Merubah kisa lama setelah penglihatan nya di dalam mimpi.
Perselingkuhan tunangannya dengan kaka iparnya membuat kaka laki - lakinya terpukul.
Kaka laki - lakinya menjadi pendiam dan dingin.
Gracia Randolph sangat sedih melihat kaka laki - lakinya menjadi seperti itu, tanpa dia sadari bahwa dia juga adalah korban.
kebenciannya terhadap mantan tunangnnya dan mantan kaka iparnya membuat dia ingin membalas dendam atas apa yang mereka lakukan terhadap kaka laki - lakinya.
Dia seorang putri Jendral dari Keluarga Randolph harus membersihkan orang - orang yang mengotori nama keluarganya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi Harefa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 12
Setelah Gracia dan yang lainnya beristirahat dan makan beberapa cemilan, penjaga di kediaman Duke memanggil Gracia ke dalam ruang belajar sang Duke.
Ketika Gracia sudah berdiri di depan pintu ruang kerja Duke Himaye, penjaga pintu itu masuk terlebih dahulu untuk memberitahu kedatangan Gracia.
Kemudian keluar lagi dan mempersilahkan Gracia untuk masuk. Penjaga membukakan pintu untuk Gracia.
Ketika Gracia masuk, dia melihat Seorang Pria duduk di belakang meja dan sedang menulis sesuatu di atas kertas coklat muda. Sepertinya kertas tersebut terbuat dari kulit kayu yang baru saja di buat. Di sebelahnya seorang pengawal yang berdiri dengan tegak.
"Silahkan duduk" ucap sang Duke ketika dia mengangkat wajahnya untuk melihat Gracia.
Dia sedikit terkejut, wanita ini? Pada saat ini, jarang wanita yang berambut pendek seperti ini. Di masa sekarang wanita selalu memprioritaskan penampilan, dengan rambut panjang yang terurai atau di kepang dan di bentuk sanggul atau lainnya.
Tapi dia? Sangat sederhana, pikir sang Duke. Rambut di sisir asal, tidak memakai minyak atau pengeras rambut. Hah.. Putri Jendral memang lain, pikirnya.
"Anda adalah putri Jendral Randolph, jadi tujuan apa anda datang kemari?"
"Saya datang bukan untuk tujuan pribadi atau utusan dari Raja atau dari Rumah Jendral. Saya datang atas suruhan dari si pemilik token ini."
Gracia memberikan token yang tadi dia perlihatkan kepada penjaga di pintu gerbang.
"Itu sangat mustahil, pemilik ini seorang yang sudah meninggal."
"Saya tidak tahu dia meninggal atau tidak, hanya saja dia selalu hadir di dalam mimpiku dan memberitahukan apa yang akan terjadi dan apa yang harus saya lakukan.
Dia menyampaikan pesan agar saya bertemu dengan seseorang yang bernama Dankerius Maclon."
Kembali Brandon terkejut, bukankah itu paman?
"Apakah kamu mengenal orang yang akan kamu temui?"
"Tidak, ini pertama kali saya ke daerah utara ini, jadi saya belum mengenal siapapun." Gracia berkata terus terang.
"Boleh saya tahu seperti apa wajah orang yang masuk kedalam mimpimu itu?" Duke masih kurang percaya. Masih ada pikirannya yang muncul, yang masih ragu apakah wanita di depannya ini sedang berbohong atau... semuanya benar?
"Dia seorang wanita, cantik. Sepertinya... mirip dengan anda." ucap Gracia setelah memperhatikan wajah Duke Brandon di depannya itu.
"Hanya saja, dia berambut panjang dan ramah." sambungnya lagi. Karena dia merasa Duke yang di depannya ini lebih dingin dari daerah utara ini.
Brandon memperhatikan matanya, menelisik apakah ada kebohongan atau dia berkata yang sebenarnya.
"Apa yang di sampaikan wanita itu untuk masa depan?" Rasa penasarannya lebih besar.
"Dia... berkeinginan agar bisa melenyapkan Ratu yang berkuasa saat ini, karena dia pelaku ilmu hitam."
"Ratu? Dia mempelajari ilmu hitam? Mustahil, untuk apa dia ingin menguasai kerajaan? Bukankah sekarang dia sudah berkuasa di sana?"
"Menurut kita dia berkuasa, tapi menurut dia, selama Raja ada, dia tidak pernah berkuasa sama sekali."
"Hmm, apakah seperti itu? Bagaimana dengan pangeran Aaron?"
"Saat ini dia masih hidup, tapi di dalam penglihatan saya di dalam mimpi, dia akan mati di gantung di alun- alun."
"Tidak! Ini tidak mungkin!" teriaknya tak percaya dengan spontan berdiri, bagaimana mungkin saudara kembarnya akan dia biarkan mati di tangan Ratu jahat itu.
Sedangkan Gracia terkejut mendengar suara Brandon yang sedikit melengking. Apa - apaan ini? Mengapa mereka seperti sepasang kekasih yang tidak ingin berpisah? Batin Gracia.
"Bagaimana dengan keluarga Jendral?" Ucapnya yang sudah berdiri dengan tubuh yang men-condong ke depan dengan tumpuan ke dua tangannya di atas meja.
"Ayah dan kakak, akan mati di penggal, sedangkan saya mati seperti cara Raja meninggal, di bunuh dengan Racun, tapi saat itu saya telah menikah dengan Andreas, tapi sekarang... kami telah memutuskan pertunangan."
"Karena itu kah kau ke sini? Meminta pertolongan agar keluargamu tidak binasa...?"
"Ini bukan masalah meninggalkan dunia, tapi ini masalah kerajaan. Karena setelah itu ilmu hitam yang akan menguasai seluruh kerajaan."
"Memang benar, dalam penglihatan di mimpi itu, utara tidak di binasakan oleh Ratu, tapi Duke dan yang lainnya tinggal di luar benteng, karena kalian tidak mau tunduk, maka di usir. Untuk memberontak ke dalam istana, kalian tidak akan bisa. Karena... kalian memang di takdirkan hanya bisa menggunakan kekuatan di daerah utara saja. Bukan kah seperti itu?"