Jatuh cinta kepada seorang Arthur Mayer yang memiliki masa lalu kelam tidak dipermasalahkan Shannon Claire karena ia sungguh mencintai pria itu.
Namun bagaimana ketika terungkap dimasa lalu Arthur lah dalang dari peristiwa yang menyebabkan Shannon kehilangan orang yang disayanginya? apakah Shannon memilih bertahan atau meninggalkan Arthur? simak kisahnya di novel hasil menghalu dari Ratu Halu Base 😎
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Base Fams, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
AD #12
"Kau membela dirimu, dan menyalahkan, Harley?"
"Jelas... Aku hanya membatu Bibi Gabriella untuk mengambil paprika di kebun. Aku berjalan pelan, tidak mengganggunya. Bahkan, aku sudah menjelaskan, tapi anjingmu itu tidak mau mengerti, Tuan. " Jelas Shannon panjang lebar.
"Lihatlah, anjing kesayanganmu itu." Shannon menunjukkan telunjuknya ke arah Harley yang sedang duduk. Manik legam Arthur mengikuti pergerakan tangan Shannon. "Setelah berbuat salah, dia duduk dengan manis. Tidak ada rasa bersalah sama sekali. Ck." Shannon mendelik matanya, kesal.
Mendengar ocehan Shannon, membuat bibir Arthur berkedut menahan tawa. Arthur melipat bibirnya ke dalam, lalu ia membuang napas dari mulutnya.
"So, kau ingin Harley meminta maaf?
"Anda pikir, aku ini bodoh? mana mungkin seekor anjing bisa meminta maaf. "
"Harleyku bisa meminta maaf."
"Harleyku," ulang Shannon. "Mulut anda sangat manis, Tuan. Coba buktikan."
"Harley kemarilah!"
Guk.. Guk.. Harley mengikuti perintah Arthur. Anjing itu mendekati Arthur.
"Kenapa anda memanggilnya kesini? " Shannon merapatkan tubuhnya di sisi Arthur. Tangannya reflek memeluk lengan kekar pria itu.
"Harley, minta maaflah pada Nona ini."
Harley bergerak mendekati Shannon, membuat Shannon ketakutan. Shannon semakin menekukkan kedua kakinya, memeluk lengan Arthur sangat erat. Harley menunduk, kemudian mencium kaki Shannon.
"Anjing yang pintar." Ujar Arthur. Shannon memperhatikan Arthur yang sedang tersenyum seraya mengusap tubuh Harley. Arthur berdeham lagi. "Tanganmu, Nona."
Shannon terburu-buru menarik tangannya. Gadis itu cengengesan karena merasa malu.
"Lain kali.. Berhati-hatilah."
Shannon terkesiap. Kalimat sederhana yang keluar dari mulut Arthur membuat perasaan Shannon berbunga-bunga, dan hangat. Tidak ada pembicaraan lagi diantara mereka, Shannon blank karena rasa gugup sedangkan Arthur berbicara pada Harleynya.
"Apa yang terjadi, Tuan?" Rolando datang, setengah berlari menghampiri mereka.
"Kau tanyakan saja pada gadis ini." Arthur bangkit dari tempatnya. Pria itu pun melepaskan sepatu yang masih dipakai. Selanjutnya ia akan berenang.
“Kau baik-baik saja, Shannon?"
"Iya, Paman."
"Siapkan lagi handuk untukku, Rolando." Perintah Arthur.
"Siap Tuan."
"Berdirilah Shannon, kita harus keluar dari sini." Rolando membantu Shannon berdiri.
"Tapi, Paman.. Paprikanya." Shannon melihat keranjang, dan paprika yang dibawanya tadi mengapung di kolam.
"Biar Rudolf yang membereskannya. Ayo."
Rolando, dan Shannon melangkah bersama. Arthur berbalik menatap punggung Shannon yang menjauh, dengan tiba-tiba Shannon menoleh. Keduanya saling melempar pandang sebentar sebelum Arthur memutuskan kontak mata mereka lebih dulu.
Arthur mengusap wajahnya. Ia pun meledakkan tawanya yang ditahannya sejak tadi setelah memastikan jika Rolando, dan Shannon tidak lagi berada di sana.
🍂🍂🍂
"Maaf, Bibi... Aku pulang terlambat." Ujar Chloe masih merasa bersalah. Padahal Ia sudah mengirim pesan pada Bibi Gabriela jika, ia terjebak macet saat diperjalanan tadi. Chloe meletakkan tas, dan kantung berisi pesanan Bibi Gabriela diatas meja.
"No problem Chloe." Gabriela tersenyum sambil mengaduk sup.
Chloe mencuci tangannya, kemudian membantu Gabriela. "Aku tidak melihat Shannon. Apa Shannon mengerjakan pekerjaan lain, Bibi?"
"Di kebun mengambil paprika. Tapi entahlah, sejak tadi gadis itu belum kembali. Kau susul-lah."
Chloe hendak menyusul Shannon, namun di urungkannya ketika melihat Shannon, bersama Paman Rolando masuk ke dapur.
"Apa yang tejadi padamu, Shannon?" tanya Chloe khawatir. "Kau basah." Lanjut Chloe.
Gabriela tidak kalah terkejut, wanita paru baya itu juga mendekati Shannon. "Apa yang telah terjadi?" Gabriela menatap Shannon, dan suaminya bergantian.
"Shannon jatuh di kolam renang, dan tenggelam."
"Oh Ya Tuhan. Sebaiknya kau mengganti pakaianmu, Shannon. Kau Chloe, temani Shannon. Aku akan membuat minum herbal untuk Shannon."
"Baik Bibi, ayo Shannon." Chloe menuntun Shannon, meninggalkan dapur.
Di kamar yang ditempati Chloe, dan Shannon. Chloe menunggu Shannon mengganti seragam. "Aku pikir kau sudah kembali ke dapur." Shannon mengeringkan rambutnya yang basah menggunakan handuk. Setelahnya, ia menyisir rambutnya.
"Coba ceritakan kenapa kau bisa jatuh ke kolam renang? apa ada kaitannya dengan Rosella?"
"Tidak Chloe. Ini tidak ada kaitannya dengan wanita itu." Shannon menyunggingkan senyumannya.
"Kenapa kau tersenyum? dan wajahmu juga bersemu merah." Bukannya menjawab, Shannon melebarkan senyumannya. "Jawablah, Shannon?" tuntut Chloe.
"Aku dikejar, Harley." Shannon melanjutkan, menceritakan kronologi ketika dia dikejar Harley.
"Kau masuk ke dalam rumah utama, dan kau tercebur?"
"Ya, kau benar."
"Lalu, apa yang terjadi selanjutnya? kau lagi-lagi tersenyum, Shannon."
"Um.. itu, " Shannon memilin rambutnya yang lembap, dan ia dilanda rasa gugup. "Dia.. Dia telah menyelamatkanku."
"Dia? dia siapa!? oh demi Tuhan, kau semakin membuatku penasaran."
"Pria yang waktu aku ceritakan padamu.. "
"Ah ya, pria swalayan itu. Lalu?"
"Ya... Dia yang telah menyelamatkanku."
"Tunggu... Maksudmu, pria swalayan itu adalah Tuan Arthur?"
Shannon mengangguk cepat. "Astaga, kenapa dunia begitu sempit." Pekik Chloe sangat heboh. "Aku tidak heran, jika kau sampai terpesona dengannya, Shannon. Meskipun, aku tidak pernah lihat dari dekat, tapi aku tau jika pesona pria itu tidak bisa diragukan. Rosella saja sampai tergila-gila padanya. Tapi Shannon."
"Apa?"
"Aku tidak bermaksud untuk membuatmu sedih, atau patah hati."
"Aku paham maksud ucapanmu, Chloe. Pria tampan, mapan seperti Tuan Arthur banyak di keliling banyak wanita. Benarkan?"
"Ya kau benar, Shannon. Aku takut kau patah hati."
Pasalnya, bukan hanya dikelilingi wanita, tapi Tuan Arthur kerap berbagi ranjang dengan wanita. Batin Chloe masih galau, apakah ia perlu menceritakan prihal tentang sisi brengsek Arthur yang di dengarnya kepada Shannon. Shannon sedang dilanda rasa bahagia, ia tidak ingin membuat sahabatnya bersedih.
Shannon tersenyum. "Kau selalu mengkhawatirkan ku." Sahut Shannon tidak memudarkan senyumannya. "Kenapa kau diam? apa yang sedang kau pikirkan, Chloe?" tanya Shannon.
Sepertinya saat ini bukan waktu yang tepat untuk menceritakannya.
"Tidak ada. "
"Setiap manusia mempunyai kekurangannya. Begitu juga dengan Tuan Arthur. Bagaimana sikapnya, pasti ada penyebabnya. Aku merasa ada sisi kelam yang dihadapi pria itu."
Chloe bersiul membuat Shannon tertawa. Chloe pun demikian. "Kau sangat bijak sekali, Shannon. Cinta, bisa merubah sisi seseorang. Buatlah Tuan Arthur jatuh cinta padamu."
"Kau memintaku untuk mengejarnya?" Chloe mengangguk sebagai jawaban. "Yang benar saja! seorang pelayan mengejar cinta majikannya."
"Menurutku tidak ada yang salah. Yang salah itu jika pria itu memiliki seseorang di hidupnya, kau tetap mengejarnya. Namanya kelewatan."
"Entahlah, Aku tidak ingin memikirkannya. Sebaiknya kita kembali ke dapur, Chloe."
"Tunggu-tunggu." Chloe menahan tangan Shannon. "Bibirmu, terluka Shannon."
"Luka?" Shannon memeriksa bibirnya dari cermin.
"Tuan Arthur men-ciummu?"
"Apa maksudmu?"
"Tuan Arthur memberikan napas buatan, mouth to mouth. Sampai terluka. Oh God"
"Itu tidak mungkin."
"Astaga bibirmu sudah di jamah olehnya."
"Hentikan bicaramu yang tidak-tidak, Chloe."
"Kau tidak merasakannya?"
"Apa?"
"Ketika dia, melakukannya? mouth to mouth"
"Tutup mulutmu, Chloe. Bagaimana aku bisa merasakan bibirnya, jika kondisiku tidak sadarkan diri." Chloe terkikik geli. "Ah ya aku ingat, bibirku terluka karena ulahku sendiri."
"Benarkah? aku tidak percaya."
"Chloe."
Chloe berlari, dikejar Shannon sampai halaman depan rumah. Datang seorang pria, memerhatikan keduanya, dan manik coklatnya tertuju pada Shannon.
Siapakah dia?🤣
wah wah, shanoon terjamah 🤣🤣