SANG PEWARIS

SANG PEWARIS

ABIMANYU PUTERA MAHESA

Perkenalkan Nama ku Abimanyu Putra Mahesa, Tahun ini aku menginjak umur 25 tahun, Aku dibesarkan oleh sepasang Kakek dan Nenek Tua tidak mempunyai anak, Ibuku anak angkat mereka, jadi aku adalah cucu mereka. mereka aku panggil Abah dan Ambu, Abahku bernama Zainal Abidin Seorang mantan Kepala Desa dan Ambuku bernama Siti Asiah sebagai Bidan. Bisa dibilang kehidupanku tidak kekurangan dan cukup. Abah adalah sosok pria bertanggung jawab, jujur dan shaleh begitupun dengan Ambu. Aku sempat merasakan kasih sayang seorang Ibu hanya sebentar. Saat umurku 7tahun ibuku meninggal yang katanya kecelakaan. Inilah kisahku.

25 Tahun yang lalu

"Tok.. Tok.. Tok" Dua orang perempuan satu perempuan berumur 35 tahun sebaya dengan Asiah dan satu perempuan muda berumur 20 tahun dengan perut membesar,

"Asiah coba kamu tengok diluar, siapa tau orang butuh bantuan" Zainal menghentikan makan malamnya saat mendengar ketukan pintu. Dan Asiah beranjak Dari kursi meja makan untuk membuka pintu.

"Ceklek" Asiah membuka pintu terlihat wajah panik Mirna dan seorang gadis sedang merintih kesakitan

"Assalamualaikum Asiah" Mirna sahabatnya tampak panik.

"Walaikumsalam, Masuk Mirna dan Neng" Asiah membawa masuk kedua perempuan beda umur itu. Asiah membaringkan gadis itu di brankar kamar khusus penerimaan pasien.

"Saya periksa dulu ya Neng. Silahkan berbaring" Ucap Asiah dan gadis itu mengangguk dan berbaring. Asiah mengecek kondisi ibu dan calon bayi dalam kandungannya. Dan setelah selesai mengecek, Asiah mengambil Infus dan mulai memasukan cairan infus kedalam tubuh gadis itu.

"Alhamdulillah, kondisi sudah stabil untung kamu cepat membawa kemari Mir, Neng ini kekurangan cairan karena kelelahan dan sepertinya belum ada makanan yang masuk kedalam tubuhnya" ujar Aisah panjang Lebar.

"Alhamdulillah, Aku jadi lega" Mirna megusap dadanya lega, seraya menengok ke arah Asiah

"Sebentar ya aku ambilkan makan dulu buat si Neng, dan kamu sudah makan Mir? " ucap Asiah ke arah mirna lalu menoleh ke Aisyah smsambil mengusap kepala gadis itu penuh rasa sayang dan tersenyum. tak terasa bulir airmata gadis bermata teduh itu menetes karena haru. ambu sambil merapihkan stetoskop dan peralatan lainnnya ketempat semula.

"Sudah Teh , Aku bantu buatkan teh manis hangat ya untuk Neng Aisyah" balas Mirna sambil membenarkan slimut yang ada ditubuh Aisyah.

"Owh namamu Aisyah ya?" tanya Ambu Aisyah hanya mengangguk lemah.

"Kalau gitu kita tinggal sebentar ya Ai, kamu Ambu panggil Ai ga apa-apa kan? " Ambu dan juga Mirna Kemudian beranjak meninggalkan Kamar menuju dapur saat memasuki ruang makan yang menyatu dengan Dapur. Zainal yang sudah selesai makan menyapa istri dan Adik nya itu.

"Siapa yang datang bersamamu Mir? " zainal bertanya kepada Mirna sahabat sang istri. Dan juga adiknya.

"Aisyah Kang" jawabnya singkat. Sambil menuangkan air kedalam teko dan memasak air itu.

"Aisyah siapa?, apa dia mau melahirkan? Suaminya kemana? Terus kenapa kamu yang mengantarnya? Terus hubunganmu dengan Aisyah itu apa? Apa sudah melapor ke RT atau RW dan juga Desa??" cecar Zainal.

"Hah! " Mirna menggaruk kepalanya yang tak gatal. Bingung mau jawab yang mana dulu karena Zainal banyak bertanya.

"Satu-satu atuh Bah, liat tuh mukanya siMirna Bingung" ucap sang istri sambil terkikik geli.

"Iya nih Kang Enal, Na jadi bingung" ucap Mirna sang Adik. Yang Suami nya Seorang Pedagang Sukses.

"Sok Cerita" Ucap Zainal sambil meminum teh hangat.

"Namanya Aisyah, Na bertemu dengan nya tadi sebelum Maghrib saat mencari Si Fajar yang belum pulang dari main. Na mawa sapu neangan eta budak. lamun geus ulin, suka lupa waktu. Na kesel jadi Na ambil aja sapu..." saat hendak melanjutkan cerita Zainal memotong nya.

Fajar bocah 5 tahun adalah cucu Mirna anak yatim piatu. kedua orangtuanya meinggal kecelakaan saat pulang liburan dari Jakarta.

"Singkatnya aja Mirna Binti Muhidin" ucap Zainal kesal karena Cerita Mirna yang ngolor ngidul. Asiah melihat sang suami kesel dengan adiknya sendiri terkekeh geli.

"Ish ari Akang kumaha sih, tadi nyuruh Na cerita. Giliran lagi cerita malah dipotong" sungut sang adik protes. ia memanyunkan bibirnya dan menghentak-hentakan kaki.

"Iya sih bah, kajeun biarkan si Mirna melanjutkan cerita. Ambu anter ini dulu ke Aisyah. Sok lanjutkan ceritanya" Asiah meninggalkan kedua kakak beradik itu, mengantarkan makan ke Aisyah.

"Ai makan dulu, ambu tahu kamu belum makan" Ambu menaruh nampan berisi makan malam Aisyah dan teh manis hangat buatan Mirna. Lalu ia membantu Aisyah duduk dan Aisyah yang lapar langsung melahap makannya. Melihat Aisyah makan sangat lahap. Bidan Asiah berfikir sudah berapa hari Aisyah tidak makan.

"Pelan-pelan Ai makannya" ucap Asiah

"Maaf Ambu, masakan ambu enak" ucap Aisyah sesaat sahabis minum teh manis hangat buatan Mirna.

"Terimakasih Ambu" ujarnya tulus dan Ambu menggangguk lalu duduk di bangku samping Brankar

"Coba Ceritakan kenapa kamu bisa sama Sahabat Ambu?" tanya Ambu

"Bigini ambu....... "

FLASHBACK

"Neng ....Neng Aisyah" Pak Rojak pria paruh baya lari tergopoh-gopoh menghampiri Aisyah yang sedang menyiram tanaman di halaman rumahnya

"Ada apa Pak Ojak" tanya Aisyah bingung kenapa pula Pak Ojak sampai berlari terengah-engah begitu. Melihat pak Rojak seperti itu Aisyah berinisiatif mengambil segelas Air, kebetulan di meja teras ada teko dan gelas

"Minum dulu pak" Aisyah menyodorkan segelas Air putih , Pak Rojak pun meminumnya.

"Pak Ojak lucu kaya diuber-uber Setan" guraunya

"Lebih dari setan neng... Ini biangnya setan" jawab Pak Rojak sambil memberikan gelas kosong ke Aisyah. Dan Aisyah Menaruh gelas itu di meja.

"Neng...neng Bapak Mohon neng jangan keluar rumah" Ujar lagi. Setelah mendengar itu Aisyah berbalik badan "

"Kena... Na pa... Pak AW......! " Saat hendak teriak mulutnya di bekap lalu pingsan.begitupun dengan Rojak Terjatuh dan pingsan akibat dihantam baluk dari belakang.

"BAWA!!! " ucap seseorang didekat sebuah mobil Jeep dengan 2 anak buah yang lainnya

" Yang mana BOS? " Tanya Anak buahnya

"GOBLOK, PEREMPUAN BUNTING INI TOLOL," ujar sang Bos

"saya pikir aki-aki peot itu bos" ujar sang anak buah lagi

"Tolol tuh Aki-aki ga ada gunanya, dan cepat bawa" Lalu para penjahat itu membawa Aisyah yang sedang pingsan kedalam sebuah mobil Jeep.

sebelum berangkat Bos penculik

menghubungi orang yang menyuruh nya.

Bos Penculik : "Wanita Bunting ini sudah berada di tangan kami Nyonya. Jangan lupa bayaran kami" ujar sang bos yang berbicara melalui telepon

Nyonya X : "............"

Bos Penculik : "Siap Nyonya, Anda tinggal tunggu kabarnya saja. Beres Nyonya" ucapnya lagi

Mereka menempuh perjalanan kurang lebih 8Jam perjalanan dari kediaman Aisyah yang di pinggiran Jakarta. untuk sampai disebuah pondok tempat eksekusi Aisyah.

"Bos main dulu yuk ke pantai. Liat tuh pantai nya indah" ujar Mamat supir dari sang BOS saat tepat di jalan Raya Sawarna.

"PLAK" sang Bos yang duduk disamping nya mengeplak Kepala Mamat

"Goblok. Kita lagi kerja. Kalau mau liburan nanti selesaiin dulu ini" melihat Sang BOS naik pitam anak buah yang lainnya tertawa

"Lagian lo Tolol bed dah Mat, bikin naek darah si BOS aja" ujar si Wandi

"iya tolol Bed lo" ucap Jaka

"Maksud gua kan biar ga suntuk bre, Si BOS dari tadi diem bae" ucap Mamat

"Ya Allah selamatkan dan lindungi Hamba dan calon anak hamba dari para penculik ini" doa Aisyah dalam hati, Aisyah sebenarnya sudah sadar beberapa menit yang lalu tapi dia pura-pura Pingsan.

"Mat, Kita mampir dulu ke Warung Ceu Esih " ucap si BOS

"Siap BOS" jawab Mamat

"Cie Si BOS minta jatah euy, bisa kali bos kita juga" Ucap Jaka

"Iya BOS" Sahut Wandi

"Siap" ujar sang BOS . Tak berapa lama mereka tiba di warung remang-remang milik Ceu Esih. Ke empatnya turun. waktu sudah menunjukan pukul 23:15 WIB.

"Bos Gimana itu si Gopar? Tinggal aja apa gimana? " tanya Wandi

"Baguninlah, lagian kenapa tolol sih pake di coba dulu itu obat bius nya jadi dia yang teler duluan" mendengar Gerutuan Pemimpin penjahat itu, Aisyah tak kuat menahan tawanya.

"ya Kaya ga tau si Gopar Aja bos. Dia sebelas dua belas sama si Mamat" ujar Wandi

"Bagunin, Nyusahin aja" ujar sang Bos, Wandi dan Jaka berlalu terlebih dahulu. Membangunkan Gopar adalah tugas Mamat. Mamat mengosok-gosok tangannya kedalam selangkangannya. Setelah dirasa cukup lalu tangannya di dekatkan ke hidung Gopar. Aisyah sempat melirik dan melihat kelakuan Mamat langsung merem dan tahan nafas. Takut ga kuat, jijik dan mau muntah.

"Uuuuweeeeek...Goblok lo Mat. Najis selengki lo. Bau Ajg" Benar saja Gopar langsung terbangun dan Makian Gopar sudah terucap. Gopar yang sudah hapal bau selengkinya Mamat Karena Gopar selalu di kerjai teman-teman nya dengan cara seperti itu

"Tai lo. Bau Bgst" gerutunya

"Hahahaha, cepet turun " ujaar Mamat. Gopar masih menahan muntah akibat ulah Mamat

"Ih Tolol, berapa hari sih lo ga mandi dan ganti sempak Bgst" Makinya lagi

"5 Hari ga mandi, 3 minggu ga ganti sempak" ucap Mamat santai.

"Kuy.. . Ng*w* kita di traktir Si BOS" ucap Mamat sambil Merangkul pundak Gopar melangkah ke dalam warung remang -remang ceu Esih . Gopar menepis tangan Mamat dan mendorong tubuh Mamat

"Tai Tangan lo Bgst. Sono lo jauh-jauh" ucap Gopar. Mereka saling tendang ke arah bokong masing-masing. Dan tertawa

"Eh Par bentar lupa gua, jendela mobilnya kan ketutup semua. Gimana itu perempuan bunting. Kasian nanti mati dia kehabisan oksigen .Mana cakep lagi" Mamat masih punya rasa kemanusiaan.

"Lo buka aja jendela dikit biar ada udara " ucap Gopar memeberi ide.

"Oke. Lo tunggu di sini gua buka jendala mobilnya dulu" ucap mamat. Gopar menunggu di depan Warung remang-remang itu. Mamat berjalan menuju tempat mobilnya yang dia parkir.

Suasana parkiran mobil tampak sepi hanya ada beberapa mobil truk yang supir dan keneknya berada dalam warung.

Lalu mamat sudah berada di samping mobilnya

"Kresek.. Sreeek" terdengar suara seperti suara orang berlari. Mamat mengedarkan pandangannya kesana kemari mencar asal suara. Tidak terlihat aktivitas apapun. Mamat si penakut mulai berkeringat dingin.

"Ajg sepi amat ya? Ih mana merinding lagi"

Gumamnya.

"Neng jangan mati dulu ya. Ini abang bukain kacanya biar ga engap" ucap mamat ke Aisyah yang sudah menahan nafas tidak kuat bau yang tertinggal dari Aksi Mamat tadi. Mamat terburu-buru langsung berlalu. Dia tidak sadar kunci mobil nya terjatuh . Mamat tak sadar ada sepasang mata sedari tadi mengawasinya.

"Alhamdulillah, terimakasih ya Allah" ucap Seorang Gadis yang bersembunyi , ternyata suara orang berlari itu berasal dari gadis itu. Gadis itu kemudian mengambil kunci mobil Mamat dan mulai membuka pintu dan masuk kedalam mobil. Ia bersembunyi di dalam mobil.

"kemana larinya gadis itu? " ucap seorang pria bertubuh tinggi besar

"Cari Goblok, kalau kabur mampus kita sama Ceu Esih" ujar seorang pria lainnya.

Setelah dirasa para centeng Ceu Esih pergi. Nurul memeriksa isi mobi itu dia buka laci Dasbord ada STNK dan BPKB mobil ini dan sebuah Tas. dia membuka tas tersebut isinya emas dan uang gepokan. Matanya terbelalak. Dia berfikir sejenak. Dia akan mencoba kabur jauh dari desanya dan akan membuka sebuah usaha dari uang ini.

"Ya Allah semoga uang ini Halal" ucapnya dalam hati. Dirasa sudah aman Ia menghidupkan mesin mobil. Ia yang memang bisa mengadari mobil karena dulu keluarga nya orang berada di desanya. Ayahnya yang seorang juragan. Sudah pasti dirumahnya mempunyai mobil.

"Bismillah" mobil mulai melaju. Gadis itu mahir mengendarai mobil. Hingga mobil berhasil sampai di jalan raya.

...****************...

...Bersambung...

...****************...

...----------------...

jangan lupa like,coment dan share dan Bintang 5 nya

followjuga akun tiktok Outhor "@Babahhasnun"

Terpopuler

Comments

Eka Aprilistanti

Eka Aprilistanti

semangat

2024-08-29

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!