NovelToon NovelToon
Aku Menjadi Nenek

Aku Menjadi Nenek

Status: sedang berlangsung
Genre:Sistem
Popularitas:18.8k
Nilai: 5
Nama Author: samsuryati

Dinda tidak sadar sudah meninggal sampai dia berubah menjadi wanita tua dengan empat anak dan dua menantu perempuan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon samsuryati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

19

 Adinda memandang langit yang gelap, dia menarik nafas panjang kemudian berkata ,"kita harus berhati-hati jalanan sudah semakin gelap"

Arui masih menarik gerobaknya dengan semangat.Keringatnya sudah bercucuran sampai pakaian yang dia kenakan basah. Sementara Adinda yang membantu mendorong gerobak sama letihnya dengan Arui.

Tapi ibu dan anak ini sama sekali tidak berniat untuk berhenti.

Arui yang sedang menarik gerobak tersenyum dan berkata ,"Ibu aku sama sekali tidak takut. Sekarang keluarga kita tidak takut akan kelaparan dengan begitu banyak bahan makanan ini"

Tapi di dalam hati dia menambahkan "ibuku maha kuasa, dia tahu segalanya"

Adinda hanya bisa tersenyum mendengar pujian yang dilontarkan oleh Putra tertuanya ini. Semakin jauh mereka berjalan pada akhirnya mereka tiba di desa Jiang.

Berbekalkan bintang-bintang di langit, Adinda menemukan jalan ke hutan bambu. Jika tidak khawatir tentang para pengungsi mereka berdua pasti akan menyalakan obor.

Mereka memasuki hutan bambu, segera suara gemerisik dedaunan berbunyi mengiringi langkah kaki mereka berdua.

"Arui, mari kita sembunyikan gerobak"kata Adinda.

"Baik Bu "jawab Arui dengan patuh.

Arui menemukan ada bebatuan besar yang berlumut ,dia segera menarik gerobak ke sana. Adinda juga menemukan batang-batang bambu yang sudah tua. Dengan sedikit rengkuhan bambu itu patah.

Kemudian patahan bambu semuanya diletakkan atas gerobak untuk menyamarkan gerobak itu.

Sementara Arui belum cukup puas dia menemukan beberapa hal lagi . Tapi sekeras apapun dia bekerja Arui masih tidak memiliki rasa aman di dalam hatinya.

Gerobak ini sungguh menggoda para pengungsi yang kelaparan. Dia sangat khawatir hal baik ini akan ditemukan oleh seseorang yang usil.

Adinda hanya tertawa kecil melihat tingkah Arui yang khawatir .Dia menepuk pundak putranya dan berkata "jangan khawatir nak jika ini memang rezeki kita maka dia tidak akan pergi kemana-mana.Tapi jika ada orang yang beruntung, itu adalah rezekinya"

Arui tidak tega.

Semua ini adalah makanan, semua ini adalah harapan untuk bisa makan di masa depan.

Kehidupan akan semakin sulit semenjak ini dan mereka harus bertahan selama mungkin.

Tapi sayang tenaganya tidak cukup untuk membawa barang berat dalam kondisi gelap di tengah hutan belantara.

Jika nekat berjalan di siang hari dikhawatirkan, gerobak yang penuh makanan ini tidak akan pernah sampai ke dalam goa.

"Arui ,bantu ibu mengisi keranjang ini, kita harus membawa makanan sebanyak mungkin di dalam keranjang" kata Adinda mengingatkan Arui.

"Oh ibu,apa sebaiknya kita bermalam di sini.Malam gelap ,aku khawatir Bu"

"Tapi nak, tinggal di sini juga ada resikonya.Hutan bambu juga rentan dengan hewan buas. Kita tidak mungkin pergi mencari rumah singgah kan.Jadi tinggal atau pergi sama saja"

Adinda sengaja mengatakan seperti itu. Melakukan perjalanan yang berisiko di tengah hutan di malam hari memang sedikit mengkhawatirkan seperti apa yang dipikirkan oleh Arui.

Tapi Adinda punya alarm kebakaran,dia selalu bisa menghindari kecelakaan apapun.Lagipula dari hutan bambu tidak akan lama mereka bertemu sungai dan dari sungai hanya sekitar sepuluh menit akan tiba di jurang.

Dia sudah rindu dengan bantal.

Arui tidak memiliki mental membantah perkataan ibunya lagi pula apa yang Ibu katakan selalu benar. Jadi tanpa Kata dia mengisi keranjang miliknya dan keranjang milik Adinda dengan barang-barang. Sebagai laki-laki dia mengisi penuh keranjangnya dengan beras dan gandum .Sementara keranjang Adinda hanya diisi dengan beberapa kain jarum dan benang.

Adinda tersenyum melihat tingkah putranya ini .Tapi dia cukup bahagia menemukan Putra secara gratis .Selain cukup tampan putra ini juga cukup berbakti.

Adinda tanpa sadar sudah menerima identitas dirinya sebagai wanita tua dengan empat anak.

"Dulu aku tidak pernah kepikiran bisa membawa begitu banyak beras di punggungku. tapi sekarang aku bisa membawanya dan itu masih gratis hehehe" kata Arui tertawa.Sangking bahagia nya , beban sebegitu banyak serasa seringan kapas.

" Jangan terlalu cepat senang masih ada perjalanan panjang sampai kita bisa pulang," kata Adinda.

Arui mengangguk kepala dan mulai memindahkan keranjang yang sudah diisi kain ke atas punggung ibunya. Sementara dia mengambil keranjang paling berat di punggungnya sendiri.

Di punggungnya ada beras tepung dan jagung bijian, ada juga beberapa bumbu dapur.

Ah senang rasanya mendapatkan barang gratis.

"Tidak apa-apa Ibu setelah ini kita masih bisa makan nasi, ini adalah nasi putih bukan nasi hitam yang biasa kita makan" katanya dengan senyum yang tulus.

Adinda tersenyum lagi melihat betapa bahagianya anak itu .Hanya dengan membayangkan bisa makan nasi putih.

Bahagia itu sebenarnya sederhana.

Segera ibu dan anak ini meninggalkan hutan bambu dengan cepat. Karena sudah gelap keduanya cukup hati-hati tapi tidak berarti perjalanan mereka melambat dengan itu.

Setelah melewati hutan bambu mereka mulai menemukan anak sungai, suara air yang mengalir , serta suara jangkrik yang mengiringi perjalanan mereka menjadi alunan musik yang merdu.

Arui yang sudah melewati jalan ini tadi pagi segera mengerti jika perjalanan mereka tidak akan lama lagi.

Dia bersemangat lagi.

"Arui, berhenti dulu "kata Adinda tiba tiba.

"Ada apa Bu?" tanya Arui.

"Tidak,di depan ibu melihat seekor beruang buta,diam dulu"

Alarm kebakaran memang menyebutkan, ada beruang buta di depannya. Bukan saja alarm kebakaran tapi juga sistem memberikan tulisan merah yang begitu mencolok

"beruang madu apakah Anda menjualnya?"

Sial, jika tidak takut dengan beruang sebesar itu maka Adinda lebih suka menjualnya ke dalam sistem.Tapi ini juga masalah.

Arui yang mendengar ada masalah di depan tiba-tiba menggigil tanpa sebab. Dia khawatir kehilangan nyawa dalam pekerjaan. Tapi dia lebih khawatir dengan ibu tuanya yang malang.

"Ibu..

Ssttt..

Beruang madu, cukup baik. Dia tidak akan mengganggu jika orang tidak mengganggu dirinya.Lagipula kegelapan malam membantu Adinda dan putranya menyembunyikan diri dengan baik.

Arui mendengar arahan ibu dan bersembunyi di balik pohon tanpa mengeluarkan suara sedikitpun. Dia sama sekali tidak melihat keberadaan beruang madu. Tapi sesekali dia mendengar rengekan beruang dan suara berisik ketika beruang itu mematahkan dedaunan.

Pada saat ini dia yakin jika memang ada beruang buta di depan.

Adinda sangat menyesal sudah menyia-nyiakan uang yang diantar di depan pintu. Kemudian dia ingat jika tadi dia sudah membeli sebuah sistem ruang angkasa sekali pakai.

Jarak tempuh sebanyak lima meter dan dia tidak perlu menyentuh target.

Segera Adinda menyipitkan matanya dan mengunci harimau madu dengan cepat.

"Ambil"

Swing...

Mata Adinda yang menyipit, melihat beruang madu dengan berat hampir 200 kilo hilang di tempat.Dia juga melihat lima keping emas tergeletak di dalam loker nya dengan tiba-tiba.

Wah, emas ya bukan perak.

Hebat.

Jantung Adinda bergemuruh melihat emas-emas itu tergeletak rapi. Dia langsung bersemangat dan berpikir, gunung sebenarnya adalah harta karun yang nyata.

Sistem luar angkasa sangat bagus tapi sayang hanya sekali pakai.Tapi tidak apa-apa,ini sebanding dengan harga yang di dapatkan.

Arui tidak tahu apa yang terjadi di depannya karena kondisi yang gelap tadi. Karena tidak ada pergerakan lagi dari depan, dia berpikir beruang buta sudah pergi dengan sendirinya m

"Ibu," katanya ."sepertinya beruang buta sudah pergi"

Adinda dengan penuh rasa bersalah berkata ,"ayo, sudah cukup petualangan hari ini"

Ibu dan anak segera memulai lagi perjalanan mereka. Keduanya menyusuri lagi pinggiran sungai dan akhirnya keluar dari jalan yang sudah dikenal.

Adinda sudah membuat tanda pada sebuah batu besar agar mudah dikenali. Arui melompati batu itu dengan tersenyum, sepertinya dia lupa dengan keranjang berat di punggungnya.

Dia berkata,"Ibu akhirnya kita sudah sampai. Apa yang terjadi hari ini seperti sebuah petualangan Bu, aku bersemangat"

Adinda mau tidak mau tersenyum melihat ke sifat kekanak-kanakan dari Arui. Tapi kegembiraan di wajah nya. Tidak menipu sama sekali.

Meskipun dia sudah menikah dan memiliki calon momongan, tapi pada dasarnya dia masih anak yang berusia 17 tahun. Arui masih cukup muda dan memiliki begitu banyak petualangan yang bisa dia temukan.Sayangnya dia menikah terlalu dini, jadi petualangan petualangan yang seharusnya dia lewati sudah diredam begitu saja.

Berjalan lima menit lagi, kedua nya tiba di pinggir jurang.Di jurang sa adik ipar ketiga .Dia memandang dari jauh.Ketika melihat ibu dan anak datang, wajah nya segera sumringah lagi.

"Paman ke tiga"Sapa Arui .

"Kalian baik baik aja kan, kekek menghawatirkan kalian jadi aku menunggu di sini"Kata nya.

"Paman , tidak apa apa,mari pulang dulu"kata Arui lagi.

Dia tidak sabar untuk menceritakan tentang petualangan nya hari ini.Tapi ibu nya yang sudah tua, sudah lelah, jadi pulang dulu baru cerita.

Adik ipar ketiga tidak tertarik dengan isi keranjang.Dia benaran peduli terhadap keduanya.Tapi dia berinisiatif untuk membantu memindahkan keranjang dari Adinda ke punggung nya.Pada saat itu lah dia menyadari ada barang berat di dalam keranjang.

"Arui,apa ini?"

Pasar mungkin tidak akan di buka pada saat ini, tapi kemana ibu dan anak bisa membeli barang.

Arui tertawa kecil tapi ini bukan waktunya berbicara.

Segera Adinda dibantu oleh kedua nya pulang ke gua.Tiba di gua ada Aan dan Ayu yang juga khawatir.

"Bu, syukur lah ibu sudah pulang,apa ibu lapar" tanya Ayu.

Adinda bahagia lagi,anak baik akan bertanya tentang kondisi orang tua terlebih dulu sebelum bertanya tentang hadiah atau oleh oleh.

"Ayu ibu lapar tapi ibu ingin mandi dulu,siap akan air mandi di kamar ibu"kata Adinda.

Hem.

Ayu dan Ami bergegas menyediakan keperluan Adinda.Ayu membawa air panas ke bapak mandi di kamar, sementara Ami mengambil makan malam untuk Adinda.

Selagi kedua nya sibuk, Adinda melaporkan kepulangan nya pada dia lansia.Dia sadar jika Arui sudah pun menceritakan petualangan mereka hari bini pada dia lansia itu dengan semangat.

"Menantu pertama,ini bagus.Karena penemuan ini, keluarga pertama akan mendapatkan seluruh kain yang di bawa pulang.Besok sebelum terang, Yang ketiga akan mengikuti Arui mengambil gerobak"

Arui senang dengan pembagian ini.Mereka makan dengan panci besar jadi bahan makanan tidak bisa di bagi . Berbeda dengan non makanan, seperti kain dan benang.

Apa yang di bawa oleh Adinda dan Arui adalah milik mereka, sementara yang di dapat kan setelah itu,perlu di bagi kan sama rata.

Ini adil.

"Kakak ipar ,apa memang akan ada kebocoran di masa depan?"tanya Adik ipar ketiga .

Kain yang dibawa pulang cukup bagus ,ini membuat dia berpikir keras.Ada banyak orang kaya di kota,ada sejumlah pertokoan dan apotik.Belum lagi restoran mewah.

Semua hal ditinggalkan begitu saja tanpa pemiliknya sama sekali.

Adinda sendiri menyebutkan jika mereka cukup menunggu beberapa bulan di dalam gua .Setelah kondisi stabil mereka bisa turun lagi ke desa Dingzhau.

Tapi sekarang melihat bagaimana Arui membawa barang yang tidak pernah bisa mereka beli sebelumnya dia jadi bersemangat.

Jangan pikirkan tentang makanan dulu.

Pikirkan tentang restoran mahal yang mungkin tidak bisa mengangkut peralatan dapur secara keseluruhan.

Restoran memiliki gudang yang menyimpan peralatan dapur besar seperti panci besar, wajan bahkan baskom besi.

Bagaimana dengan pisau dapur yang harganya tidak terjangkau oleh mereka penduduk desa di masa lalu.

Belum lagi beberapa restoran pasti memiliki meja dan kursi yang berasal dari kayu mahal.

Wah.

Rezeki nomplok.

Adinda yang mendengar ide ini juga bersemangat.Dia yang tadi nya kelelahan tiba-tiba merasa segar kembali.

Peralatan yang tinggalkan ini sebenarnya tidak murah di waktu waktu tertentu.

Tapi nilai jual barang-barang ini mungkin dihargai mahal oleh sistem. Ketika semua orang sibuk menyimpan semua barang yang di temukan,dia pasti akan memilih kesempatan untuk menjualnya lagi.

"Ayah mertua aku juga setuju dengan ini.Arui sudah memiliki istri dan akan menjadi seorang ayah.Ku pikir sudah waktunya membuat rumah terpisah dia jika kita turun gunung "

Rasa bahagia yang tadi datang tiba-tiba menghilang seketika dengan ide yang diluncurkan oleh Adinda.

Rencananya memang bagus tapi sepertinya ini adalah sebuah perpisahan.

Saat ini jarang sekali orang tua yang mengisahkan diri dan anak-anak mereka. Akan tiba saatnya di mana orang tua akan dirawat oleh anak-anak.

Dengan begitu, hanya anak-anak yang melakukan kesalahan fatal yang akan dikeluarkan dari keluarga.

Arui mendadak murung mendengarkan kata-kata ibunya.

Adinda tidak sadar dengan apa yang dia katakan ,sampai dia melihat wajah semua orang tiba-tiba memburuk terutama dengan ayah dan ibu mertua.

Segera Adinda tertawa dan berkata,"ibu mertua, Aku tidak akan memisahkan diri dari anak-anakku. Tapi aku hanya mengambil kesempatan ini untuk memberi kehidupan yang terbaik bagi mereka"

"Ibu maksud apa? apa Aku melakukan kesalahan," tanya Arui dengan sedih.

Adinda merasa bersalah lagi tapi dia memeluk putranya dengan cepat sampai pria setengah matang ini memerah.

Kau tahu seorang anak berusia delapan tahun keatas tidak pernah lagi dipeluk oleh orang tuanya. Pada usia itu mereka sudah dianggap sebagai pria dewasa kecil.

Tapi Adinda memiliki mental berbeda. menurutnya pada usia 17 tahun mereka masih remaja yang labil. Jiwa petualangan dan masa huru-hara nya masih ada. Tapi anak-anak di era ini sudah dewasa melebihi waktu usia mereka.

Arui misalnya.

Pada usia ini dia sudah memiliki tanggung jawab di pundaknya bahkan sudah memiliki seorang istri sah.

Masa mudanya dihabiskan dengan cara seperti itu.

Adinda mengerti dengan kesalahpahaman yang sudah dia buat sendiri. karena itu Adinda berkata,"ayah ibu mertua aku mendapatkan beberapa ingatan bagus di dalam memoriku akhir-akhir ini. Ada kenangan di mana seorang petani miskin tiba-tiba menjadi kaya setelah masa kerusuhan.Aku tidak tahu di mana aku melihat itu, tapi ku pikir kita bisa melakukan hal yang serupa jika kita mau"

Eh.

Petani miskin bisa mendadak kaya di masa kerusuhan.

Apa maksudnya.

1
Yurniati
terus lanjut update nya thorr
Yurniati
pesta daging keluarga Ding, semangat terus update nya thorr
Keyrul Bee
lanjutkan petualangan mu nyonya Ding 🤗🤗
Fauziah Daud
hahaha..
anna
maaf y thor,aku bingung hrs ngetik apa pokoknya 👍👍👍 deh and lanjut, sukses dan sehat selalu 😘😘😘
Lala Kusumah
semangat adinda 💪💪
Yurniati
tetap semangat terus update nya thorr
Yurniati
makin semangat Dinda cari rampasan,,,,,
terus lanjut update nya thorr
Fauziah Daud
keren..
Yurniati
tetap semangat terus thorr
Yurniati
Adinda semangat terus berjuang buat keluarga,,,,,,
terus lanjut update nya thorr
Lala Kusumah
kereeeeeennn adinda....
Yurniati
terus lanjut update nya thorr
Yurniati
selamat juga Zhang Hai tetap semangat terus
Hema Line Aritonang Ajha
lanjut banyak
Fauziah Daud
lanjuuut
Lala Kusumah
lanjuuuuuuuuut
Lala Kusumah
semoga mereka bertemu dgn klg yg lain ya ... lanjutkan
Yurniati
tetap semangat terus update nya thorr
Yurniati
semoga ketemu mereka, jangan sampai kena tangkap lagi sama orang yang kelaparan itu,,,,,👍👍💪💪🙉🙉
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!