NovelToon NovelToon
Lonceng Cinta

Lonceng Cinta

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / Nikah Kontrak / Cinta Seiring Waktu / Angst / Romansa / Slice of Life
Popularitas:7.2k
Nilai: 5
Nama Author: Mbak Ainun

Alya harus menjalani kehidupan yang penuh dengan luka . Jatuh Bangun menjalani kehidupan rumah tangga, dengan Zain sang suami yang sangat berbeda dengan dirinya. Mampukah Alya untuk berdiri tegak di dalam pernikahan yang rumit dan penuh luka itu? Atau apakah ia bisa membuat Zain jatuh hati padanya?

Penasaran dengan cerita nya yuk langsung aja kita baca....

yuk ramaikan....

Update setiap hari....

Sebelum lanjut membaca jangan lupa follow, subscribe, like, gife, vote and komen ya...

Buat yang sudah baca lanjut terus , jangan nunggu tamat dulu baru lanjut. Dan buat yang belum ayo buruan segera merapat dan langsung aja ke cerita nya, bacanya yang beruntun ya, jangan loncat atau skip bab....

Selamat membaca....

Semoga suka dengan cerita nya....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mbak Ainun, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 26

Bagaimana bisa perusahaan besar yang ia kelola, memiliki karyawan seperti pria paruh baya itu. Kebiasaan laknat itu membuat Zain cukup murka, ia pun memiliki adik perempuan. Bagaimana jika posisi perempuan yang dilecehkan terjadi pada adiknya, membayangkan saja membuat ubun-ubun kepala Zain mendidih.

Tangan Alya membuka perlahan amplop yang ada di tangannya, mengeluarkan beberapa lembaran dengan cap lembaga kepolisian. Embusan lega dari bibir Alya, mengalihkan fokus pandangan mata Zain.

"Alhamdulillah," gumam Alya.

"Ada keadilan untuk kaumku, melihat daftar nama perempuan yang sudah ia lecehkan. Rasanya dadaku sesak," lanjut Alya lirih.

Kebanyakan yang dilecehkan adalah perempuan bekerja di bagian lebih rendah, tidak ada yang berada di team marketing.

"Aku harus mendisiplinkan karyawan di kantor. Agar keburukan seperti itu tidak terjadi lagi," tutur Zain.

Alya mengangguk setuju, Zain berdehem kecil. Alya menoleh ke arah Zain dengan dahi mengerut kecil, apa ada yang ingin sang suami sampaikan?

"Apa ada sesuatu yang ingin Mas, katakan?"

"Aku mengeluarkanmu dari perusahaan," ujar Zain.

Pupil mata Alya melebar mendengarnya, dan berkata.

"Kenapa Mas melakukan itu, padaku? Apa aku melakukan kesalahan, Mas? Bukankah ini tida-"

"Kau harus berangkat ke kampus besok, aku sudah mendaftarkanmu untuk berkuliah. Papa bilang, kau adalah perempuan yang cerdas. Hanya karena terbentur biaya kau memutuskan untuk tidak mengambil kesempatan untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi lagi," potong Zain cepat sebelum sang istri salah padam dengan maksud dan tujuan Zain mengeluarkan Alya.

"Mas," panggil Alya terdengar serak.

"Aku menelpon Nenek, menyampaikan soal ini. Dan Nenek sangat antusias, mengatakan kalau kau sangat menyukai dunia berdagang. Aku pikir kau ingin mengambil jurusan administrasi bisnis, maaf. Aku agak lancang, karena mendaftar salah satu jurusan itu. Meminta bantuan Salma untuk mengirim beberapa ijazah sekolah via pos, paling cepat mungkin besok sudah sampai," jelas Zain dengan nada berat.

Alya tidak mengerti kenapa Zain melakukan ini padanya, apakah karena rasa bersalahnya pada Alya. Atas apa yang terjadi beberapa hari yang lalu, meskipun demikian. Tidak munafik, Alya merasa bahagia.

"Tapi, Mas. Aku memiliki banyak hutang pada Mas Zain, kalau aku tidak bekerja. Bagaimana caranya aku membayar hutang. Apalagi sampai harus melanjutkan pendidikan," gumam Alya lirih.

"Jangan memikirkan hal yang tidak berguna itu, Alya. Aku sama sekali tidak mempermasalahkan uang yang sudah aku keluarkan, dan kau pun menyelamatkan kami. Dengan menikah denganku, saat ini kau adalah tanggung jawabku. Karena itu, lakukan saja apa yang aku katakan."

Zain menyorot wajah Alya dengan tatapan intens, membuat gadis berkulit sawo matang itu tertunduk malu. Samar-samar ia mengangguk, dengan bibir mengulas senyum tipis.

"Terima kasih, Mas," ucapnya lembut.

Zain mengangguk.

"Hem! Aku harap kau akan memberikan hasil yang baik. Fokuslah untuk berkuliah nantinya, urusan rumah tidak usah ikut campur. Di rumah ini sudah ada banyak sekali pekerja, tidak usah hiraukan apa yang Mama katakan."

.

.

.

Kepala Mira mengangguk-anggukkan kecil mendengar informasi yang keluar dari adik sang mantan kekasih, gadis remaja berseragam putih abu-abu ini masih sangat menyayangi dirinya. Siapa sih, yang mau melepaskan batu berlian demi batu kali seperti Alya. Gadis kampungan, yang tidak bisa dibanggakan.

"Oh, jadi begitu," sahut Mira dengan ekspresi wajah ramah.

"Iya, Mbak. Sampai suasana di rumah jadi gak asik, sama sekali," balas Farah sebelum berdecak sebal.

Mira memasang ekspresi wajah pura-pura prihatin atas apa yang menimpa Alya, walaupun ia sendiri sudah tahu apa yang sudah terjadi.

"Tetapi Farah, apa mungkin lelaki itu mau melakukan itu pada, Alya. Dia kan dari atas sampai bawah ketutup kayak lemper, dan gak ada cantiknya. Gak pakai make-up begitu."

Farah menyesap jus mangga dingin miliknya, dan mengangguk setuju.

"Nah, kita satu pemikiran Mbak. Bayangin aja, nih, Mbak. Siapa juga yang akan nafsu liat si dekil dari kampung itu, gak ada cantik-cantiknya. Papa sampai harus bolak-balik dari kantor polisi ke rumah Pak Adam. Demi bikin itu lelaki mendekam di penjara, cuma aku sih gak yakin. Pasti si kampungan itu yang menggoda lelaki tua mesum itu, kalau gak tentu saja gak akan ada asap kalau gak ada api, kan, Mbak?"

Mira mengulum senyum.

"Iya, tapi Zain sama Papa percaya sama Alya. Jadi ya, begitu, lah."

"Tapi aku gak akan pernah percaya sama dia, Mbak."

"Loh, kenapa?"

"Dia itu kelihatan saja alim, kita gak ada yang tahu bagaimana tabiatnya. Dan yang bikin ngeri itu dia menempel terus ke Mas Zain. Dah kayak lintah saja," cemooh Farah.

Mira sangat bahagia melihat bagaimana tidak sukanya, Farah pada Alya.

"Kalau begitu Farah coba bantuin itu, Kakak iparnya. Siapa tahu kalau Farah bantuin buat perawatan bisa kinclong kayak mutiara," kelakar Mira.

"Ha? Ogah, Mbak. Gak mau, ah. Lihat wajahnya saja sudah bikin aku mual," tukas Farah sebelum keduanya kembali terasa keras.

.

.

.

"Astaghfirullah!" Alya mengelus dada berulang-ulang melihat bagaimana Farah berpenampilan.

Dengan celana hotpants, dan baju kekurangan bahan. Gadis cantik itu, memperlihatkan lekuk tubuhnya. Awalnya Alya memberikan seribu alasan untuk tidak ikut dengan adik iparnya, ini. Bukan tanpa alasan Alya begitu, lantaran setiap mengikuti Farah. Maka akan ada-ada saja yang terjadi, tidak ada yang mengenakan hati Alya.

"Kenapa sih, Mbak?"

"Ya Allah! Itu pakaian ganti, Farah. Kalau pakai yang tadi saja, lebih sopan."

"No! No! No! Gak bisa. Masa ke sana harus pakai pakaian sopan, sekali Mbak masuk pakai pakaian yang aku pilih," tutur Farah mengembangkan senyum lima jari.

Alya terbelalak kepala mengeleng cepat, seperti apa yang Alya duga. Tidak ada yang beres kalau sudah pergi bersama dengan Farah, sang adik ipar.

"Tidak, Farah. Mending sekarang kita pulang saja, ini sudah jam setengah 8. Mas Zain pasti sudah di rumah," tolak Alya dengan tegas.

Farah berdecak sebal, kenapa sulit sekali mengatur wanita satu ini. Ia mendesah kasar, ingin marah. Akan tetapi ide gila terlintas di otaknya, dan mengurungkan niatnya untuk marah.

"Baiklah, kalau begitu. Mbak tunggu aku di sana, aku mau ganti baju dulu. Jangan beranjak dari sana sampai aku keluar dari kamar ganti, oke!"

"Iya, cepetan ya, Farah. Gak baik pulang malam-malam," sahut Alya kembali mengingatkan.

Farah mendorong-dorong kecil punggung Alya untuk menunggu di kursi tak jauh dari ruangan ganti, gadis cantik itu melangkah berlainan arah dari ruangan ganti. Menuju kasir, tersenyum miring.

"Rasain, kau! Aku tinggalin di sini, sampai tutup ini, toko."

.

.

.

Farah bersembunyi di balik tubuh sang ibu, rumah besar itu tampak heboh. Waktu sudah menunjukkan pukul 24.00 WIB, dan sang nyonya muda yang dikiranya akan kembali ke rumah bersama Farah. Nyatanya tidak seperti itu, bukan hanya Zain saja yang kesal saat ini. Usman selaku kepala keluarga pun, ikut marah.

1
Merah Mawar
bBgus
Merah Mawar
okeu
Annisa Rahman
Mari mari yuk mampir kesini ditinggu kedatangannya
bolu
selama baca dari chapter 1-22 jalan ceritanya sangat bagus dan fresh, tolong secepatnya update chapter ya kak ✨🌼
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!