Aqila Prameswari dan Qaila Prameswari adalah saudari kembar yang lahir dari pasangan suami istri Bayu Sucipto dan Anggi Yulia. Dua gadis cantik nan ramah ini menjadi buah bibir di sekolahnya, SMK Binusa, seakan tiap laki-laki memimpikan kedekatan dengannya.
Namun, walaupun penampilan mereka begitu sama, bak pinang dibelah dua, ada satu hal yang membedakan mereka: sifat mereka. Qaila Prameswari, adik kembar Aqila, memiliki karakter yang sangat berbeda dari kakaknya.
Bagai langit dan bumi, perbedaan sifat antara Aqila dan Qaila menjadi satu fenomena menarik di kalangan teman-teman sekolah mereka. Sementara Aqila dikenal sebagai sosok yang hangat dan penuh semangat, Qaila memiliki pesona misterius yang mengundang rasa penasaran dan takjub sekaligus.
Aqila, seorang gadis cantik yang telah memiliki kekasih, yaitu seorang mahasiswa di universitas terkemuka di kotanya. Sementara itu, Qaila - sang adik kembar, sama sekali tak tertarik berpacaran dan bahkan tak memiliki teman laki-laki.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Puji Lestari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 14
Qaila pun membuka pintu kamar mandi itu dan sedikit mengintip, untuk memastikan di luar aman tidak makhluk mengesalkan yang bernama gavi.
" Ngapain ngintip ngintip?" Tanya gavi yang kini menatap qaila dari celah sempit itu.
" Aaaaa!!"
Brakkk
Qaila berteriak, terkejut karena gavi malah berada tepat di depan pintu. Karena takut gavi akan menerobos masuk, qaila langsung menutup kembali pintunya dengan sangat keras.
" Woy! Pintu kamar mandi gue bisa rusak." Teriak gavi dari luar.
" Lo ngapain si di situ?" Tanya qaila kesal.
" Gue juga mau mandi, lo lama banget si." Balas gavi.
" Ya tapi lo ngapain malah berdiri di depan pintu, lo kan bisa nunggu di luar kamar." Balas qaila.
" Ini rumah gue, jadi terserah gue dong mau nunggu dimana." Balas gavi.
" Keluar lo sekarang juga! Atau gue seret kalo gak keluar keluar." Ancam gavi.
Qaila pun menggigit bibir bawah nya, gadis itu begitu panik saat ini. Takut dengan ancaman gavi dan juga tidak mau kejadian memalukan itu terulang untuk kedua kali nya.
" Sabar!" Teriak qaila sambil menelan salivanya dengan susah payah.
" Satu..."
" Dua.."
" Gue lupa bawa handuk, tolong ambilin handuk gue!" Ucap qaila cepat sebelum gavi menyelesaikan hitungan nya.
" Ngomong kek dari tadi!" Balas gavi kesal.
" Y-a ini gue ngomong, cepetan ambilin handuk." Ucap qaila dengan gugup.
" Sabar!" Balas gavi, dengan malas mengambilkan handuk milik qaila.
" Buka pintunya!" Ucap gavi dari luar.
" Tapi jangan ngintip!" Ucap qaila tegas.
" Gak minat gue qai, sumpah!" Balas gavi .
Qaila pun membuka pintu kamar mandi nya dengan sedikit demi sedikit, tangannya terulur keluar untuk mengambil handuk miliknya.
" Mana handuk nya?" Tanya qaila.
" Ck! Nih, buruan." Ucap gavi kemudian menyerahkan handuk motif Hello Kitty milik qaila.
Ceklekk
Qaila pun membuka pintu kamar mandi nya lagi dan segera keluar dari sana dengan hanya menggunakan handuk saja.
" Apa liat liat!" Ucap qaila menatap tajam gavi.
" Dih, minggir gue mau lewat!" Balas gavi menyenggol bahu qaila dengan kuat dan langsung masuk ke dalam kamar mandi.
" Awww! Sakit." Cicit qaila.
Gavi yang sudah masuk ke dalam kamar mandi pun langsung menyalakn air shower dan membiarkan air itu mengguyur tubuh polos nya.
" Sabar gav, sabar!" Gumam gavi dengan wajah memerah.
Gavi mati mati an menahan hasrat nya, melihat qaila lagi lagi hanya menggunakan handuk yang melilit tubuh polos gadis itu.
" Benar benar gak tau malu qaila!" Gerutu gavi yang kini terpaksa harus mendinginkan tubuh nya.
Setelah drama di kamar mandi tadi, qaila kini keluar kamar nya. Gadis yang menggunakan piama tidur berwarna merah muda itu mendudukkan tubuh nya di sofa dengan selimut tebal yang membelit tubuh nya.
Qaila menikmati menonton acara di tv, sampai tidak sadar gavi sudah keluar dan sedang berjalan kearah nya.
" Lo mau makan gak?" Tanya gavi membuat qaila dengan malas menatap kearah pria itu.
" Ya kalo niat ngasih makan anak orang itu gak perlu nanya kali, langsung beliin kan bisa." Balas qaila sinis.
" Takut lo udah makan, lo sensi banget deh perasaan sama gue." Balas gavi kesal, tapi laki laki itu tetap mendudukan tubuh nya di samping qaila.
Qaila tak menanggapi gavi, gadis itu memilih kembali fokus dengan film yang sedang ia tonton.
Gavi pun tak perduli dengan qaila, laki laki itu fokus dengan benda pipih yang ada di tangannya.
" Qai?" Panggil gavi menatap gadis itu.
" Hemm." Balas qaila malas.
" Sebentar lagi makanan nya datang" ucap gavi.
" Hemm." Balas qaila lagi.
" Ekhem! Tiba tiba gue ada urusan mendadak, lo makan malam sendirian gak papa kan?" Tanya gavi sambil menggaruk tengkuk nya yang tak gatal.
Qaila menatap datar gavi, bagi qaila gavi terlalu berlebihan sampai bertanya hal setidak penting itu baginya.
" Pergilah, gak pulang juga malah bagus." Balas qaila membuat gavi mendengus kesal.
" Yaudah kalo gitu gue pergi dulu ya, lo habis makan langsung tidur jangan pergi kemana mana." Cerocos gavi membuat qaila memutar bola matanya dengan malas.
" Sok perhatian!" Cibir qaila.
Cup
" Woy!" Teriak qaila tak terima, saat tiba tiba gavi mencium kening nya sekilas.
" Gak sopan teriak teriak sama suami!" Balas gavi yang sudah menghilang di balik pintu.
" Dih, Kesambet apa an si tu orang." Gerutu qaila sambil memegang kening nya yang bekas di cium gavi.
Tak lama makanan yang di pesan gavi pun datang, qaila pun langsung menerima makanan yang di antar oleh kurir tersebut dan segera membawanya masuk ke dalam.
" Banyak amat, dia pikir gue makan sebanyak ini apa?" Gerutu qaila.
" Ahh bodo amat lah, yang penting gue kenyang dulu." Ucap qaila lalu membuka satu persatu bungkus makanan yang ada di depannya.
Di tempat lain, gavi yang baru saja sampai di sebuah gedung itu pun langsung memarkirkan motor besar nya milik nya. Disana motor lain sudah berjejer rapi.
" Gue kira pengantin baru gak bakalan dateng." Seru marko sambil cekikikan.
" Kusut amat muka lo gav?" Tanya ezar.
" Belum dapet jatah kayak nya zar." Balas damian sambil terkekeh.
" Lo seriusan udah nikah?" Tanya ezar menatap gavi serius.
" Jangan sampe rahasia ini di ketahui siapa pun, cukup kita aja yang tau." Ucap gavi sambil menyandarkan tubuh nya di sofa.
" Terus Aqila gimana?" Tanya ezar yang memang lebih tau banyak tentang aqila pacar gavi.
" Gue terpaksa putusin dia, gue gak mau nyakitin dia dengan perjodohan ini." Jelas gavi.
" Tapi dengan lo mutusin dia kaya gini juga bikin dia sakit gav?" Cecar ezar.
" Gue gak ada pilihan lain, gue butuh waktu buat bahas lanjutan hubungan gue sama qaila." Jelas gavi.
" Lo berencana untuk ngakhiri hubungan lo sama istri lo?" Tanya ezar terkejut.
" Gue cinta nya sama aqila zar, lo tau itu." Balas gavi yang sebenarnya begitu pusing memikirkan masalahnya.
" Tapi lo harus segera bertindak gav, kalo lo kelamaan ambil keputusan lo bakalan nyakitin kedua saudara kembar itu." Jelas ezar.
" Gue yakin cepat atau lambat qaila juga bakal ada rasa sama lo, apa lagi lo memperlakukan dia dengan baik juga. Jangan ngasih harapan ke dua perempuan sekaligus."
" Hemm" balas gavi sambil memejamkan matanya.
Pikirannya tertuju kepada qaila, bahkan gavi sudah melihat tubuh gadis itu. Di lain sisi juga gavi memikirkan aqila, wanita yang ia cintai selama ini.
" Gav, aqila telepon." Ucap marko, membuat gavi membuka matanya dengan malas.
" Bilang aja gue lagi sibuk sama anak anak yang lain." Balas gavi yang masih belum bisa berbicara dengan aqila.
" Oke!"