NovelToon NovelToon
Pelukan Mantan Ketua Gangster

Pelukan Mantan Ketua Gangster

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintamanis / Model / Romansa / Gangster / Kriminal dan Bidadari
Popularitas:6.8k
Nilai: 5
Nama Author: Lyaliaa

Florin, yang baru saja mengalami patah hati, secara tidak sengaja bertemu dengan Liam, mantan ketua gangster yang memiliki masa lalu kelam. Dia terjebak dalam hasrat cinta semalam yang membuat gairah itu terus berlanjut tanpa rencana. Namun saat hubungan mereka semakin dalam, masa lalu Liam yang gelap kembali menghantui, membawa ancaman dan bahaya dalam kehidupan mereka.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lyaliaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 12

Hari-hari berlalu dengan semestinya, berjalan seperti biasanya bagi Florin. Dia kembali sibuk dengan pemotretan nya di beberapa tempat, hanya saja terasa berbeda saat dia pulang. Karena ada seseorang yang menunggu dirinya kembali, Liam. Rasa lelah yang dia rasakan tiap selesai pemotretan seakan sirna seketika saat dia mengingat pria itu.

Jalanan tampak masih ramai, sepertinya orang-orang akan kembali ke rumah mereka masing-masing. Atau—mungkin ada yang ingin menghabiskan sisa hari ini dengan jalan-jalan sore.

"Flo, kau yakin ingin melanjutkan hubungan kalian ke jenjang yang lebih serius? Kalian baru kenal, belum satu bulan. Tidak, bahkan belum 2 minggu," ungkap Dean penuh kehati-hatian sambil menyetir mobil. Dia cukup terkejut saat Florin tiba-tiba membicarakan tentang pernikahan saat mereka jeda pemotretan. Dia tak bisa bertanya banyak karna kurangnya waktu bagi mereka untuk mengobrol.

Florin punya banyak jadwal pemotretan. Dia wanita sibuk, dan Dean adalah pria yang lebih sibuk. Dia mengatur semua persiapan dan melakukan penutupan sebagai manager sekaligus seperti asisten seseorang. Dia sangat menjaga modelnya.

"Menurutmu bagaimana kalau kau tinggal dengan seseorang dan melakukan 'itu' dengannya tanpa hubungan apapun?" balas Florin memandang keluar jendela mobil, tampak sedang membayangkan sesuatu.

"Tunggu..——," dengan cepat Dean menginjak gas dan mencari tempat untuk menepi. Berjarak sekitar 500 meter dari tempat sebelumnya, di bawah pohon besar yang berdiri kokoh di tepi jalan. Dean memarkirkan mobilnya. Cahaya senja membuat daunnya seakan berwarna kejinggaan.

"Kalian sungguh sudah melakukannya?" Dean membalikkan badannya hingga bisa menatap lurus pada Florin yang duduk nyaman di bangku penumpang. "Tentu saja kalian sudah melakukannya, kalian tidur di tempat tidur yang sama," lanjut Dean tak memberikan Florin waktu untuk menjawab.

"Tapi Flo.. kau masih dalam masa kontrak sekarang, kau boleh menikah tapi tak boleh hamil. Jika kalian sudah melakukannya, kuharap belum ada itu di perutmu."

"Tenang saja, dia keluar di luar. Jadi—apa aku bisa menikah dengannya minggu ini?"

Pertanyaan yang diajukan oleh Florin membuat Dean mematung, dia tak percaya jika wanita yang ada di hadapannya sekarang adalah Florin yang dia kenal. Selama ini wanita itu hanya sibuk dengan pekerjaannya, melakukan janji temu untuk pesta-pesta kecil dengan mantan pacar dan sahabatnya. Hanya itu yang wanita itu lakukan, dia tak pernah memikirkan sesuatu yang sakral seperti ini sebelumnya.

"Secepat itu? Kau bahkan tak pernah membahas pernikahan dengan pria yang sudah kau pacari selama lima tahun, dan tiba-tiba kau ingin menikah dengan pria yang baru kau kenal ini, apa mungkin kepala mu terbentur atau semacamnya?"

"Aku mungkin sudah hilang ingatan kalau kepalaku terbentur, dan aku harap kau adalah orang pertama yang tak ku ingat." ketus Flo dengan tatapan tajam yang biasa dia berikan. "Lagipula si brengsek itu tak pernah melamar ku untuk menikah dengannya."

"Serius? Bagaimana mungkin hubungan kalian bisa bertahan sampai lima tahun, aish."

"Hem," Florin tak berkata lagi, dia hanya menaikkan bahunya sambil berdeham.

"Dan— pernikahanmu, aku akan mengaturnya. Tapi kau tidak boleh hamil dulu ya. Ingat itu," Tatapan Dean tampak mengintimidasi menunggu persetujuan Florin untuk tidak melanggar ucapannya.

"Benarkah? Thank you Dean yang baik hati, saranghae. Aku akan menghubungi paman segera."

Dean menggelengkan kepalanya, dia menghembuskan nafasnya dengan kasar ke udara sebelum kembali menghadap lurus ke depan, dia kembali menyalakan mobil dan mengemudikan nya selagi mengabaikan Florin yang tampak sedang kegirangan. Dia bisa melihat pantulan wanita itu di spion depan mobil, sepertinya dia berniat untuk menelpon seseorang.

"Ternyata kau sebahagia itu, kau jadi sering tersenyum akhir-akhir ini," batin Dean. "Syukurlah.."

Pagar rumah tertutup seperti biasa, Florin tampak sedih karena pamannya tak menjawab teleponnya satu pun. Dean keluar mobil untuk membukanya agar mereka bisa lewat.

"Ada apa ini?" Florin menjadi terheran-heran. Beberapa orang tampak berjaga di sekitar rumahnya saat dia pulang. Cukup banyak hingga menarik perhatiannya, bagi Florin rumahnya lebih aman dari apapun. Tak perlu penjagaan. Florin bergegas masuk begitu turun dari mobil, meninggalkan Dean yang tampak sibuk bertanya-tanya pada pria berbadan tegap yang berdiri di dekat jendela.

Florin menyadari sesuatu, ingatannya tertuju pada Liam. Sudah beberapa hari ini Liam terus menerima telepon yang membuatnya selalu tampak kesal, namun dia mengatakan jika itu bukan masalah besar. Dia tak ingin memberitahu Florin,—dia tak ingin wanita itu khawatir.

Dengan langkah cepat dan terburu-buru, Florin membuka pintu. Dia melihat sekeliling nya mencari keberadaan Liam. Tak ada di ruang tamu, ruang makan ataupun dapur, mungkin pria itu di atas. Jari lentik Florin seakan berjalan di pegangan tangga mengikuti langkahnya.

Kamarnya kosong, tidak ada jejak-jejak keberadaan siapa pun. Pria itu tak ada di manapun. Florin cemas, dia panik mungkin terjadi sesuatu pada pria itu mengingat siapa dirinya di masa lalu. Atau—memang ada sesuatu yang sudah terjadi.

Tut. Tut. Nomor yang Anda tuju sedang tidak dapat dihubungi, silahkan—

"Kemana dia?"

Tut. Tut...—

Florin mencoba untuk menghubungi Liam beberapa kali, tapi tak ada jawaban.

"Liam—.. Dia menyuruh mereka untuk berjaga sampai dia kembali, hah.. apa kau tau apa yang terjadi?" ucap Dean tiba-tiba muncul dengan nafas terengah-engah.

"Entahlah, aku juga tak tahu. Dia tidak mengatakan apapun padaku. Dia juga tak menjawab teleponku." Florin menggenggam erat ponselnya, berusaha memikirkan sesuatu yang mungkin sedang terjadi.

"Apa mungkin itu musuhnya?" ucap Dean ragu memandang Florin lama. Tapi Florin tampak masih berfikir. "Kau bilang dia mantan ketua gangster, ya kan?"

"Itu—ya. Tapi aku.. dia.. Kami sudah hampir 2 minggu tinggal bersama dan semuanya baik-baik saja."

"Kupikir ini tak baik-baik saja Flo, ada lebih dari 10 orang diluar sana. Kau sudah menghubungi nya?"

"Dia tak menjawabnya." Florin mondar-mandir di tepi ranjangnya menerka apa yang sedang terjadi, dan satu-satunya yang sangat dia harapkan adalah Liam baik-baik saja.

Kring. Kring. Ponselnya tiba-tiba berdering. Nomor tak dikenal, Florin dan Dean saling menatap sebelum menjawab telepon itu.

"Kau sudah di rumah?"

Florin mengenalnya, dia tahu itu suara siapa. Itu Reiga.

"Reiga?" Florin memastikan.

"Ya. Ini aku, tetaplah di rumah dan jangan kemana-mana. Kami akan kembali." suaranya terdengar serius, seakan tiap kata yang dia ucapkan adalah ketulusan dari keinginannya agar Florin tak membantahnya.

"Oke. Aku tak akan kemana-mana, tapi—apa yang terjadi? Dimana Liam? Apa dia baik-baik saja?" balasnya. Kecemasan di wajah Florin masih terlihat jelas, Dean juga menjadi ikut cemas di sampingnya. Hal seperti ini tak pernah terjadi sebelumnya.

"Tenang saja. Tidak akan terjadi apa-apa padanya," keseriusannya mulai terdengar perlahan menghilang membuat rasa cemas Florin berkurang.

"Syukurlah, tapi apa yang sebenarnya terjadi. Tak bisakah—"

Tut. Tut.

Panggilannya berakhir.

Dean yang juga mendengarnya karena Florin menghidupkan loud speaker nya masih merasa cemas. Dia takut sesuatu yang tak terduga mungkin akan terjadi.

"Aku akan tetap disini," lanjut Dean dengan tekad yang sudah tak bisa di ganggu gugat. Florin mengangguk, bohong rasanya jika dia bilang dia akan baik-baik saja sendiri. Dia berharap dengan adanya orang yang dia kenal bersamanya cukup membuatnya terasa lebih tenang—meski sedikit.

...----------------...

1
Luka Ingin Mencintai
mampir kak...🙏, folow aku balik ya kak.../Smile/
Agus Tina
kayaknya bagus ... cuus
ros
Luar biasa
LxyHa
kasian nya si flo🥹
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!