas. Saya ambil buku menunya dulu.” Setelah mengatakan itu, Lily buru-buru masuk ke dalam restoran. Sedangkan mata Navarro menelusuri sekitar restoran untuk mencari tempat yang nyaman untuknya.

Tak lama kemudian, Lily keluar. Dia segera menjumpai Navarro yang memilih untuk di luar restoran, padahal Lily tadi mengira Navarro akan mengambil tempat duduk di dalam restoran. Lily tidak mempersalahkan itu, tugasnya hanya melayani pengunjung yang datang.

“Ini mas. Silahkan dipilih menunya.” Dengan sopan Lily memberikan buku menu itu kepada Navarro.

Lily segera mencatat setelah Navarro menyebutkan makanan dan minuman yang ingin dia pesan. Karena ada pertemuan penting membuat Navarro jadi melewatkan makan siangnya. Maka dari itu dia langsung mencari restoran terdekat, dan siapa sangka dia justru bertemu kembali dengan perempuan yang sudah menolongnya tadi malam.

“Oke mas. Ini saja, kan? Apa ada lagi yang ingin Mas pesan?”

Navarro hanya menggeleng.

“Baiklah. Tunggu sebentar ya Mas. Makanan kami sajikan dulu.”

Navarro hanya mengangguk, setelah itu Lily pamit pergi meninggalkan Navarro untuk memberikan catatan pesanan itu kepada koki di dapur.

Di tempatnya, Navarro duduk terdiam sambil bersedekap tangan di dada menatapi kepergian Lily yang menghilang memasuki restoran.

***

Navarro baru saja selesai makan. Saat sedang mengelap bibirnya. Ponselnya berdering. Dahi Navarro berkerut melihat nama mamanya tertera di layar ponselnya. Tanpa berlama-lama, Navarro langsung menjawab panggilan masuk dari mamanya.

“Ada apa, Ma?”

“Besok malam jangan pulang ke apartemen mu.”

“Kenapa rupanya, Ma?” Timbul pertanyaan dalam benaknya, tidak biasanya Mamanya menelponnya. Ini juga pertama kalinya mamanya memintanya untuk tidak pulang ke apartemennya.

“Varo tidak mau pulang ke rumah.”

Navarro enggan menginjakkan kakinya ke sana dan juga tidak suka tinggal di kediaman orang tuanya. Kedua orang tuanya terlalu keras menekan dirinya agar mengikuti semua aturan dan perintah mereka sehingga membuatnya muak tinggal di sana. Navarro selalu dituntut untuk menjadi sempurna. Makanya dia memilih untuk keluar dari rumah meski tetap disetir oleh kedua orang tuanya. Tapi Navarro tidak masalah jika hidupnya masih diatur oleh mereka, yang penting Navarro bisa keluar dari rumah berasa neraka itu dan mereka juga jadi tidak bertatap muka seintens dulu. Hubungannya dengan kedua orang tuanya hanya akan terlihat baik-baik saja di hadapan publik. Tapi jika hanya ada mereka bertiga, hubungan yang dikira harmonis itu hanya jadi bualan semata. Nyatanya selalu ada pertengkaran yang terjadi di dalam rumah itu yang menjadi salah satu alasan membuat Navarro tidak betah tinggal di sana. Navarro tinggal dalam keluarga yang problematik. Keduanya sama-sama keras dan memiliki ego yang tinggi, dan itulah yang selalu memicu pertengkaran di antara mereka dan membuat Navarro jadi ikut kena imbasnya.

“Tidak pulang ke rumah, tapi ke rumah Opa mu.”

“Untuk apa?”

“Mama tidak tahu. Yang jelas kamu harus datang. Jangan buat mereka bertanya-tanya tentangmu dan membuat kami jadi malu jika kamu tidak datang.”

Belum sempat Navarro memberi jawaban. Mamanya sudah terlebih dahulu memutuskan sambungan telpon itu. Navarro menatap layar ponselnya, wajahnya terlihat datar sekali, dia tidak menunjukkan emosi apapun pada raut wajahnya itu. Tapi di dalam hatinya, Navarro menyimpan rasa marah, karena kedua orang tuanya selalu memerintahkannya tanpa memikirkan pendapatnya terlebih dahulu. Seperti saat ini dia lagi-lagi ditekan agar bisa datang ke kediaman kakeknya agar jangan mempermalukan mereka, padahal Navarro tidak mau datang ke sana karena Navarro akan jadi bahan perbandingan. Meski Navarro sudah terbiasa hidup dalam tekanan seperti itu, tapi nyatanya dirinya masih saja tidak bisa untuk berdamai dengan keadaannya, Navarro masih menaruh rasa kecewa dan marah kepada kedua orang tuanya.

Saat sedang bergelut dengan pikirannya mengenai kedua orang tuanya, pandangan Navarro tidak sengaja tertuju pada Lily yang sepertinya sedang di marahi oleh seseorang.

Tanpa diperintah, tubuh Navarro langsung bergerak beranjak dari duduknya untuk menghampiri mereka ke sana.

“Ada apa ini?” tanya Navarro ketika sampai di sana. Lily berbalik dan terkejut dengan kedatangannya. Sedangkan orang yang sedang memarahi Lily hanya menatap sekilas ke arahnya. Navarro mengenali orang itu. Dia adalah Sella Lavanya. Dulunya dia seorang model, tapi kini berhenti dan bekerja sebagai sekretarisnya Theo.

Sella memandangi Lily dengan wajahnya yang tampak marah.

“Maaf Mbak. Saya tidak sengaja menjatuhkannya,” ucap Lily lirih. Lily merasa bersalah telah menjatuhkan kuah makan pada pengunjungnya. Tapi Lily tidak mensengajakan kejadian itu, tadi karena buru-buru meletakkan mangkuk yang dia ingin dia pindahkan dari nampan terlepas dari tangannya hingga kuah makanan itu mengotori sepatu orang yang sedang memarahinya.

“Dasar jadi pelayan saja tidak becus.” sarkas Sella,

“Jadi bagaimana ini. Kau sudah mengotori sepatuku.” Sella memasang muka ketusnya, dia meminta pertanggung jawaban dari Lily.

“Saya akan bertanggung jawab, Mbak. Saya akan menggantinya.”

“Mengganti seperti apa. Kau pikir sepatuku barang murahan. Ini dari produk ternama. Melihat dari pekerjaanmu saja, aku jadi sangsi kau akan menggantinya dengan barang tiruan.”

“Dengar?” Navarro menghentikan Sella. Dia menyodorkan sebuah kartu identitas pada Sella, “Kau bisa hubungi nomor itu. Nanti orangku yang akan mengganti sepatumu.”

Sama seperti Lily, Sella juga terkejut mendengarnya. Dia kenal siapa Navarro, hal itulah yang membuatnya jadi penasaran tentang apa hubungan pria ini dengan wanita pengacau yang ada di hadapannya ini. Sella yang sudah muak berlama-lama di sana, lalu dengan muka acuhnya langsung mengambilnya dari tangan Navarro dan pergi dari sana.

Lily melihat ke arah Navarro, “Terima kasih, Mas. Itu, boleh saya meminta nomor yang bisa saya hubungi. Biar saya bisa segera mengganti uang mas. Tapi—itu, hm maaf saya belum bisa membayarnya dalam waktu dekat.”

Navarro memandangi Lily datar, entah apa yang sedang dipikirkannya tapi yang jelas perkataan Lily barusan membuat hatinya bertanya-tanya akan suatu hal. “Tidak perlu diganti.”

“Tidak Mas, saya tidak dapat menerimanya begitu saja.”

“Tidak usah,” ujar Navarro lagi, “Anggap saja ini sebagai bayaran semalam karena kau sudah mengobati lukaku.”

Lily terdiam, dan merasa tidak enak hati. Apalagi uang yang akan dikeluarkan oleh Navarro bukanlah sedikit.

“Kalau begitu saya permisi dulu.” Lily pamit undur diri dari sana karena dia harus melanjutkan pekerjaannya, meski hari ini bos mereka tidak datang bukan berarti dia harus berleha-leha di sana.

***

Shift Lily sudah usai, ia pun segera memasukkan barang miliknya ke dalam tas. Lily mencari Melisa—salah satu rekan kerjanya, saat ingin keluar dari dapur yang dicari pun langsung menampak diri dihadapan Lily, terlihat sedang memegang nampan.

“Mel. Aku pulang duluan.” pamit Lily.

“Mbak pulang naik apa?” Melisa lebih muda dua tahun dari Lily.

“Biasa Mel naik bis.”

“Yasudah, hati-hati ya Mbak.”

Lily mengangguk dan keluar dari restoran itu. Saat sudah di luar, Lily terkejut mendapati Navarro ada di luar seperti sedang menunggu seseorang. Lily kira Navarro pergi, tapi dia masih ada ditempat ini padahal waktu sudah berlalu satu jam sejak kejadian tadi.

“Mas Varo di sini? Nunggu siapa?” Tanya Lily sambil melihat sekelilingnya.

“Menunggumu,” ujar Navarro.

Lily keheranan, dalam hatinya dia bertanya kenapa pria itu sampai menungguinya.Tubuh Lily tersentak kaget saat Navarro hendak menarik tangannya.

“Mas mau apa?” tanya Lily sedikit gugup.

Navarro menoleh dan menatap Lily, “Tidak perlu takut. Saya hanya ingin mengajakmu pulang, kebetulan tempat kita searah.

Lily tidak sempat membuka suara lagi karena Navarro sudah terlebih dulu menarik tangannya untuk masuk ke dalam mobil. Lily tidak bisa berbuat banyak selain hanya bisa duduk diam hingga Navarro melajukan mobilnya meninggalkan area restoran.

1
Isma Nayla
semoga secepatnya lily pergi dari theo,dn tlong thor jng kembalikn lily pd theo bila suatu saat theo menyesal.gk rela aq thor 😤
dyah EkaPratiwi
selidiki shyla Theo blm kau menyesal
Makaristi
nanti tiba waktunya bakalan bucin sama lily kamu theo..
ditunggu yah author kebucinan theo 😂😃😍🫢🫢
dyah EkaPratiwi
jahat banget Theo,ayo kabur aja lyly
Dwi Defirza
bikin penasaran
Makaristi
theo klu tau lily di antar navvarro mulut nya bisa setajam silet dah 😃😁😁🤭🫢
CikCintania
pelik cinta mati sangatkh sampai sanggup d siksa..?
Gwatan
Penulisnya jenius! 🌟
Grindelwald1
Saya sangat terkesan dengan perkembangan karakter yang konsisten.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!