NovelToon NovelToon
SANG PEWARIS

SANG PEWARIS

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Menikah Karena Anak
Popularitas:5.7k
Nilai: 5
Nama Author: Babahnya Hasnulya

Cinta dan Obsesi tidak bisa dilepaskan dari manusia tamak dan serakah

Seorang Istri muda yang amat dicintai suami nya, Hamil dan akan melahirkan calon penerus keluarga nya, harus berpisah karena Istri pertama sang suami yang tidak menginginkan anak dan hanya mencintai harta suaminya. secara kejam menculik bahkan suatu hari ia membunuh Madunya.

bagaimana nasib sang pewaris

yuk ikutin cerita selengkapnya...



jangan lupa Share Like Koment dan bintang 5nya

terimakasih

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Babahnya Hasnulya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dijebak

Seminggu setelah pembacaan wasiat sebelum pernikahan Abi dan Fatimah

"Bagaimana ini mah, Babeh bikin wasiat yang ga masuk di akal. Masa aku harus nikah sama bandot tua Itu" ucap Silvia

"Mamah juga pusing, kau tanyakan Ke Cing mu itu. Kali aja dia punya ide" ucap Wati kemudian dia beranjak dari sofa ruang keluarga menuju kamarnya. Kamar yang dulu ditempati Nissa dan Burhanudin.

"Apaan kau Wati, seenaknya saja kau melimpahkan semua nya kepadaku" sungut Badar tidak terima.

"Cing bagimana ini? " tanya Silvia

"Ntar, kita pikirkan. Kau pijit dulu ncing mu ini. Setelah badan ncing seger pasti banyak ide bermunculan " ucap Badar si Raja Licik sambil mencolek dagu keponakan nya. Mendapat colekan sang paman Silvia merengut

"Jangan merajuk. Sini pijit bahu ncing" ucap Badar sudah membuka kaosnya dan memberikan balsem gosok ke keponakan. Walau licik Badar tidak akan berbuat tak senonoh ke keponakan nya. Menurut nya keponakan adalah darah daging nya. Jika nanti sang keponakan menikah maka ia yang akan menjadi Wali.

"Pijitnya yang bener boto" ucap Badar saat Silvia hanya mengelus - elus saja tidak ada rasanya.

"Enakan pijitan si Neng" ucap Badar

"Ya udah sana minta pijitin Ke perempuan kampung itu" Silvia yang memang mempunyai sifat iri dengki, tidak terima jika dibanding - bandingkan dengan saudaranya.

"Dah sana minggir. Panggilkan si Imah" ucap Badar mengusir Silvia

"IMAH.....IMAH... IMAH DI PANGGIL NCING!!! " teriak Silvia. Padahal jarak Tempat memijat Badar dan Imah hanya beberapa meter.

Lalu Saat ini posisi Silvia digantikan oleh Fatimah

"Mah apa kamu sudah punya pacar Neng?" tanya Badar

"Belom Ncing, Fatimah ga mau mikirin itu dulu" ucap Fatimah sambil memijat bahu sang paman

"Kamu emang ga mau punya suami" ucap Badar

"Engga ncing. Belom kepikiran" ucap Fatimah

"Eleh laga loe, belom kepikiran.. Kepikiran padahal tiap malam nyebut Ya Allah Jodohkan Hamba dengannya...jika dia jodoh hamba dekatkan lah jika bukan jauhkan lah" ucap Sivia Sinis.

" Ya kita sebagai Hamba nya Hanya bisa meminta dan mohon petunjuk kepada Gusti Nu Agung Sil" sahut Fatimah

"Dah ga usah ceramah lo bikin kuping gua pengeng" ucap Silvia sambil menoyor kepala Fatimah

"Silvi lo ga ada sopan nya jadi bocah. Gini-gini Fatimah ini mpo lo, dasar bocah Dablek" Ucap Badar, Badar yang bengal dan Licik tidak suka jika keponakan nya berlaku kurang ajar ama yang lebih tua.

Silvia yang diomeli pamannya saat ini sedang berada di kamar sang ibu.

"Mah kan salah satu poin jika salah satu putriku berbuat malu keluarga dalam artian Zina, warisan itu jadi milik salah satu putrinya yang lain. Nah... Kita jebak aja Si Cewe kampung itu " Ucap Silvia ke Mamahnya. Wati tampak berfikir sejenak meresapi perkataan Silvia.

"Bener juga ya, kenapa ga kepikiran kesana. Padahal sedari tadi mamah yang takut loh kamu pelakunya. Apalagi itu gosip udah nyebar di akun lambe-lambean" Ucap Wati, Silvia sebenarnya takut mamahnya tahu dan nettizen mencari bukti sampai ke Akar-akarnya.

"Jadi siapa ya mah kira-kira yang cocok untuk diajak kerja sama" tanya Silvia ke mamahnya

"Gampang itu mah, yang penting ncing kamu tidak perlu tahu. Dia jadi ketularan babeh kamu. Jadi sayang banget dia sama Cewek kampung itu" Ucap Wati yang kesal dengan Badar karena saat ini sudah tidak sefrekuensi dengannya.

"Mah bagaimana kalau si Anto saja" Silvia memberikan ide Supir tetangganya yang ganjen dan culas

"Cih Males mamah bekerja sama dengan orang culas kaya dia, emang kamu mau warisan kamu dibagi dua sama dia? " Protes Silvia ide Sang Anak telalu buruk

"Silvia Mamah baru inget, tukang Galon langganan kita saja, orangnya polos-polos dongo gitu. Kita ga perlu kerja sama dengan nya. Langsung kita jebak saja. Kita kasih obat tidur buat mereka berdua.

....

"Tok Tok Tok" Pintu rumah diketuk dari luar

"Ceklek" ncing Badar membuka pintu

"Assalamualaikum, ncing saya mau antar Air" ucap tukang Galon

"Walaikumsalam. Loh Bi kok kamu yang antar Galon si Budi emang kemana? " ucap Ncing Badar

"Iya ncing, Si Budi minta tolong saya tadi, katanya perutnya sakit" sahut Abi

"Ya sudah bawa Masuk sana. Ncing mau mancing dulu" ucap Badar sambil menjinjing tas perlengkapan mancing. Lalu meninggalkan Abi. Lalu Abi mengangkat galon dan memasukannya ke dalam rumah. 6 galon pesanan dirumah itu.

Mendengar adik iparnya mengobrol dengan tukang galon. Wati segera bersiap. Melihat yang ngantar galon bukan si Budi. Ada sedikit keraguan Wati.

"Loh kok bukan si Budi yang antar. Mana ganteng lagi" gumam nya dalam hati

"Si Budi kemana, kenapa kamu yang antar. Saya baru lihat kamu sebelumnya " tanya wati

"Iya bu, kebetulan Budi sedang sakit. Saya teman nya dari kampung. Kebetulan saya tadi dimintai tolong Budi untuk mengantar" sahut Abi sambil mondar-mandir mengangkat galon

"Bu, Galon nya sudah semua ya. Kalau gitu saya permisi" Ucapnya lagi, Abi hendak beranjak tetapi Wati menahannya.

"Tunggu dulu. Namamu siapa?, dan Minum dulu pasti cape tadi antar galonnya" ucap Wati sambil memberikan segelas es Teh manis ke Abi.

"Nama saya Abimanyu bu, Terimakasih bu, ga usah repot-repot" sahut Abi. Tetapi Wati memaksa mau tidak mau Abi menerima kebaikan Wati.

Dan saat ini Wati sedang berada diruang makan mengobrol dengan Abi.

"Kamu bukan Asli orang sini, Asal dari mana? " tanya Wati

"Saya Lahir diSukabumi. Tapi orang tua saya asli Jakarta sih bu, cuman kebetulan saya lahir di Sukabumi" sahut Abi

"Owh orang Sukabumi loh bukannya si Budi dari Purwakarta?"

"Lalu kampung mu dulu Jauh dari Ujung genteng?. Ibu punya bibi disana" tanya Wati lagi

"Lumayan jauh itumah bu, tapi saya besar tidak diSukabumi. Setelah ibu saya meninggal Abah sama Ambu mengajak saya pindah ke kampung halaman Ambu di Purwakarta. Dan Saya sekampung sama Budi di Purwakarta bu" jawab Abi.

"Owh begitu. Yasudah kalau gitu, diminum Tehnya. Saya mau ambil cucian dulu" ucap Wati. Setelah Abi meminum habis teh manisnya, Wati menunggu obat tidur itu bereaksi.

"Kenapa jadi ngantuk begini" gumam Abi dan lalu Abi tertidur dalam posisi duduk diruang makan.

Setelah reaksi obatnya berhasil , abi dipindahkan ke kamar Fatimah dibantu Silvia.

"Mah siapa cowok ini?, ganteng banget beruntung banget sih si Fatimah kawin sama cowok ini" ucap Silvia.

"Temennya si Budi, sudah cepat lepas bajunya" ucap Wati dan Silvia membuka Kaos yang di pakai Abi. Saat kaos itu terlepas Sivia menahan salivanya melihat badan Budi yang terpahat sempurna. Darahnya mendesir. Silvia meraba dada bidang dan perut kotak-kotak Abi.

"Duh gimana rasanya ya tidur sama cowok ini" gumam Silvia masih didengar Wati

"Jangan gatel. Ingat rencana kita" bentak Wati mendengar gumaman anaknya, Silvia masih terus meraba tubuh Abi

"Plak" Wati memukul tangan Silvia.

"Jangan digrepe-grepe terus. Nanti dia keburu sadar. Cepat buka celananya"

"Mah, sadar ga sih ucapan mamah. Badannya aja bagus begini aja aku Horny apalagi mamah nyuruh aku buka celananya duh yang ada aku bisa tunggangin ini Laki" ucap Silvia ceplas ceplos

"Dasar gadis mesum, sudahlah mamah aja yang buka " kemudian Wati melepas celana panjang Abi, menyisakan boxer bergambar sponge bob.

"Ganteng - ganteng boxernya spongebob, jadi pengen spo** isinya" ucap Silvia dalam hati namun wajahnya nampak memerah dan tersenyum mesum.

"Sudah kita balik, keburu bangun dua orang ini" ucap Wati menarik Silvia yang belum puas melihat tubuh hampir polos Abi.

"SILVIA MAHARANI BINTI BAHARUDIN EFENDI AYO CEPAT" Wati menarik telinga Silvia agar segera pergi dari kamar Fatimah.

...****************...

...Bersambung...

...----------------...

jangan lupa like, berikan komentar dan share dan jangan lupa Bintang 5 nya

follow juga akun tiktok Outhor "@Babahhasnun"

1
Mariyati Triana
bikin penasaran gimana kelanjutannya
Hafidz Fajrin: terima kasih kak, Jam 12 nanti update 2Bab langsung loh!!
total 1 replies
Mariyati Triana
bagus dan menarik bikin oenasaran
Eka Aprilistanti
semangat
Hafidz Fajrin
jangan Lupa bintang 5nya dan Vote ya
anggita
oke 👍
anggita
terus berkarya tulis, semoga novelnya lancar 👍thor.
Hafidz Fajrin: terimakasih kak
total 1 replies
Hafidz Fajrin
terimakasih kak..
tiap hari akan ada updete cerita selanjutnya
Blush✨☃️
Terima kasih telah membuat kami terhibur dengan cerita yang luar biasa ini. Semoga terus sukses 🙏
Hafidz Fajrin
Terimakasih kak, Dibaca terus ya.. update setiap hari
Raquel Leal Sánchez
Kepincut sama tokohnya. 😉
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!